Anda di halaman 1dari 2

Karir dan Prestasi

Oleh : Wahid Wijaya


(AVP Culture Transformation Division, BRI dan founder @jadiinspirasi)

Ada sebuah buku berjudul Proposal Hidup yang berkata bahwa “Kalau kita
ingin mengadakan acara atau sebuah event, kita butuh proposal lengkap. Bagaimana
untuk kehidupan kita yang panjang, apakah tidak punya rencana?” Lalu mengapa kita
harus memiliki karir dan prestasi? Karena pada akhirnya setiap orang harus memiliki
personal branding, dimana ada 3 hal dalam personal branding:
1. Dimana kita akan dirasa sebagai orang yang advance atau expert di bidang
tertentu
2. Dengan advance tadi, kita dapat influence atau mengajak orang ke hal positif
sesuai dengan keahlian kita, membuat orang lain percaya dengan kita
3. Maximum Impact, jadi kita ingin bermanfaat di sisi yang mana?
Tips eksternal perihal karir dan prestasi: Kita butuh seorang coach. Seperti
Muhammad Ali seorang petinju yang hebat tapi memiliki seorang coach yang mana
coach itu tidak lebih hebat dari dirinya. Setiap orang memiliki blind spotnya, dimana
kita tidak bisa melihat sisi (kurang) itu tetapi coach (orang lain) dapat melihatnya.
Maka penting untuk memiliki coach perihal meniti karir dan prestasi. Sedangkan
untuk tips internal: Family Value.
“Di BRI, saya tidak pernah menargetkan mau jadi apa, saya lebih memilih untuk
fokus mau menghasilkan apa. Karena menurut saya, karena prestasi, karir akan
mengikuti”kata Pak Wahid. Apapun yang kita lakukan sekarang, bukan hanya untuk
mencapai tujuan hidup kita sekarang, tapi agar anak kita memiliki standarisasi pada
orang tuanya sudah melakukan apa. Sehingga generasi setelah kita harusnya lebih
baik daripada kita sekarang.
Dan cukup fokus membandingkan dengan diri kita sendiri yaitu diri kita sekarang
dengan diri kita kemarin sebagai acuan lebih baik. Lalu penting membuat suatu
inovasi dalam hidup. “Saya terinspirasi dari kelurga Pak Cucut, Pak Cucut bilang “di
keluarga saya inovasi setiap hari, contohnya saya makan di meja yaitu menumpahkan
makanan di meja lalu makan bersama keluarga” Jadi hal-hal gila itu lah inovasi” kata
Pak Wahid.
“Saya mendapat motto hidup itu dari buku Muhammad Assad judulnya Note
From Qatar 2. Saya beli, kalau gak salah, sekitar 5 tahun yang lalu. Di buku itu ada
quotes There is no growth on comfort zone and there is no comfort on growth zone”
kata Pak Wahid. Jadi, tidak akan pernah bertumbuh ketika kita merasa nyaman. Dan
kalau kita sedang merasa susah atau berat, sebenarnya kita sedang dalam kondisi
bertumbuh.
“Sabar sedikit, suatu saat akan sampai”
“Lebih baik kita disibukkan dengan bagaimana kita mencari cara bertumbuh,
sampai lupa bagaimana caranya mengeluh” tambah Pak Wahid.

Penulis Resume : Annisa Firra Shabrina

Anda mungkin juga menyukai