Anda di halaman 1dari 5

Penyakit Karantina & Upaya Penanggulangannya

3.

Lakukan kewaspadaan standar terhadap sekret


penderita dan kemungkinan penyebaran lewat udara
sampai 48 jam setelah terapi efektif selesai.

4.

Disinfeksi serentak: dilakukan terhadap dahak dan


alat-alat tercemar.

5.

Karantina: kemoprofilaksis dan pengawasan ketat


selama 7 hari terhadap orang yang serumah dan
kontak langsung dengan pes paru.

6.

Investigasi kontak: semua orang yang kontak


langsung dengan penderita pes paru.

7.

Investigasi sumber infeksi: binatang pengerat yang


sakit atau mati beserta kutunya. Pengobatan
spesifik: Streptomycin (obat pilihan utama)

Pengertian
Karantina adalah pembatasan aktivitas orang sehat atau
binatang yang telah terpajan (exposed) kasus penyakit
menular tertentu untuk mencegah penyebaran penyakit lebih
lanjut.
Tujuan Karantina
Menolak dan mencegah masuk dan keluarnya penyakit
karantina dengan sarana angkutan darat, laut dan udara.
Tindakan khusus terhadap penyakit karantina dilakukan oleh
dokter pelabuhan, baik instansi pemerintah maupun swasta
memberi bantuannya jika diminta dokter pelabuhan untuk
melaksanakan tindakan tersebut.
Jenis Penyakit Karantina
Berdasarkan Pasal 1 Ayat (1) UU No. 1 dan UU No. 2 Tahun
1962 tentang Karantina Laut dan Karantina Udara, jenis-jenis
penyakit karantina:
1. Pes (Plague)
2. Kolera (Cholera)
3. Demam kuning
4. Cacar (Smallpox)
5. Typhus exanthematicus infectiosa (Louse borne typhus)
6. Demam bolik-balik (Louse borne Relapsing fever)

Tindakan International: pemerintah melaporkan dalam waktu


24 jam kepada WHO dan negara tetangga. Lakukan semua
upaya yang diwajibkan bagi kapal, pesawat udara atau
transportasi darat yang datang dari daerah pes. Semua kapal
harus bebas dari binatang pengerat dan bangunan di
pelabuhan/ bandara harus bebas dari tikus. Bagi yang
melakukan perjalanan International, mewajibkan untuk isolasi
selama 6 hari sebelum berangkat dihitung dari saat terakhir
terpajan.
Tindakan khusus terhadap penyakit Pes yaitu tindakan
terhadap kapal terjangkit atau tersangka pes dengan:
a. Pemeriksaan awak kapal dan penumpang.
b. Para penderita diturunkan, diisolasi dan dirawat.
c. Para tersangka diawasi selama-lamanya 6 hari terhitung
dari tibanya kapal di pelabuhan.

PES

d. Tersangka serta barang miliknya yang dipakai oleh si


penderita dihapushamakan.

Penyebab: Bakteri Yersinia pestis

e. Seluruh kapal dihapustikus jika perlu.

Gejala Klinis:

Cara Pencegahan:

1.

Gejala Umum : Demam

- Berikan penyuluhan kepada masyarakat.

2.

Gejala Khusus : pembesaran kelenjar getah bening


(paling sering di daerah selangkang/ inguinal &
paling jarang terjadi di daerah ketiak), di paru (batuk
dengan dahak cair berbercak darah, sesak napas,
pernafasan melemah, gagal nafas, efusi pleura)

- Lakukan survei populasi binatang pengerat secara berkala.


- Penanggulangan tikus pada kapal/ dermaga/ gedung.
- Imunisasi aktif dengan vaksin.

Masa Inkubasi: 1 - 7 hari


Cara Penularan: Gigitan kutu tikus (Xenopsylla Chepsis),
gigitan atau cakaran kucing

KOLERA

Pengawasan Penderita, Kontak dan Lingkungan Sekitar:

Penyebab: Vibrio Cholera

1.

Laporkan kepada institusi kesehatan setempat.

Reservoir: manusia & zooplankton

2.

Isolasi: bersihkan penderita, pakaian dan barangbarangnya lalu rujuk ke RS.

Masa Inkubasi: beberapa jam 5 hari, umumnya 2-3 hari


Cara Penularan: melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi secara langsung atau tidak langsung oleh tinja
atau muntahan dari orang yang terinfeksi.

