NPM : 1806204165
Disaster Victim Identification (DVI) adalah prosedur yang dipakai untuk mengidentifikasi korban
meninggal akibat bencana yang bersifat massal secara scientific dan mengacu pada Interpol
Standard Guideline.
Natural Disaster: bencana yang sifatnya alami seperti gunung meletus, gempa bumi,
tsunami, dll.
Unnatural Disaster: disebabkan manusia dibagi lagi menjadi dua yaitu negligence
(kelalaian) dan man made (ulah manusia secara sengaja).
Fase DVI
1. Fase 1: Scene
Bertugas mengumpulkan dan mengamankan barang bukti jasad untuk menentukan
identitas korban. Menggunakan formulir DVI warna pink, artinya diisi untuk data-
data post-mortem
Kegiatan: Searching, Labelling, Taking records, Covering the remains, Evacuation.
Pihak yang terlibat: DVI Commander, koordinator, tim yang mengumpulkan properti,
personil bagian emergency, transport personnel, investigator, dll.
2. Fase 2: Post-Mortem
Fase saat jasad korban diperiksa. Memproses Mortuary (kamar jenazah atau unit
lainnya yang dibangun secara emergency) untuk memeriksa lebih lanjut korban
bencana. Menggunakan formulir DVI warna pink, formulir fase 1 dilanjutkan.
Kegiatan: Memeriksa secara umum, Photography, Autopsy, Dental Examination,
Sampling for DNA profile.
Victim Identification Sudah tidak lagi menggunakan identifikasi secara visual.
Ada 2 metode identifikasi korban:
o Metode Primer: fingerprint, dental record, DNA profile
o Metode Sekunder: Medical Record.
Pihak yang terlibat: Team Leader (forensic pathologist), ahili fotografi, ahli sidik jari,
ahli property, antropologis, ahli DNA, ahli gigi, quality control.
3. Fase 3: Ante-Mortem
Personil DVI mengumpulkan data sebelum meninggal dari keluarga, kerabat, kantor
korban, kedutaan (jika WNA), dan lain-lain untuk mengumpulkan sidik jari,
medical/dental record, sampel DNA pembanding. Pencatatan ante mortem
menggunakan form warna kuning.
Pihak yang terlibat: Team Leader, first responder (orang yang pertama kali merespon
terhadap bencana, volunteers, mahasiswa (biasanya mahasiswa
kedokteran/kedokteran gigi/perawat), ahli DNA, personil Dukcapil, dan quality
control.
4. Fase 4: Reconciliation
Para ahli mencocokkan data dari fase 2 dan 3
Tahapan Identifikasi:
o Kalau data berhasil dikumpulkan namun belum bisa diterima secara yakin
Possible
o Kalau bisa mendapatkan data tambahan hingga mengarah pada identifikasi
yang lebih pasti Probable
o Jika sudah benar-benar cocok antara post-mortem dengan ante-mortem
Positive Identification