Anda di halaman 1dari 56

BIMBINGAN

OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION

dr. Ahmad Fawzy, SpBP


Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Soedirman
PENDAHULUAN
• OBYEKTIF : standar baku kompetensi yang
akan dinilai
• TERSTRUKTUR : ada panduan mengikat
– Mengikat peserta ujian
– Mengikat penilai ujian
– Tidak ada intervensi penilai ujian
UK OSCE
12 soal (station) @15 menit
 9 station dengan pasien stimulasi (PS)
 3 station prosedural klinik
1 station istirahat
Intinya : role playing seakan-akan menjadi
Dokter yang sedang menangani kasus
sungguhan pada pasien
SISTEM PENILAIAN
• ACTUAL MARK : 8 hal yg TERPISAH dan punya
komponen penilaian masing-masing
• GLOBAL RATING : tidak lulus, BORDERLINE
(lulus pas-pasan), lulus, superior
ACTUAL MARK
• ACTUAL MARK : 8 hal TERPISAH dan punya
komponen nilai masing-masing
– Anamnesis
– PF sesuai yang diinstruksikan soal
– Diagnosis
– Usulan penunjang dan interpretasinya
– Terapi/prosedur sesuai yang diinstruksikan soal
– Terapi medikamentosa dan buat resep prinsip 7 benar
– KIE : komunikasi, informasi, edukasi
– Perilaku profesional
GLOBAL RATING
• GLOBAL RATING : tidak lulus, BORDERLINE
(lulus pas-pasan), lulus, superior
– Ini seperti topping di cupcake, tiap penilai bisa berbeda
menilainya. Kalau yg scoring pasti jelas lulus/tidaknya, nah
di sini banyak faktor subyektifitas penguji sealmamater
untuk membantu.
– Karena tiap penilai bisa berbeda, maka jika kinerja
meyakinkan cocok jadi dokter bisa mendongkrak nilai yang
pas-pasan.
→ PERCAYA DIRILAH BIAR MEYAKINKAN 
KEKHILAFAN TERSERING
• Tidak cermat membaca instruksi pada kasus, salah
pemahaman instruksi kasus
• Anamnesis terlalu banyak : bias, membuang waktu
• Tidak berbicara menjelaskan yang sedang dilakukan
pada pasien standar / manekin
KEKHILAFAN TERSERING
• Masalah cuci tangan dan sarung tangan sebelum
prosedur
• Masalah pemakaian instrumen evaluatif dan
instrumen/bahan terapetik (termasuk antiseptikum
luka, jel, kasa, plaster, elastic verband, dsb)
• Tidak tepat/tidak lengkap meminta pemeriksaan
penunjang
• Masalah membuang sarung tangan dan cuci tangan
setelah prosedur
• Tidak tepat peresepan obat, termasuk
overprescription
#1 ANAMNESIS
HAL #1 : ANAMNESIS
• Anamnesis ingat 2 hal:
1. Secara cepat, tepat, cermat, sistematis, cari hal-hal yang
menyimpulkan dugaan diagnosis  supaya sukses di skor
diagnosis
2. Untuk sukses di skor anamnesis : terlepas nyambung
atau tidak dengan yang digali di point 1, lengkapi MA HO
G R P M S ini
– MA: major complaint
– HO: history of illness
– GR: get rid of diff diagnosis
– P: previous or hereditary illness
– M: medication and lifestyle
– S: social factor
ERROR TERSERING PADA
INSTRUKSI ANAMNESIS
