MATA KULIAH
OLEH
AHMAD ALBASITH
NIM. 301.2022.008
Semester II
Kelompok 1
Makalah ini dibuat dengan untuk memenuhi tugas akhir semester 2 (dua)
program Studi Hukum Ekonomi Syariah dari bapak Dr.Asman,M.Ag pada mata
kuliah filsafat hukum islam. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca.
Ahmad Albasith
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian penundaan anak dalam islam........................................3
B. Pandangan hukum islam terhadap penundaan anak.......................5
C. Kriteria penundaan anak dalam islam.............................................9
BAB III HASIL ANALISI.............................................................................16
BAB IV PENUTUP.........................................................................................18
A. Kesimpulan...........................................................................................18
B. Saran ....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Latar belakang analisis hukum Islam terhadap pasangan suami istri yang
memutuskan penundaan memiliki anak dapat berasal dari kebutuhan untuk
memahami perspektif agama terkait masalah ini. Penundaan anak menjadi topik
yang relevan dalam konteks pernikahan dan keluarga, dan memiliki dampak
signifikan dalam kehidupan pasangan suami istri.1 Dalam masyarakat modern,
pasangan sering kali menghadapi tantangan dan pertimbangan yang kompleks
dalam menentukan waktu yang tepat untuk memiliki anak. Mereka mungkin ingin
memperhitungkan faktor-faktor seperti stabilitas ekonomi, pendidikan, kesiapan
emosional, kesehatan, dan faktor-faktor sosial sebelum mengambil keputusan
tersebut. Dalam konteks ini, analisis hukum Islam dapat memberikan panduan dan
kerangka kerja untuk memahami posisi agama terkait penundaan anak. Melalui
analisis hukum Islam, dapat dijelaskan prinsip-prinsip fikih, dalil-dalil Al-Quran,
dan hadis yang relevan dengan penundaan anak. Dalam analisis ini, tujuan
utamanya adalah untuk memahami kriteria dan pertimbangan yang dibolehkan
dalam Islam, serta batasan-batasan yang harus diperhatikan oleh pasangan suami
istri. Selain itu, analisis ini juga dapat membantu dalam mengevaluasi dampak
dan konsekuensi dari keputusan penundaan anak dalam kerangka agama. Analisis
ini dapat berasal dari kebutuhan individu atau pasangan suami istri untuk
memahami panduan agama dalam konteks penundaan anak, mencari klarifikasi
terhadap pertanyaan dan keraguan yang mereka miliki, atau ingin memastikan
bahwa keputusan mereka sejalan dengan prinsip-prinsip Islam. Dengan
melakukan analisis hukum Islam terhadap penundaan anak, pasangan suami istri
dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan berdasar dalam
mengambil keputusan yang penting ini.2
1
Ilyas, M. Penundaan Anak Menurut Islam: Perspektif Hukum Keluarga di Indonesia.
(Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2014). Hlm 40
2
Zainuddin, A. Penundaan Anak dalam Perspektif Hukum Keluarga Islam di Indonesia.
(Jakarta: Kencana. 2016) hlm 41
1
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian penundaan anak dalam islam?
2. Bagaiamana pandangan hukum islam terhadap penundaan anak?
3. Apa saja kriteria penundaan anak dalam islam?
2
BAB II
PEMBAHASAN
.
3
Rahim, A. Penundaan Anak dalam Hukum Keluarga Islam di Indonesia. (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada. 2018). Hlm 72
4
Muhari, A. Penundaan Anak dalam Keluarga Islam: Tinjauan Normatif dan Empiris di
Indonesia. (Bandung: Pustaka Setia. 2020). Hlm 54
3
Pemahaman mengenai penundaan anak dalam Islam dapat berbeda-beda
tergantung pada interpretasi mazhab atau ulama yang diikuti. Oleh karena itu,
penting bagi individu atau pasangan suami istri yang ingin menunda anak untuk
mencari pengetahuan yang lebih mendalam tentang panduan hukum Islam,
berdiskusi dengan ulama yang berpengalaman, dan mempertimbangkan konteks
dan kondisi pribadi mereka sebelum mengambil keputusan.
3. Pendidikan dan Karir: Pasangan suami istri mungkin ingin fokus pada
pendidikan atau membangun karir mereka sebelum memulai tanggung
jawab orang tua. Mereka ingin memperoleh pengetahuan, keterampilan,
atau pengalaman yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan atau
karir mereka sebelum membagi waktu dan perhatian mereka antara
pekerjaan dan pengasuhan anak.
