Anda di halaman 1dari 3

Jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah

Tidak terasa bahwa kita sudah berada di bulan Rajab yang mulia, berarti beberapa bulan ke
depan kita akan bersua kembali dengan bulan yang penuh berkah, Ramadhan Al-Mubarak. Di
mulai dari bulan Rajab inilah Rasulullah mempersiapkan diri dan keluarganya untuk menyambut
kedatangan tamu agung ramadhan dengan berbagai persiapan istimewa demi menggapai
kesempurnaan dan kebaikan Allah Swt. yang berlimpah ruah. Dengan berdoa: “Ya Allah,
berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami berjumpa dengan bulan
Ramadhan.”

Salah satu peristiwa besar yang hanya terjadi sekali seumur kehidupan manusia adalah peristiwa
isra dan mi’raj Rasulullah Saw. Isra’berarti perjalanan Rasulullah di malam hari dari Masjidil
Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsha di Palestina. Sedangkan mi’raj berarti dinaikkannya
Rasulullah menghadap Allah di sidratil muntaha.

Peristiwa yang maha agung ini menunjukkan keagungan Rasul yang terpilih untuk menjadi
subjek dalam peristiwa ini. Dalam beberapa riwayat, Rasulullah bahkan menjadi imam sholat
bagi seluruh para nabi sebelumnya. Keagungan Rasul ini tentu menjadi kebanggaan dan
kebahagian kita selaku umatnya dengan tetap mempertahankan dan memelihara kemuliaan
tersebut dalam kehidupan kita. Jika tidak, maka berarti kita telah mengotori kemuliaan tersebut.
Apalagi dengan sengaja menyalahi aturan dan sunnahnya.

Jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah

Peristiwa isra’ dan mi’raj ini begitu agung, sehingga peristiwa ini diabadikan oleh Allah di dalam
Al-Quran, bahkan menjadi salah satu nama surat Al-Quran yang menunjukkan keistimewaan
peristiwa tersebut, yaitu surat Al-Isra’. Bahkan peristiwa inilah yang mengawali surah ini. Allah
Swt berfirman :

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya, agar kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al Israa’: 1)

Peristiwa ini juga disampaikan oleh Allah dalam surat An-Najm ayat 10-16, sebagaimana firman-
Nya:

“Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan.
Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kaum (musyrik Mekah)
hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah
melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di
dekatnya ada syurga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi
oleh sesuatu yang meliputinya.” (QS. An najm: 10-16)
Dalam riwayat Imam Ahmad, disebutkan bahwa Rasulullah senantiasa membaca surah ini
bersama surah Az-Zumar pada malam hari.

Jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah

Lalu apa pelajaran yang dapat kita ambil dari keagungan dari peristiwa ini? minimal ada empat
pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiswa agung dan luar biasa ini:

Pertama: Dari sudut akidah. Peristiwa Isra dan Mi’raj ini mengajarkan tentang kekuasaan Allah
Swt yang tidak terhingga, dengan kekuasaan Allah yang maha berkehendak ia telah
memperjalankan hamba-Nya dalam semalam ke Masjidil Aqsa dan ke Sidratul Muntaha sampai
kembali lagi ke bumi.

Kedua: Dari sudut pandang sains. Peristiwa Isra dan mi’raj ini mengajarkan bagaimana dunia
keilmuan masih menyisakan teori ilmiah yang belum terkuak. Bahkan para malaikat Allah Swt
mengatakan:

َ ‫ك َأ‬
‫نت ٱۡل َعلِي ُم ٱۡل َح ِكي ُم‬ َ َّ‫ك اَل ِعلۡ َم لَنَآ ِإاَّل َما َعلَّمۡتَنَآۖ ِإن‬ ْ ُ‫قَال‬.
َ َ‫وا س ُۡب َحـٰن‬
“Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah
Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.” (QS. Al Baqarah: 32)

Ketiga: Dari sudut pandang moralitas. Peristiwa ini mengajarkan bagaimana adab dan akhlak
serta ketaatan seorang hamba kepada Penciptanya. Seorang hamba yang sangat taat kepada
penciptanya serta mengikuti segala yang diperintahkan oleh penciptanya, bahkan perintah sholat
yang diterima oleh Rasulullah itu menjadi kewajiban bagi orang-orang yang beriman. Namun
sholat yang lima waktu yang telah diringankan oleh Allah itu menjadi begitu berat bagi sebagian
kaum muslimin.

Sungguh beragamnya sudut pandang ini menunjukkan keagungan peristiwa yang hanya sekali
terjadi sepanjang kehidupan manusia, dan hanya terjadi kepada seorang insan pilihan, Rasulullah
Saw.

Ustaz Sayyid Quthb menafsirkan ayat pertama dari surah Al-Isra di atas dengan menyebutkan
bahwa ungkapan tasbih yang mengawali peristiwa ini menunjukkan keagungannya, karena tasbih
diucapkan manakala menyaksikan atau melihat sesuatu yang luar biasa yang hanya mampu
dilakukan oleh Dzat yang Maha Kuasa.

Sedangkan lafadz “bi’abdihi” adalah untuk mengingatkan status “ke-manusia-an” (Rasulullah)


dengan anugerahNya yang bisa mencapai maqam tertinggi sidratul muntaha, agar ia tetap sadar
akan kedudukanya sebagai manusia meskipun dengan penghargaan dan kedudukan yang
tertinggi sekalipun yang tidak akan pernah dicapai oleh seluruh manusia sampai hari kiamat.
Keempat: Allah Swt memilih perjalanan isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha adalah
karena ada ikatan ideologis yang sangat erat; antara akidah Nabi Ibrahim dengan Nabi
Muhammad Saw. Disamping ikatan kemasjidan antara Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha
dalam konteks keutamaannya. Rasulullah Saw mengingatkan:

“Tidak dituntut bersusah payah untuk mengadakan perjalanan kecuali untuk menuju tiga masjid
yaitu Masjidil Haram, Masjidil Aqsa dan Masjidku ini”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Ini juga untuk mengingatkan umat Islam semua bahwa hubungan ideologis antara seluruh umat
Islam dengan Palestina tidak boleh padam dan harus terus diperjuangkan. Semoga Allah Swt
senantiasa menambahkan keimanan kepada kita untuk menjadikan peristiwa isra mi’raj ini
sebagai sarana kita untuk menambah keimanan dan keilmuan kita, serta menambah kecintaan
kita kepada masjidil Aqsa, dalam perjuangan membebaskan masjid Aqsa dari tangan-tangan
zionis yahudi. Amiin amiin ya rabbal alamin.

WAQURROBBIGHFIR WARHAM WA ANTA KHOIRURROOKHIMIIN

Anda mungkin juga menyukai