Anda di halaman 1dari 35

Sucilestari

HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN
Dr. I G N Suryantha, SpOG
Bagian Obstetri dan Ginekologi FKIK Universitas Warmadewa
RSUD Sanjiwani Gianyar
2019
Pendahuluan
• Kenapa hipertensi kehamilan penting ? Karena merupakan penyebab kematian ibu
• Angka Kamatian Ibu ( AKI ) di Indonesia : 359 per 100.000 kelahiran hidup.

• Penyebab kematian ibu


1. Perdarahan ( 30 % )
2. Preeklamsia ( 25 % )
3. Infeksi ( 12 % ) (dulu no 1 tapi skrng no 3 karena perkembangan kemajuan penemuan antibiotika)

• Insiden Preeklamsia di Indonesia : sekitar 5,3 %


• Kl hipertensi dlm kehamilan sekitar 5-10%
• Pd ibu hamil primigravida pre-eclampsia itu sampai 10% insidennya sedangkan pd multigravida lebih
rendah sekitar 5%
Klasifikasi HDK
Working Group of The National High Blood Pressure Educational Program (NHBPEP) :
• Hipertensi Gestasional ( PIH, Transient hypertension )
• Sindroma preeklamsia dan eklamsia
• Sindroma preeklamsia superimposed pada hipertensi kronis
• Hipertensi kronis

Jika ada ibu hamil datang dengan tekanan darah tinggi, harus bisa membedakan termasuk jenis yg mana
hipertensinya.
Rivewan tabel
Hipertensi yg berhubungan dengan kehamilan ada 2 :

• Gestational hypertension :

• jika ibu hamil datang dgn tekanan darah tinggi paling tidak 140/90mmHg setelah umur kehamilan 20minggu, dimana
sebelumnya tensinya normal dan tanpa disertai proteinuria

• Preeclampsia (hipertensi dgn proteinuria atau tanpa proteinuri tapi disertai salah satu gejala dibawah) :

• ibu hamil dgn tekanan darah tinggi diatas 140/90mmHg disertai proteinuria (+) dlm pemeriksaan urinenya dimana proteinuria
lebih besar atau sama dengan 300mg dalam urine 24jam atau protein creatinin ratio lebih dari 0,3 atau dipstick +1 yg tetap. Tapi
kadang px baru dtg kita tidak bisa menghitung proteinuri 24jamnya tapi biasanya ditest dgn dipstick, dimana hasilnya minimal
harus +1 yg artinya konsentrasi kehilangan protein dari urine adl sekitar 300mg .

• Bisa juga preeclampsia itu adalah adanya hipertensi yang disertai trombositopenia(trombosit kurang dari 100.000ul atau disertai
dgn insufficiency renal (fungsi renal menurun dimana creatinin lebih dari 1.1mg/dl) atau peningkatan 2x lipat dari kadar
sebelumnya.

• Bisa juga hipertensi disertai dgn gangguan fungsi hati dimana SGOT/SGPT meningkat dan peningkatannya minimal 2x dari yg
seharusnya.

• Bisa juga preeclampsia itu hipertensi dengan gejala2 pada otak, ex: sakit kepala terutama daerah frontal, gg penglihatan, bisa
disertai kejang, atau bisa pulmonary edema
Mengurangi kesalahan pemeriksaan tekanan darah
Agar tidak salah mendiagnosis pre-eclampsia ada syarat2 yg harus dipenuhi agar
hasilnya valid, karena ada ibu2 yg baru datang ke dokter/rumah sakit blm apa2
tensinya sudah naik à disebut whitecoat hypertension (liat orng baju jas putih aja
udh naik tensinya)

• Pasien dalam keadaan tenang (minimal diberikan istirahat 15 menit)

• Tensimeter air raksa atau yang setara, yang sudah tervalidasi (alat2 kesehatan
setiap tahun harus divalidasi,jngn menggunakan alat yg tidak valid à hasilnya bisa
beda)

• Posisi duduk dengan manset sesuai level jantung

• Gunakan ukuran manset yang sesuai (jangan sampe org dewasa pake manset
anak2)

• Gunakan bunyi Korotkoff V pada pengukuran tekanan darah diastolik (hilangnya


bunyi jantung pada detak ke 5)
Mengurangi kesalahan penilaian proteinuria
Proteinuria yg dipake kriteria tentu hasilnya harus valid juga, sebaiknya menggunakan kadar
protein dalam urin 24 jam, biasanya diperiksa dgn pemeriksaan esbach.

