ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
1. Gambar dan beri keterangan ciri khas dari masing-masing preparat berikut ini:
a. Limfadenitis Tuberkulosa Keterangan:
Mikroskopis 4x Etiologi :
Myobacterium
tuberculosis
Epidemiologi :
>20 tahun
Perempuan dan
laki 3:1
Manifestasi klinis:
Demam subfebris,
Pembengkakan
Mikroskopis 100x KGB, menurunnya
berat badan (BB),
keringat malam.
Prognosis : Bonam
Sifat: Benigna
Mikroskopis:
Sediaan KGB
dengan kapsul
LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
masih baik.
Terlihat korteks
dan medulla telah
dipenuhi struktur
tuberkel yaitu
nekrosis perkijuan,
proferasi sel-sel
epiteloid, yang
diantaranya
terdapat sel Datia
Langhans.
Ada 5 stase
1. Nodus Masih berukuran Kecil
2. Nodus membesar dan elastis
3. Terbentuknya abses
4. Abses Cold meluas ke jaringan ikat
5. Terbentuk sinus-sinus
b. Penyakit Hodgkin Keterangan:
Etiologi :
Idiopatik/Sistem
Imun yang
terserang
Manifestasi Klinis
:
KGB membesar,
tidak nyeri,
keringat malam,
LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BB menurun,
batuk yang
panjang
Pemeriksaan
Penunjang :
FNAB, BMT, CT
Scan
Mikroskopis :
Tampak sel- sel
eosinofil dan sel-
sel datia yang
Keterangan panah :
menyerupai
megakariosit
Kuning : sitoplasma amofilik
dengan inti yang
Merah : inti owl eye pada sel datia reed stenberg
besar dan
Hitam : Sel datia reed Stenberg
berkerut yaitu sel
datia reed
Stenberg dengan
inti owl eye.
Terlihat sel-sel
yang berbentuk
oval, poliformis,
hiperkromatis,
mitosis
ditemukan.
LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Etiologi :
Ongkogen, mutasi
kromosom T 14
dan 18.
Epidemiologi :
Terbanyak pada
pria berusia 30-39
tahun.
Keterangan panah :
Terlihat sel-sel
Hitam : Sel tumor seperti limfosit tumor yang
Merah : Septa jaringan ikat berbentuk seperti
limfosit (panah
hitam) dengan
ukuran lebih besar
hiperkromotis,
sitoplasma tipis,
basofilik, dan
ditemukan mitosis.
Diantaranya ada
septa jaringan ikat
d. Metastase Epidermoid Ca ke KGB Keterangan:
Manifestasi
Klinis:
Benjolan terfiksir
dan padat
LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Pemeriksaan
Penunjang :
FNAB
Tatalaksana :
Kemoterapi
Tampak pada
korteks dan
medulla terdapat
sel-sel bulat
Keterangan : dengan inti
polimorfi,
Merah : sel sel bulat dengan inti polimorfi, vesikuler, anak inti jelas, vesikuler, anak
ditemukan mitosis, sitoplasma banyak dan eosinofilik. inti jelas,
Kuning : pembentukkan massa keratin ditemukan mitosis,
Hitam : Jaringan ikat yang masih utuh. sitoplasma banyak
dan eosinofilik.
Kelenjar getah
bening tampak
masih berkapsul
jaringan ikat.
Tampak juga
pembentukan
massa keratin.
Jawab:
LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Beda gejala
Gejala kedua jenis limfoma ini memang secara garis besar sama. Namun pada limfoma
non Hodgkin, gejala lain yang ikut muncul adalah bintik-bintik merah pada kulit, serta
nyeri pada dada, perut, atau tulang yang tidak diketahui penyebabnya.
Sedangkan orang-orang yang berisiko terkena limfoma non Hodgkin ialah mereka yang
berusia lanjut, berjenis kelamin laki-laki, dan berkulit putih. Selain itu, orang yang
mengalami kelainan sistem imun, memiliki penyakit autoimun, HIV/AIDS, virus human
LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jawab:
Berawal dari penyebaran sel kanker dari lokasi primernya dan membentuk tumor baru pada
organ yang jauh dari lokasi primernya, disebut metastasis. Sel kanker memasuki matriks
ekstraselular akan bermetastasis melalui pembuluh limfa. Setelah memasuki matriks
ekstraslular, sel kanker tersebut bergerak menuju kapiler limfatik, memasuki lumen
pembuluh limfatik dan menuju nodus limfatikus regional. Menurut Morton et al, dalam
Nathanson, nodus limfatikus regional yang pertama dilewati oleh sel kanker yang
bermetastasis disebut nodus limfatikus sentinel
Untuk menuju organ tertentu, sel kanker yang bermetastasis melalui pembuluh limfatik harus
memasuki sistem vena terlebih dahulu karena tidak ada jalur pembuluh limfatik langsung
yang mengarahkan sel kanker menuju organ tujuannya. Berbeda dengan pembuluh darah
yang memiliki sel endotel yang ujung-ujungnya saling berhimpit, kapiler limfatik terdiri dari
selapis endotel dengan membrana basalis yang terputus–putus serta ujung-ujung sel
endotelnya yang saling tumpang-tindih sehingga membuat kapiler limfatik sangat permeabel.
Hal tersebut dapat memperkecil hambatan untuk intravasasi sel kanker ke dalam pembuluh
limfatik. Sedangkan pada metastasis melalui pembuluh darah, memerlukan degradasi
membrana basalis pembuluh darah untuk intravasasi sel kanker ke dalamnya. Selain itu,
makrofag yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap benda asing termasuk kanker,
ternyata membantu limfangiogenesis. TNF-α di sekitar kanker dan agen proininflamasi yang
dihasilkan kanker berikatan dengan makrofag. Makrofag kemudian mengeluarkan VEGF-C
LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
dan VEGF-D yang dapat merangsang pembuluh limfatik yang ada (Gambar 2) untuk
membentuk pembuluh limfatik baru (limfangiogenesis) yang dapat menjadi jalur bagi
metastasis sel kanker. Makrofag membantu limfangiogenesis dengan menghasilkan VEGF-C
(panah hijau) atau dengan berikatan dengan pembuluh limfatik yang ada untuk membentuk
pembuluh limfatik baru (panah merah). Metastasis melalui pembuluh limfatik tampaknya
merupakan jalur yang disenangi sel kanker daripada pembuluh darah.
LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG