Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Soedirman PENDAHULUAN • OBYEKTIF : standar baku kompetensi yang akan dinilai • TERSTRUKTUR : ada panduan mengikat – Mengikat peserta ujian – Mengikat penilai ujian – Tidak ada intervensi penilai ujian UK OSCE 12 soal (station) @15 menit 9 station dengan pasien stimulasi (PS) 3 station prosedural klinik 1 station istirahat Intinya : role playing seakan-akan menjadi Dokter yang sedang menangani kasus sungguhan pada pasien SISTEM PENILAIAN • ACTUAL MARK : 8 hal yg TERPISAH dan punya komponen penilaian masing-masing • GLOBAL RATING : tidak lulus, BORDERLINE (lulus pas-pasan), lulus, superior ACTUAL MARK • ACTUAL MARK : 8 hal TERPISAH dan punya komponen nilai masing-masing – Anamnesis – PF sesuai yang diinstruksikan soal – Diagnosis – Usulan penunjang dan interpretasinya – Terapi/prosedur sesuai yang diinstruksikan soal – Terapi medikamentosa dan buat resep prinsip 7 benar – KIE : komunikasi, informasi, edukasi – Perilaku profesional GLOBAL RATING • GLOBAL RATING : tidak lulus, BORDERLINE (lulus pas-pasan), lulus, superior – Ini seperti topping di cupcake, tiap penilai bisa berbeda menilainya. Kalau yg scoring pasti jelas lulus/tidaknya, nah di sini banyak faktor subyektifitas penguji sealmamater untuk membantu. – Karena tiap penilai bisa berbeda, maka jika kinerja meyakinkan cocok jadi dokter bisa mendongkrak nilai yang pas-pasan. → PERCAYA DIRILAH BIAR MEYAKINKAN KEKHILAFAN TERSERING • Tidak cermat membaca instruksi pada kasus, salah pemahaman instruksi kasus • Anamnesis terlalu banyak : bias, membuang waktu • Tidak berbicara menjelaskan yang sedang dilakukan pada pasien standar / manekin KEKHILAFAN TERSERING • Masalah cuci tangan dan sarung tangan sebelum prosedur • Masalah pemakaian instrumen evaluatif dan instrumen/bahan terapetik (termasuk antiseptikum luka, jel, kasa, plaster, elastic verband, dsb) • Tidak tepat/tidak lengkap meminta pemeriksaan penunjang • Masalah membuang sarung tangan dan cuci tangan setelah prosedur • Tidak tepat peresepan obat, termasuk overprescription #1 ANAMNESIS HAL #1 : ANAMNESIS • Anamnesis ingat 2 hal: 1. Secara cepat, tepat, cermat, sistematis, cari hal-hal yang menyimpulkan dugaan diagnosis supaya sukses di skor diagnosis 2. Untuk sukses di skor anamnesis : terlepas nyambung atau tidak dengan yang digali di point 1, lengkapi MA HO G R P M S ini – MA: major complaint – HO: history of illness – GR: get rid of diff diagnosis – P: previous or hereditary illness – M: medication and lifestyle – S: social factor ERROR TERSERING PADA INSTRUKSI ANAMNESIS • Hanya jika pada instruksi jelas ditulis “lakukan anamnesis” maka lakukan anamnesis • Jika tidak disuruh yang penting IDENTITAS PASIEN dan INFORMED CONSENT pemeriksaan • Tidak mengenalkan diri sebagai dokter pemeriksa • Bertanya terlalu banyak karena blank atau terlena dengan uraian pasien yang ngalor ngidul karena Anda tak mengarahkan untuk fokus (buang waktu) • Tidak cermat mendengarkan pasien karena terlalu fokus pada fikiran sendiri merumuskan diagnosis ERROR TERSERING PADA INSTRUKSI ANAMNESIS • Sering bolong-bolong MAHO GR PMS – MA: major complaint – HO: history of illness – GR: get rid of diff diagnosis – P: previous or hereditary illness – M: medication and lifestyle – S: social factor MA: major complaint keluhan utama • 1 kalimat • Harus ada 2 hal – Gejala/tanda: • Gejala : hal-hal fisik yang dialami/dirasakan pasien • Tanda : hal-hal klinis yang bisa diukur pada pasien – Onset sejak kapan HO: history of present illness riwayat penyakit sekarang • Kronologis – Present backward – Past forward GR: get rid of DD singkirkan kemungkinan DD lain • Nyeri : trauma, infeksi • Demam : infeksi/inflamasi, dehidrasi, • Hiperemia : reaksi inflamasi, internal bleeding, anomali vaskular • Hematoma : internal bleeding, masalah pembekuan darah • Luka : trauma, infeksi kulit, keganasan kulit • dst INGAT PATOLOGI TERSERING • Inflamasi, infeksi • Trauma • Metabolisme/Endokrin • Neoplasma • Immunology • Herediter P: Previous or hereditary illness • Hipertensi • Diabetes mellitus • Stroke • Asma • dst M: medication & lifestyle • Dalam pengobatan tertentu? • Olahraga? • Rokok? • Kopi? • Mengudap? • Narkoba? S: social factor • Pekerjaan/pendapatan • Rumah tinggal HUBUNGAN #1 ANAMNESIS dan #8 PERILAKU PROFESIONAL 4 prinsip komunikasi 1. Kontak dan hubungan baik dengan pasien, verbal dan non-verbal 2. Memberi kesempatan pasien cerita dengan tetap mampu mengarahkan 3. Melibatkan pasien dalam keputusan klinis 4. Edukasi sesuai masalah pasien #2 PEMERIKSAAN FISIK ERROR TERSERING PADA PF • Tidak cermat membaca instruksi kasus Contoh: instruksinya berbunyi “lakukan pemeriksaan fisik status lokalis” bila peserta ujian melakukan pemeriksaan tanda vital menjadi mubazir karena 1) sudah buang waktu, dan 2) tidak dapat nilai bonus ERROR TERSERING PADA PF • Salah interpretasi instruksi kasus Contoh: pasien dengan keluhan nyeri perut sisi kanan, dan instruksinya berbunyi “lakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis” bila peserta ujian melakukan pemeriksaan fisik abdomen umum saja nilainya tidak maksimal karena pemeriksaan fisik abdomen terfokus untuk menyimpulkan / menyingkirkan apendisitis akut tidak dilakukan INGAT PASTI ANDA JUMPA INI JANGAN LUPA
cuci tangan sebelum-sesudah tindakan,
proteksi diri, buang pada tempat sampah INGAT... INGAT... • Untuk setiap pemeriksaan fisik atau tindakan yang berisiko KONTAMINASI (untuk gampang ingat: tanganmu akan BASAH) → pakai sarung tangan • Di dalam dunia nyata, sarung tangan penting untuk proteksi diri dokter bukan soal sterilitas kepada pasien • Ada 1 box sarung tangan di meja sisi ranjang pasien, silakan dimanfaatkan ERROR TERSERING PADA PF • Tak bicara menjelaskan yang sedang dilakukan • Pemeriksaan genitalia, pemeriksaan colok dubur, pemeriksaan dalam vagina secara etis tak dilakukan kepada pasien standar, hanya pada manekin – Saat peserta ujian dengan pasien standar, bila tidak berbicara melakukan pemeriksaan genital/periksa dalam maka penguji tidak mengeluarkan data pemeriksaannya • Jangan lupa lapor semua hasil positif, bila tidak bisa tanyakan datanya ERROR TERSERING PADA PF • Pada kasus trauma khas ABC trauma di primary survey (ini yang disebut “status traumatologi”) – A : jalan nafas – B : mekanisme bernafas, frekuensi bernafas – C : sirkulasi, suhu akral, laju nadi, tekanan