• Proteinuria ditegakkan jika didapatkan secara kuantitatif produksi protein lebih dari 300 mg
per 24 jam, namun jika hal ini tidak dapat dilakukan, pemeriksaan dapat digantikan dengan
pemeriksaan semikuantitatif menggunakan dipstik urin > 1+
Etiopatogenesis PE
PE mudah terjadi pada wanita dengan :

• Terekspose villi khorialis untuk pertama kali (mudah terjadi pd kehamilan pertama)

• Terekspose villi khorialis yg berlebihan (villi kholiaris tumbuh berlebihan pada kehamilan mola & twin)

• Mola (bayinya tidak ada tapi plasentanya berlebihan sampe terbentuk spt buah anggur)

• Kehamilan Twin (kehamilan kembar plasenta akan lebih besar dibanding kehamilan normal à
tentu villi kholiaris akan lebih banyak)

• Telah ada penyakit ginjal atau kardiovaskular sebelumnya (bisa juga DM, penyakit2 ini memudahkan
terjadinya pre-eklampsia)

• Mempunyai predisposisi genetik untuk terjadinya HDK (misalnya ibunya dulu pernah pre-eklampsia
kemungkinan kl anaknya hamil bisa terkena pre-eklampsia)
Etiologi Preeklamsia
Etiologi pre-eklampsia banyak à sering disebut disease of theory (banyak sekali teorinya shg kadang2 sulit
melakukan pencegahan)

• Implantasi plasenta dg invasitrofoblas abnormal pada pembuluh darah uterin (pd kehamilan, blastosis setelah
implantasi akan terbentuk villi2 korialis )àvilli2 korialis akan berubah menjadi plasenta dan ada yg mengalami
regresi pd desidua capsularis à kl dia membentuk plasenta, plasenta nanti akan berhubungan dengan arteri
dari uterus tempat plasenta itu berada(uterus divaskularisasi oleh arteri uterina dan arteri ovarika, arteri
uterina akan bercabang menjadi arteri arkuata, arteri arkuata bercabang menjadi arteri radialis,radialis
barcabang menjadi arteri basalis dan arteri spiralis di dlm uterus) à villi2 ini nanti akan berhubungan dengan
arteri spiralis à dlm keadaan normal, tropoblast khususnya sinsitiotropoblast akan menginvasi arteri spiralis
yg menyebabkan arteri spiralis bertambah lebar dan gampang melakukan dilatasi sehingga aliran darah ke
arteri spiralis akan lebih banyak à sehingga nutrisi kepada janin jadi baik (dalam kedaan normal)

• Dalam keadaan tertentu tidak terjadi invasi tropoblast ke arteri spiralis àakibatnya arteri spiralis akan
tetap kaku àakan terjadi daerah iskemia pd desidua atau plasenta àdaerah iskemia akan menyebabkan
pengeluaran zat2 yg akan merangsang terjadinya spasme pembuluh darah dan terjadi kerusakan endotel
à sehingga bisa terjadi pre-eclampsia
Etiologi pre-eclampsia (lanjutan)
• Maladaptasi toleransi imunologik antara maternal, paternal (placental ), jaringan fetal (maladaptasi toleransi
imunologik antara ibu dan jaringan fetal à dlm konsepsi ,hasil konsepsi itu didalamnya ada protein yg berasal dari
ayah, ini merupakan protein asing bagi ibunya à kenapa tidak ditolak ? à karena ada toleransi imunologik human HLA
à human HLA akan menyebabkan terjadi toleransi imunologik à sehingga terjadi vasodilatasi juga. Dalam keadaan
pre-eclampsia terjadi maladaptasi à dimana HLAnya kurang (kl pd kehamilan normal plasenta akan mengeluarkan HLA
cukup banyak untuk mnjaga dilatasi pembuluh darah) à tapi kl keadaan tidak normal HLAnya kurang

• Maladaptasi maternal terhadap perubahan kardiovaskular dan inflamasi pada kehamilan normal (dalam keadaan hamil,
pembuluh darah ibu cenderung mengalami vasodilatasi à agar aliran darah makin meningkat ke uterus atau ke janin
à ada yg mengatur dimana dlm keadaan hamil pembuluh darah itu punya masa refrakter ,masa dimana pembuluh
darah kebal thdp rangsangan2 vasopressor ex: angiotensin à dalam keadaan tidak normal, pembuluh darah ini
kehilangan sensitifitas thdp angiotensin à sehingga pembuluh darah akan terus mudah dirangsang (kl dlm keadaan
normal tidak mudah di rangsang shg dia vasodilatasi) à kl ga normal terus menerus dirangsang sehingga terjadi
vasokonstriksi à vasokonstriksi pembuluh darah diseluruh tubuh akan menyebabkan terjadi peningkatan tekanan
darah

• Faktor genetik (ibu yg pre-eclampsia akan bisa menurunkan kepada anak perempuannya)
1. TEORI KELAINAN VASKULER PLASENTA
2. TEORI ISKEMI PLASENTA, RADIKAL BEBAS DAN DISFUNGSI ENDOTHEL
3. TEORI INTOLERANSI IMUNOLOGI ANTARA IBU DAN JANIN
4. TEORI ADAPTASI KARDIOVASKULER GENETIK
5. TEORI DEFISIENSI GIZI Uteroplasental bed
6. TEORI INFLAMASI
Ginjal

Pembuluh darah
VASOSPASM DISFUNGSI ENDOTHEL
Hati

HELLP Syndrome
HIPERTENSI PROTEINURI UDEMA

PREEKLAMPSI
Rivewan bagan

• Ada 6 teori :

• dimana semuanya akan menyebabkan terjadinya vasospasme (pembuluh darah yg vasokonstriksi) à vasospasme
akan menyebabkan hipertensi

• Bisa juga terjadi disfungsi endotel (endotel adalah bagian dari epitel yg melapisi bagian dalam pembuluh darah,
kapiler hanya terdiri dari lapisan endotel, kl arteri ada endotel, tunika media dan tunika lapisan otot muskulus
lebih banyak dibanding vena) à disfungsi endotel menyebabkan pd glomerulus terjadi kebocoran protein à
protein bisa lewat dan pada pembuluh darah diseluruh tubuh akan memudahkan cairan keluar dari pembuluh
darah (ekstravasasi) à sehingga bisa terjadi udem

• Ini semua merupakan sindroma atau kumpulan gejala pada pre-eklampsia (dulu ada trias pre-eklampsia yaitu hipertensi,
proteinuri dan udema, tapi skrng udema tidak dipake kecuali udema anasarka yaitu udema yg trjadi diseluruh tubuh
bahkan bisa sampe edema paru) skrng kriteria diagnosis cukup 2 à hipertensi dgn proteinuria atau hipertensi dgn salah
satu gangguan(yg tadi)
Lanjutan rivewan
• Vasospasme dan disfungsi endotel juga akan mempengaruhi organ2 didlm tubuh ibu ex:

• uteroplasental bed (aliran darah berkurang à iskemia akibatnya aliran darah ke janin juga berkurang à
menyebabkan pertumbuhan janin terganggu (IUGR) karena ada gangguan aliran pembuluh darah uterus dan
plasenta à kl berat bisa terjadi IUFD(kematian janin dlm rahim)

• Pd ginjal juga bisa terjadi gangguan fungsi ginjal à aliran darah ke ginjal menurun sehingga bisa terjadi kencing
berkurang sampai tidak ada kencing sama sekali

• Pada pembuluh darah bisa terjadi seperti hal2 tadi

• Pada hati bisa terjadi gangguan karena vasospasme dan disfungsi endotel à bisa terjadi perdarahan2 pada hati
(periportal hemorraghic atau subkapsular hemorraghic) bahkan bisa terjadi ruptur hepar à pd pre-eclampsia bisa
terjadi heparnya pecah karena adanya perdarahan pd pembuluh2 darah periportal atau subkapsular

• Bisa juga terjadi HELLP syndrom à hemolysis, elevated liver enzymes, and a low platelet count (pd px gampang
terjadi hemolisis/perdarahan2, terjadi peningkatan enzim2 hepar SGOT/SGPT dan terjadi trombositopenia)
Sudah dijelaskan di etiologi
Pada pre-eclampsia stadium 1 terjadi poor
placentation à dimana terjadi proses pembentukan
plasenta yg kurang baik à bisa menyebabkan stress
oksidatif plasenta à stress pd plasenta
mengeluarkan zat2 tertentu yg mempengaruhi
pertumbuhan janin dan mengeluarkan zat2 plasenta
yg menyebabkan reaksi inflamasi menyeluruh
sehingga menimbulkan pre-eklampsia syndrom
Menegakkan Diagnosis Preeklamsia
DEFINISI PREEKLAMSIA :

• Hipertensi ( Tensi >/= 140/90 )

• Hamil > /= 20 minggu

• Ada Gangguan Organ

• Dx PE Umumnya : HIPERTENSI DAN PROTEINURIA à (kriteria minimal diagnosis, kl tidak ada proteinuria bisa
disertai gejala2 spt dibawah)

• Jika proteiuri tidak didapatkan, salah satu gejala dan gangguan dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis PE, yaitu
: trombositopenia, ggn ginjal, ggn liver, edema paru, g/ neurologis ( stroke,nyeri kepala, ggn visus ), ggn pertumbuhan
janin

Ex: ada ibu hamil 28minggu, tekanan darahnya tinggi kemudian proteinuri negatif, tapi janinnya yg seharusnya 1kg
beratnya baru stngah kilo à tidak sesuai umur kehamilan à brrti sudah ada gangguan pertumbuhan janin à diagnosis
pre-eclampsia meskipun proteinuria negatif
Penegakkan Diagnosis Preeklamsia Berat
Dulu dibedakan menjadi pre-eclampsia ringan dan berat, tapi skrg sudah ga dipake lagi à tidak ada istilah pre-eclampsia
ringan meskipun kenyataannya ada, tapi jngn dianggap ringan cz px bisa kurang diperhatiin. Skrng dibedakan menjadi pre-
eclampsia dan pre-eclampsia dengan gejala pemberat

• Tekanan darah minimal 160 / 110 dlm 2x pemeriksaan selang 15 menit (cek pertama tensinya tinggi à tunggu 15
menit cek ulang)

• TROMBOSITOPENIA : trombosit kurang dari 100.000/ microliter

• Gangguan GINJAL : kreatinin serum > 1,1 mg/dL

• Gangguan LIVER : Transaminase/SGOT dan SGPT meningkat 2x normal dan atau adanya nyeri daerah epigastrik/ region
kanan atas abdomen

• EDEMA PARU

• Didapatkan GEJALA NEUROLOGIK : stroke, nyeri kepala, ggn visus

• Gangguan pertumbuhan janin ( IUGR ) (bisa jadi tensinya 150/90mmhg àkl diliat dari tensi dia ringan, tapi jika disertai
IUGR brrti sudah masuk pre-eclampsia dgn gejala pemberat)
Indikator berat ringannya hipertensi
Pencegahan Preeklamsia
Pencegahan bisa dilakukan jika kita sudah tau penyebabnya

• Pencegahan Primer

Mengetahui faktor risiko sedini mungkin

• Pencegahan Sekunder (kl sudah terjadi pre-eclampsia agar tidak menjadi lebih berat)

1. Istirahat (walaupun sekarang istirahat evidence basednya tidak membantu)

2. Restriksi garam (tidak membantu, boleh makan biasa)

3. ASPIRIN dosis rendah (dianjurkan kl ada ibu hamil yg cenderung ada faktor resiko pre-eclampsia, buktinya sudah ada
untuk mencegah pre-eclampsia)

4. Suplementasi KALSIUM

5. Suplementasi ANTI OKSIDAN ( Vit.C dan Vit.E ) (buktinya tidak kuat)

Yg kuat buktinya adalah 3 dan 4 untuk mencegah pre-eclampsia sekunder


Menilai Faktor Risiko PE pada ANC I
(pada kunjungan ANC, ini semua yg harus dicari)

1. Umur > 40 tahun (umur >40th hamil pertama, hati2! Resti 7. Insulin Dependent DM
pre-eclampsia)
8. Hipertensi kronik
2. Nulipara (blm prnah melahirkan/hamil pertama)
9. Penyakit ginjal
3. Multipara dg R/ PE sebelumnya (pernah pre-eclampsia
10.Sindrome antifosfolipid
resiko pre-eclampsia lagi kl hamil)
11.Kehamilan multiple (hamil kembar plasentanya lebih besar
4. Multipara dg kehamilan oleh pasangan baru (sudah cerai
à cenderung terjadi pre-eclampsia)
punya anak, nikah lagi à terkekspos sperma baru à resiko
pre-eclampsia) 12.Kehamilan dg Inseminasi donor sperma,oosit atau embrio
(pd ibu2 dengan bayi tabung)
5. Multipara dg jarak hamil > 10 tahun (diistilahkan dgn
primigravida sekunder à dianggap seolah2 hamil pertama 13.Obesitas sebelum hamil / IMT >35
cz jaraknya sangat jauh)
14. Proteinuria (pd gg ginjal)
6. Riwayat PE pada ibu atau saudara perempuan
Penatalaksanaan
Bedakan dulu antara pre-eclampsia tanpa gejala pemberat atau pre-eclampsia dgn gejala pemberat

• Manajemen EKSPEKTATIF ( Konservatip ) atau AKTIF

• Manajemen Medik dan Obstetrik (disamping memberikan obat juga harus pikirkan bagaimana dengan
kehamilannya, bisa dilanjutkan/tidak)

• Mx. Medik :

# MAGNESIUM SULFAT untuk mencegah kejang

# ANTI HIPERTENSI

• Mx Obstetrik :

# Tergantung Usia kehamilan

# Tergantung Kondisi ibu dan janin


Tujuan Manajemen Ekspektatif
• Memperbaiki luaran perinatal dengan mengurangi morbiditas neonatal serta memperpanjang
usia kehamilan tanpa membahayakan ibu (tujuannya semata2 bagimana bayinya bisa bertambah
besar, beratnya cukup sehingga ketika dilahirkan tidak menimbulkan masalah à kita bisa tunda
dulu kelahirannya asal kondisi ibu dan janin baik. Jika kondisi ibu memburuk terpaksa bayi harus
dilahirkan untuk menyelamatkan ibunya.

• Pertama bisa ekspektatif /konservatif dulu tapi nanti bisa menjadi manajemennya aktif)
Perawatan Ekspektatif Pada PE tanpa Gejala Berat
• Bisa konservatif jika à umur kehamilan kurang dari 37 minggu dengan evaluasi maternal dan janin yang lebih
ketat (kontrolnya lebih sering, cek tensi dan gejala2nya, liat kondisi janin)

• Bisa dengan perawatan poliklinis (pre-eclampsia tanpa gejala pemberat, ex : tensi 140/90,proteinuri +1 à tidak
harus opname, hanya perlu observasi ketat)

• Evaluasi ketat yg dilakukan :

1. Gejala maternal dan gerakan janin setiap hari oleh pasien (kl kehamilan normal gerakan janin akan sering
dirasakan, jika tidak normal mungkin jarang2)

2. Periksa tekanan darah 2x dlm seminggu scr poliklinis (kontrolnya setiap 3 hari harus datang untuk cek tensinya)

3. Periksa trombosit dan fungsi liver setiap minggu

4. Periksa USG dan Kesejahteraan janin 2x seminggu

5. Bila ada tanda2 IUGR periksa dg dopler velocimetri thd a. umbilicalis (untuk mengetahui aliran darah pada janin,
kl memang ada gangguan pd pemeriksaan dopler bisa dipertimbangkan untuk dilakukan terminasi atau dilahirkan
bayinya agar kondisinya tidak semakin buruk)
Perawatan Ekspektatif pada PE Berat
• PEB dgn UK kurang dari 34 minggu dg kondisi ibu dan janin stabil (lakukan perawatan konservatif, jika
keadaan stabil & tidak membahayakan ibu dan janin)

• Dirawat di Faskes / RS yg tersedia perawatan intensif bagi maternal dan neonatal (harus dirawat di RS,
harus ada ICU dan NICU)

• Diberikan kortikosteroid untuk membantu pematangan paru janin à jika umur kehamilan kurang dari 34
minggu dan disertai pre-eclampsia berat (sampe umur kehamilan 35minggu , paru2 janin blm matang
artinya elastisitas alveoli blm berkembang dgn baik sehingga kl lahir sulit untuk kembang kempis à
sehingga dilahirkan setelah 35minggu dimana diharapkan elastisitas alveoli paru sudah baik shg jika lahir
bisa bernafas dgn baik)

• Dilakukan rawat inap selama melakukan perawatan ekspektatif


Kriteria Terminasi Kehamilan pada PEB
(kriteria kapan dilakukan perawatan aktif atau melahirkan bayinya)

DATA MATERNAL DATA JANIN (kondisi janin juga dilihat, ini juga menentukan
tindakan selanjutnya)

• HT berat tak terkontrol • UK 34 mgg


• G/ PEB yg tak berkurang • IUGR
• Penurunan fungsi ginjal progresi • Oligohidramnion persisten
• Trombositopeni persisten atau HELLP syndrome • Profil biofisik < 4
• Edema paru • Ada deselerasi variable dan lambat pada NST
• Eklamsia • Dopler a. umbilikalis : REDF
• Solutio plasenta • Kematian janin
• Inpartu atau KPD

Intinya à jika terjadi pre-eclampsia berat dan umur kehamilan sudah


diatas 35minggu à cenderung melahirkan bayinya
jika kurang dari 35minggu coba lakukan perawatan konservatif à obati
dulu dgn magnesium sulfat, à jika tidak membaik à lahirkan
Pemberian Magnesium Sulfat
Pada pre-eclampsia berat dan eclampsia pengobatan pertama diberikan bertujuan untuk mencegah
kejang. Yg ditakutkan pd eclampsia adalah terjadinya kejang. Untuk mencegah kejang bisa diberikan
magnesium sulfat.

Syarat Pemberian (sebelum memberikan magnesium sulfat harus diperiksa dulu) :

• Reflex patella harus positip normal/tidak

• Frekuensi nafas harus normal : > 16x permenit

• Produksi urine dlm 4 jam sebelumnya > 100 cc ( 0,5 cc/kg BB/jam)

• Harus tersedia antidote yaitu Calcium Glukonas 10 % DALAM 10 CC (karena kadang menyuntikan
magnesium sulfat bisa terjadi depresi nafas àjika terjadi depresi nafas dan tidak diberikan obat
antinya à depresi nafas bisa berlanjut dan px bisa meninggal) jadi kl memberikan magnesium sulfat
harus ada calcium glukonas, kl terjadi sesuatu langsung berikan antinya
Cara Pemberian Magnesium Sulfat
Jika ada px pre-eclampsia berat atau eclampsia, berikan magnesium sulfat ex: px datang tensi tinggi 170/110, proteinuri
(+4), umur kehamilannya 32 minggu à diagnosis pre-eklampsia berat à kita harus mencegah terjadi kejang à harus
opname dan berikan magnesium sulfat loading dose/dosis awal :

• Loading dose ( initial dose ) : dosis awal : 4 g ( 10 cc ) MgSO4 40 % dilarutkan dalam normal saline I.V / 10 – 15 menit
(ambil 10cc magnesium sulfat yg konsentrasinya 40% dan dilarutakan dlm larutan fisiologis dan diberikan secara IV
selama 10-15 menit. selain normal saline bisa juga diencerkan dgn aquades injeksi atau bisa juga dekstrosa 5%, diberikan
pelan2 selama 10-15 menit)

• Maintenance dose : Mg SO4 1 g / jam / I.V dalam 24 jam

• Cara pemberian : ambil 6 gram ( 15 cc ) MgSO4 40% larutkan dalam 500 cc lar. Ringer dextrose diberikan perinfus dengan
tetesan 28 tpm (1botol 25cc, sudah diambil 10 cc sianya 15cc à 15cc isinya 6gram, 6gram ini harus diberikan dalam 6
jam à artinya dlm 1 jam diberikan 1 gram à dgn cara atur tetesan infusnya, tetesnya 28tetes/menit agar habis selama
6jam tidak lebih tidak kurang )

Intinya à 1botol MgSO4 isinya 25cc à ambil dulu 10cc larutkan dlm normalsaline à kemudian diberikan dlm 10-15menit,
sisanya 15cc dimasukan ke dlm botol infus diberikan dlm 28tetes/menit
Pemberian Anti Hipertensi
Tidak setiap ibu hamil hipertensi diberikan obat antihipertensi, obat hipertensi hanya diberikan jika :

• PreEclampsia Berat dg tekanan darah sistolik > 160 mm Hg dan diastolic > 110 mm Hg

• Target penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mm Hg dan diastolic < 110 mm Hg

• Pemberian anti hipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral short acting, hydralazine dan labetalol
parenteral

• Alternatif pemberian anti hipertensi lainnya adalah nitrogliserin, metil dopa dan labetalol
Eklampsia
• Batasan :

• Eclampsia adalah PreEclampsia yang disertai kejang dan koma

• Diagnosis banding

• Gangguan pada otak

• Epilepsi

Kl ada ibu hamil diatas 20minggu datang dgn keluhan tensi tinggi dan disertai kejang à anggap
eclampsia ,jngn pikirkan yg lain dulu à obati dgn magnesium sulfat
Manajemen Eclampsia
Manajemen :

# Mx. Medik

• Kasus Gawat Darurat ( A – B – C ) (eclampsia merupakan kegawatdaruratan jadi harus pantau ABCnya)

• Obat anti kejang ( Mg SO4 )

• Perawatan kejang / koma (px kejang lidahnya bisa tergigit, untuk mencegah bisa berikan toungespatula,
atau kl nafasnya ngorok isap lendirnya secara berkala kemudian px kateter untuk bisa mengukur
produksi urinenya)

# Mx Obstetrik : Terminasi kehamilan stlh kondisi ibu stabil (kl sudah eclampsia tidak ada lagi perawatan
konservatif, kehamilan harus diakhiri atau dilakukan terminasi, dan dilakukan terminasi jika keadaan ibu
sudah stabil à biasanya dilakukan terminasi 4-6jam setelah pemberian magnesium sulfat atau 4-6jam
setelah kejang terakhir. Terminasi bisa dilakukan dgn induksi persalinan atau operasi sc)
Hipertensi Kronik
• Batasan : HT dari sebelum hamil atau sebelum UK 20 minggu (dari gadis sudah hipertensi dan pada
saat hamil hipertensi lagi. Tapi hati2, diatas 20minggu harus dicek ULnya jika proteinnya positif brrti
superimposed preeklampsia à preeklampsia yg terjadi karena dasarnya hipertensi kronis)

• Etiologi : Idiopatik ( 90 % ) dan sekunder ( 10 % )

• Diagnosis : sesuai batasan

• Ciri HT kronik : Usia> 35 th, multipara, TD sangat tinggi, ada kel.jantung, ginjal,DM; menggunakan obat
anti HT dari sblm hamil; HT menetap setelah persalinan

• HT kronik berdampak pd IBU dan JANIN (pd janin bisa terjadi IUGR, pd ibu bisa terjadi solusio
plasenta/plasenta yg lepas sblm waktunya à bisa terjadi spontan karena hipertensi kronis)
Manajemen hipertensi kronis

• Mx.Medik : = Obat anti HT ( Metil Dopa, Ca channel blocker /nifedipin)

• Mx.Obstetrik :

• mencegah HT tidak memberat dg obat dan ubah gaya hidup

• Bila HT stabil dan janin baik à tunggu sampai term

• Bila HT disertai komplikasi atau superimpose à terminasi


Hipertensi Gestasional
• Batasan : HT yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan HT menghilang setelah 3
bulan pasca persalinan atau kehamilan dengan tanda – tanda preeclampsia tetapi tanpa proteinuria
(tensi tinggi diatas 20minggu, proteinuri (-), tanpa gejala pemberat)

• Diagnosis : sesuai batasan. Dx ditegakkan stlh 3 bulan pasca persalinan (hipertensi gestational
12minggu atau 3 bulan setelah melahirkan hipertensinya akan hilang, jika hipertensinya berlanjut
setelah 3bulan berarti hipertensi kronis)

• Manajemen medik : biasanya tak perlu obat anti HT

• Mx obstetrik : Bila kondisi ibu stabil dan janin baik à tunggu aterm (kl kehamilan sudah cukup bulan
dilakukan induksi persalinan, jangan dibiarkan lewat)
SIMPULAN
• Preeklamsia dan Eklamsia merupakan salah satu penyebab kematian ibu hamil dan melahirkan

• Ibu hamil dengan HT hendaknya dibedakan atas Gestasional HT, Preeklamsia/Eklamsia, HT kronis dgn
superimposed PE atau HT Kronis

• PE mrp “ Disease of Theory “ , dasar etiopatogenesisnya adalah adanya disfungsi endothel dan
vasospasme

• PE ditegakkan dg : Hipertensi dan Proteinuria dan atau gangguan organ lainnya

• Pencegahan PE dilakukan dg menemukan faktor risiko sedini mungkin , istirahat,diit kaya Omega 3
,pemberian antioksidan, aspirin , kalsium

• Penatalaksanaan PE adalah dg Ekspektatif atau Aktif, pemberian Magnesium Sulfat dan obat Anti
Hipertensi
Pertanyaan temen2
• Pertanyaan kona : hipertensi gestational kan tidak diberikan obat antihipertensi, jika ibu disertai keluhan penyerta spt pusing karena
hipertensinya brrti hipertensinya ga diturunin ?

• Pemberian antihipertensi indikasinya pd pre-eclampasia berat jika tensinya diatas 160/110mmHG, kl 150mmhg preeclampsia
ringan tapi disertai gejala pusing, nyeri ulu hati yg kemungikinan diduga dgn gejala pemberat à sudah menjadi pre-eclampsia
berat , tapi ttep tidak diberikan antihipertensi, tapi penanganannya tetep seperti pre-eclampsia berat ex: berikan magnesium
sulfat. Jadi patokannya adalah diberikan antihipertensi jika tensinya sudah diatas 160/110mmHg. Pd pre-eclampsia dilarang
memberikan obat diuretik, karena pd ibu hamil bisa terjadi hipervolemia (volume darah meningkat sampai 50% pd kehamilan
28minggu keatas) tetapi pd pre-eclampsia malah terjadi sebaliknya yaitu hipovolemia karena pembuluh darah bocor
(ekstravasasi) jadi jngn diberikan diuretik untuk menurunkan tekanan darah. Jika diagnosis sudah pre-eklampsia berat berikan
magnesium sulfat

• Pertanyaan nadia : Magnesium sulfat diberikan pd pre-eclampsia berat untuk mencegah kejang sampai 24jam, sama dgn eklampsia
juga diberikan 24gr à diberikan sekali aja, jika kejang lagi boleh berikan sekali lagi dosisnya 2gr à jika kejang lagi pertimbangkan
memberikan obat2 antikejang yg lain

• Pertanyaan ricky à tetap diberikan untuk mencegah , karena dari penelitian pemberian aspirin dan pemberian kalsium bisa
mencegah pre-eclampsia. Kl dl keadaan normal tidak dberikan, cuma diberikan calsium chanel blocker karena kontraksi otot2
pembuluh darah juga memerlukan kalsium, jadi diberikan agar kalsium tidak digunakan

Anda mungkin juga menyukai