Anda di halaman 1dari 3

Jamaah jum’at yang InsyaAllah dimuliakan oleh Allah.

Marilah senantiasa kita memanjatkan puji dan syukur kepada Allah subhanahu wataala
atas segala karunia yang dilimpahkannya kepada kita. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah
untuk Rasulullah shallallahu alahi wasallam, beserta seluruh keluarga, shahabat dan generasi
penerusnya.
Pada kesempatan istimewa ini, khatib berwasiat kepada diri kami sendiri dan jamaah sekalian.
Hendaklah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa. Dan tetap
mempertahankannya sampai kita menghadap Allah kelak. Allah ta’ala berfirman:

‫ون‬ ْ ‫يَاَأ ُّي َهاال َِّذينََآ َمنُوااتَّقُواالل ََّه َحقَّتُقَاتِ ِه َو اَل ت َُموتُنَِّإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم‬
َ ‫سلِ ُم‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
(Q.S. Ali-Imran: 102)

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah…


Tak terasa kita telah sampai di ujung bulan Sya’ban. Bulan suci Ramadhan sudah
“menyapa” kita. Maka, marilah kita perbanyak doa kepada Allah subhanahu wataala, semoga
Allah memberkahi kita di bulan Rajab dan Sya’ban ini, dan diberi kesempatan untuk bisa
menemui bulan penuh berkah, penuh rahmat, bulan suci Ramadhan.
Sebagai wujud kesungguhan kita menyambut tamu istimewa tersebut, dan sebagai bukti
keseriusan kita dalam memuliakannya, tentunya kita harus mempersiapkan segala sesuatunya,
jauh-jauh hari sebelum kedatangannya.
Lalu apakah yang harus kita persiapkan?

Jamaah jum’at yang InsyaAllah dimuliakan oleh Allah.


Yang pertama: di bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah
seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, beristighfar, shalat dhuha, sholat tarawih, shalat tahajjud
dan witir, serta bersedekah. Untuk mampu melakukan hal itu semua dengan ringan dan
istiqomah, kita perlu banyak berlatih.
Di sinilah bulan Rajab dan Sya’ban menempati posisi yang sangat penting sebagai waktu
yang tepat untuk berlatih membiasakan diri beramal sunnah dengan berkelanjutan. Dengan
latihan tersebut, di bulan Ramadhan kita akan terbiasa dan merasa ringan untuk mengerjakannya,
sehingga tanaman iman dan amal shalih akan membuahkan takwa yang sebenarnya.
Abu Bakar al-Warraq al-Balkhiberkata:
“Bulan Rajab adalah bulan menanam. Bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman. Dan
bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman.”(Latha’if al-Ma’arif hal:30).
Dan diantara amalan yang paling penting untuk kita latih adalah puasa. Karena bulan Ramadhan
adalah bulan puasa, maka dengan membiasakan puasa sunnah sejak bulan Rajab, kita akan
mampu melaksanakan puasa Ramadhan dengan baik. Sehingga di bulan Ramadhan produktifitas,
kinerja, dan ibadah kita akan meningkat. Bukan justru menurun dengan alasan lemas karena
puasa.
Jamaah jum’at yang InsyaAllah dimuliakan oleh Allah.
Yang kedua: yang perlu kita siapkan menjelang bulan Ramadhan, kita perlu menyiapkan
diri dari sisi keilmuan, yaitu dengan mendalami ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan.
Banyak orang yang berpuasa, tapi tidak menghasilkan apa-apa selain lapar dan dahaga.
Hal ini disebabkan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup. Seorang yang
beramal tanpa ilmu hanya akan menghasilkan kesia-siaan belaka. Dan Rasulullah shallallahu
alahi wasallam jauh-jauh hari sudah memperingatkan umatnya agar jangan sampai puasa mereka
sia-sia. Rasulullah bersabda:
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut
kecuali rasa lapar dan dahaga.” (H.R. al-Hakim)
Kita bisa mendapatkan banyak referensi buku-buku yang mengupas tentang seputar
Ramadhan atau masalah seputar bahasan puasa. Bisa juga dengan mengikuti kajian fiqh
Ramadhan yang diselenggarakan di masjid-masjid atau majelis ilmu yang lain.Bahkan di dunia
modern seperti saat ini, kita bisa mempelajari ilmu seputar puasa melalui dunia digital, melalui
HP kita dengan cara menonton kajian-kajian di channel youtube atau membaca di media social.