Masa Menular: beberapa hari setelah sembuh. Ditandai dgn


mual dan muntah, diare berat, cair terus menerus seperti air
cucian beras, tanpa sakit perut,. komplikasi : dehidrasi,
kolaps, gagal ginjal.

g. Air dan tempatnya di dlm kapal yg dianggap


mengandung hama di hapushamakan
h. Pembongkaran dilakukan di bwh pengawsn dinkes
pelabuhan

Pengawasan Penderita, kontak atau lingkungan Sekitarnya:


1.

Laporkan kepada Instansi kesehatan setempat.

2.

Isolasi: perawatan di RS dengan melaksanakan


kewaspadaan diperlukan utk pasien berat.

3.

Disinfeksi Serentak : terhadap tinja, muntahan dan


linen dengan pemanasan, dan melakukan
pembersihan menyeluruh.

Pengobatan: 1. Terapi rehidrasi agresif


2. Antibiotika yang tepat
3. Pengobatan komplikasi
Managemen Kontak:
1.

Surveilans terhadap orang yang mengkonsumsi


minuman dan makanan yang sama dengan
penderita, selama 5 hari setelah kontak terakhir. Jika
ada kemungkinan adanya penularan sekunder dalam
rumah tangga diberikan terapi kemoprofilaksis.

2.

Investigasi Sumber Infeksi : ditanyakan tentang


masukan makanan dan minuman dalam 5 hari
sebelum sakit. Pencarian dengan mengkultur tinja
disarankan untuk anggota rumah tangga atau yang
kemungkinan terpajan dari satu sumber (common
source) di daerah yang sebelumnya tidak terinfeksi.

Tindakan International Pemerintah suatu negara hrs melapor


kpd WHO dan negara tetangga. Pelancong international
imunisasi dengan vaksin oral dianjurkan untuk yang akan
bepergian dari negara maju ke negara endemis atau negara
yang sedang mengalami wabah kolera. Peraturan kesehatan
International menyatakan bahwa: orang yang melakukan
perjalanan internasional dan datang dari daerah terjangkit
kolera yang masih dalam masa inkubasi dan orang yang
menunjukkan gejala kolera harus menyerahkan tinjanya untuk
dilakukan pemeriksaan.
Tindakan khusus terhadap penyakit kolera:
a. Pemeriksaan awak kapal dan penumpang
b. Para penderita diturunkan, diisolasi dan dirawat
c. Penderita dgn tanda-tanda klinis kolera
diperlakukan sbg penderita kolera
d. Penumpang dan awak kapal yg mpy surat ket
vaksinasi kolera yg berlaku, diawasi selama 5 hr
sjk kapal tiba di pelabuhan
e. Penumpang yg tdk mpy srt ket vaksinasi kolera yg
berlaku di isolasi
f. Barang-barang seseorg yg tersangka atau barang
lain yg disangka mengandung hama,
dihapushamakan

i. Org yg melakukan pembongkaran diawasi slm 5 hr


Pencegahan imunisasi aktif: vaksin kuman yang dimatikan
dan disuntikkan saat wabah kurang efektif, memberikan
perlindungan parsial 50% kasus dalam waktu hanya 3-6 bulan
vaksin oral, dapat menghasilkan antibody dengan kadar tinggi
yang dapat melindungi sampai beberapa bulan.
YELLOW FEVER
Etiologi: Flavivirus
Cara Penularan: Siklus penularan di hutan, reservoarnya
adalah primata dan nyamuk Haemogogus. Siklus penularan di
kota adalah manusia dan nyamuk Aedes aegypty.
Masa inkubasi : 3 hingga 6 hari.
Gejala Klinis: infeksi virus akut dengan durasi pendek dan
mortalitas yang bervariasi. Demam mendadak, menggigil, dan
nyeri punggung, mual dan muntah. Denyut nadi lemah dan
pelan walau suhu meningkat.
Pengawasan penderita Isolasi: kewaspadaan universal
terhadap darah dan cairan tubuh paling sedikit sampai 5 hari
setelah sakit, penderita dihindari dari gigitan nyamuk.
Desinfeksi serentak: tidak dilakukan desinfeksi. Rumah
penderita dan sekitarnya disemprot dengan insektisida efektif.
Imunisasi: bagi mereka yang kontak dengan penderita
sebelumnya.
Investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi di semua
tempat yang dikunjungi penderita 3 6 hari sebelum mereka
sakit.
Tindakan International: Segera laporkan kpd WHO dan negara
tetangga, karantina thdp hewan monyet yg datang dari
daerah endemis. Dilakukan karantina slm 7 hr stlh
meninggalkan daerah endemis. Perjalanan International :
Mereka yang datang dari daerah endemis Afrika dan Amerika
Selatan diwajibkan memiliki sertifikat vaksinasi yang masih
berlaku. Bila belum diimunisasi, perlu dilakukan selama 6 hari
sebelum diijinkan melanjutkan perjalanannya. Demikian juga
mereka yang akan berkunjung ke daerah endemis perlu
diberikan imunisasi sebelumnya. (International Certificate of
Vaccination (ICV) untuk demam kuning berlaku mulai 10 hari
sampai 10 tahun setelah imunisasi. )
Tindakan khusus terhadap penyakit Demam Kuning
a. Pemeriksaan awak kapal dan penumpang
b. Pengukuran suhu badan semua penumpang dan awak
kapal
c. Penderita demam kuning diturunkan, diisolasi dan
dilindungi thdp gigitan nyamuk

