ISI
Sidik jari merupakan salah satu identitas manusia yang tidak dapat diganti
atau dirubah. Selain itu juga dari sidik jari pula lah seseorang dapat dikenali.
"Tidak ada manusia di dunia ini yang mempunyai sidik jari yang sama".
Ungkapan ini mengungkapkan bahwa setiap manusia mempunyai sidik jari yang
Hutagaol Sidik jari sebenarnya 'adalah kulit yang menebal dan menipis
membentuk suatu "punggungan" pada telapak jari yang membentuk suatu pola,
sidik jari tidak akan hilang sampai seorang meninggal dunia dan busuk, goresan-
goresan atau luka biasanya pada waktu kulit berganti akan membentuk pola yang
sama, namun sidik jari dapat rusak oleh karena kulit tesebut terkena luka bakar
Sidik jari merupakan identitas diri seseorang yang bersifat alamiah, tidak
berubah, dan tidak sama pada setiap orang. Sidik jari juga merupakan salah satu
jari menjadi teknolgi yang dianggap cukup handal, karena terbukti relatif akurat,
aman, mudah, dan nyaman untuk dipakai sebagai identifikasi bila dibandingkan
dengan sistem biometri yang lainnya seperti retina mata/DNA (Deoxyribo Nucleic
Acid) adalah jenis asam nukleat yang berisi perintah genetik yang digunakan di
ditemukan atau diketahui. Salah satu tahap visum et repertum adalah verifikasi
tenggelam, kasus tindak pidana pembunuhan, dan lain-lain. Sidik jari memiliki
1. Parennial nature
Sifat ini menunjukanbahwa sidik jari memiliki gutaran-gutaran pada sidik jari
yang melekat pada manusia yang bersifat seumur hidup. Karena itu, pola
sidik jari relatif mudah diklasifikasikan. Dalam sidik jari ada pola-pola yang
2. Immutability
Yang berarti bahwa sidik jari seseorang tidak akan pernah berubah. Sidik jari
bersifat permanen, tidak pernah berubah sepanjang hayat. Sejak lahir, dewasa,
hingga akhir hayat, pola sidik jari seseorang bersifat tetap kecuali sebuah
3. Individuality
pemiliknya yang tak mungkin sama dengan siapapun dimuka bumi sekalipun
kembar identik. Dengan kata lain, sidik jari bersifat spesifik untuk setiap
orang. Kemungkinan pola sidik jari yang sama adalah 1:64.000.000.000, jadi
hampir mustahil ditemukan pola sidik jari yang sama antara dua orang. Pola
sidik jari setiap bagian jari memiliki perbedaan (Leksono dkk, 2011).
Pola pada tangan dan sidik jari merupakan bagian dari cabang ilmu yang
derma yang berarti kulit dan glyphe berarti ukiran. Disiplin ilmu ini mengacu
kepada formasi garis-garis alur bubungan (ridge) yang terdapat pada telapak
tangan dan telapak kaki manusia. selama ini klasifikasi pola sidik jari dilakukan
secara manual oleh manusia yang diambil dari cap jari-jari tangan pada kartu. Kini
telah dibuat teknik klasifikasi sidik jari otomatis secara digital, tetapi belum ada
pencocokan data sidik jari dengan pemindaian yang cepat. Klasifikasi seperti ini
dapat mengurangi ukuran dari ruang pencarian, yaitu membatasi pencarian dengan
hanya pada sidik jari dalam kelas yang sama untuk identiflkasi. Klasifikasi sidik
jari yang digunakan secara luas adalah sistem Henry dan variasi-variasinya yang
diperkenalkan oleh Edward Henry (1899). Metode klasik identifikasi sidik jari
yang selama ini digunakan, ternyata kurang sesuai untuk implementasi langsung
dalam bentuk algoritma komputer. Oleh karena itu perlu dikembangkan model
matematika untuk anafisis sistem identifikasi sidik jari otomatis Automatic
pencocokan minutiae yaitu akhir atau percabangan garis alur sidik jari. Deteksi
dari minutiae secara otomatis merupakan suatu proses kritis, terutama jika citra
sidik jari berkualitas rendah dengan pola garis alur tidak jelas. Akibat noise dan
pemodelan sidik jari ini ada 2 (dua) yaitu, pertama adalah untuk memahami
penggambaran matematika untuk membuat pola sidik jari tiruan, dan kedua dalam
mengembangkan algoritma baru yang lebih baik untuk sistem identifikasi sidik
Sidik jari memiliki suatu orientasi dan struktur periodik berupa kompolisi
dari garis-garis gelap dan kulit 25 yang naik (ndges) dan garis-garis terang dari
dari sidik jari yang disebut dengan minutiae adalah unik untuk setiap individu.
Ciri-ciri ini membentuk pola khusus yang terdiri dari terminasi atau percabangan
dari alur. Untuk memeriksa apakah dua sidik jari berasal dari jari yang sama atau
Sidik Jari Otomatis yang akan mengambil dan membandingkan ciri-ciri tersebut
adanya atau impressi secara tak sengaja yang ditinggalkan dari aluralur tonjolan
kulit jari pada sebuah permukaan, tanpa melihat apakah sidik tersebut terlihat atau
tak terlihat pada waktu tersentuh. Teknik memproses secara elektronik, kimiawi,
dan fisik dapat digunakan untuk melihat residu sidik laten yang tak terlihat yang
ditimbulkan dari sekresi kelenjar ekrin yang berada di alur-alur tonjolan kulit
impressi tersebut terkontaminasi dengan oli, darah, cat, tinta, dan lain-lain.
tersentuh/terpegang jari kita, karena jari kita mengeluarkan zat sekresi (lemak dan
keringat), yang dihasilkan kelenjar keringat. Zat sekresi ini pada dasarnya adalah
larutan elektrolit/garam bercampur dengan Urea dan lemak serta senyawa organik
lainnya. Jejak sidik jari jenis ini tidak selalu bisa dilihat dengan jelas secara visual.
Untuk membuatnya lebih jelas/kontras, digunakan zat kimia yang akan bereaksi
dengan zat sekresi tersebut dan menghasilkan efek visual yang membuat sidik jari
Sidik ini ialah impressi dari alur-alur tonjolan kulit dari sumber yang tak
jelas yang dapat langsung terlihat mata manusia dan disababkan dari transfer
materi asing pada kulit jari ke sebuah permukaan.. Jejak sidik jari ini membekas
pada suatu permukaankarena adanya zat pewarna seperti tinta, darah dan
sebagainya. Sama seperti jejak plastik jejak sidik jari ini bisa langsung dilihat
secara visual. Karena sudah dapat langsung dilihat sidik ini tidak butuh teknik-
teknik enhancement, dan diambil bukan dengan diangkat, tetapi hanya dengan
difoto.
Sidik plastik adalah impressi dari sentuhan alur-alur tonjolan kulit jari atau
tersebut secara detail. Contoh umum: pada lilin cair, deposit lemak pada
permukaan mobil. Jejak sidik jari ini bersifat mekanik, misalnya jika tangan
memegang bahan yang sejenis lilin yang lunak , tekanan mekanik jari-jari kita
bisa meninggalkan jejak sidik jari pada bahan tersbut. Jejak seperti ini umumnya
mudah dilihat secara visual. Sidik-sidik seperti ini dapat langsung dilihat, tapi
yang tak tampak dari sekongkolan pelaku mungkin juga terdapat pada permukaan
dilaksanakan.
Klasifikasi sidik jari adalah membagi data pola garis alur sidik jari ke
dalam kelompok-kelompok kelas ciri yang menjadi karakteristik sidik jari tersebut
yaitu untuk memercepat proses identifikasi. Ada dua jenis kategori sidik jari yaitu
kategori bersifat umum (global) dan kategori yang bersifat khusus (lokal) yaitu
untuk menggambarkan ciri-ciri khusus individual, seperti jumlah minutiae, jumlah
Karakteristik sidik jari yang bersifat global terlihat sebagai pola garis-garis
alur dan orientasi dari garis alur tersebut pada kulit. Sir Francis Galton (1982)
a. Arches adalah pola garis alur sidik jari berbentuk terbuka yang mencakup 5%
dari populasi.
b. Loops adalah jenis paling umum yaitu kurva melingkar meliputi 60% sampai
c. Whorls adalah berbentuk lingkaran penuh yang mencakup 30% sampai 35%
dari populasi.
