Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH HUKUM PERDATA ISLAM

“ASAL USUL ANAK DAN HADLONAH”

Dosen Pengampuh : Rahma Pramudya NS.S.HI.,M.HI

DISUSUN OLEH :
1. SAHRUL SULAIMAN
2. ARIL IHZA JAMALUDIN
3. REZA ANANDA ORAMAHI

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSIYAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang


Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” Asal Usul Anak dan Hadlonah”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Meskipun penulis berharap isi dari
makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Kupang, November 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
1.Pengertian asal usul anak...............................................................................................
2. Pengertian anak.............................................................................................................
3. Pengertian hadhanah.....................................................................................................
4. Dasar hukum hadhanah................................................................................................
5. Syarat hadhanah...........................................................................................................

BAB III PENUTUP..........................................................................................................


A. Kesimpulan..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asal usul anak merupakan dasar untuk menunjukan adanyahubungan kemahraman (nasab) dengan
ayahnya (orang tua kandungnya). Pada dasarnya anak menjadi tanggung jawab kedua orangtuanya.
Dalam hukum islam pemeliharaan anak meliputi banyak hal seperti dalam masalah ekonomi,
pendidikan, dan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan anak. Dalam konsep Islam tanggung jawab
ekonomi ada di pundak suami sebagai kepala rumah tangga. Mempunyai anak yang soleh dan solehah
adalah dambaan setiap orangtua. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan hal
tersebut. Orang tua harus memperhatikan hak dan kewajiban anak mulai lahir hingga dewasa. Hukum
Perdata dan Hukum Islam berjalan beriringan tergantung kita meemandang dari segi kepentingan
ataupun dari segi permasalahan. Karna Hukum Perdata masuk dalam hukum nasional yang
sifatnyatertulis. Berangkat dari perbedaan itu dan tema kami tentang Asal Usul Anak dan Hadonah,
kami akan mencoba untuk mengkaji keduanya.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian asal usul anak?
2. Jelaskan pengertian anak?
3. Jelaskan pengertian hadhanah?
4. Sebut dan jelaskan dasar hukum hadhanah?
5. Sebutkan dan jelaskan syarat hadhanah?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Asal Usul Anak


Asal usul anak menurut berasal dari dua kata yaitu asal usul dan anak, Asal usul yang berarti
silsilah atau sejarah dan anak yang berarti keturunan. Asal usul anak berarti silsilah anak dalam
keluarga yang terjadi karena hubungan seorang pria dan wanita yang secara biologis telah melahirkan
anak tersebut berdasarkan ketentuan- ketentuan hukum. Asal usul anak merupakan dasar untuk
menentukan adanya kemahraman dengan ayahnya.
2. Pengertian Anak
Anak merupakan insan pribadi (persoon) yang memiliki dimensi khusus dalam kehidupannya,
dimana selain tumbuh kembangnya memerlukan bantuan orang tua, faktor lingkungan juga sangat
memiliki peranan yang penting dalam mempengaruhi kepribadian si anak ketika menyongsong fase
kedewasaannya kelak. Anak adalah sosok yang akan memikul tanggung jawab di masa yang akan
datang sehingga negara memberikan suatu perlindungan bagi anak-anak dari perlakuan-perlakuan
yang dapat menghancurkan masa depan.
3. Pengertian Hadhanah
Hadhanah secara etimologi berasal dari Bahasa Arab yang berarti mengasuh, merawat, memeluk.
Menurut Sayyid Sabiq dasar dari kata hadhanah dapat di sandarkan dari kata Al-hidn yang berarti
rusuk, lambung sebagaimana dinyatakan dalam sebuah uraian. ‫وحضن الطائر بيضه إذا ضمه الى نفسه تحت‬
‫جناحه وآذالك المراة إذا ضمنتولدها‬
Artinya: “Burung itu mengempit telur dibawah sayapnya begitu pula dengan perempuan (ibu) yang
mengempit anaknya.
Sedangkan secara terminologi, para tokoh Islam memberikan berbagai definisi berkenaan dengan
arti hadhanah. Salah satu pengertian hadhanah tersebut diberikan oleh Sayyid Sabiq yang mengartikan
hadhanah yaitu melakukan pemeliharaan anak-anak yang masih kecil laki-laki atau perempuan atau
yang sudah besar, tetapi belum tamyiz, atau yang kurang akalnya, belum dapat membedakan antara
yang baik dan buruk, belum mampu dengan bebas mengurus diri sendiri dan belum tahu mengerjakan
sesuatu untuk kebaikannya dan memelihara dari sesuatu yang menyakiti dan membahayakannya,
mendidik serta mengasuhnya, baik fisik ataupun mental atau akalnya agar mampu menempuh
tantangan hidup serta memikul tanggung jawab.
4. Dasar Hukum Hadhanah
1.) Al Qur’an
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pemeliharaan anak merupakan tanggung jawab kedua orang
tuanya (suami istri). Untuk masalah biaya pemeliharaan dan pendidikan anak merupakan tanggung
jawab ayahnya (suami), sedangkan hak memelihara terletak di tangan istri seperti halnya firman Allah
SWT Al-Baqarah ayat 233.
Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anakanaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para
ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya,
dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan
kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin
anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
melihat apa yang kamu kerjakan.
Ayat di atas menganjurkan kedua orang tua untuk memperhatikan anak-anaknya. Jika istri bertugas
menyusui, merawat dan mendidik anak- anaknya, maka kewajiban suami, selain menjadi kepala
keluarga/imam dalam rumah tangganya, juga berkewajiban memenuhi kebutuhan istri dan anak-
anaknya.
2.) Hadist
Mengasuh anak-anak yang masih kecil hukumnya wajib, sebab mengabaikannya berarti
menghadapkan anak-anak yang masih kecil kepada bahaya kebinasaan. Dalam hal pemeliharaan anak
(hadhanah), nabi menunjuk ibulah yang paling berhak memelihara anak sesuai dengan sabdanya.
Artinya : Dari Abdullah bin Umar r.a, bahwa seorang perempuan bertanya, “Ya Rasulullah,
sesungguhnya anakku ini adalah perutku yang mengandungnya dan susuku yang menjadi
minumannya, dan pangkuanku yang memeluknya, sedang bapaknya telah menceraikan aku dan ia
mau mengambilnya dariku”, lalu rasulullah SAW bersabda kepadanya, “Engkau yang lebih banyak
berhak dengan anak itu, selama engkau belum menikah”. (HR. Ahmad, Abu Daud, Baihaqi, Hakim
dan dia mensahihkannya).
Kandungan dari hadist di atas adalah apabila terjadi perceraian antara suami istri dan
meninggalkan anak, selama ibunya belum menikah lagi, maka ibu diutamakan untuk mengasuhnya,
sebab ibu lebih mengetahui dan lebih mampu mendidik anak-anaknya.
5.Syarat Hadhanah
Imam Ibnul Mundzir dalam Al-Ijma’ menyebutkan kalangan ahli fiqih telah menyebutkan
sejumlah syarat hadhanah. Jika syarat ini tidak terpenuhi, maka hak asuh anak hilang. Syarat
hadhanah menurut ulama adalah :
1. Berakal sehat.
2. Tidak fasik dan seorang yang amanah terhadap syariat Allah.
3. Bertanggungjawab dalam mengurus urusan dan mendidik anak yang diasuh.
4. Tidak mempunyai penyakit atau tidak punya riwayat penyakit berat yang dapat memudharatkan
anak dalam pengasuhannya.
5. Tinggal menetap di rumah/daerah anak yang diasuh.
6. Ibnul Mundzi menulis : wanita yang akan mengasuh disyaratkan tidak memiliki suami yang bukan
kerabat dari sang anak. Apabila pengasuh tersebut menikah dengan kerabat sang anak maka tidak hak
hadhânah (kepengasuhan)nya tidak gugur. Seorang ibu akan gugur hak kepengasuhannya terhadap
anaknya apabila dia dinikahi lelaki lainnya.
Tujuan disyariatkannya hadhanah ialah untuk melindungi kehidupan anak kecil, membina
badannya, membina akalnya, dan membina spiritualnya. Oleh karena itu, hak hadhanah juga akan
otomatis gugur dari siapa saja yang tidak dapat mewujudkan tujuan itu. Hak hadhanah gugur jika
terjadi hal-hal:
1. Jika hadhinah (pemegang hak hadhanah) gila atau tidak berakal.
2. Jika hadhinah menderita penyakit menular.
3. Jika hadhinah dinilai tidak bertanggungjawab terhadap pribadi dan agama terhadap si anak,
bertempat tinggal jauh atau saling berjauhan dengan si anak.
4. Jika hadhinah tersebut beragam di luar Islam (tidak mengikuti syariat Allah dan Rasul-Nya), karena
dikhawatirkan bisa merusak aqidah si anak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asal usul anak menurut berasal dari dua kata yaitu asal usul dan anak, Asal usul yang berarti
silsilah atau sejarah dan anak yang berarti keturunan.
Anak merupakan insan pribadi (persoon) yang memiliki dimensi khusus dalam kehidupannya,
dimana selain tumbuh kembangnya memerlukan bantuan orang tua, faktor lingkungan juga sangat
memiliki peranan yang penting dalam mempengaruhi kepribadian si anak ketika menyongsong fase
kedewasaannya kelak. Anak adalah sosok yang akan memikul tanggung jawab di masa yang akan
datang sehingga negara memberikan suatu perlindungan bagi anak-anak dari perlakuan-perlakuan
yang dapat menghancurkan masa depan.
Hadhanah secara etimologi berasal dari Bahasa Arab yang berarti mengasuh, merawat, memeluk.
Sedangkan secara terminologi, para tokoh Islam memberikan berbagai definisi berkenaan dengan arti
hadhanah.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8750003/
MAKALAH_PENGANTAR_HUKUM_PERDATA_DAN_DAGANG
http://repository.iainkudus.ac.id/4460/5/5.%20BAB%20II.pdf
https://kalam.sindonews.com/read/963433/72/hukum-dan-syarat-hadhanah-hak-pengasuhan-anak-
dalam-syariat-islam-1670472770
https://eprints.iainu-kebumen.ac.id/id/eprint/468/3/3.%20BAB%20%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai