KOMPLIKASI NIFAS
Dr. I Gusti Ngurah Made Bayuningrat, Sp. OG(K)., M.M.
2 SUBINVOLUSI UTERUS
PATOFISIOLOGI PENATALAKSANAAN
GEJALA PENCEGAHAN
Perspektif Patologist :
Endometritis Akut : ada neutrophil di dalam
kelenjar endometrium.
Endometritis Kronis : ada sel plasma dan limfosit
dalam stroma endometrium
EPIDEMIOLOGI Endometritis (jarang)
• Insiden Metritis di Parkland Hospital
pada wanita yang MELAHIRKAN
NORMAL 1-2%. Insiden Endometritis postpartum di Amerika
Serikat bervariasi tergantung pada :
• Pada persalinan pervaginam,
Cara persalinan, Populasi pasien
Wanita yang berisiko tinggi
mengalami infeksi à Faktor risiko, dan antibiotika profilaksis
yang diberikan
– Pecah ketuban,
PERVAGINAM : 1-3%
– Persalinan memanjang,
OPERASI SESAR : 13-90%
– Pemeriksaan dalam berulangkali
Kasus non obstetric, Endometritis
à menimbulkan METRITIS 5-6%, bersamaan dapat terjadi 70-90% dari
sedangkan pada kasus salpingitis yang terdata.
KORIOAMNIONITIS risiko infeksi
menetap 13% Apapun jalan bersalinnya, itu beresiko terhdap endometrium
atau rongga rahim. Apalagi jalan yg dipilih SC karena banyak
alat yg digunakan dan lukanya lebih besar dibandingkan
pervaginam, makanya tingkat infeksinya lbh tinggi
ETIOLOGI Endometritis
• Penyakit polimikroba yang melibatkan,
rata-rata 2-3 organisme
• Kebanyakan kasus : INFEKSI ASENDERING
dari organisme yang ditemukan pada flora
normal vagina (dari bawah/kemaluan)
• Ureaplasma urealitikum dan Gardenella
dihubungkan dengan peningkatan infeksi
nifas.
• penyebab lain : Bius Umum, Operasi Sesar
Kehamilan Ganda, Usia Ibu dan belum
pernah punya anak, Persalinan
memanjang, Kegemukan, Air ketuban hijau
• Karena bekas bersalin dan ada darah di
dalam itu akan menjadi tempat
berkembang biaknya kuman lebih mudah
makanya banyak terjadi pd ibu2 masa nifas
PATOFISIOLOGI Endometritis
Bisa ada abses, penularannya Endometrium kan bagian lapisan mukosa dari rahim, diluarnya
bisa infeksi langsung atau bisa ada miometrium,diluarnya lagi serosa. Jika dari endometrium
juga melalui kelenjar dia meluas lagi bisa ke otot rahimnya à miometritis, kl kena
serosa àparametritis jadinya, diluar dari rahim lagi, didinding
perutnya àperitonitis
GEJALA Endometritis
o Demam 38-390C
o Menggigil
o Nyeri Abdomen
o Nyeri Parametrium
o Lekositosis (15.000-
30.000 cells/µL)
o Lokia berbau
melahirkan.
7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat- 500 gram
• Terjadi gangguan kontraksi, simfisis
pembuluh darah tidak
menutup sempurna, 14 hari (2 minggu) Tak teraba 350 gram
perdarahan terus menerus,
42 hari (6 minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50 gram
memicu infeksi dan inflamasi
endometrium à subinvolusi
56 hari (8 minggu) Normal 30 gram
GEJALA Subinvolusi Uterus
• Umumnya gejala tidak tampak 4-6 minggu pasca salin
– Uterus membesar dan penurunannya lambat serta tonus uterus
lembek.
– Lokia banyak dan menetap (memanjang) bisa lebih dari 2
minggu pasca salin.
– Lokia berbau jika terjadi infeksi
– Tampak pucat, tekanan darah rendah
– Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah banyak
– Nadi lemah, gelisah, letih, ekstremitas dingin.
– Lekore
– Perdarahan massif yang tidak teratur
PEMERIKSAAN FISIK Subinvolusi Uterus
• Pada pemeriksaan bimanual uterus akan tampak lebih
lebar dan lebih lunak
• Ibu mengatakan darah yang keluar dari kemaluan berbau
menyengat dan kadang disertai demam.
• Pemeriksaan Fisik :
– Terlihat pucat
– Demam
– Uterus tidak berkontraksi
– Letak fundus uteri tetap tinggi/penurunan fundus uteri
melambat
PEMERIKSAAN PENUNJANG Subinvolusi Uterus
• USG : mengidentifikasi fragmen yang tertahan di dalam
uterus.
• Radiologi
• Laboratorium (Darah Lengkap, Golongan darah, Clotting
time, Bleeding Time)
DIAGNOSIS BANDING Subinvolusi Uterus
• Atonia Uteri (karena atonia uteri rahimnya juga
membesar, kejadiannya ada yg dini dan ada juga yg
lebih dari 42 jam terjadi, karena atonia juga bagian dari
salah satu faktor penyebab subinvolusi)
• Perdarahan Post Partum (krna gejalanya juga keluar
darah, harusnya sudah bersih dlm 42 hari kecuali haid)
PENATALAKSANAAN Subinvolusi Uterus
• Pemberian UTEROTONIKA
– Metilergometrin (Metergin) 0,2 mg 3-4 jam dalam 24-48 jam
pertama secara oral (agar tonusnya bagus)
• Pemberian ANTIBIOTIKA
– Jika TERDAPAT INFEKSI maka diberikan ANTIMIKROBA
(AZITHROMYSIN DAN DOXYCYCLINE)
• Jika ada SISA JARINGAN di cavum uteri dilakukan
KURETASE.
• Pemberian TRANSFUSI (Jika HB < 7gr/dl) (kl lebih dari 7
berikan tablet besi)
PENCEGAHAN Subinvolusi Uterus
• Pemeriksaan lanjut perkembanagn fase nifas.
• Konsumsi zat gizi dan vitamin (berikan KIE tentang
nutrisi)
• Olah raga (senam kegle/jepit lepas)
PROGNOSIS Subinvolusi Uterus
• PROGNOSIS BAIK apabila tindakan segera dilakukan
serta perdarahan akibat subinvolusi uterus segera
dihentikan.
Deep Vein Thrombosis (DVT)
• DEFINISI : BEKUAN DARAH (Trombus) di VENA dalam yang sebagian
besar tersusun atas :
– Fibrin
– Sel darah merah.
– Sebagian kecil komponen leukosit dan trombosit.
• Trombus pada sistem vena dalam sebenarnya tidak berbahaya.
• Menjadi berbahaya dan dapat menimbulkan kematian jika ada
sebagian trombus yang terlepas, mengikuiti aliran darah dan
menyumbat arteri di dalam paru-paru (Emboli Paru) (makanya knapa
ibu melahirkan apalagi tensi tinggi itu bahaya/bisa stroke, tensi tinggi
bisa menyebabkan gagal jantung, gagal jantung menyebabkan
turbulensi dari aliran darah jantung, kl kepekatan darah tinggi bisa
jadi trombus, trombus lepas menyumbat ke otak bisa stroke)