5
Wahyudi, A. Alasan-alasan Penundaan Memiliki Anak: Perspektif Sosial dan
Psikologis. (Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2015) hlm 15
4
4. Kesehatan dan Perawatan Pribadi: Beberapa pasangan suami istri mungkin
memiliki kondisi kesehatan tertentu yang membuat mereka perlu menunda
kehamilan atau memiliki waktu yang cukup untuk memulihkan diri
sebelum memasuki masa kehamilan. Selain itu, mereka juga mungkin
ingin merawat dan menjaga kesehatan pribadi mereka sebelum memikul
tanggung jawab sebagai orang tua.
6
Qomar, M. Fatwa Ulama tentang Penundaan Anak dalam Perspektif Islam. (Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada. 2014). Hlm 32
5
bahwa penundaan anak harus menjadi pengecualian daripada aturan umum
untuk memperbanyak keturunan.
Dalam Al-Quran dan Hadis, terdapat beberapa dalil yang dapat dikaitkan
dengan penundaan anak. Meskipun secara langsung tidak ada ayat atau hadis yang
secara spesifik membahas penundaan anak, terdapat prinsip-prinsip dan nilai-nilai
7
Ibid, lm 32
6
yang dapat menjadi pedoman dalam memahami masalah ini. Beberapa dalil yang
relevan adalah sebagai berikut:8
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakan
harta anak-anak perempuanmu dengan cara mengawini mereka
(dengan paksa) jika mereka tidak mau, dan janganlah kamu mencari-
cari kesulitan bagi mereka, jika mereka ingin membawa bayi mereka.
Dan hendaklah para wanita itu memberi makan dan memakaikan
pakaian kepada mereka dengan cara yang baik. Jika mereka
menghadapkan diri kepada kamu dengan ikhlas, maka janganlah kamu
mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah
Maha Tinggi lagi Maha Besar."
8
Anshari, I. Penundaan Anak dalam Islam: Pandangan Ulama dan Implikasinya dalam
Keluarga. (Yogyakarta: Deepublish. 2020) hlm 19
9
Al-Quran Kementerian Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, (Jakarta : Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2015) Hlm 88
7
Ayat ini menekankan pentingnya menghormati dan memperlakukan
dengan baik pasangan suami istri, serta memperhatikan keinginan dan
kesejahteraan mereka, termasuk dalam konteks memiliki anak. Hal ini
menggambarkan perlunya kesepakatan dan kerelaan antara pasangan dalam
memutuskan untuk memiliki anak.
3. Hadis Riwayat Abu Dawud: Dalam hadis ini, Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam memberikan petunjuk kepada pasangan suami istri untuk
memilih waktu yang tepat dalam berhubungan intim. Hal ini menunjukkan
pentingnya mempertimbangkan dan mengatur kehidupan reproduksi
berdasarkan pertimbangan yang baik dan bijaksana.
Dalam fikih (ilmu hukum Islam), terdapat beberapa kaidah atau prinsip
yang relevan dengan penundaan anak. Beberapa kaidah tersebut adalah sebagai
berikut:10
10
Munawir, A. A. Fikih Kontemporer: Studi Hukum Islam dalam Perspektif Modern.
(Jakarta: Rajawali Pers. 2015). Hlm 76
8
3. "Ad-Darurat tubih al-Mahzurat" (Kedaruratan menghilangkan yang
dilarang): Prinsip ini menyatakan bahwa dalam situasi darurat, tindakan
yang sebelumnya dilarang dapat diizinkan untuk mencegah bahaya atau
kerugian yang lebih besar. Dalam konteks penundaan anak, jika ada
keadaan darurat atau kondisi khusus yang dapat membahayakan nyawa
atau kesehatan pasangan suami istri, mereka dapat mempertimbangkan
penundaan anak sebagai tindakan pencegahan yang diizinkan.
11
Wulandari, S. Faktor-faktor Penundaan Memiliki Anak di Kalangan Pasangan Usia
Subur. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2014). Hlm 43
9
untuk memberikan kasih sayang, perhatian, dan pengasuhan yang baik
kepada anak.
12
Ibid, hlm 45
10
kepentingan dan kebutuhan masing-masing, serta mencapai kesepakatan
yang saling menguntungkan.
Penting untuk dicatat bahwa faktor-faktor ini bersifat subjektif dan dapat
bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi individu. Setiap pasangan suami
istri harus melakukan evaluasi diri dan mempertimbangkan faktor-faktor ini
dengan bijaksana sebelum memutuskan penundaan anak.
Dalam konteks penundaan anak dalam Islam, tidak ada batasan atau syarat-
syarat yang spesifik yang ditetapkan secara rinci dalam sumber-sumber agama.
Namun, terdapat beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan pedoman dalam
mengambil keputusan penundaan anak. Berikut adalah beberapa pertimbangan
umum yang dapat menjadi batasan atau syarat-syarat dalam penundaan anak:13
1. Alasan yang Sah: Penundaan anak harus didasarkan pada alasan yang sah,
seperti kesehatan fisik atau mental yang memerlukan waktu pemulihan,
situasi keuangan yang tidak memadai, pendidikan yang belum selesai, atau
keadaan darurat yang memerlukan penundaan untuk alasan tertentu.
Alasan tersebut harus jelas dan berdasarkan pertimbangan yang bijaksana.
13
Mulyani, E. Penundaan Memiliki Anak: Syarat-syarat dan Pertimbangan dalam
Perspektif Islam. (Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2015). Hlm 77
11
dan mental, pendidikan, kesehatan, dan kepentingan lainnya yang dapat
mempengaruhi kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.
5. Batasan Waktu yang Wajar: Penundaan anak harus memiliki batasan waktu
yang wajar. Hal ini untuk memastikan bahwa penundaan tidak berlarut-
larut tanpa alasan yang jelas. Pasangan suami istri harus
mempertimbangkan batasan waktu yang sesuai dengan kondisi pribadi
mereka, dengan tetap memperhatikan usia dan kesuburan yang dapat
mempengaruhi kemampuan untuk memiliki anak di masa depan.14
14
Ibid, hlm 77
15
Firdaus, A. Penundaan Anak: Tinjauan Hukum, Sosial, dan Kesehatan Reproduksi.
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2014). Hlm 79
12
metode kontrasepsi yang diperbolehkan dalam Islam, seperti kondom,
penggunaan alat kontrasepsi hormonal seperti pil atau suntikan, spiral
rahim, dan metode alami berdasarkan pemantauan siklus menstruasi.
16
Siregar, A. Dampak Penundaan Memiliki Anak: Perspektif Sosial, Psikologis, dan
Ekonomi. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2014) hlm 23
13
2. Hubungan Suami Istri: Penundaan anak dapat mempengaruhi hubungan
suami istri. Pasangan mungkin mengalami kekecewaan, frustrasi, atau
konflik dalam hubungan mereka karena perbedaan pendapat atau
ekspektasi terkait penundaan anak. Komunikasi yang baik dan saling
memahami perlu dibangun untuk mengatasi potensi ketegangan yang
muncul akibat keputusan penundaan anak.
17
Ibid, hlm 23
14
masing-masing, serta mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional
dalam menghadapi dampak dan konsekuensi yang mungkin terjadi.18
18
Prayitno, A., & Kartika, A. Penundaan Memiliki Anak: Tindakan, Implikasi, dan
Kebijakan. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2020). Hlm 34
15
BAB III
HASIL ANALISIS
3. Batasan Waktu yang Wajar: Penundaan anak harus memiliki batasan waktu
yang wajar. Hal ini untuk memastikan bahwa penundaan tidak berlarut-
larut tanpa alasan yang jelas. Pasangan suami istri harus
mempertimbangkan batasan waktu yang sesuai dengan kondisi pribadi
mereka, dengan tetap memperhatikan usia dan kesuburan yang dapat
mempengaruhi kemampuan untuk memiliki anak di masa depan.
16
alami berbasis pemantauan siklus menstruasi, atau metode kontrasepsi
hormonal yang diperoleh dengan konsultasi medis yang sah.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penundaan anak dalam Islam dapat diterima jika didasarkan pada alasan
yang sah dan kemaslahatan yang jelas bagi pasangan suami istri.
18
B. Saran
Makalah ini saya buat pasti masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi
tulisan dan kata-kata yang kurang cocok dibaca, maka dengan terbuka saya
menerima masukan dari para pembaca yang budiman dan baik berupa saran, kritik
yang bersifat konstruktif karena dengan saran dan kritik saya dapat memperbaiki
lebih baik lagi dalam penyusunan makalah kami selanjutnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Siregar, A. Dampak Penundaan Memiliki Anak: Perspektif Sosial, Psikologis, dan
Ekonomi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada 2014
Prayitno, A., & Kartika, A. Penundaan Memiliki Anak: Tindakan, Implikasi, dan
Kebijakan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2020
21