Kurva terbuka (arches) dibagi lagi atas arch dan tented arch. Sedangkan
loops dibagi dua menjadi kurva melingkar condong ke kiri (left loop) dan
melingkar condong ke kanan (right loop). Ciri-ciri lokal sidik jari ditentukan oleh
jumlah dan posisi garis alur dan banyaknya percabangan dari garis-garis alur yang
terdiri dari Inti atau core (sebagai titik yang didekatnya terdapat alur-alur yang
membentuk susunan semi-melingkar). Inti ini digunakan sebagai titik pusat
lingkaran balik garis alur yang menjadi titik acuan pembacaan dan
Bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu sisi
lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik
antara delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti ke arah sisi semula.
1. Ulnar loop: garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah dengan
2. Radial loop: garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah
Merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari
satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan
1. Plain Arch adalah bentuk pokok sidik jari dimana garis-garis datang dari
sisi lukisan yang satu mengalir ke arah sisi yang lain, dengan sedikit
2. Tented arch (Tiang Busur) adalah bentuk pokok sidik jari yang memiliki
garis tegak (upthrust) atau sudut (angle) atau dua atau tiga ketentuan loop.
Merupakan bentuk pokok sidik jari, mempunyai dua delta dan sedikitnya
satu garis melingkar di dalam pattern area, berjalan di depan kedua delta. Jenis
whorl terdiri dari Plain whorl, Central pocket loop whorl, Double loop whorl, dan
Accidental whorl.
Keberadaan titik fokus di dalam sidik jari akan berperan penting dalam
dikenal dua jenis titik fokus yaitu delta yang merupakan titik fokus luar (outer
semua sidik jari memiliki titik fokus tergantung jenis/klasifikasi dari sidik jarinya.
3.2.1 Core (inter terminus)
Titik fokus dalam Core adalah titik tengah yang terdapat pada garis sidik
jari loop yang terdalam dan terjauh dari delta. Dapat dikatakan bahwa core
merupakan titik tengah atau pusat dari lukisan sidik jari. Dalam menentukan letak
paling dalam.
pada bahu sangkutan yang posisinya terletak lebih jauh dari posisi delta.
sampai bahu sangkutan core ditempatkan pada ujung garis yang paling
tengah.
sampai ke bahu loop core ditempatkan pada ujung garis yang posisinya paling
Namun pada prakteknya letak core tidak selalu dapat ditentukan dengan
aturan-aturan yang telah disebutkan di atas. Ada dua kasus yang pada umumnya
dapat mengaburkan dalam menentukan letak core ini. Kasus yang pertama adanya
garis tambahan (appendage). Munculnya appendage ini dapat merusak garis sidik
jari bila appendage tersebut muncul di suatu garis sidik jari yang letaknya berada
pada daerah melengkung antara bahu garis sangkutan. Apabila appendage ini akan
dianggap sebagai garis berhenti bagi sangkutan yang tepat berada di luarnya.
Kasus yang kedua adalah adanya garis loop yang terdalam (garis sangkutan) yang
saling memotong satu sama lain (inter locking loop). Pada kasus ini kedua garis
sangkutan yang saling memotong tersebut dianggap sebagai salah satu sangkutan
dimana garis di dalamnya seakan-akan merupakan garis yang naik sampai setinggi
bahu loop.
Delta pada sidik jari memiliki arti sebagai titik fokus luar. Delta dalam
pengertian sehari-hari adalah gugusan yang terdapat pada muara sungai air yang
mengalir ke laut atau danau selalu membawa lumpur dan batu sehingga lama-
kelamaan terbentuk suatu gugusan pulau yang disebut “delta”. Delta yang
sebenarnya pada sidik jari adalah titik/garis yang terdapat pada pusat perpisahan
garis type lines. Delta merupakan titik fokus yang terletak di depan pusat
berpisahnya garis pokok (type lines). Garis pokok lukisan merupakan dua buah
garis yang paling dalam dari sejumlah garis yang berjajar (paralel) dan memisah
serta (cenderung) melingkupi pokok lukisan (pattern area). Pokok lukisan adalah
daerah/ruangan putih yang dikelilingi oleh garis type lines yang mana ruangan
tersebut merupakan tempat lukisan garis sidik jari. Pada kenyataannya tidak
semua sidik jari memiliki delta tetapi ada juga sidik jari yang memiliki lebih dari
satu delta.
Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam menentukan posisi delta,
yaitu:
a. Delta tidak boleh ditempatkan pada garis membelah yang tidak terbuka ke
arah core.
b. Apabila harus memilih antara garis membelah dan kemungkinan delta, maka
c. Apabila terdapat dua atau lebih garis-garis yang memenuhi syarat delta maka
garis pokok tetapi harus ditempatkan pada ujung garis yang terdekat letaknya
garis bayangan yang ditarik antara delta dan core (delta dan core tidak ikut masuk
(tipis) di celah-celah garis-garis yang tebal disebut insipientridge, dan garis ini
tidak ikut dihitung karena biasanya tidak selalu ada. Sedangkan, bagaimanapun
lain.
