Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KEGIATAN

F4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

PENYULUHAN TENTANG PENGATURAN DIET HIPERTENSI DASH


(Dietary Approaches to Stop Hypertension)

Disusun Oleh:
dr. Anggita Dewi

Pembimbing:
dr. Delia Anisha Ulfah

PROGRAM DOKTER INTERNSIP


UPTD UNIT PUSKESMAS KEBUMEN I
KABUPATEN KEBUMEN
2019
BAB I
LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang paling umum ditemukan dan


merupakan penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Di dunia penyakit ini
mempengaruhi sekitar 20% populasi dewasa. Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia, dimana penyakit
ini sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer.Kriteria hipertensi yang digunakan merujuk
pada kriteria diagnosis JNC VII 2003, yaitu pengukuran tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau
tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan cara farmakologis dan non farmakologis.
Terapi farmakologis tentu saja dilakukan dengan memberikan obat-obatan anti hipertensi.
Sedangkan terapi non farmakologis dapat dilakukan salah satunya dengan caramodifikasi gaya
hidup. Salah satu cara untuk melakukan modifikasi gaya hidup pada penderita hipertensi adalah
dengan pengaturan makan.Yang banyak dianut adalah dengan diet DASH (Dietary Approaches to
Stop Hypertension).
Diet DASH ini merekomendasikan pasien hipertensi banyak mengkonsumsi buah-buahan,
sayuran dan produk susu rendah lemak.Diet ini kaya akan kalium, magnesium, kalsium dan serat
serta memiliki kadar lemak total, lemak jenuh dan kolesterol yang rendah. Diet DASH mampu
menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 5,5 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 3
mmHg.

BAB II
PERMASALAHAN

Di dunia Hipertensi mempengaruhi sekitar 20% populasi dewasa.Di Indonesia sendiri,


berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, hipertensi masih
merupakan tantangan besar di Indonesia, dimana penyakit ini sering ditemukan pada pelayanan
kesehatan primer. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi hipertensi di
Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun adalah sebesar 25,8%. Sebagian
besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak terdiagnosis. Hipertensi juga sering dijuluki
sebagai silent disease karena secara visual penyakit ini tidak tampak mengerikan namun dapat
mengancam jiwa penderitanya atau paling tidak mengurangi kualitas hidup penderita hipertensi.

BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Metode intervensi yang digunakan adalah dengan pemberian informasi melalui metode
penyuluhan. Penyuluhan meliputi memberikan pengetahuan secara umum tentang Hipertensi,
meliputi : tatalaksana dan komplikasi hipertensi, serta bagaimana mengetur pola makan penderita
hipertensi meliputi makanan-makanan yang baik dikonsumsi maupun yang harus
dihindari.Penyuluhan disampaikan dengan metode langsung dan memperlihatkan materi
penyuluhan menggunakan laptop. Selain itu dilakukan cek kesehatan meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik serta pengukuran tekanan darah kemudian pemberian terapi.

BAB IV
PELAKSANAAN

Waktu dan Tempat Pemeriksaan


Hari/Tanggal : Selasa, 7 Oktober 2019
Waktu : Pukul 08.30 s/d 11.00 WIB
Tempat : SD Negeri Bandung

Alur Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
a. Memberikan penyuluhan tentang hipertensi meliputi : tatalaksana dan komplikasi
hipertensi, serta bagaimana mengetur pola makan penderita hipertensi meliputi makanan-
makanan yang baik dikonsumsi maupun yang harus dihindari.. Penyuluhan disampaikan
dengan metode langsung dengan memperlihatkan materi penyuluhan menggunakan laptop
b. Melakukan cek kesehatan lansia yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik serta
pengukuran tekanan darah kemudian pemberian terapi.
BAB V
MONITROING DAN EVALUASI

Untuk menilai apakah masyarakat memahami intervensi yang diberikan maka perlu adanya
monitoring. Selain itu monitoring juga diperlukan untuk mengetahui apakah masyarakat
menerapkan apa yang sudah diberikan dalam kegiatan sehari-harinya. Monitoring dapat dilakukan
dengan bekerja sama dengan kader, bidan atau tokoh masyarakat desa setempat untuk selalu dapat
mengingatkan dan menggerakkan warga tentang pentingnya asupan diet rendah garam, buah-
buahan, sayur-sayuran, dan susu rendah lemak untuk mencegah maupun mengontrol hipertensi.
Secara keseluruhan, intervensi yang diberikan berjalan cukup baik.

Anda mungkin juga menyukai