• Hanya jika pada instruksi jelas ditulis “lakukan
anamnesis”  maka lakukan anamnesis
• Jika tidak disuruh yang penting IDENTITAS PASIEN dan
INFORMED CONSENT pemeriksaan
• Tidak mengenalkan diri sebagai dokter pemeriksa
• Bertanya terlalu banyak karena blank atau terlena
dengan uraian pasien yang ngalor ngidul karena Anda
tak mengarahkan untuk fokus (buang waktu)
• Tidak cermat mendengarkan pasien karena terlalu
fokus pada fikiran sendiri merumuskan diagnosis
ERROR TERSERING PADA
INSTRUKSI ANAMNESIS
• Sering bolong-bolong MAHO GR PMS
– MA: major complaint
– HO: history of illness
– GR: get rid of diff diagnosis
– P: previous or hereditary illness
– M: medication and lifestyle
– S: social factor
MA: major complaint
keluhan utama
• 1 kalimat
• Harus ada 2 hal
– Gejala/tanda:
• Gejala : hal-hal fisik yang dialami/dirasakan pasien
• Tanda : hal-hal klinis yang bisa diukur pada pasien
– Onset sejak kapan
HO: history of present illness
riwayat penyakit sekarang
• Kronologis
– Present backward
– Past forward
GR: get rid of DD
singkirkan kemungkinan DD lain
• Nyeri : trauma, infeksi
• Demam : infeksi/inflamasi, dehidrasi,
• Hiperemia : reaksi inflamasi, internal bleeding,
anomali vaskular
• Hematoma : internal bleeding, masalah
pembekuan darah
• Luka : trauma, infeksi kulit, keganasan kulit
• dst
INGAT PATOLOGI TERSERING
• Inflamasi, infeksi
• Trauma
• Metabolisme/Endokrin
• Neoplasma
• Immunology
• Herediter
P: Previous or hereditary illness
• Hipertensi
• Diabetes mellitus
• Stroke
• Asma
• dst
M: medication & lifestyle
• Dalam pengobatan tertentu?
• Olahraga?
• Rokok?
• Kopi?
• Mengudap?
• Narkoba?
S: social factor
• Pekerjaan/pendapatan
• Rumah tinggal
HUBUNGAN #1 ANAMNESIS
dan #8 PERILAKU PROFESIONAL
4 prinsip komunikasi
1. Kontak dan hubungan baik dengan pasien,
verbal dan non-verbal
2. Memberi kesempatan pasien cerita dengan
tetap mampu mengarahkan
3. Melibatkan pasien dalam keputusan klinis
4. Edukasi sesuai masalah pasien
#2 PEMERIKSAAN FISIK
ERROR TERSERING PADA PF
• Tidak cermat membaca instruksi kasus
Contoh: instruksinya berbunyi “lakukan
pemeriksaan fisik status lokalis”
bila peserta ujian melakukan pemeriksaan tanda
vital menjadi mubazir karena 1) sudah buang waktu,
dan 2) tidak dapat nilai bonus
ERROR TERSERING PADA PF
• Salah interpretasi instruksi kasus
Contoh: pasien dengan keluhan nyeri perut sisi
kanan, dan instruksinya berbunyi “lakukan
pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk
menegakkan diagnosis”
 bila peserta ujian melakukan pemeriksaan fisik
abdomen umum saja nilainya tidak maksimal karena
pemeriksaan fisik abdomen terfokus untuk
menyimpulkan / menyingkirkan apendisitis akut
tidak dilakukan
INGAT PASTI ANDA JUMPA INI
 JANGAN LUPA

cuci tangan sebelum-sesudah tindakan,


proteksi diri, buang pada tempat sampah
INGAT... INGAT...
• Untuk setiap pemeriksaan fisik atau tindakan yang
berisiko KONTAMINASI (untuk gampang ingat:
tanganmu akan BASAH) → pakai sarung tangan
• Di dalam dunia nyata, sarung tangan penting untuk
proteksi diri dokter bukan soal sterilitas kepada
pasien
• Ada 1 box sarung tangan di meja sisi ranjang pasien,
silakan dimanfaatkan
ERROR TERSERING PADA PF
• Tak bicara menjelaskan yang sedang dilakukan
• Pemeriksaan genitalia, pemeriksaan colok dubur,
pemeriksaan dalam vagina  secara etis tak
dilakukan kepada pasien standar, hanya pada
manekin
– Saat peserta ujian dengan pasien standar, bila tidak
berbicara melakukan pemeriksaan genital/periksa dalam
maka penguji tidak mengeluarkan data pemeriksaannya
• Jangan lupa lapor semua hasil positif, bila tidak bisa
tanyakan datanya
ERROR TERSERING PADA PF
• Pada kasus trauma khas ABC trauma di primary
survey (ini yang disebut “status traumatologi”)
– A : jalan nafas
– B : mekanisme bernafas, frekuensi bernafas
– C : sirkulasi, suhu akral, laju nadi, tekanan darah
• Lihat instruksi soal, jika diminta maka kerjakan (dan minta
datanya pada penguji jika diperlukan)
• Jika tidak diminta pada instruksi soal, kerjakan pemeriksaan
yang diinstruksikan dengan tambahan sajak : “setelah saya
lakukan evaluasi ABC dan aman, maka saya lanjutkan…..”
INGAT PF TERKAIT LESI LUKA
1. Lokasi : regio, anatomical landmark
2. Jumlah : bila beberapa deskripsikan masing-masing
3. Jenis luka : tajam,
4. Bentuk : linier, elips, bundar, ireguler
5. Ukuran : diameter, P x L
6. Tepi : rata, compang-camping
7. Dinding : rata, bergaung
8. Dasar : lemak subkutis, fasia, otot, tulang
9. Isi : bersih, debris, bekuan darah, perdarahan aktif,
eksudat, pus, dsb
10. Sekitarnya : inflamasi (hiperemis? bengkak? nyeri tekan?),
lymph node
INGAT PF TERKAIT LESI TUMOR
1. Lokasi : regio, anatomical landmark
2. Jumlah : bila beberapa deskripsikan masing-masing
3. Bentuk : bulat, elips, ireguler
4. Ukuran : diameter, P x L
5. Permukaan : rata, berbenjol, ada tukak
6. Tepi/batas : tegas, tidak jelas
7. Konsistensi : fluktuatif, kenyal, kenyal-keras, keras
8. Dasar : bebas bergerak, terfiksasi
9. Sekitarnya : inflamasi (hiperemis? bengkak? nyeri tekan?),
lymph node
INGAT PF TERKAIT FRAKTUR
• Look : inspeksi
– luka, hematoma, bengkak, deformitas anatomi (pemendekan,
bengkok)
• Feel : palpasi
– nyeri tekan, krepitasi
• Move : manuver evaluatif
– rentang gerak sendi (range of motion)  fleksi vs ekstensi,
abduksi vs adduksi, eksorotasi vs endorotasi
– terbatas nyeri ? tidak bisa sama sekali ?
• Neurovaskular distal
– pulsasi arteri : brachialis / radialis-ulnaris / poplitea / tibialis
post-dorsalis pedis
– sensibilitas
#3 DIAGNOSIS
DIAGNOSIS YANG LENGKAP
1. Jenis patologi utama : infeksi, lesi radang (-itis), lesi
tumor (-oma, -sarkoma, -karsinoma), dll
2. Organ, sistem organ, regio
3. Spesifisitas : dextra/sinistra, akut/kronik,
direk/indirek, komplit/inkomplit,
hemoragik/iskemik, grading, staging, dll
DIAGNOSIS YANG LENGKAP
4. Penyerta (co-morbid, diagnosis kedua yang
bersamaan biasanya lebih ringan), penyulit (diagnosis
kedua yang bersamaan dan menjadi masalah sendiri),
komplikasi (diagnosis kedua yang mulai timbul terkait
diagnosis pertama), penyebab (diagnosis kedua yang
mengakibatkan diagnosis utama)
•syok hipovolemia et causa diare akut et causa intoksikasi makanan