Gambar 7. Klasifikasi Sidik Jari Terminasi Gambar 8. Klasifikasi Sidik Jari Minutiae
Delta didefinisikan sebagai suatu titik yang terdapat pada suatu daerah
yang dibatasi oleh tiga sektor yang masing-masing memiliki bentuk hiperbolik.
Titik ini merupakan pertemuan curam atau titik divergensi dari pertemuan dua
garis alur. Minutiae didefinisikan sebagai titik-titik terminasi (ending) dan titik-
titik awal percabangan (bifurcafibn) dari garis-garis alur yang memberikan
informasi yang unik dari suatu sidik jari. Selain itu dikenal juga jenis garis alur
(type lines) yaitu dua garis alur paralel yang mengelilingi atau cenderung
mengelilingi daerah pola, dan cacah garis alur idge couhtl atau kerapatan (density)
Gambar 10. Enam Kategori Klasifikasi Sidik Jari Berdasarkan Delta Dan Core
Berdasarkan jumlah serta posisi core dan delta dapat dikembangkan model
matematika untuk mensimulasi enam kategori klasifikasi sidik jari, yaitu: arch,
tented arch, right loop, left loop, whorl dan Twin Loop berdasarkan lumtan dan
posisi inti (□) dan delta (▲). Gambar 10a memperlihatkan kategori Arcfi yang
tidak memiliki delta dan inti. Gambar 10b adalah Tented Arcfi dengan satu delta
(▲) dan satu inti (□)). Gambar 10c adalah Right Loop dengan satu delta dan satu
inti. Gambar 10d adalah Left Loop dengan satu delta dan satu inti. Gambar 10e
Whorl dengan satu delta dan dua inti. Terakhir 10f adalah Twin Loop dengan dua
inti yang tidak tercitra. Hasil pengembangan ini dapat digunakan untuk
menyempurnakan proses identifikasi sidik jari secara otomatis (Ardisasmita,
2013).
Metode ini membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari
antemoftem. Sampai saat ini, pemeriksaan sidik jari merupakan pemeriksaan yang
antara lain, dengan cara mempelajari, mengamati dan meneliti profil wajah
seseorang, pas foto, bentuk kepala, bentuk badan, gigi, sidik jari, atau suara.
ldentifikasi merupakan bagian dari suatu proses untuk mengetahui atau mengenal
sesorang berdasarkan organ tubuh atau barang miliknya sehingga seorang yang
beberapa hal antara lain: DNA, sidik jari, retina mata, bibir dan lain-lain.
hukumnya adalah dengan mempelajari sidik jari, sidik jari seseorang disebut
sebagai daktiloskopi. Daktiloskopi adalah ilmu yang mempelajari sidik jari untuk
keperluan pengenalan kembali identitas orang dengan cara mengamati garis yang
terdapat pada guratan garis jari tangan dan telapak kaki. Penyelenggaraan
Data sidik jari adalah rekaman jari tangan atau telapak kaki yang terdiri
atas 24 kumpulan alur garis-garis halus dengan pola tertentu, baik yang sengaja
diambil dengan tinta atau dengan cara lain maupun bekas yang tertinggal pada
permukaan benda karena terpegang atau tersentuh oleh jari tangan atau telapak
kaki. Keterangan sidik jari adalah uraian yang menjelaskan tentang identifikasi
data sidik jari seseorang yang dibuat oleh pejabat daktiloskopi. Daktiloskopi
dilaksanakan atas dasar prinsip bahwa sidik jari tidak sama pada setiap orang dan
sidik jari tidak berubah seumur hidup, kecuali menderita luka bakar. Fungsi
yaitu fotografi. Cetakan ini difoto dalam resolusi tinggi dengan skala pengukuran
atau bahan kimia tertentu atau pewarna selama fotografi, tapi ini biasanya tidak
diperlukan.
halus atau tidak keropos dengan bubuk sidik jari (granular hitam, serpihan
aluminium, hitam magnetik, dll). Jika ada cetakan muncul, mereka difoto seperti
yang disebutkan di atas dan kemudian diangkat dari permukaan dengan pita
perekat jelas. Pencabutan rekaman kemudian ditempatkan pada kartu angkat laten
untuk melakukan teknik lain yang bisa muncul cetak tersembunyi atau informasi
tambahan. Oleh karena itu, peneliti dapat memeriksa daerah dengan sumber
menggunakan bubuk.
sekresi ekrin yang menempel di permukaan, setidaknya 500 mg. Prosedur normal
dilakukan dengan menaburkan bubuk dengan rambut unta, nilon, atau alat yang
diuji.Variasi dari metode ini adalah analisis reagen partikel kecil (small particle
permukaan yang akan diuji kedalam suspensi zat padat yang sedikit larut dalam
air. Zat padat ini akan menempel pada porsi organic dalam sekresi ekrin.
Kemudian permukaan ini dapat dikeringkan untuk mendapatkan sidik jari yang
diinginkan.
Beberapa bubuk yang bisa dipakai oleh para ilmuan forensik adalah :
a. Serbuk hitam sayuran yang merupakan suatu serbuk karbon yang mirip
dengan
bubuk pensil, bubuk ini digunakan pada kondisi permukaan benda yang ber-
warna terang.
b. Serbuk Alumuniun yng memiliki tekstur bubuk ini putih halus dan di
gunakan untuk kondisi jika sidik jari menempel pada permukaan benda yang
berwarna gelap.
Sidik jari laten biasanya menempel pada lempeng aluminium, kertas, atau
permukaan kayu. Agar dapat tampak, para ahli dapat menggunakan zat kimia,
Metode kedua pendeteksian sidik jari melibatkan beberapa uji kimia yang
menghasilkan produk dengan suatu warna tertentu. Uji kimia lebih sensitive
dibandingkan uji serbuk dan umumnya dapat digunakan dengan residu dengan
berat antara 100-200 ng. beberapa bahan kimia yang sering digunakan adalah :
a. Sianoakrilat
wadah tertutup, misalnya stoples. Dalam stoples tersebut, ditaruh juga permukaan
benda yang diduga mengandung sidik jari yang telah diolesi minyak. Tutup rapat
b. Iodin
pengoksidasi. Jika dipanaskan, iodin akan menyublim, yaitu berubah wujud dari
padat menjadi gas. Kemudian, gas iodin ini akan bereaksi dengan keringat atau
minyak pada sidik jari. Reaksi kimia ini menghasilkan warna cokelat kekuning-
kuningan. Warna yang dihasilkan tidak bertahan lama sehingga harus segera
Zat kimia lain yang biasa digunakan adalah perak nitrat dan larutan
ninhidrin. Jika perak nitrat dicampurkan dengan natrium klorida, akan dihasilkan
natrium nitrat yang larut dan endapan perak klorida. Keringat dari pelaku
mengandung garam dapur (natrium klorida, NaCl) yang dikeluarkan melalui pori-
pori kulit. Pada praktiknya, larutan perak nitrat disemprotkan ke permukaan benda
yang diduga tersentuh pelaku. Setelah 5 menit, permukaan benda akan kering dan
perak nitrat pun terlihat. Lalu, sinar terang atau ultra violet yang disorotkan ke
permukaan benda akan membuat sidik jari yang mengandung perak nitrat terlihat.
Seperti halnya iodin, warna yang dihasilkan tidak bertahan lama sehingga harus
Ninhidrin merupakan zat kimia yang dapat bereaksi dengan minyak dan
minyak atau keringat, lalu tertempel pada permukaan benda, sidik jarinya akan
terlihat dengan cara menyemprotkan larutan ninhidrin. Setelah dibiarkan selama
10-20 menit, akan tampak warna ungu. Proses ini dapat dipercepat dengan
bereaksi dengan sidik jari menghasilkan warna abu-abu gelap. Metode ini sering
digunakan untuk penggunaan khusus seperti deteksi sidik jari pada kertas uang.