darah • Lihat instruksi soal, jika diminta maka kerjakan (dan minta datanya pada penguji jika diperlukan) • Jika tidak diminta pada instruksi soal, kerjakan pemeriksaan yang diinstruksikan dengan tambahan sajak : “setelah saya lakukan evaluasi ABC dan aman, maka saya lanjutkan…..” INGAT PF TERKAIT LESI LUKA 1. Lokasi : regio, anatomical landmark 2. Jumlah : bila beberapa deskripsikan masing-masing 3. Jenis luka : tajam, 4. Bentuk : linier, elips, bundar, ireguler 5. Ukuran : diameter, P x L 6. Tepi : rata, compang-camping 7. Dinding : rata, bergaung 8. Dasar : lemak subkutis, fasia, otot, tulang 9. Isi : bersih, debris, bekuan darah, perdarahan aktif, eksudat, pus, dsb 10. Sekitarnya : inflamasi (hiperemis? bengkak? nyeri tekan?), lymph node INGAT PF TERKAIT LESI TUMOR 1. Lokasi : regio, anatomical landmark 2. Jumlah : bila beberapa deskripsikan masing-masing 3. Bentuk : bulat, elips, ireguler 4. Ukuran : diameter, P x L 5. Permukaan : rata, berbenjol, ada tukak 6. Tepi/batas : tegas, tidak jelas 7. Konsistensi : fluktuatif, kenyal, kenyal-keras, keras 8. Dasar : bebas bergerak, terfiksasi 9. Sekitarnya : inflamasi (hiperemis? bengkak? nyeri tekan?), lymph node INGAT PF TERKAIT FRAKTUR • Look : inspeksi – luka, hematoma, bengkak, deformitas anatomi (pemendekan, bengkok) • Feel : palpasi – nyeri tekan, krepitasi • Move : manuver evaluatif – rentang gerak sendi (range of motion) fleksi vs ekstensi, abduksi vs adduksi, eksorotasi vs endorotasi – terbatas nyeri ? tidak bisa sama sekali ? • Neurovaskular distal – pulsasi arteri : brachialis / radialis-ulnaris / poplitea / tibialis post-dorsalis pedis – sensibilitas #3 DIAGNOSIS DIAGNOSIS YANG LENGKAP 1. Jenis patologi utama : infeksi, lesi radang (-itis), lesi tumor (-oma, -sarkoma, -karsinoma), dll 2. Organ, sistem organ, regio 3. Spesifisitas : dextra/sinistra, akut/kronik, direk/indirek, komplit/inkomplit, hemoragik/iskemik, grading, staging, dll DIAGNOSIS YANG LENGKAP 4. Penyerta (co-morbid, diagnosis kedua yang bersamaan biasanya lebih ringan), penyulit (diagnosis kedua yang bersamaan dan menjadi masalah sendiri), komplikasi (diagnosis kedua yang mulai timbul terkait diagnosis pertama), penyebab (diagnosis kedua yang mengakibatkan diagnosis utama) •syok hipovolemia et causa diare akut et causa intoksikasi makanan •stroke iskemik dengan komorbid PPOK •peritonitis akuta et causa perforasi tiroid, dst #4 PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan penunjang analisa darah tepi • SAJAK : “pada pasien dengan keadaan klinis ………. maka saya usulkan untuk pemeriksaan darah tepi untuk menilai kadar ………. nya“ – Hemoglobin pada pasien pucat, trauma dengan kecurigaan perdarahan, keganasan – Leukosit demam, infeksi, inflamasi, keganasan – Trombosit demam curiga DBD, pada pasien dengan lebam/hematoma besar, pada pasien dengan perdarahan hebat tidak berhenti Pemeriksaan penunjang radiologis • SAJAK : “pada pasien dengan riwayat trauma dan keadaan klinis curiga fraktur ………. maka saya usulkan untuk pemeriksaan radiologis ………. proyeksi AP-lateral terlihat 2 sendi untuk konfirmasi“ • Tulang panjang : formula 2 x 2 –2 proyeksi –2 sendi terlihat • Istilah regio : klavikularis, humerus, antebrakhius, manus, femoris, genu, kruris, pedis • ABC : alignment, bone structure, cartilago, connective tissue Pemeriksaan penunjang radiologis canggih • USG untuk evaluasi daerah berongga berbatas jaringan lunak yang mungkin terisi cairan / lesi desak ruang (SOL) – USG abdomen, USG pelvis • CT-scan untuk evaluasi struktur yang berongga yang memiliki komponen tulang sebagai pembatas ruang sekitarnya – CT-scan kepala, CT-scan toraks • MRI untuk evaluasi mutu jaringan lunak – MRI otak, MRI otot Pemeriksaan penunjang radiologis canggih • STROKE ??? • CT-scan untuk evaluasi struktur yang berongga yang memiliki komponen tulang sebagai pembatas ruang sekitarnya – Bila hendak dinilai berapa mL volum perdarahan intrakranial pada stroke hemoragik → menentukan tindakan konservatif atau agresif/kraniotomi • MRI untuk evaluasi mutu jaringan lunak – Bila hendak dinilai seberapa luas kerusakan jaringan otak akibat desakan volum darah pada stroke hemoragik atau akibat hipoksia pada stroke iskemik Pemeriksaan penunjang terkait curiga metastasis keganasan • Foto polos toraks proyeksi AP • Bone-scan #4 PENATALAKSANAAN • Alokasikan waktu yang cukup untuk penatalaksanaan dan edukasi – Karena penatalaksanaan yang bolong-bolong bisa ditambal dengan edukasi yang lengkap mengkilap • Waktu efektif 13 menit 2 menit anamnesis, 4 menit PF, 4 menit penatalaksanaan, 3 menit tulis resep dan edukasi Berlatih dengan jam biologis di otak • Contoh: siapkan lagu yg di hafal untuk melatih timing – Bitter sweet symphony (The Verve) 8 menit (4 menit PF dan 4 menit tindakan penatalaksanaan) – Always (Bon Jovi) 6 menit (4 menit penatalaksanaan dan 2 menit resep dan edukasi) – Yellow (Coldplay) 5 menit (untuk latihan penatalaksanaan yang sifatnya tindakan) • Tujuan: supaya tidak tergesa-gesa dan banyak khilaf, supaya tidak terlalu lambat dan tidak lengkap terapi dan edukasinya PROSEDUR BIDAI • Tonjolan tulang dilapis padding kasa tebal • 3 bidai : – Melewati 2 sendi di proksimal dan di distal daripada fraktur – 1 bidai panjang di posterior, 2 bidai lebih pendek di latero-lateral – Fiksasi minimal 3 titik (P-M-D) atau fiksasi seluruhnya • Evaluasi NVD setelah melepas sarung tangan PROSEDUR KATETER - persiapan • Cuci tangan, sarung tangan • Terlentang tungkai lurus sedikit abduksi (wanita litotomi) • Antisepsis: desinfeksi dengan Povidon Iodine, dari OUE ke arah sentrifugal • Asepsis: memberi doek steril berlubang pada genitalia PROSEDUR KATETER – lubrikasi analgesia
• Pada pria palpasi penis untuk memastikan
tidak ada batu di uretra. • Xylocaine jelly dari spuit secukupnya pada kateter (kalo masih ndeso jelly standar dicampur 3-5 ampul lidokain lalu masukkan ke spuit besar 50cc) • Pada pria Semprot xylocaine jelly, atau jelly campur lidocaine, sebanyak 10-20 cc lewat OUE ke dalam uretra , tutup OUE 5 menit agar tidak reflux. Pada wanita tidak perlu PROSEDUR KATETER - insersi • Pegang penis secara gentle dengan tangan pasif dokternya. Pada wanita, jari-jari tangan pasif dokter membuka vulva • Tangan aktif dokter memegang kateter, ibu jari - telunjuk • Buka OUE dengan ibu jari dan telunjuk tangan pasif • Pada pria tarik penis lurus ke atas agar uretra