d. Penumpang dan awak kapal lainnya yg memiliki srt


vaksinasi demam kuning yg blm berlaku, diisolasikan sampai
srt ketnya berlaku selama- lamanya 6 hr
e. Kapal hrs msk dlm karantina sampai dinyatakan bebas dr
nyamuk aedes aegypti.
Pencegahan : Imunisasi aktif bagi semua orang (bayi 9 bulan
ke atas) yang oleh karena tempat tinggal, pekerjaan dan
perjalanan berisiko terpajan infeksi. Antibodi terbentuk 7-10
hari setelah imunisasi. Pembasmian nyamuk aedes aegypti
TIFUS
Etiologi: Rickettsia prowazekii
Cara Penularan: Kutu badan yg menghisap darah penderita
akut akan terinfeksi kmd menularkan kpd org lain.
Masa inkubasi: 1-2 minggu rata-rata 12 hari
Gejala : Ditandai dgn skt kepala, mengigil, lelah, demam dan
skt disekujur tubuh. Timbul bercak dikulit pd hr ke-5 dan ke 6,
mulai muncul pd badan bagian atas kmd menyerbu keseluruh
tubuh, namun tdk mengenai muka, telapak tangan dan
telapak kaki.
Pengawasan penderita

Isolasi : Tidak perlu dilakukan

Desinfeksi serentak : Taburkan insektisida pd pakaian


dan tempat tidur penderita dan kontak. Karantina:
Mereka yg tubuhnya mengandung kutu dan terpajan
dgn penderita tifus dikarantina slm 15 hr stlh
badannya ditaburi insektisida.

Penanganan kontak : semua kontak hrs diamati terus


menerus slm 2 minggu.

Investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi:


Segala upy hrs dilakukan utk melacak sumber
penularan.

Pengobatan spesifik: Pemberian doksisiklin dosis


tunggal 200 mg biasanya sdh cukup utk
menyembuhkan sipenderita.

Tindakan International Segera laporkan kpd WHO,


wisatawan mancanegara: tdk satupun negara yg mewajibkan
para wisatawan utk mendapatkan imunisasi sblm memasuki
negara tsb
Tindakan khusus terhadap penyakit Tifus Pemeriksaan
kesehtan semua penumpang dan awak kapal. Penderita
diturunkan, diisolasi, dihapusseranggakan dan dirawat Mereka
yg tersangka dihapusseranggakan dan diawasi selamalamanya 14 hr. Bagasi, barang2 lain dan bag.kapal yg
dianggap mengandunghama, dihapushamakan.

Etiologi : Yang ditularkan oleh tungau disebabkan oleh Borrelia


recurrentis
Gejala: Ditandai demam berlangsung 2-9 hr diikuti periode
tanpa demam slm 2-4 hr. Jumlah kekambuhan bervariasi dari
1-10x bahkan lebih.
Cara Penularan: Ditularkan oleh vektor.
Masa inkubasi: 5-15 hr, biasanya 8 hari
Pengawasan penderita Isolasi : Penderita beserta pakaian dan
semua kontak serumah dan lingk sekitarnya hrs dibebaskan
dr tungau dan kutu. Investigasi terhadap kontak dan sumber
infeksi: temukan kasus-kasus tambahan dan sumber infeksi.
Pengobatan yg spesifik: dgn tetracycline
Tindakan khusus terhadap penyakit Tifus Pemeriksaan
kesehtan semua penumpang dan awak kapal. Penderita
diturunkan, diisolasi, dihapusseranggakan dan dirawat Mereka
yg tersangka dihapusseranggakan dan diawasi selamalamanya 8 hr. Bagasi, barang2 lain dan bag.kapal yg dianggap
mengandunghama, dihapushamakan.
Pencegahan: Berantas tungau dan kutu. Antibiotik dpt
digunakan stlh terpajan.
SARS
Adalah Syndroma pernafasan akut berat yang merupakan
penyakit infeksi pada jaringan paru manusia.
Suspect SARS Adalah seseorang yang menderita sakit dengan
gejala: Demam Tinggi (>38o C), dengan satu atau lebih
gangguan pernafasan, yaitu batuk, nafas pendek dan
kesulitan bernafas, satu atau lebih keadaan berikut : - Dalam
10 hari terakhir sebelum sakit, mempunyai riwayat kontak
erat dengan seseorang yang telah didiagnosis sebagai
penderita SARS - Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit,
melakukan perjalanan ke tempat terjangkit SARS.
Probable SARS Adalah kasus Suspect ditambah dengan
gambaran foto toraks menunjukkan tanda-tanda pneumonia
atau respiratory distress syndrome.
ETIOLOGI SARS adalah Corona virus atau Parimoxyviridae
virus.
MASA INKUBASI: 3-10 hari
CARA PENULARAN: melalui kontak langsung dengan penderita
SARS baik karena berbicara, terkena percikan batuk atau
bersin (Droplet Infection). Periode aman dari kemungkinan
terjadinya penularan pada unit pelayanan atau pada
kelompok masyarakat yang terjangkit KLB SARS adalah
setelah lebih dari 14 hari sejak kasus terakhir dinyatakan
sembuh.
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN SARS DI BANDARA,
PELABUHAN DAN LINTAS BATAS

Pencegahan Didaerah yg lingk kutunya tinggi, teburkan bubuk


insektisida pd pakaian. Perbaikan kondisi kesehatan
lingkungan Lakukan tindakan thdp mereka yg tinggal didaerah
risiko tinggi dgn menaburkan insektisida.

a)Semua Penumpang termasuk awak (crew) pesawat yang


datang dari Negara/wilayah terjangkit SARS diberikan Health
Alert Notice oleh crew dan diisi di dalam pesawat selama
penerbangan.

DEMAM BOLAK-BALIK

b)Pemberitahuan tentang informasi SARS kepada penumpang


dengan menggunakan media komunikasi .

c) Jika dalam penerbangan ditemukan penumpang/crew yang


sakit dengan gejala demam tinggi (>38C) dan salah satu
atau lebih gangguan pernafasan), maka crew harus
melakukan tindakan sebagai berikut :

3) KKP melaporkan identitas dan alamat penumpang bukan


transit (penumpang yang tidak melanjutkan perjalanannya) ke
Dinas Kesehatan setempat, selanjutnya dilakukan Surveilans
aktif oleh Dinas Kesehatan setempat

- mengisolasi penumpang/crew yang sakit dari penumpang


dan crew lainnya.

4) KKP menginformasikan tentang penumpang transit dalam


negeri ke KKP tujuan berikutnya.

- Penumpang/crew yang sakit diminta menggunakan masker


pelindung dan mereka yang memberikan
perawatan.menggunakan sarung tangan dan masker

Penerbangan Lanjutan Ke luar Negeri Kapten/Pilot pesawat :

- Menyiapkan toilet yang hanya boleh digunakan oleh


penumpang/crew yang sakit.
- Kapten pesawat melakukan kontak radio ke bandara tujuan
menginformasikan tentang adanya kasus Suspect, agar
petugas KKP segera menyiapkan ruang terpisah (Poliklinik
diterminal) guna pemeriksaan penumpang/crew yang sakit.
Pemeriksaan SARS Pada Saat Pesawat Parkir Di bandara Tim
Kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dengan
menggunakan masker naik ke atas pesawat setelah Pesawat
parkir, kemudian bersama Crew melakukan tindakan-tindakan
sbb :
a) Penumpang tidak diperkenankan turun dari pesawat.
b) Pemberitahuan tentang adanya pemeriksaan kesehatan
berkaitan dengan kewaspadaan terhadap SARS.
c) Menganjurkan kepada penumpang dan crew untuk segera
berobat jika dalam jangka 10 hari berikutnya jatuh sakit
(timbul gejala SARS) serta menginformasikan Rumah Sakit
Rujukan.
d) Pemeriksaan secara cepat terhadap semua penumpang.
e) Bila ditemukan Kasus Suspect, maka petugas KKP segera
melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :

1) Memberi penjelasan seperlunya kepada penumpang transit


luar negeri bahwa di dalam pesawat yang ditumpanginya
terdapat kasus tersangka SARS, dan menganjurkan untuk
segera berobat pada Negara tujuan jika dalam jangka 10 hari
berikutnya jatuh sakit (timbul gejala SARS).
2) Memberi tahu kepada Bandar Udara tujuan berikutnya
bahwa pesawat tersebut membawa penumpang yang pernah
kontak dengan kasus tersangaka SARS.
Disinfeksi Pesawat
1) Setelah pesawat membawa kasus SARS, semua pintu harus
terbuka dan interior pesawat dialiri udara yang berasal dari
AC
2) Catat semua nama petugas yang melakukan tindakan suci
hama
3) Semua petugas harus menggunakan sarung tangan,
pelindung muka dan baju disposibel
4) Daerah 2 baris didepan dan belakang tempat duduk kasus
Suspect harus di suci hamakan
PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN KE KARANTINAAN
KESEHATAN PESAWAT

Tahap pelaksanaan penanganan pesawat dari negara


sehat. Stlh pesawat datang, agen menyerahkan
penumpang kpd petugas karantina Apabila tdk terdpt
penumpang/crew skt, petugas karantina kesht
memberikan izin karantina Setiap kedatangan pswt
dr luar negeri utk mencegah penularan pykt, sblm
penumpang turun dilakukan desinseksi (insektisida
aerosol). Kpd penumpang yg sehat disilakan keluar
dr pesawat .

Kepda penumpang yg skt dibw keruang karantina utk


mendptkan pelayanan keshtn Penumpang yg skt dan
ternyt tdk menderita pyk Menular, diberikan
pengobtan atau dirujuk ke RS pilihan pasien
Penumpang yg skt dan ternyt menderita pyk
menular, prosedur penanganan.

Tahap pelaksanaan kedatangan pesawat dari negara


terjangkit Petugas karantina keshtn mendpt
informasi kedatangan pesawat dari petugas Airlines
Petugas karantina keshtn naik keatas peswt utk
melakukan pemeriksaan keshtn. Sblm penumpang
turun utk mencegah msknya serangga penular
penykt dr negara lain dilakukan desinseksi. Pd saat
pesawat kosong sblm berangkat dilakukan desinfeksi
sesuai standar. Penumpang/Crew keluar dr pesawat
dihrskan melewati Thermoscanner

Tahap pelaksanaan penanganan pesawat dari negara


sehat. Stlh pesawat datang, agen menyerahkan
penumpang kpd petugas karantina Apabila tdk terdpt

- Petugas KKP yang menangani Suspect case


menggunakan masker.
- Kasus Suspect (Suspect Case) dipasangkan
masker, kemudian diperiksa lebih lanjut di Poliklinik
terminal dan segera merujuk ke Rumah Sakit rujukan
serta melaporkan identitas dan alamat lengkap
Suspect Case dan kontak ke Dirjen PPM & PL dan
Dinas Kesehatan Setempat.
f) Penumpang dan crew diarahkan ke Counter Kesehatan.
Untuk dilakukan pengecekan
Pemeriksaan SARS Di Counter Kesehatan
1) Petugas KKP pada counter Kesehatan mengumpulkan dan
memeriksa kelengkapan dan kebenaran pengisian Health
Alert Notice penumpang/crew lainnya serta memisahkan
Health Alert Notice penumpang dan crew yang diduga sebagai
Kasus Suspect (Suspect Case)
2) Selanjutnya penumpang dan crew pesawat menuju
counter Imigrasi. Bila ditemukan Health Alert Notice belum
selesai diproses di counter Kesehatan, petugas imigrasi
mengarahkan penumpang ke counter kesehatan dan proses
imigrasi ditunda

penumpang/crew skt, petugas karantina kesht


memberikan izin karantina Setiap kedatangan pswt
dr luar negeri utk mencegah penularan pykt, sblm
penumpang turun dilakukan desinseksi (insektisida

aerosol). Kpd penumpang yg sehat disilakan keluar


dr pesawat

Anda mungkin juga menyukai