Anda di halaman 1dari 6

SOAL IDENTIFIKASI DAN TKP

Tentukan pernyataan dibawah ini benar atau salah!

1. Hal pertama yang dilakukan saat berada di TKP adalah pengamanan korban.
2. Salah satu tugas polisi saat di TKP adalah mencatat identitas korban dan tanda lain
yang berhubungan dengan TKP.
3. Tahap pengolahan pada TKP meliputi pengamatan TKP secara umum, pembuatan
sketsa dan pemotretan.
4. Sketsa TKP segera dibuat setelah ada perubahan akibat upaya pertolongan.
5. Pemotretan pada TKP dilakukan hanya beberapa sudut yang dilakukan oleh juru foto
kepolisisan khusus.
6. Metode pencarian barang bukti terdapat empat macam yaitu metode strip, metode
zona, metode spiral dan metode roda.
7. Medical record merupakan alat identifikasi jenis primer.
8. Dokumen merupakan alat identifikasi jenis sekunder.
9. Air liur dapat digunakan sebagai alat identifikasi seorang korban.
10. Serangga disekitar jenasah bersifat kriptozoik.
11. Larva lalat muncul 16-28 jam pasca mati.
12. Usia larva tersebut dipergunakan untuk memperkirakan saat mati.
13. Kecepatan pembusukan mayat yang berada dalam tanah : air : udara adalah 2 : 8: 1.
14. Pembusukan akan timbul lebih lambat bila suhu lingkungan optimal 26,5°C.
15. Proses pembusukan dapat melalui dua cara yaitu melalui autolisis dan bakteri.
16. Lalat yang didapatkan pada mayat bersifat nekrofag.
17. Serangga atau lalat akan datang ke jenasah dua belas jam setelah kematian korban
18. Filum arthropoda lalat termasuk dalam kelas insecta atau hexapoda.
19. Lalat mempunyai 3 famili dalam kedokteran forensik yaitu calliphoridae, muscidae,
dan sarcophagidae.
20. Calliphoridae merupakan jenis lalat yang sering dijumpai di daerah rumah.
21. Stadium telur pada lalat berdurasi 8 – 14 jam menetas menjadi larva.
22. Pada stadium pupa terlihat kulit mengering warna kuning dan melunak.
23. Calliphoridae, lucilla, sarcphagidae dan muscidae hinggap pada jenazah dengan
fermentasi.
24. Jika larva akan dikirim ke laboratorium terlengkap maka larva direndam dalam air
dingin untuk menjaga morphologinya.
25. Potongan larva dijernihkan dengan minyak kelapa selama 30 menit.
26. Potongan larva dibuat sediaan dengan menggunakan Canada balsam.
27. Setiap lokasi mempunyai wadah barang bukti yang sama.
28. Entomologi forensik pada kasus kriminal berperan untuk menentukan waktu
terjadinya pembunuhan.
29. Oswald Avery menemukan landasan konstruksi pemetaan gen manusia melalui RFLP.
30. Dalam hal identifikasi personal atau barang bukti biologis, DNA merupakan salah
satu pemasti identitas di samping data gigi dan sidik jari.
31. mt-DNA diturunkan dari ayah.
32. Keunggulan pemeriksaan DNA pada kasus perkosaan adalah dapat menentukan
identitas dan jumlah pelaku.
33. Urin dapat digunakan sebagai sampel DNA seseorang.
34. Percikan darah kering yang sukar diambil dapat menggunakan selotip untuk
mengambilnya.
35. Gigi permanen laki-laki umumnya mempunyai akar gigi lebih kecil daripada wanita.
36. Mandibula pada laki-laki berbentuk V sedangkan pada wanita berbentuk U.
37. Pada mandibula sudut terbentuk oleh ramus dan corpus mandibula lebih besar pada
laki-laki.
38. Dagu pada laki-laki cenderung segi empat, berproyeksi ke depan pada wanita lebih
runcing.
39. Gigi kaninus pria lebih besar dan sempit pada lebar buko-lingual.
40. Kaninus mandibular sangat berguna untuk penentuan jenis kelamin dalam odontologi
forensik.
41. Beberapa metode yang disarankan untuk menentukan usia lainnya adalah korelasi
antara pemakaian oklusal, pembentukan dentin sekunder, reduksi level periodontal,
aposisi sementum sekunder, resorpsi apikal, dan translusensi apikal progresif.
42. Usia 12 bulan semua gigi desidui telah erupsi.
43. Molar adalah gigi yang paling resisten terhadap penyakit.
44. Protuberantia mentalis lebih besar pada laki-laki.
45. Prosesus koronoideus lebih kecil dan pendek pada laki-laki.
46. Odontologi forensik merupakan cabang dari ilmu kedokteran forensik yang berusaha
menerapkan ilmu kedokteran gigi dalam membantu pemecahan masalah-masalah
hukum dan kejahatan.
47. Manfaat odontologi forensik adalah membantu penentuan identitas orang hidup dan
mayat.
48. Keausan dari pemakaian oklusal gigi dan resorpsi tulang alveoler adalah karakterisitk
pada usia remaja.
49. Eksposisi dentin tidak sama besar menunjukkan usia 17-25 tahun.
50. Molar kedua permanent erupsi pada usia 10 tahun.
51. Pada pemeriksaan DNA dibutuhkan 13 kode protein.
52. Keringat tidak dapat dijadikan bahan identifikasi mayat.
53. Urine dapat dijadikan bahan identifikasi mayat.
54. Faktor lingkungan berpengaruh dalam kadar dan kemurnian DNA.
55. Urutan keberhasilan lokus STR adalah THO1, TPOX, dan CSF1PO.
56. Kesalahan dalam penanganan sampel DNA dari TKP dan ruang otopsi akan
menyulitkan proses pemeriksaan DNA di laboratorium.
57. Core-DNA berada dalam mitokondria.
58. Pemeriksaan DNA mempunyai sensitifitas dan spesitifitas yang tinggi.
59. Sidik gigi merupakan identifikasi jenis primer.
60. Organ penting untuk identifikasi adalah pelvis.
61. Kerusakan mandibula pada rangka tidak dikenal antara lain prosesus koronoideus
patah, kondilus tinggal satu sisi, dan gigi lepas dari alveolus.
62. Bentuk sudut mandibula dan dagu dapat untuk menentukan golongan darah
seseorang.
63. Korban mati segera diamankan dari TKP.
64. Metode spiral mengitari luar ke dalam.
65. Lalat bukan merupakan serangga yang termasuk dalam filum arthropoda.
66. DNA mengandung informasi genetik.
67. Tulang tidak dapat dijadikan sampel pemeriksaan DNA.
68. Pemeriksaan tulang yang sering di ambil adalah tulang klavikula.
69. Pemeriksaan DNA dapat digunakan pada korban yang tidak teridentifikasi atau
korban yang tidak utuh.
70. CODIS-13 dapat berperan dalam identifikasi personal.
71. CODIS-13 dapat menentukan identitas seorang korban dengan analisis
kecocokan/maching.
72. Variasi yang paling sedikit antar individu yaitu TPOX.
73. Pemotretan TKP menggunakan pencahayaan yang sangat terang.
74. Pemotretan TKP dilakukan sebelum dan sesudah perubahan posisi.
75. Metode spiral cocok digunakan pada TKP dalam rumah sempit.
76. Identifikasi berasal dari bagian tubuh korban saja.
77. DNA korban dikumpulkan untuk kepentingan forensik sebagai penanda indentitas
sekunder.
78. Darah diambil untuk identifikasi dan disimpan dalam suhu hangat agar tidak beku.
79. Sinar matahari dapat merusak DNA yang akan diperiksa.
80. Apabila darah sudah kering tidak bisa dijadikan sampel pemeriksaan.
81. Semua sampel yang diambil dari bagian tubuh yang berbeda tidak harus dipisah dan
diberi label.
82. Penilaian +2 pada bentuk sudut mandibula dan dagu menandakan bahwa orang
tersebut perempuan.
83. Sebelum dikirim ke laboratorium, bercak semen disimpan terlebih dahulu pada suhu
36°C.
84. Sampel darah dapat di kumpulkan dengan FTA technology.
85. Dalam setiap lokus STR, setiap orang memiliki 2 alel : 1 maternal dari ibu, 1 paternal
dari ayah.
86. Mixed sample adalah campuran sampel DNA yang terdiri dari beberapa indvidu pada
saat pengambilan sampel
87. Sampel harus langsung diperiksa tanpa uji pendahuluan terlebih dulu.
88. Salah satu faktor yang membuat DNA terdegradasi adalah enzim DNA-ase.
89. Sampel harus dilindungi dari bahan-bahan yang akan membuatnya terdegradasi.
90. Biasanya pengambilan sampel berasal dari TKP maupun ruang otopsi.
91. Jika larva akan dikirim ke laboratorium terlengkap maka larva direndam dalam air
dengan suhu 20°C untuk menjaga morfologinya.
92. Alel paternal untuk pembanding DNA ayah.
93. Penemuan mandibula dapat menentukan perkiraan jenis kelamin dan usia korban.
94. Odontologi forensik meneliti masalah darah korban.
95. Bentuk sudut mandibula dan dagu dapat untuk menentukan jenis kelamin dengan
cara penilaian dari -2 sampai +2 : feminine (-1).