Metode ini umum bagi para penyidik untuk memeriksa setiap permukaan
kemungkinan (pintu, pegangan pintu, jendela, pagar, dll) dengan sumber cahaya
menyebabkan sidik jari mengalami fluorescence. Laser yang tepat untuk tujuan ini
adalah laser argon dengan panjang gelombang 480 nm dalam kisaran sinar biru-
berbagai spektrum yang bisa difoto atau diproses lebih lanjut dengan bubuk atau
noda pewarna. Sebagai contoh, peneliti dapat menggunakan cahaya biru dengan
filter oranye untuk menemukan sidik jari laten pada meja, kursi, peralatan
mengidentifikasi sidik jari korban atau sidik jari yang diduga milik
sekresi ekrin (eccrine) dari kelenjar keringat pada tangannya akan tertinggal di
permukaan itu, sekresi inilah yang akan membentuk pola-pola sedik jari. Residu
berbagai zat padat. Dua pertiga zat ini adalah senyawa organic, selebihnya
merupakan zat anorganik. Zat-zat ini adalah asam-asam amino, urea, asam urik,
asam laktat, monosakarida/disakarida, keratin, kolin, klorida ion, ion logam, ion
sulfat, fosfat, dan ammonia. Meskipun zat-zat ini hadir dalam jumlah kecil, zat-zat
Sampai sekarang ini, sistem penghitungan rumus sidik jari yang dilakukan
roller, penjepit kartu siddik jari dan kartu sidik jari itu sendiri. Sidik jari
direkam pada sehelai kartu sidik jari dimana terdapat kolom-kolom untuk sidik
jari yang digulingkan (rolled impression ), kolom sidik jari yang tidak
jari yaitu pembubuhan tanda pada tiap-tiap kolom kartu sidik jari yaitu
pembubuhan tanda pada tiap-tiap kolom kartu sidik jari yang menunjukan
interprestasi mengenai bentuk pokok, jumlah bilangan garis, bentuk loop, dan
jalannya garis yang diikuti pada bentuk whorl. Semua kegiatan diatas
menggunakan bantuan kaca pembesar dan diperiksa satu persatu oleh petugas.
suatu kartu sidik jari pada file menurut rumus sidik jari yang tertera pada kartu
antara lain:
b. Sepotong kaca atau benda lain yang keras dan licin berukuran 30x15cm
Orang yang akan diambil teraan jarinya berdiri disebelah kanan dan
mulai dengan menggulingkan jari-jari pada tinta di kaca satu persatu, dimulai
dengan ibu jari kanan. Jari yang diberi tinta cukup diambil satu ruas ujung
ditambah dengan setengah ruas kedua. Cara pengambilan teraan semaca m ini
permukaan teraan jari yang seluas-luasnya (rolled impression). Setelah itu dibuat
“Teraan rata”, yaitu pengambilan teraan secara sekaligus dari kelima jari kanan
dan kiri. Akan tetapi karena keadaan kelima jari itu tidak sama panjang, biasanya
diambil dulu empat jari bersama -sama (telunjuk sampai dengan kelingking), lalu
ibu jari dan cara menempelkannya supaya sejajar dengan keempat jari lainnya,
cara ini disebut teraan rata (plain impressions), yang diambil dari seluruh bagian
jari-jari itu. Pengambilan sidik jari dapat dilakukan dengan cara mengecapkan
jari-jari itu dengan digulingkan atau dengan cara mengecapkan jari-jari itu dengan
Setelah sidik jari ditemukan di TKP, maka akan dicocokan dengan sidik
jari tersangka atau orang yang dicurigai. Sebelum sidik jari latent yang ditemukan
di tempat kejadian perkara dibandingkan dengan sidik jari tersangka atau sidik jari
yang tersimpan di file yang tersimpan di data base Kepolisian atas nama orang
tertentu, terlebih dahulu sidik jari latent tersebut dibandingkan dengan sidik jari
orang-orang yang secara sah telah memegang sesuatu di TKP. Hal ini untuk
mencocokan sidik jari latent yang ditemukan di TKP guna mencari ada atau
tidaknya sidik jari asing (diduga pelaku) dalam tempat kejadian perkara tersebut
(Sutra, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Leksono, B., Achmad, H. & Rizal, R.I. 2011. Aplikasi metode template matching
untuk klasifikasi sidik jari, TRANSMISI, 13(1): 1-6.
Supardi. 2002, Sidik Jari Dan Peranannya Dalam Mengungkap Suatu Tindak
Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung.
Sutra, D., 2012. Fungsi kepolisian sebagai penyidik utama: Studi identifikasi sidik
jari dalam kasus pidana, Jurisprudence, 1(1):74-88.
Vaneza, A.D.A. 2013, ‘Fungsi sidik jari dalam mengidentifikasi korban dan
pelaku tindak pidana’, Skripsi, S.H., Hukum, Universitas Hasannudin,
Makasar, Indonesia.