•stroke iskemik dengan komorbid PPOK
•peritonitis akuta et causa perforasi tiroid, dst
#4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang
analisa darah tepi
• SAJAK : “pada pasien dengan keadaan klinis ……….
maka saya usulkan untuk pemeriksaan darah tepi
untuk menilai kadar ………. nya“
– Hemoglobin  pada pasien pucat, trauma dengan
kecurigaan perdarahan, keganasan
– Leukosit  demam, infeksi, inflamasi, keganasan
– Trombosit  demam curiga DBD, pada pasien dengan
lebam/hematoma besar, pada pasien dengan
perdarahan hebat tidak berhenti
Pemeriksaan penunjang radiologis
• SAJAK :
“pada pasien dengan riwayat trauma dan keadaan klinis
curiga fraktur ………. maka saya usulkan untuk pemeriksaan
radiologis ………. proyeksi AP-lateral terlihat 2 sendi untuk
konfirmasi“
• Tulang panjang : formula 2 x 2
–2 proyeksi
–2 sendi terlihat
• Istilah regio : klavikularis, humerus, antebrakhius,
manus, femoris, genu, kruris, pedis
• ABC : alignment, bone structure, cartilago, connective
tissue
Pemeriksaan penunjang radiologis
canggih
• USG  untuk evaluasi daerah berongga berbatas
jaringan lunak yang mungkin terisi cairan / lesi
desak ruang (SOL)
– USG abdomen, USG pelvis
• CT-scan  untuk evaluasi struktur yang berongga
yang memiliki komponen tulang sebagai
pembatas ruang sekitarnya
– CT-scan kepala, CT-scan toraks
• MRI  untuk evaluasi mutu jaringan lunak
– MRI otak, MRI otot
Pemeriksaan penunjang radiologis
canggih
• STROKE ???
• CT-scan  untuk evaluasi struktur yang berongga
yang memiliki komponen tulang sebagai pembatas
ruang sekitarnya
– Bila hendak dinilai berapa mL volum perdarahan
intrakranial pada stroke hemoragik → menentukan
tindakan konservatif atau agresif/kraniotomi
• MRI  untuk evaluasi mutu jaringan lunak
– Bila hendak dinilai seberapa luas kerusakan jaringan otak
akibat desakan volum darah pada stroke hemoragik atau
akibat hipoksia pada stroke iskemik
Pemeriksaan penunjang terkait
curiga metastasis keganasan
• Foto polos toraks proyeksi AP
• Bone-scan
#4 PENATALAKSANAAN
• Alokasikan waktu yang cukup untuk
penatalaksanaan dan edukasi
– Karena penatalaksanaan yang bolong-bolong bisa
ditambal dengan edukasi yang lengkap mengkilap
• Waktu efektif 13 menit  2 menit anamnesis,
4 menit PF, 4 menit penatalaksanaan, 3 menit
tulis resep dan edukasi
Berlatih dengan
jam biologis di otak
• Contoh: siapkan lagu yg di hafal untuk melatih
timing
– Bitter sweet symphony (The Verve)  8 menit (4
menit PF dan 4 menit tindakan penatalaksanaan)
– Always (Bon Jovi)  6 menit (4 menit
penatalaksanaan dan 2 menit resep dan edukasi)
– Yellow (Coldplay)  5 menit (untuk latihan
penatalaksanaan yang sifatnya tindakan)
• Tujuan: supaya tidak tergesa-gesa dan banyak
khilaf, supaya tidak terlalu lambat dan tidak
lengkap terapi dan edukasinya
PROSEDUR BIDAI
• Tonjolan tulang dilapis padding kasa tebal
• 3 bidai :
– Melewati 2 sendi di proksimal dan di distal
daripada fraktur
– 1 bidai panjang di posterior, 2 bidai lebih pendek
di latero-lateral
– Fiksasi minimal 3 titik (P-M-D) atau fiksasi
seluruhnya
• Evaluasi NVD setelah melepas sarung tangan
PROSEDUR KATETER - persiapan
• Cuci tangan, sarung tangan
• Terlentang tungkai lurus sedikit abduksi
(wanita litotomi)
• Antisepsis: desinfeksi dengan Povidon Iodine,
dari OUE ke arah sentrifugal
• Asepsis: memberi doek steril berlubang pada
genitalia
PROSEDUR KATETER – lubrikasi analgesia

• Pada pria  palpasi penis untuk memastikan


tidak ada batu di uretra.
• Xylocaine jelly dari spuit secukupnya pada
kateter (kalo masih ndeso jelly standar dicampur
3-5 ampul lidokain lalu masukkan ke spuit besar
50cc)
• Pada pria  Semprot xylocaine jelly, atau jelly
campur lidocaine, sebanyak 10-20 cc lewat OUE
ke dalam uretra , tutup OUE 5 menit agar tidak
reflux. Pada wanita tidak perlu
PROSEDUR KATETER - insersi
• Pegang penis secara gentle dengan tangan pasif dokternya.
Pada wanita, jari-jari tangan pasif dokter membuka vulva
• Tangan aktif dokter memegang kateter, ibu jari - telunjuk
• Buka OUE dengan ibu jari dan telunjuk tangan pasif
• Pada pria tarik penis lurus ke atas agar uretra pars penis lurus
terhadap uretra pars pubik dan mudah insersi.
• Pada tangan aktif, ujung kateter dijepit ringan klem / pinset
bagian pangkal kateter diselipkan di antara jari 4 – jari 5
• Dorong kateter perlahan-lahan ke dalam uretra dengan
tekanan ringan  patokan: urin keluar. (pada anak-anak
masuk 3-5 cm)
• Dorong terus sampai OUE berkontak dengan cabang di
pangkal/distal kateter
PROSEDUR KATETER – urine bag
• Jika urin mengalir ditampung pada tempat yang disiapkan
• Setelah dipastikan masuk ke dalam kandung kencing, balon
kateter dikembangkan dengan menyuntikkan aquabidest/NaCl
0,9% sebanyak 5-20 cc (LIHAT TULISAN DI LABEL PANGKAL
KATETER)
• Setelah fix, kateter ditarik keluar sampai tertahan balon
• Lepaskan doek
• Sambungkan urine bag
• Fiksasi kateter ke arah pinggang (pria), paha bawah (wanita)
• Perawatan OUE dengan salep dan kasa
• Lepas sarung tangan, buang selayaknya, cuci tangan, lap
#6 Farmakoterapi
• Sebagai terapi definitif :
– ATS pada luka
– Antibiotika tertentu jika ada hasil yang sesuai
• Sebagai terapi profilaksis :
– TT pada luka
– Antibiotika spektrum luas jika belum ada petunjuk
• Sebagai terapi simtomatika
Prinsip 7 benar farmakoterapi
• Benar jenis obat (generik)
• Benar indikasi obat
• Benar sediaan obat
• Benar dosis obat
• Benar cara pemberian obat
• Benar waktu pemberian obat
• Benar cara peresepan obat
Setting resep
• IGD dengan kemungkinan rawat/operasi 
obat injeksi
– Infeksi: ingat antibiotic of choice jangan spektrum luas
– Severely contaminated : triple AB therapy (gram+, gram-,
anaerob) dalam bentuk AB spektrum luas (sefalosporin) +
metronidazol drip
– Antinyeri adekuat tidak perlu morfin, cukup ketorolac
• Klinik rawat jalan  obat per oral
#7 EDUKASI
• Instruksi minum obat, instruksi perawatan
pascaprosedur
• Yang harus dilakukan demi kesembuhan
• Yang dilarang dilakukan demi kesembuhan
• Kapan perlu ke dokter lagi
– Bila perlu dirujuk ke dokter spesialis?
• Anjuran supaya terhindar kekambuhan
• Pola sehat: makan, istirahat, olahraga, pantang
#8 Perilaku profesional
• Hormat dan santun kepada pasien dan penguji
• Cermat, teliti, hati-hati
• Menyamankan pasien, primum non nocere
• Sesuai prioritas
• Sadar keterbatasan dengan merujuk
KISI-KISI KASUS YANG SERING
• Prosedur yang tersering
– Bidai
– Hecting
– Infus
– Kateter urin
– Nebulizer
– EKG → LIHAT DI MESINNYA SELALU ADA LEAD-LEAD PASANG DI MANA
KISI-KISI KASUS
YANG SERING DIUJIKAN
• Syok hipovolemia akibat dehidrasi  infus *
• Stroke hemoragik *
• Retensi urin, BPH, striktur uretra sekuel ISK  kateter *
• Luka *
• FAM, Mastitis, Galaktokel *
• Fraktur tertutup dengan/tanpa sindrom kompartemen *
• Apendisitis akut, perforasi saluran cerna *
• Hernia *
• Efusi pleura komplikata, traumatic pneumothorax *
• EDH/SDH *
KISI-KISI KASUS
YANG SERING DIUJIKAN
• Asma akut, pneumoniae, tuberculosis
• Fluor albus patologis vs fluor albus in normal pregnancy
• Herpes
• The greatest imitators in skin diseases : tinea, dermatitis, sifilis st.2
• Corpus alienum di orifisium indera
• Aritmia, ekstrasistolik
• Hipertensi
• Jaundice, hepatitis, hepatoma
• Hematemesis melena, gastritis erosif
• Arthritis dan variannya
• Histeria, manik-depresif, skizofrenia

Anda mungkin juga menyukai