96. Bentuk sudut mandibula dan dagu dapat untuk menentukan jenis kelamin dengan
cara penilaian dari -2 sampai +2 : netral (0).
97. Sekitar 40% sampel forensik mengalami degradasi DNA.
98. Kendala yang sering dialami dalam pemeriksaan sampel yaitu sampel sudah tidak
segar lagi bahkan minim jumlahnya.
99. Kontaminasi merupakan kesalahan yang cukup fatal dalam pengambilan dan
pemeriksaan sampel.
100. Pemeriksaan dan identifikasi sampel dipengaruhi mulai dari pengambilan,
transportasi, penyimpanan dan pemeriksaan sampel.
101. Sampai saat ini, identifikasi forensik secara molekuler pada kasus dengan kegagalan
identifikasi konvensional sudah banyak digunakan.
102. Pemeriksaan molekuler bertujuan melakukan deteksi keberhasilan DNA Profiling
melalui amplifikasi DNA dengan metode PCR dengan primer STR.
103. Pemetaan lokus DNA inti dapat digunakan sebagai acuan dalam Forensic DNA
Profiling.
104. Pemetaan lokus-lokus DNA inti dapat terdeteksi dalam degradasi DNA.
105. Bercak keringat dan bercak darah tidak bisa digunakan untuk sampel pemetaan
lokus DNA inti.
106. TPOX termasuk STR dengan deteksi dan ekspresi rendah.
107. STR TPOX dapat digunakan dalam penelitian pemetaan lokus RNA inti.
108. Pemetaan lokus DNA inti membutuhkan proses penyinaran.
109. Efek lingkungan mempengaruhi kadar dan kemurnian DNA.
110. Gigi desidui dan gigi permanen, artinya diperkirakan usia antara 6 tahun sampai
dengan 13 tahun.
111. Pemeriksaan awal adalah pada gigi molar kesatu mandibuler, sebagai penanda usia
sekitar 6 tahun.
112. Molar kedua permanent erupsi pada usia 12 tahun.
113. Gigi permanen sudah ada molar ketiga. Artinya diperkirakan usia lebih dari 17
tahun.
114. Perkiraan lebih rinci dengan memeriksa masing-masing gigi yang ada, untuk
memperkuat perkiraan diperhatikan juga gambaran oklusal yaitu adanya atrisi atau
aus akibat pemakaian.
115. Larva pada jenazah dapat menunjukkan waktu kematian korban.
116. Larva lalat pada jenazah dapat dilihat 2 jam pasca kematian.
117. Yang dilakukan di TKP adalah pengamanan saja.
118. Pada pengamanan, perlu dilakukan pertolongan pada korban.
119. Pada pengamanan, tidak perlu dilakukan penutupan dan penjagaan lokasi.
120. Pengamanan TKP dilakukan oleh warga.
121. Perubahan pada tulang alveolar, seperti osteoporosis, ketidakteraturan permukaan
tulang alveolar, hilangnya tulang alveolar, dapat terjadi pada pertambahan usia.
122. Pada apeks akar gigi, apabila pembentukan akar sempurna perkiraan usia menjadi
26-40 tahun.
123. Tidak adanya area edentolous dan tidak adanya resorpsi tulang alveolar yang
merupakan karakteristik pada usia lanjut menunjukkan bahwa rangka bukan berasal
dari orang tua, sehingga perkiraan usia di atas 17 tahun di bawah usia 30 tahun.
124. Alat pelindung diri tidak dipakai oleh pemeriksa di lapangan.
125. Pencatatan label sampel meliputi : waktu, lokasi, bagian yang diambil, nomor
sampel, dan kolektor.
126. Setiap sampel yang berbeda disatukan dan diberikan label.
127. Pengambilan sampel tidak boleh menggunakan cutton bud karena merusak sampel.
128. Serangga seperti lalat tidak diperlukan dalam kedokteran forensik.
129. Famili lalat yang penting dalam forensik : lalat hijau, lalat rumah, dan lalat dagi
130. Lalat berkembangbiak dengan proses yang sama dengan mamalia.
Kunci Jawaban:

1 B 11 S 21 B 31 S 41 B
2 B 12 B 22 S 32 B 42 S
3 B 13 S 23 S 33 B 43 S
4 S 14 S 24 S 34 B 44 B
5 S 15 B 25 S 35 S 45 S
6 B 16 B 26 B 36 B 46 B
7 S 17 S 27 B 37 S 47 B
8 B 18 B 28 B 38 B 48 S
9 B 19 B 29 S 39 S 49 B
10 B 20 S 30 B 40 B 50 S

51 B 61 B 71 B 81 S 91 S
52 S 62 S 72 B 82 S 92 B
53 B 63 S 73 S 83 S 93 B
54 B 64 B 74 B 84 B 94 S
55 B 65 S 75 B 85 B 95 B
56 B 66 B 76 S 86 B 96 B
57 S 67 S 77 S 87 S 97 B
58 B 68 B 78 S 88 B 98 B
59 B 69 B 79 B 89 B 99 B
60 B 70 B 80 S 90 B 100 B

101 S 111 B 121 B


102 B 112 B 122 S
103 B 113 B 123 B
104 B 114 B 124 S
105 S 115 B 125 B
106 S 116 S 126 S
107 S 117 S 127 S
108 S 118 B 128 S
109 B 119 S 129 B
10 B 20 S 30 S

Anda mungkin juga menyukai