Jamaah jum’at yang InsyaAllah dimuliakan oleh Allah.


Persiapan menjelang Ramadhan yang ketiga: Ramadhan adalah syahrul quran, bulan
diturunkannya Al Qur’an. Allah ta’ala berfirman “Syahru romadhoonalladzii unyila
fiihilqur’aanu hudallinnaasi wa bayyinaatimminal hudaa wal furqoon.”
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil).” (Q.S. al-Baqarah: 185)
Agar di bulan Ramadhan kita bisa memaksimalkan interaksi dengan al-Quran, mari kita
tingkatkan kemesraan kita dengan al quran sejak sekarang. Mulai saat inilah kesempatan kita
untuk belajar membaca al-Quran bagi yang belum bisa. Juga untuk memperbaiki bacaan bagi
yang belum baik bacaannya. Dan bagi yang sudah mampu membaca dengan baik sesuai kaidah
tajwid, maka bulan ini kita bisa gunakan untuk menambah hafalan, menambah pemahaman,
memperbanyak tilawah.

Jamaah jum’at yang InsyaAllah dimuliakan oleh Allah.


Persiapan Ramadhan yang keempat, Allah subhanahu wataala berfirman pada ayat
selanjutnya:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S al-
Baqarah: 186)
Bulan Ramadhan adalah bulan kita bermunajat kepada Allah. Maka marilah kita
perbanyak doa kepada Allah, dalam berbagai kesempatan. Sehingga saat Ramadhan tiba, waktu-
waktu istimewa yang mustajab, tidak kita lewatkan begitu saja tanpa munajat kepada Allah
subhanahu wataala.
Untuk memohon dan mengadukan segalanya kepada Allah. Waktu – waktu mustajab
yang dianjurkan untuk berdoa di bulan Ramadhan adalah saat waktu sahur, ketiak sedang
menunggu shalat, setelah shalat, menjelang berbuka dan waktu-waktu lain yang disebutkan
keutamaannya oleh Rasulullah dalam banyak hadits..
Yang kelima: Allah subhanahu wataala berfirman pada ayat selanjutnya:
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu;
mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui
bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan
memberi ma’af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah
ditetapkan Allah untukmu…”
Bulan Ramadhan adalah kesempatan kita menguatkan kedekatan dengan keluarga. Istri
kita adalah pakaian bagi kita, dan kita adalah pakaian bagi istri kita. Mari kita kondisikan istri
dan ana-anak kita, agar bersiap menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.
Dan yang terakhir:masih pada ayat yang sama, Allah melanjutkan firman-Nya:
“…dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri
mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu
mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka
bertakwa.”(Q.S al-Baqarah: 187)
Ramadhan tidak bisa dipisahkan dari I’tikaf di masjid. Rasulullah mengajarkan untuk
melakukan I’tikaf pada sepuluh hari terkhir dari bulan Ramadhan. Artinya, kita diajarkan untuk
menjadikan Ramadhan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kecintaan kita dengan masjid.
Maka mari kita latih mulai dari sekarang, mari kita tingkatkan frekuensi interaksi kita dengan
masjid, baik dari sisi durasinya maupun kualitasnya. Mari kita biasakan shalat jamaah di masjid,
dan menjadi orang yang pertama duduk di masjid, agar saat Ramadhan tiba, hati kita pun sudah
tertambat dengan masjid.

Jamaah jum’at yang InsyaAllah dimuliakan oleh Allah.


Demikianlah persiapan yang seharusnya kita lakukan agar bulan Ramadhan tahun ini
lebih berkualitas dari Ramadhan-Ramadhan sebelumnya. Dan marilah kita berdoa semoga di
Ramadhan tahun ini kita diberi kekuatan keimanan dan kesehatan sehingga kita bisa
menjalankan ibadah Ramadhan selama sebulan penuh, agar di akhir Ramadhan nanti gelar
manusia yang bertaqwa bisa kita dapatkan.Aamiin aamiin yaa robbal’alamiin, wa qurrobbighfir
warham wa anta khoirurrookhimiin.

Anda mungkin juga menyukai