ُۚسْبَٰح َن ٱَّلِذٓى َأْسَر ٰى ِبَعْبِدِهۦ َلْياًل ِّم َن ٱْلَم ْس ِج ِد ٱْلَح َر اِم ِإَلى ٱْلَم ْس ِج ِد ٱَأْلْقَص ا ٱَّلِذ ى َٰب َر ْكَنا َح ْو َل ۥُه ِلُنِرَي ۥُه ِم ْن َء اَٰي ِتَنٓا
ِإَّن ۥُه ُهَو ٱلَّسِم يُع ٱْلَبِص يُر
Artinya: "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Masjid Al-Haram menuju ke Masjid Al-Aqsa yang telah diberkahi sekelilingnya, agar
kami perlihatklan kepada nya dari tanda-tanda kebesaran kami, sesungguhnya Dia Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS Al-Isra: 1)
Sejarah telah menjelaskan, Nabi Muhammad diisra'mi'rajkan adalah karena kesediahan
yang dialaminya. Kesediah itu disebabkan karena meninggalnya istri tercinta, Siti Khadijah
dan pamannya Abu Thalib. Keduanya adalah pendukung kuat dalam berdakwah, karenanya
Nabi sedih.
Ada banyak peristiwa yang dialami oleh Nabi dalam perjalan Mi'rajnya, yang
kesemuanya itu merupakan tamsil-tamsil kehidupan supaya dapat dipahami dan dijadikan
pelajaran dan pijakan dalam mengarungi kehidupan agar mendapatkan keselamatan dan
kebahagiaan. Di antara tamsil-tamsil itu di antaranya ialah:
Nabi Muhammad saw melihat orang memotong padi (panen) terus menerus. Nabi
bertanya kepada Jibril "siapakah mereka itu?" Jibril menjawab: "Mereka itu ibarat orang yang
gemar beramal jariyah, yang kemudian mereka memetik pahalanya dari Allah swt".
Nabi juga melihat orang yang terus menerus memukul kepalanya. Nabi Muhammad
bertanya, "siapakah mereka itu ya Jibril?" Dijawab, "mereka itu ibarat orang yang enggan
melaksanakan shalat, yang kelak akan menyesal dengan memukuli kepalanya sendiri terus
menerus sekalipun terasa sakit olehnya."
Juga melihat sebuah kuburan yang sangat harum baunya. Nabi bertanya, "apakah itu Ya
Jibril?" Dijawab: "Itu kuburan Mashitah dan anaknya. Dia mati disiksa oleh Raja Fir'aun
karena mempertahankan imannya kepada Allah swt sewaktu dipaksa supaya menyembah
berhala."
Dari sejarah Isra' Mi'raj dan peristiwa yang melatar belakangi serta nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya ada beberapa hikmah yang dapat dijadikan pelajaran serta penguatan
keimanan umat Islam, di antaranya adalah:
Pertama, menghilangkan kesedihan Nabi, Setiap manusia dikaruniai perasaan dan cinta
oleh Allah, sehingga jika suatu saat terjadi goncangan, maka manusia bisa menjadi sedih dan
boleh jadi berlarut-larut kesedihannya. Sebelum Nabi Muhammad diisra'mi'rajkan oleh Allah,
Nabi mengalami kesedihan yang luar biasa atas meninggalnya istri tercinta dan paman yang
sangat sayang kepadanya. Keduanya menjadi penopang yang kuat dalam berdakwah.
َو َم ْن َتَر َك َها َفَقْد َهَد َم الِّد ْيِن، َفَم ْن َأَقاَم َها َفَقْد َأَقاَم الِّد ْيِن، الَّص اَل ُة ِع َم اُد الِّد ْيِن.
"Salat adalah tiang agama. Barang siapa menegakkannya, berarti ia telah menegakkan
agama. Dan, barang siapa meninggalkannya, berarti ia telah merobohkan agama." (HR Al-
Baihaqi)