pars penis lurus terhadap uretra pars pubik dan mudah insersi. • Pada tangan aktif, ujung kateter dijepit ringan klem / pinset bagian pangkal kateter diselipkan di antara jari 4 – jari 5 • Dorong kateter perlahan-lahan ke dalam uretra dengan tekanan ringan patokan: urin keluar. (pada anak-anak masuk 3-5 cm) • Dorong terus sampai OUE berkontak dengan cabang di pangkal/distal kateter PROSEDUR KATETER – urine bag • Jika urin mengalir ditampung pada tempat yang disiapkan • Setelah dipastikan masuk ke dalam kandung kencing, balon kateter dikembangkan dengan menyuntikkan aquabidest/NaCl 0,9% sebanyak 5-20 cc (LIHAT TULISAN DI LABEL PANGKAL KATETER) • Setelah fix, kateter ditarik keluar sampai tertahan balon • Lepaskan doek • Sambungkan urine bag • Fiksasi kateter ke arah pinggang (pria), paha bawah (wanita) • Perawatan OUE dengan salep dan kasa • Lepas sarung tangan, buang selayaknya, cuci tangan, lap #6 Farmakoterapi • Sebagai terapi definitif : – ATS pada luka – Antibiotika tertentu jika ada hasil yang sesuai • Sebagai terapi profilaksis : – TT pada luka – Antibiotika spektrum luas jika belum ada petunjuk • Sebagai terapi simtomatika Prinsip 7 benar farmakoterapi • Benar jenis obat (generik) • Benar indikasi obat • Benar sediaan obat • Benar dosis obat • Benar cara pemberian obat • Benar waktu pemberian obat • Benar cara peresepan obat Setting resep • IGD dengan kemungkinan rawat/operasi obat injeksi – Infeksi: ingat antibiotic of choice jangan spektrum luas – Severely contaminated : triple AB therapy (gram+, gram-, anaerob) dalam bentuk AB spektrum luas (sefalosporin) + metronidazol drip – Antinyeri adekuat tidak perlu morfin, cukup ketorolac • Klinik rawat jalan obat per oral #7 EDUKASI • Instruksi minum obat, instruksi perawatan pascaprosedur • Yang harus dilakukan demi kesembuhan • Yang dilarang dilakukan demi kesembuhan • Kapan perlu ke dokter lagi – Bila perlu dirujuk ke dokter spesialis? • Anjuran supaya terhindar kekambuhan • Pola sehat: makan, istirahat, olahraga, pantang #8 Perilaku profesional • Hormat dan santun kepada pasien dan penguji • Cermat, teliti, hati-hati • Menyamankan pasien, primum non nocere • Sesuai prioritas • Sadar keterbatasan dengan merujuk KISI-KISI KASUS YANG SERING • Prosedur yang tersering – Bidai – Hecting – Infus – Kateter urin – Nebulizer – EKG → LIHAT DI MESINNYA SELALU ADA LEAD-LEAD PASANG DI MANA KISI-KISI KASUS YANG SERING DIUJIKAN • Syok hipovolemia akibat dehidrasi infus * • Stroke hemoragik * • Retensi urin, BPH, striktur uretra sekuel ISK kateter * • Luka * • FAM, Mastitis, Galaktokel * • Fraktur tertutup dengan/tanpa sindrom kompartemen * • Apendisitis akut, perforasi saluran cerna * • Hernia * • Efusi pleura komplikata, traumatic pneumothorax * • EDH/SDH * KISI-KISI KASUS YANG SERING DIUJIKAN • Asma akut, pneumoniae, tuberculosis • Fluor albus patologis vs fluor albus in normal pregnancy • Herpes • The greatest imitators in skin diseases : tinea, dermatitis, sifilis st.2 • Corpus alienum di orifisium indera • Aritmia, ekstrasistolik • Hipertensi • Jaundice, hepatitis, hepatoma • Hematemesis melena, gastritis erosif • Arthritis dan variannya • Histeria, manik-depresif, skizofrenia