Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama, suatu kata yang tidak hanya harus kita ketahui, namun juga sangat-
sangat harus untuk kita pahami makna, cara, manfaat dan semua hal yang
berpengaruh terhadap kehidupan kita. Oleh karena itu agama sangat dibutuhkan
oleh manusia agar manusia memiliki pegangan hidup sehingga semua aktivitas
yang dikerjakan harus selalu berdasar kepada ajaran agama.
Sebuah peristiwa yang tidak dapat diterima akal sehat, namun jika kita
berbicara agama samawi, maka keyakinan kita pasti menepis semua hal gaib dan
percaya kepada Allah SWT. Peristiwa Isra Mi’raj yang akan kita jelaskan
semuanya di makalah ini, dapat menyimpulkan apakah kita sudah cukup berbuat
baik kepada-Nya guna mensyukuri semua kenikmatan yang kita terima sampai
beranjak dewasa.

B. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan atau topik yang terbahas dalam pembuatan makalah
ini telah kami jabarkan, yakni :

1. Pengertian dari Isra dan Mi’raj


2. Proses / Sejarah dari Isra dan Mi’raj
3. Isra Mi’raj dan teori Relativitas
4. Hikmah yang dapat diambil dari peristiwa Isra dan Mi’raj

C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya sebuah tujuan dapat menjadi target yang harus dipenuhi dari
pembuatan makalah. Karena itu, semua sumber terpercaya yang telah kami
rangkum dalam makalah ini bertujuan untuk :

1. Meyakinkan bahwa dimana ada awal pasti ada akhir


2. Sejarah yang dapat meningkatkan iman seorang Islam
3. Membuat sebuah kesadaran diri dan mengamalkannya
4. Memenuhi sebuah tugas bagi seorang mahasiswa yang sedang berkembang

D.Metode Penulisan
Data, tulisan dan gambar yang kami muat di dalam makalah ini, telah
kami sempurnakan dan meringkas langsung dari sumbernya sehingga dapat lebih
mudah dipahami maksud sebenarnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERISTIWA ISRA MI’RAJ

Isra Mi’raj yang telah selesai dilakukan Nabi Muhammad SAW. Seringkali
di kalangan masyarakat kita dalam mendefinisikan peristiwa ini, mereka
menggabungkan Isra Mi’raj menjadi satu peristiwa yang sama cara melakukannya
dan mempunyai arti yang sama. Padahal sebenarnya Isra dan Mi’raj merupakan
dua peristiwa yang berbeda. Dan untuk membenarkan kesalahan pemahaman
tersebut, kami bermaksud untuk mengupas tuntas pengertian, proses, dan sejarah
dari Isra Mi’raj itu sendiri. Kami juga menambahkan sebuah manfaat dan hikmah
yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh
Rasulullah dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu
peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan shalat wajib
dalam waktu sehari semalam atau 24 jam sehari.
Isra’ dan Mi’raj merupakan dua cerita perjalanan yang berbeda. Namun
karena dua peristiwa ini terjadi pada waktu yang bersamaan yaitu hanya sehari
semalam, maka disebutlah peristiwa Isra’ Mi’raj. Selama perjalanan Nabi ditemani
Malaikat Jibril dengan menunggangi Buraq. Adapun dalil naqli yang membuktikan
bahwa peristiwa itu benar apa adanya terjadi dapat dibaca dalam surat ke- 17
dalam Al-Qur’an, yakni :

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra ayat 1:

Artinya :
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
B. PENGERTIAN

Isra’ merupakan kisah perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di


Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem. Kisahnya dapat dilihat dari gambar
dibawah ini :

Gambar 1.0 Peristiwa Isra

Sedangkan Mi’raj merupakan kisah perjalanan Nabi dari bumi naik ke


langit ketujuh dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (akhir penggapaian) untuk
menerima perintah di hadirat Allah SWT.

Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi
dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu
antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi
pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer.
Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra,
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam “diberangkatkan” oleh Allah SWT
dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad
SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat
tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk
menunaikan salat lima waktu.
Sebelum peristiwa itu terjadi, Rasulullah mengalami keadaan duka cita
yang sangat mendalam. Beliau ditinggal oleh istrinya tercinta, Khadijah. Lalu
beliau juga ditinggal oleh pamannya sendiri, Abu Thalib, yang sangat melindungi
Nabi Muhammad. Karena ditinggalkan kedua orang yang sangat disayangi tersebut
membuat beliau sangat berduka cita. Karena itu Allah SWT menghibur Nabi
Muhammad dengan memperjalankan beliau, sampai kepada langit untuk bertemu
dengan Allah SWT.
Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga,
karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang
mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu,
peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat
Rasullullah SAW sedih.

Gambar 1.1 Peristiwa Mi'raj


C. SEJARAH PERISTIWA ISRA MI’RAJ

Pada suatu malam tanggal 27 Rajab, Allah S.W.T memberikan wahyu


kepada Malaikat Jibril a.s., "Janganlah engkau (Jibril) bertasbih pada malam ini
dan engkau 'Izrail jangan engkau mencabut nyawa pada malam ini." Malaikat
Jibril a.s. bertanya, " Ya Allah, apakah kiamat telah sampai ?. Allah S.W.T
berfirman, maksudnya, "Tidak, wahai Jibril. Tetapi pergilah engkau ke Syurga
dan ambillah buraq dan teruskan pergi kepada Muhammad dengan buraq itu."
Kemudian Jibril pun pergi ke syurga tempat dimana buraq berada.
Kemudian dia menemukan 40 juta buraq di taman syurga. Setiap buraq memiliki
mahkota di keningnya bertuliskan kata-kata, “Tiada Tuhan selain Allah, dan
Muhammad utusan Allah.” Di antara buraq itu, Jibril melihat pada seekor buraq
yang memisahkan diri sendirian seraya menangis bercucuran air matanya. Jibril
menghampiri buraq itu lalu bertanya, "Mengapa engkau menangis, ya buraq?"
Berkata buraq, "Ya Jibril, sesungguhnya aku telah mendengar nama
Muhammad sejak 40 ribu tahun yang lalu, maka pemilik nama itu telah
tertanam dalam hatiku dan aku sesudah itu menjadi rindu kepadanya dan aku
tidak mau makan dan minum lagi. Aku laksana dibakar oleh api kerinduan."
Berkata Jibril a.s., "Aku akan menyampaikan engkau kepada orang yang
engkau rindukan itu." Kemudian Jibril a.s. memakaikan pelana dan kekang
kepada buraq itu untuk dibawa kepada Nabi Muhammad S.A.W.
Pada malam itu Nabi Muhammad SAW. sedang berbaring di antara dua
orang yaitu paman beliau, Hamzah dan sepupu beliau, Ja'far bin Abi Thalib yang
sedang tidur di dekat Kabah, tiba-tiba datang kepada beliau 3 orang lelaki yang
ternyata adalah malaikat Jibril dan Mika'il beserta seorang malaikat lain. Ketika itu
Muhammad terbangun oleh suara yang memanggilnya, "Hai orang yang sedang
tidur, bangunlah!" Dan ia pun terbangun, di hadapannya sudah berdiri Malaikat
Jibril.
Jibril memerintahkan malaikat lain mengangkat Rasulullah ke suatu tempat.
Kemudian ketiga malaikat tersebut membawa Nabi Muhammad saw. ke sumur
Zamzam, lalu mereka menelentangkan beliau. Kemudian Jibril membelah badan
beliau mulai dari tenggorokan sampai ke bawah perut beliau. Lalu Jibril berkata
kepada Mikail: "Bawakan kepadaku satu baskom air zamzam agar aku dapat
membersihkan hati beliau”. Jibril mengoperasi dada beliau, kemudian
mengeluarkan hati beliau dan membasuhnya tiga kali serta membuang ketul hitam
('alaqah) yaitu tempat syaitan membisikkan waswasnya dari hati beliau; kemudian
mereka meletakkannya kembali di tempat asal.
Mikail tiga kali membawakan baskom berisi air zamzam kepada Jibril.
Kemudian didatangkan sebuah baskom emas yang penuh dengan hikmah dan
keimanan dan dituangkan habis ke dada Nabi saw; dan dada beliau dipenuhi
dengan kesabaran, ilmu, keyakinan dan keislaman; kemudian ditutup kembali dan
di antara kedua belikat beliau distempel dengan stempel kenabian. Semua proses
itu tidak menimbulkan sakit sedikit pun kepada Nabi. Setelah selesai, Nabi diminta
agar berwudlu.
Masjidil Haram tempat awal perjalanan
Kemudian didatangkan seekor buraq yang telah diberi pelana dan kendali.
Buraq itu adalah binatang yang putih, panjang, lebih besar dari keledai tetapi lebih
kecil dari baghal (baghal: hewan peranakkan dari kuda dan keledai). Buroq
memiliki empat kaki. Buraq ini dapat meloncat sejauh batas pandangannya; kedua
telinganya selalu bergerak. Jika menaiki gunung kedua kaki belakangnya
memanjang dan jika menuruni jurang kedua kaki depannya memanjang.
Dia mempunyai dua sayap pada kedua pahanya yang dapat membantu dan
memperkuat kecepatannya. Ketika Nabi SAW mula-mula hendak menunggang
Buraq, buroq bertingkah liar sehingga menyulitkan Nabi Muhammad SAW. untuk
menaikinya. Kemudian Jibril meletakkan tangannya pada leher buraq seraya
berkata: "Adakah engkau tidak malu wahai buraq ?”, Demi Allah, tidak ada
seorang makhlukpun yang menaikimu yang lebih mulia menurut Allah dari pada
beliau, maka malulah si buraq, lalu berbaring dan tenang sehingga Nabi SAW.
dapat menaikinya.

Peristiwa Isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa


Nabi Muhammad merasa bahagia pada waktu itu karena beliau dapat
mengendarai buraq. Jibril memegang tali kekang sementara Mikail memegang
pelana. Israfil memegang kain pelana. Buraq bergerak di angkasa dalam sekejap
mata. Tidak berapa lama Nabi menunggang Buraq, sampailah beliau dan Jibril ke
suatu tempat yang banyak pohon kurmanya. Jibril berkata, “ Ya Muhammad,
turun dan berdoalah kepada Allah di tempat ini. Nabi disuruh oleh Jibril agar
melaksanakan shalat sunnah 2 rakaat”. Kepada Nabi, Malaikat Jibril
menjelaskan, "Tahukah engkau bahwa engkau shalat di Thaibah (Madinah)
dan disitulah engkau kelak berhijrah".
Kemudian perjalanan dilanjutkan. Di suatu tempat Jibril menyuruh Nabi
SAW turun untuk shalat sunnah 2 rakaat. "Inilah Thuur Sina, tempat Musa
bercakap-cakap langsung dengan Tuhannya" kata Jibril. Perjalanan dilanjutkan
kembali dan untuk ketiga kalinya Jibril memerintahkan untuk berhenti disuatu
tempat dan menyuruh melakukan shalat sunnah 2 rakaat lagi. Setelah selesai sholat
berkatalah Jibril kepada Nabi saw., "Tahukah engkau dimana engkau sholat kali
ini?" Engkau sholat di Baitul Lahm, tempat Isa a.s. dilahirkan".
Perjalanan diteruskan lagi. Dalam perjalanan ke Baitul Maqdis, Nabi
diperlihatkan dengan berbagai pemandangan simbolik. Setiap kali melihatnya,
Jibril menerangkan hakikat sebenarnya peristiwa tersebut.

1. Tiba-tiba Nabi Muhammad saw. melihat Jin Ifrit yang membuntuti beliau
dengan membawa obor. Setiap kali beliau menoleh, beliau melihatnya
menyebabkan mata Rasulullah sentiasa berpaling ke arahnya. Kemudian
malaikat Jibril berkata, "Adakah engkau mau aku ajarkan kalimat untuk
menghalau Ifrit itu?" Nabi saw. bersabda, "Baik!".
2. Lalu malaikat Jibril berkata, "Ucapkan: Aku berlindung dengan wajah
Allah Yang Maha Mulia dan dengan kalimat-kalimat Allah yang
sempurna yang tidak ada orang yang baik dan tidak pula orang yang
durhaka dapat melampauinya, dari kejahatan apa saja yang turun dari
langit dan dari kejahatan apa saja yang naik ke langit; dari kejahatan
apa saja yang masuk ke dalam bumi dan dari kejahatan apa saja yang
keluar dari bumi; dari fitnah-fitnah di waktu malam hari dan di waktu
siang hari; dari bencana-bencana dari malam hari dan siang hari,
kecuali bencana yang datang dengan kebaikan, wahai Dzat Yang Maha
Penyayang!”
3. Setelah Nabi Muhammad saw. membaca doa tersebut, maka jin Ifrit yang
membuntuti beliau jatuh tersungkur dan obornya padam.
4. Kemudian Nabi melihat kaum yang menanam tanaman pada suatu hari dan
pada hari itu pula tanaman tersebut dapat dipanen. Dan setiap kali dipanen,
buahnya kembali lagi seperti semua. Setelah ditanyakan kepada malaikat
Jibril beliau mendapat jawaban bahwa apa yang beliau lihat itu adalah
gambaran dari orang-orang yang berjuang untuk membela agama Allah.
Amal baik mereka dilipatkan gandakan sampai 700 kali.
5. Nabi Muhammad saw. mencium bau harum. Setelah ditanyakan kepada
malaikat Jibril tentang bau apakah yang tercium oleh Nabi Muhammad
saw. tersebut; beliau mendapat jawaban bahwa bau tersebut adalah bau dari
Masyithah beserta suami dan kedua anaknya yang dibunuh oleh raja Fir'aun
dari Mesir yang mengaku sebagai Tuhan, karena mempertahankan imannya
dan mengingkari ketuhanan Fir'aun.
6. Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang membentur-benturkan kepala
mereka pada batu sehingga kepala mereka itu pecah. Dan setiap kali kepala
mereka pecah, maka pulih kembali, lalu mereka benturkan kembali.
Pekerjaan tersebut mereka lakukan terus-menerus tanpa berhenti. Nabi
Muhammad saw. mendapat jawaban dari malaikat Jibril atas pertanyaan
beliau, bahwa perbuatan tersebut adalah gambaran dari siksaan yang akan
diberikan di hari kiamat kepada orang-orang yang malas melakukan shalat
wajib dan sering mengakhirkan dari waktunya
7. Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang pergi berombongan seperti
kawanan unta dan kambing yang pergi ke tempat penggembalaan dalam
keadaan telanjang. Hanya kemaluan dan dubur mereka saja yang tertutup
dengan secarik kain. Mereka makan kayu berduri yang sangat busuk
baunya (kayu dlari'), buah zaqqum (buah tetumbuhan yang sangat pahit)
dan bara serta batu-batu dari neraka Jahannam. Malaikat Jibril
menerangkan bahwa kaum tersebut adalah gambaran dari ummat Nabi
Muhammad saw. yang tidak mau membayar zakat, baik zakat wajib
maupun zakat sunnat. Allah swt. sama sekali tidak menganiaya mereka;
tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
8. Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang menghadapi dua potong daging.
Yang sepotong daging yang telah masak dalam sebuah kendil, sedang yang
sepotong lagi daging mentah yang busuk. Kaum tersebut melahap daging
mentah yang busuk serta meninggalkan daging yang telah masak. Kaum
tersebut adalah gambaran dari ummat Nabi yang telah mempunyai isteri
yang halal dan baik, tetapi mereka mendatangi pelacur dan tidur bersama
pelacur sampai pagi; dan gambaran dari para wanita yang telah mempunyai
suami yang halal dan baik, tetapi mereka mendatangi laki-laki hidung
belang dan tidur bersamanya sampai pagi.
9. Nabi Muhammad saw. melihat kayu yang melintang di tengah jalan,
sehingga tidak ada pakaian atau lainnya yang melewatinya, kecuali kayu
tersebut menyobekkannya. Keadaan tersebut adalah sebagai gambaran dari
ummat Nabi Muhammad saw. yang suka duduk-duduk di jalanan sehingga
mengganggu kelancaran lalu lintas. Setelah menjawab pertanyaan Nabi
Muhammad saw. malaikat Jibril membaca ayat Al Qur'an yang tersebut
dalam surat Al A'raf ayat 86 yang antara lain berbunyi sebagai berikut:
“Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti
dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah ....
10. Nabi Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang berenang di sungai
darah dengan menelan batu. Ini adalah gambaran dari orang yang memakan
riba.
11. Nabi Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang mengumpulkan kayu
bakar. Laki-laki tersebut tidak kuat membawanya; akan tetapi jumlah kayu
bakar tesebut tidak dikurangi, melainkan ditambahi. Ini adalah gambaran
dari ummat Nabi Muhammad saw. yang memangku tugas atau jabatan
rangkap. Dia tidak mampu menunaikan amanat-amanat dari tugas-tugas
dan jabatan-jabatan tersebut, akan tetapi masih mau menerima tugas dan
jabatan lainnya.
12. Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang mengguntingi lidah dan bibir
mereka dengan gunting besi. Setiap kali lidah dan bibir mereka digunting,
maka lidah dan bibir tersebut kembali seperti sedia kala. Mereka
melakukan hal tersebut terus menerus tanpa berhenti. Ini adalah ibarat dari
tukang-tukang khutbah yang menimbulkan fitnah, yaitu tukang-tukang
khutbah dari ummat Nabi Muhammad saw. yang meng-khutbahkan apa
yang mereka sendiri tidak melakukannya.
13. Nabi Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kiri: "Wahai
Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi
Muhammad saw. tidak menjawab, kemudian malaikat Jibril berkata kepada
beliau: "Panggilan tadi adalah panggilan dari orang-orang Nasrani dan jika
engkau menjawab seruan itu tadi, wahai Muhammad, niscaya banyaklah di
kalangan umat engkau yang menjadi Nasrani."
14. Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang mempunyai kuku-kuku dari
logam. Mereka mencakari muka dan dada mereka dengan kuku tersebut. Ini
adalah ibarat orang-orang yang senang menggunjing orang lain dan
melecehkan kehormatan orang lain
15. Nabi Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kanan: "Wahai
Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi
Muhammad saw. tidak menjawab, kemudian malaikat Jibril menerangkan
kepada Nabi Muhammad saw.: "Panggilan tadi adalah panggilan dari
orang-orang Yahudi. Jika engkau memenuhi panggilan tersebut, niscaya
banyaklah di kalangan umat engkau yang menjadi Yahudi.
16. Nabi Muhammad saw. melihat wanita yang terbuka kedua lengan
bawahnya dan memakai segala macam perhiasan. Wanita tersebut berkata:
"Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !".
Nabi Muhammad saw. tidak menolehnya. Setelah Nabi Muhammad saw.
bertanya kepada malaikat Jibril tentang siapakah wanita tersebut, maka
malaikat Jibril menjawab: "Itulah dunia!; jika engkau memenuhi
panggilannya, niscaya ummat engkau lebih mementingkan dunia dari pada
akhirat.

17. Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang tua yang mengajak beliau
untuk menyimpang dari jalan yang akan dilaluinya sambil berkata: "Kemari
Muhammad !". Malaikat Jibril berkata: "Terus lurus Muhammad !". Nabi
Muhammad saw. bersabda kepada Jibril: "Siapakah dia ?". Jibril
menjawab: "Dia adalah Iblis, musuh Allah, yang menginginkan agar
engkau cenderung kepadanya!".
18. Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang wanita tua di pinggir jalan
memanggil Nabi saw.: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan
meminta kepadamu !!". Malaikat Jibril berkata bahwa wanita tua itu adalah
gambaran dari umur dunia yang tidak lagi tersisa kecuali seperti sisa umur
dari wanita tua tersebut.

Selepas menyaksikan berbagai pemandangan simbolik itu, akhirnya


sampailah mereka di Baitul Maqdis. Kemudian Nabi mengikatkan buraq itu
sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para Nabi. Nabi Muhammad kemudian
memasuki puing-puing kuil Sulaiman. Di sana telah menanti satu jemaah. Beliau
menemukan kuil itu penuh dengan malaikat yang menantikannya. Lalu juga
dilihatnya arwah para Nabi sejak nabi Adam as. sampai dengan nabi Isa as.. Nabi
Muhammad bertanya kepada Jibril siapa mereka.
Jibril menjawab, “Mereka adalah saudaramu diantara para nabi dan
malaikat ini adalah para pemimpin seluruh malaikat di surga.” Jibril kemudian
berkata, “Ya, Muhammad, orang paling mulia dalam pandangan Allah,
memimpin sholat.” Oleh Jibril Nabi Muhammad dikedepankan untuk menjadi
Imam untuk shalat berjamaah. Nabi kemudian menjadi imam sholat berjamaah
sebanyak dua rakaat. Seluruh nabi dan malaikat mengikutinya.
Setelah selesai sholat bersama para Nabi, Beliau keluar dari Masjidil
Aqsha, kemudian Nabi s.a.w. berkata kepada Jibril: Wahai Jibril aku merasa haus.
Kemudian beliau didatangi dengan semangkuk arak dan semangkuk susu oleh
Jibril a.s. Nabi Muhammad memilih susu. Lalu Jibril a.s berkata: “Engkau telah
memilih fitrah.” "Benar, engkau telah memilih air susu adalah lambang
kesucian dan seandainya engkau mengambil minuman keras niscaya akan
tersesatlah engkau dan umat engkau."

Peristiwa Mi’raj
Setelah menunaikan ibadah di Baitul Maqdis kemudian didatangkan sebuah
tangga syurga yang lalu dipancangkan di atas batu. Batu pijakan Nabi Muhammad
s.a.w saat akan mi'raj itu disebut Shakhrah al-Muqaddasah (batu yang disucikan).
Nabi Muhammad belum pernah melihat sesuatu yang lebih indah daripada tangga
yang dilihatnya itu. Tangga Mi'raj itu dibuat dari emas dan perak berlapis mutiara.
Tangga itu menjulang dari Baitul Maqdis ke langit dunia. Di sebelah kanannya ada
400 ribu malaikat, disebelah kirinya juga 400 ribu malaikat, di depannya seribu
malaikat dan di belakangnya juga seribu malaikat.

Malaikat jibril menaikkan Nabi ke tangga. Jarak antar anak tangga sejauh
perjalanan empat puluh tahun. Perjalanan mi'raj mula-mula memasuki langit dunia.
Ketika naik ke langit Nabi Muhammad melihat keindahan yang belum pernah dia
lihat sebelumnya. Jibril membawa Nabi hingga tiba di depan pintu langit yang
disebut pintu Hafadzah (pintu langit dunia). Di pintu itu ada malaikat penjaga yang
disebut Isma’il. Dia memiliki 12.000 pembantu dan setiap pembantu memiliki
12.000 pesuruh.

Langit pertama (Nabi Adam A.S)


Jibril a.s meminta agar dibukakan pintu, kedengaran suara bertanya:
Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu?
Jibril a.s menjawab: Nabi Muhammad saw. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah Nabi
Muhammad s.a.w telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, Beliau telah diutuskan.
Lalu Ismail membuka gerbang surga dan Nabi Muhammad bertukar salam dan
saling mendoakan. Malaikat Isma'il berkata,dikatakan "Selamat datang wahai anak
yang soleh dan nabi yang soleh."

Ketika memasuki langit pertama, Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan


malaikat-malaikat yang menyambutnya. Malaikat-malaikat itu menyambutnya
dengan tersenyum sambil membaca doa-doa, tetapi ada malaikat yang turut berdoa
tetapi sama sekali tidak tersenyum, wajahnya tampak memberengut. Nabi
Muhammad s.a.w bertanya pada Jibril tentang malaikat yang tidak tersenyum itu.
Jibril menjawab: “Jika saja dia pernah tersenyum kepada orang sebelum kamu
atau sesudah kamu , maka dia akan tersenyum kepadamu. Namun dia tidak pernah
tersenyum, dia adalah Malik, malaikat penjaga neraka.”
Nabi Muhammad s.a.w berkata kepada Jibril, “Tidakkah dapat kamu minta
kepadanya untuk menunjukkan neraka kepadaku? Jibril mengatakan, “Baik, wahai
malaikat tunjukkan neraka kepada Muhammad!” Kemudian malaikat itu membuka
penutupnya, maka terlihat api neraka yang bergejolak sampai Nabi mengira api itu
akan menelan apa saja. Nabi Muhammad s.a.w berkata kepada Jibril, “Wahai
Jibril, perintahkan mengembalikan ke tempatnya”. Maka Jibril pun menyuruhnya
untuk menutupnya. Malaikat penjaga neraka itu berkata, “Padamlah”. Maka
kembalilah tutup itu ke tempat semula
Setelah itu Nabi Muhammad s.a.w melihat seorang sedang menghadapi
ruh-ruh manusia. Apabila kepadanya dihadapkan ruh yang baik ia gembira dan
berkata : "Ruh yang baik keluar dari jasad yang baik".
Apabila dihadapkan kepadanya ruh yang jahat, wajahnya memberangus
sambil berucap : "Cis ! Ruh jahat keluar dari jasad yang jahat”. Nabi bertanya
kepada Jibril ;"Siapakah orang itu hai Jibril?". Ia menjawab : "Dia Adam ayah
engkau. Semua ruh anak cucunya akan melewati dia”.
Ketika Nabi Muhammad saw bertemu dengan Nabi Adam a.s, Beliau
disambut serta Nabi Adam a.s, mendoakannya dengan doa kebaikan. Selanjutnya
nabi Muhammad s.a.w melihat orang-orang bermoncong seperti moncong unta,
tangan mereka memegang segumpal api seperti batu-batu, lalu dilemparkan ke
dalam mulut mereka dan keluar dari dubur. Nabi Muhammad s.a.w bertanya:
"Siapa mereka itu, Jibril?". "Mereka yang memakan harta anak-anak yatim secara
tidak sah," jawab Jibril.
Kemudian beliau melihat orang-orang dengan perut yang sangat besar.
Nabi belum pernah melihat orang-orang seperti itu kecuali dari keluarga Fir'aun.
Mereka berjalan seperti unta yang kena penyakit dalam kepalanya, ketika dibawa
ke dalam api. Mereka diinjak-injak tak dapat beranjak dari tempat mereka. Nabi
Muhammad s.a.w bertanya: "Siapa mereka itu, Jibril?". "Mereka itu tukang-
tukang riba," jawabnya.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w melihat orang-orang, di hadapan mereka
ada daging yang gemuk dan baik, di samping ada daging yang buruk dan busuk.
Mereka makan daging yang buruk dan busuk itu dan meninggalkan yang gemuk
dan baik. Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapakah mereka itu, Jibril"?
"Mereka orang-orang yang meninggalkan wanita yang dihalalkan Tuhan dan
mencari wanita yang diharamkan," jawabnya.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w melihat wanita-wanita yang
digantungkan pada buah dadanya. Lalu Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapa
mereka itu, Jibril?" "Mereka itu wanita yang memasukkan laki-laki lain bukan
dari keluarga mereka”. Kemudian perjalanan diteruskan, naiklah Nabi
Muhammad s.a.w bersama Jibril ke langit kedua.

Langit kedua (Nabi Yahya A.S dan Isa’ A.S)


Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w naik hingga ke langit
kedua. Dia minta dibukakan maka ditanya : "Siapa engkau?" "Jibril", jawabnya.
"Siapa yang bersamamu?" "Muhammad. "Jawabnya lagi. "Apakah dia juga
rasul?" "Benar", jawab Jibril. Dikatakan: "Selamat datang wahai sebaik-baiknya
yang datang."
Kemudian dibukakan. Ketika itu Nabi melihat Yahya dan Isa, di mana
Jibril memperkenalkan:"Inilah Yahya dan Isa”. Kemudian Nabi Muhammad s.a.w
memberi salam. Dan mereka membalas salam seraya berkata: "Selamat datang
wahai saudara yang baik dan nabi yang baik." Kemudian naiklah Nabi
Muhammad s.a.w bersama Jibril ke langit yang ke tiga.

Langit ketiga (Nabi Yusuf A.S)


Kemudian pintu langit itu dibuka. Di langit yang ketiga, Nabi Muhammad
s.a.w bertemu dengan laki-laki yang wajahnya bagai bulan purnama. Nabi bertanya
kepada Jibril, “Siapakah itu wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Ini adalah
saudaramu Yusuf bin Ya’qub”.
Dia memberi salam kepadanya dan Nabi Muhammad s.a.w juga. Yusuf
membalas, lalu berkata: "Selamat datang wahai saudara yang soleh dan nabi yang
soleh." Selanjutnya Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke
empat.

Langit keempat (Nabi Idris A.S)


Kemudian Jibril membawa Nabi naik sampai ke langit keempat. Kemudian
dia minta dibukakan dan kembali ditanya oleh penjaga pintu. "Muhammad."
"Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar." "Selamat datang wahai sebaik-baik
yang datang."
Lalu dibukakan dan setelah Nabi Muhammad s.a.w melihat Idris. Jibril
memperkenalkan: "Inilah Idris." Kami lalu memberi salam dan dia menjawab
sambil mengucapkan:"Selamat datang wahai saudara yang soleh dan nabi yang
soleh”.

Langit kelima (Nabi Harun A.S)


Kemudian Jibril membawa Muhammad s.a.w naik ke langit kelima. Dia
minta dibukakan lalu ditanya: "Siapakah itu?" "Jibril." "Siapakah itu?" "Jibril."
"Siapa pula yang bersamamu?" "Muhammad." "Apakah dia juga seorang rasul?"
"Benar."
"Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang." Kemudian dibukakan.. Di
langit yang kelima, Nabi Muhammad s.a.w menjumpai seorang kakek yang
rambutnya putih. Jenggotnya putih dan tebal. Nabi Muhammad s.a.w bertanya ke
Jibril, “ Siapakah dia wahai Jibril?” Jibril menjawab,” Ini adalah orang yang
sangat dicintai kaumnya, yaitu Harun bin Imran.

Langit keenam (Nabi Musa A.S)


Kemudian Jibril membawa Nabi ke langit keenam. Dia minta dibukakan
dan ditanya:"Siapakah di situ?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?"
"Muhammad."
"Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar." "Selamat datang wahai sebaik-
baik yang datang." Kemudian pintu dibuka. Di langit ke enam ini Nabi Muhammad
s.a.w bertemu dengan Nabi Musa a.s.. Beliau seorang lelaki yang tinggi kurus dan
berambut ikal. Nabi bertanya kepada Jibril, “Siapakah dia wahai Jibril?” Jibril
menjawab, “Dia adalah saudaramu, Musa bin Imran’.” Nabi Muhammad s.a.w
memberi salam kepadanya. Beliau segera menjawab: Selamat datang wahai
saudara dan nabiku yang soleh.
Ketika Nabi Muhammad s.a.w dan Jibril hendak melanjutkan perjalanan,
Musa menangis. Ditanyakan kepadanya:"Mengapa engkau menangis?" Dia
berkata:"Aku menangis karena seseorang telah diutuskan sesudahku dan ternyata
umatnya yang masuk syurga lebih banyak daripada umatku”. Seterusnya Nabi
Muhammad s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke tujuh.

Langit ketujuh (Nabi Ibrahim A.S)


Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w . naik ke langit ketujuh.
Dia minta dibukakan dan ditanya:"Siapakah di situ?" "Jibril," jawabnya. "Siapa
pula yang bersamamu?"
"Muhammad." "Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar." "Selamat datang
wahai sebaik-baik yang datang." Kemudian dibukakan.
Ketika berada di langit ke tujuh Nabi Muhammad s.a.w melihat seorang
pria yang wajahnya mirip dengannya sedang bersandar di Baitul Makmur dihadapi
oleh beberapa kaumnya. Pada Baitul Makmur setiap hari masuk tujuh puluh ribu
malaikat. Nabi Muhammad s.a.w belum pernah melihat pria yang mirip
dengannya. Nabi Muhammad s.a.w bertanya kepada Jibril siapa pria itu, ia
menjawab : "Dia ayah anda Ibrahim". Mereka memberi salam kepadanya dan dia
membalas salam sambil berkata: "Selamat datang wahai anak yang soleh dan
nabi yang soleh."
Kepada Nabi Muhammad saw, nabi Ibrahim a.s. bersabda, "Engkau akan
berjumpa dengan Allah pada malam ini”. Umatmu adalah akhir umat dan terlalu
dha'if, maka berdoalah untuk umatmu. Nabi Ibrahim berpesan: "Anjurkan
umatmu memperbanyakkan tanaman di syurga”. Nabi Muhammad s.a.w
bertanya apakah tanamannya, jawabnya Ucapkanlah "Subhanallah
Walhamdulillah walailaha illallahu Allahu akbar, wala haula wala quwatailla
billah."
Langit ketujuh adalah tempat orang-orang yang adil, dengan malaikat
yang lebih besar dari bumi ini seluruhnya. Ia mempunyai tujuh puluh ribu kepala,
tiap kepala tujuh puluh ribu mulut, tiap mulut tujuh puluh ribu lidah, tiap lidah
dapat berbicara dalam tujuh puluh ribu bahasa, tiap bahasa dengan tujuh puluh
ribu dialek. Semua itu memuja dan memuji serta mengkuduskan Tuhan. Setelah
melihat beberapa peristiwa lain yang ajaib. Nabi Muhammad s.a.w dan Jibril
masuk ke dalam Baitul Makmur dan sholat.
Kemudian Jibril membawa Nabi ke surga. Di Surga Nabi Muhammad s.a.w
melihat dan mendengar sesuatu yang tidak pernah didengarnya di bumi. Surga itu
sangat indah. Di dalam surga terdapat kubah dari mutiara dan tanahnya beraroma
kesturi. Tanah dan lumpur surga terbuat dari zafaran, berupa tepung putih
beraroma kesturi dan sangat bersih. Cahaya surga itu berwarna putih, bersinar
terang, aromanya semerbak. Disana terdapat gedung megah dan sungai-sungai
yang mengalir. Ada istri-istri yang cantik jelita, perhiasan-perhiasan yang banyak,
tanaman-tanaman, berbagai macam kesenangan dan kenikmatan di tempat yang
tinggi.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. melihat sebuah sungai susu yang tidak
berubah rasanya, sebuah sungai arak yang lezat dan sebuah sungai madu yang
jernih. Nabi Muhammad s.a.w juga melihat telaga Al-Kausar. Kemudian Nabi
Muhammad Saw. keluar dari surga.

Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w meneruskan perjalanan


naik ke Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha ditutup dengan warna yang tidak
diketahui Nabi Muhammad s.a.w. Di situ ada sebuah pohon yang daunnya seperti
telinga gajah dan buahnya sebesar tempayan. Di Sidratul Mutaha ini Nabi
Muhammad s.a.w dapat melihat rupa Malaikat Jibril yang asli kedua kalinya
setelah sebelumnya melihat rupa Jibril yang asli ketika menerima wahyu yang
pertama di Gua Hira. Jibril berkata:"Inilah Sidratul Muntaha." Di situ juga ada
empat sungai. Dua sungai di dalam dan dua sungai lagi di luar. Nabi bertanya:
"Dua sungai apakah ini, wahai Jibril?" Dia menjawab:"Adapun dua yang di dalam
itu adalah sungai di syurga. Sedangkan dua yang nampak jelas ini adalah sungai
Nil dan Furat."
Nabi Muhammad s.a.w melihat pemandangan yang sangat indah di tempat
itu, tidak seorang pun dapat melukiskan keindahannya. Nabi Muhammad s.a.w
telah melihat sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Di Sidratul
Muntaha ini terdengarlah suara yang berseru kepada beliau, “Wahai Muhammad
SAW, masuklah.” Nabi Muhammad s.a.w kemudian diangkat melewati Sidratul
Muntaha dan ditutupi awan. Jibril tertinggal.
Nabi Muhammad SAW berseru kepada Jibril, “Ikutlah bersamaku.” Jibril
berkata, "Engkau dan Tuhan engkau saja." Nabi Muhammad s.a.w. berkata lagi,
"Adakah di sini sahabat hendak meninggalkan sahabatnya?" Jibril menjawab,
“Inilah saja tempatku, jika aku melintasi kawasan ini niscaya aku akan terbakar
dengan cahaya.” Malaikat Jibril tidak mampu melintasi lebih tinggi lagi. Hanya
orang yang diizinkan oleh Allah SWT yang dapat melintasi sidratul muntaha. Nabi
Muhammad adalah orang yang diangkat derajatnya sehingga dapat melintasi lebih
tinggi lagi untuk bertemu dengan Allah SWT.
Nabi Muhammad saw melanjutkan perjalanan tanpa ditemani malaikat
Jibril. Nabi Muhammad s.a.w kemudian melalui 70.000 hijab daripada nur hingga
sampai ke Mustawa, tempat Kalam menulis, yakni Kalam catatan di Luh Mahfuz.
Di situ Nabi Muhammad s.a.w. melihat seorang lelaki yang ghaib dalam Nur
Arasy. Bertanya Nabi Muhammad s.a.w: "Siapa ini? Adakah malaikat?""Tidak,"
jawab lelaki itu."Adakah nabi?" tanya Nabi Muhammad s.a.w lagi."Tidak.
Sesungguhnya aku adalah seorang lelaki yang hidup di dunia, basah dengan
menyebut nama Allah yakni berzikir dan hatiku senantiasa terpaut kepada masjid
dan aku juga tidak memaki kedua ibu bapakku."

Nabi kemudian tiba di hadapan Arsy (singgasana Allah). Nabi Muhammad


s.a.w melihat 'Arsy Allah yang dijunjung di atas kepala para Malaikat. Nabi
Muhammad s.a.w dapat menyaksikan Allah SWT dengan mata kepalanya. Tiada
seorang pun daripada nabi atau mursalin melihat Allah sebelum ini. Sebaik Nabi
Muhammad s.a.w melihat Allah, lantas beliau terus sujud menyembah-Nya.
Berfirman Allah: "Wahai Muhammad." Jawab Nabi Muhammad s.a.w:
"Labbaika." Firman Allah lagi: Angkatkan kepalamu, mohonlah apa yang engkau
hendak Aku berikan kepadamu."
Nabi Muhammad s.a.w pun mengangkat kepalanya sambil berkata: Ya,
Rabb. Engkau telah ambil Ibrahim sebagai Khalil dan Engkau berikan dia kerajaan
yang besar. Engkau berkata-kata dengan Musa. Engkau berikan Dawud kerajaan
yang besar dan dapat melembutkan besi. Engkau kurniakan kerajaan kepada
Sulaiman yang tidak Engkau kurniakan kepada sesiapa pun dan memudahkan
Sulaiman menguasai jin, manusia, syaitan dan angin. Engkau ajarkan 'Isa Taurat
dan Injil. Dengan izin-Mu, dia dapat menyembuhkan orang buta, orang sufaq dan
menghidupkan orang mati. Engkau lindungi dia dan ibunya daripada syaitan.
Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku angkatkan engkau sebagai Habib
(kekasih) dan Aku utuskan engkau untuk manusia seluruhnya supaya mengabarkan
berita gembira dan memberi peringatan. Aku luaskan dadamu dan Aku buangkan
daripadamu dosamu dan Aku angkatkan untukmu zikirmu. Aku jadikan umatmu
sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia dan Aku jadikan umatmu itu
sederhana. Dan Aku jadikan umatmu orang yang pertama dan orang yang terakhir
dan Aku jadikan umatmu itu tiada sah khutbah dan solat hingga mereka itu berikrar
bahwa engkau hamba-Ku dan pesuruh-Ku.
"Dan Aku jadikan daripada umatmu beberapa kaum yang mana hati
mereka berpaut dalam hati mereka. Aku telah jadikan engkau Nabi yang mula-
mula diciptakan dan Nabi yang terakhir dibangkitkan, dan Aku jadikan engkau
orang yang mula-mula dibicarakan pada Hari Kiamat.
"Dan Aku berikan engkau tujuh ayat yang diulang-ulang bacaannya dalam
sholat yaitu surah al-Fatihah, yang tidak aku kurniakan kepada sesiapa
sebelummu. Aku berikan engkau penutup surah al-Baqarah, harta yang bernilai di
bawah Arasy, ia tiada Aku beri kepada nabi sebelummu.
"Dan Aku berikan engkau dengan delapan saham berharga yaitu Islam,
hijrah; sedekah; menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar; dijadikan
engkau pembuka dan penutup; diberikan engkau panji-panji kepujian, maka Adam
dan lainnya berada di bawah panji-panji engkau. Dan sesungguhnya pada hari
Aku menjadikan tujuh petala langit dan bumi. "Aku fardukan ke atasmu dan
umatmu 50 waktu sholat, maka dirikanlah ia."
Selesai bermunajat kepada Allah, Nabi Muhammad s.a.w pun kembali
mendapatkan Jibril. Lalu Jibril pun memimpin tangan Nabi untuk turun. Kemudian
Nabi Muhammad s.a.w dibawa menemui nabi Ibrahim a.s.
Sesudah itu Nabi Muhammad s.a.w turun ke tempat Musa a.s.. Musa
bertanya"Apakah yang telah diwajibkan Tuhanmu kepada umatmu? Nabi
Muhammad s.a.w menjawab, “Sesungguhnya Allah memfardukan ke atasku serta
umatku dengan 50 waktu sholat sehari semalam.”. kata Musa, 'Kembalilah kepada
Tuhan mu, mintalah keringanan, karena umatmu tidak sanggup melakukannya.
Aku sendiri telah mencoba terhadap bani israil"
“Sesungguhnya Bani Israel yang gagah tidak mampu melakukan amalan
yang lebih sedikit daripada itu, sedangkan umatmu lemah tubuhnya, lemah
hatinya, mana mungkin mereka mampu melaksanakan tugas seberat itu.”
Selepas mendengar kata-kata Musa itu, Nabi Muhammad s.a.w pun
memandang Jibril. Jibril mengisyaratkan supaya Nabi Muhammad s.a.w kembali
ke Sidratul Muntaha untuk menemui Allah untuk diringankan apa yang telah
difardukan.Nabi Muhammad s.a.w kemudian kembali kepada Allah lalu beliau
sujud kepada Allah dengan berkata: "Wahai Tuhanku, ringankan terhadap umatku
apa yang diperintahkan-Mu. Sesungguhnya umatku adalah terlalu daif."
Firman Allah: "Sesungguhnya telah Ku-kurangkan untuk umatmu itu lima
waktu sholat." Sholat yang tadinya diwajibkan 50 kali sehari itu dikurangi menjadi
45 kali saja. Nabi Muhammad s.a.w kemudian kembali menemui Nabi Musa. Nabi
Muhammad s.a.w berkata kepada Nabi Musa, "Sesungguhnya Allah sudah
mengurangkan untukku lima waktu solat." kata Musa, "umatmu tidak sanggup
menunaikannya sebanyak itu, karena itu kembalilah kepada Tuhanmu mintalah
keringanan".
Nabi kemudian berulang-ulang pulang pergi antara Tuhan dengan Musa.
Sehingga akhirnya Allah swt berfirman" Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku
fardukan hanyalah lima waktu sehari semalam. Setiap sholat fardu diganjarkan
dengan sepuluh ganjaran. Oleh yang demikian, berarti lima waktu sholat fardu
sama dengan lima puluh sholat fardu. Begitu juga siapa yang berniat, untuk
melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, niscaya akan dicatat baginya satu
kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya.
Sebaliknya siapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak
melakukannya, niscaya tidak sesuatu pun dicatat baginya. Seandainya dia
melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan baginya.

Setelah mendapatkan keringanan dari Allah SWT lalu nabi kembali ke


tempat Musa dan diceritakan kepadanya apa yang telah difirmankan Tuhan itu.
Berkata Musa: “Kembalilah kamu kepada Tuhanmu wahai Muhammad,
mohonlah keringanan sekali lagi dan sesungguhnya umatmu tiada kuasa untuk
melaksanakannya." Jawab Nabi Muhammad: “Sesungguhnya aku telah berulang
alik kepada Tuhanku beberapa kali hingga aku merasa malu terhadap Tuhanku
dan tetap aku laksanakan perintah-Nya ini."
Tatkala itu, terdengar seruan: "Telah Aku laksanakan yang Aku fardukan
dan Aku ringankan untuk hamba-Ku." Berkata Musa: "Turunlah engkau wahai
Muhammad dengan nama Allah."
Apabila sampai di Langit Dunia, tiba-tiba Rasulullah melihat debu dan asap
serta terdengar suara berisik. Bertanyalah Nabi Muhammad s.a.w kepada Jibril ada
apa gerangannya.
Menurut Jibril, itulah syaitan yang menutup mata manusia (anak Adam)
hingga mereka tidak mampu berfikir apa yang ada dalam alam malakut langit dan
bumi. Dan jika tidak dilakukan begitu niscaya manusia dapat melihat keajaiban-
keajaibannya.”
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w kembali dengan tangga itu ke bumi.
Nabi Muhammad s.a.w dan Jibril sampai di Baitulmaqdis. Buraqpun dilepaskan
dari ikatannya. Dengan buroq itu Nabi kembali ke Mekah pada malam yang sama.
Dalam perjalanan itu, Nabi melintasi beberapa unta milik orang Quraisy yang
datang dari Syam. Diantaranya ada seekor unta yang mempunyai dua karung di
atas badannya. Karung itu berwarna putih dan hitam.
Ketika Nabi Muhammad s.a.w kebetulan menuju ke arahnya, terkejutlah
unta tersebut dan lari berkeliling-keliling hingga salah seekor daripadanya patah
kaki, jatuh lalu ditinggalkan di situ oleh pemiliknya. Dalam perjalanan itu juga,
terlihat oleh Nabi Muhammad s.a.w sekelompok unta dan salah seekor
daripadanya tersesat. Nabi Muhammad s.a.w kemudian menuntunnya sehingga
kembali dalam kelompoknya.
Nabi Muhammad s.a.w pun memberi salam kepada mereka dan mereka
mengenali suara Rasulullah, tetapi ada juga yang tidak percaya. Kemudian Nabi
mengambil mangkuk berisi air dan meminumnya.

Pada waktu Nabi Muhammad s.a.w akan berpisah dengan Jibril pada Subuh
Isra' di Dzi Thuwa, suatu tempat dipinggir kota Mekkah, Nabi Muhammad s.a.w
bersabda: "Ya Jibril, kaumku akan mendustakan aku". Jibril menjawab: "Abu
Bakar akan membenarkan engkau dan dialah Ash Shiddiq." Setelah Nabi
Muhammad s.a.w turun dari buroq, maka terangkatlah Buraq ke langit dan terus ke
syurga.

D. ISRA MI’RAJ DAN TEORI RELATIVITAS

ISRA`MI`RAJ, sebagai sebuah peristiwa metafisika (gaib), barangkali


bukan sesuatu yang istimewa. Kebenarannya bukanlah sesuatu yang luarbiasa.
Kebenaran metafisika adalah kebenaran naqliyah (dogmatis) yang tidak harus
dibuktikan secara akal, namun lebih bersifat imani. Valid tidaknya kebenaran
peristiwa metafisika—secara akal, bukanlah soal selagi ia diimani.
Didalam pemahan secara fisika banyak orang mempertanyakan ke-shahih-
an Isra` Mi`raj; “ apakah mungkin manusia melakukan perjalanan sejauh itu
hanya dalam waktu kurang dari semalam?” . Kaum kafirpun telah menantang
Rasulullah seperti diberitakan dalam Al Quran dalam surat Al-Israa: 93.
“Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke
langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu
turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca”. Katakanlah: “Maha Suci
Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?”
“Ketika orang-orang Quraisy tak mempercayai saya (kata Nabi SAW), saya
berdiri di Hijr (menjawab berbagai pertanyaan mereka). Lalu Allah menampakkan
kepada saya Baitul Maqdis, saya dapatkan apa yang saya inginkan dan saya
jelaskan kepada mereka tanda-tandanya, saya memperhatikannya….” (HR.
Bukhari, Muslim, dan lainnya), dan banyak Hadith hadith lainnya.

Diantara keduanya terdapat faktor persamaan dan perbedaan didalam


proses kejadian, persamaan kedua kisah antara lain:

 Keduanya membahas perihal perjalanan atau journey dari Bumi ke luar


angkasa lalu kembali ke Bumi.
 Keduanya membahas penggunaan faktor “Speed” atau “kecepatan”
tinggi didalam pemberitaannya
 Konsep mengenai perpisahan antara dua manusia (atau lebih) digunakan
sebagai bahan pokok atau object pembahasan didalam kedua cerita.

Dalam Isra Miraj, Rasulullah meninggalkan kaumnya di bumi untuk


bepergian ke ke Majidil Aqsha lalu ke Langit ketujuh, dalam kasus teori relativitas
menceritakan tentang dua saudara kembar A dan B, dimana saudara kembar B
bepergian keluar angkasa.
Sampai disini dari hal hal tersebut diatas, kita sudah dapat mengambil
kesimpulan secara gamblang, bahwa peristiwa Isra Miraj adalah benar. Bagaimana
mungkin seorang manusia yang ummi 14 Abad yang silam dapat membuat
sebuah cerita atau teori yang dapat dibuktikan didalam abad ke 20 dengan
sedemikian detailnya. Dengan kata lain tidak mungkin Rasulullah SAW
mencontoh teori Albert Einstein yang lahir sesudahnya (?).

Teori Relativitas.
Teori Relativitas membahas mengenai Struktur Ruang dan Waktu serta
mengenai hal hal yang berhubungan dengan Gravitasi. Theori relativtas terdiri dari
dua teori fisika, relativitas umum dan relativitas khusus. Theori relativitas khusus
menggambarkan perilaku ruang dan waktu dari perspektif pengamat yang bergerak
relatif terhadap satu sama lain, dan fenomena terkait. Artikel ini hanya dibahas
theori relativitas khusus dan Efek yg disebut dilatasi waktu (dari bahasa Latin:
dilatare “tersebar”, “delay”).
Einstein merumuskan teorinya dalam sebuah persamaan mathematik:

t’ = waktu benda yang bergerak


t = waktu benda yang diam
v = kecepatan benda
c = kecepatan cahaya

Gambar 1.2 Teori Relativitas

Diterangkan bahwa perbandingan nilai kecepatan suatu benda dengan


kecepatan cahaya, akan berpengaruh pada keadaan benda tersebut. Semakin dekat
nilai kecepatan suatu benda (v) dengan kecepatan cahaya (c), semakin besar pula
efek yang dialaminya (t`): perlambatan waktu. Hingga ketika kecepatan benda
menyamai kecepatan cahaya (v=c), benda itu pun sampai pada satu keadaan nol.
Demikian, namun jika kecepatan benda dapat melampaui kecepatan cahaya (v>c),
keadaan pun berubah. Efek yang dialami bukan lagi perlambatan waktu, namun
sebaliknya waktu menjadi mundur (-t’).
E. HIKMAH ISRA MI’RAJ

1. Bersihkan Jiwa Raga untuk Menghadap Allah SWT


Diriwayatkan, sebelum Isra Mi’raj, Nabi SAW “dibedah” oleh malaikat
untuk membersihkan jiwanya dari sifat-sifat buruk. Itu menunjukkan, sebelum
menghadap Allah SWT untuk menjalankan ibadah, kita harus membersihkan dulu
jiwa-raga kita, niat-hati dan jasmani, dari segala kotoran atau najis, dari niat yang
tidak ikhlas, dan dari pemahaman-pemahaman yang sesat. Ibadah akan mardud
atau tidak sah bila niat kita tidak ikhlas, dinodai bid’ah atau tidak didasari ilmu
(QS. Al-Bayyinah: 5, Al-Hajj: 37, Al-Isra: 36 & 84, Al-Ma’un: 6).
Lebih luasnya, kebersihan jiwa-raga adalah suatu keharusan manakala kita
menghadap Allah SWT di akhir kelak. Karena, al-Islaamu nazhifun, fatanazh zhafu
fa innahu laa yadkhulul jannata illa nazhiif (Islam itu bersih, maka bersihkanlah
jiwa-ragamu, karena sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang
yang bersih). Tentu saja, untuk kebersihan itu, “celupan”-nya (shibghah) adalah
Islam.

2. Dakwah perlu pelindung, tidak bisa dilakukan sendiri


Ketika Abu Thalib dan Siti Khadijah meninggal dunia, Nabi SAW merasa
sedih luar biasa, sehingga tahun itu dinamakan Amul Hazn (Tahun Kesedihan).
Itu menunjukkan, dalam berdakwah orang perlu pelindung, pendukung,
atau pemacu semangat. Seorang dai perlu tema natau pendamping. Siti Khadijah
merupakan simbol seorang istri atau wanita yang menunjang perjuangan suami
dalam berdakwah.

3. Bukti kekuasaan Allah SWT


Dalam QS. 17: 1 Allah SWT menyatakan, Isra’ Mi’raj bertujuan antara lain
untuk memperlihatkan sebagian ayat atau tanda (bukti) kekuasaan-Nya.
Hal itu merupakan sinyal, kita pun harus memperhatikan ayat-Nya
sehingga keimanan akan eksistensi dan kekuasaan Allah SWT tertanam kuat dalam
diri. Ayat-ayat itu meliputi ayat qauliyah (firman Allah yang terhimpun dalam
Alquran) dan ayat kauniyah (segala ciptaan Allah SWT).

4. Shalat tiang agama Islam


Oleh-oleh utama Isra’ Mi’raj adalah perintah shalat. Shalat adalah satu-
satunya kewajiban dan menjadi kebutuhan umat Islam yang amar-nya diturunkan
langsung oleh Allah SWT.
Hal itu menunjukkan betapa tingginya posisi ibadah shalat. Wajar, kalau
kemudian shalat, sebagaimana tersebut dalam sejumlah hadis Nabi SAW, shalat
merupakan “Tiang agama”, akan runtuh keislaman seseorang jika meninggalkan
atau tidak mendirikan shalat.
Shalat merupakan penentu diterima-tidaknya amal saleh seseorang serta
menjadi ibadah (ritual) paling utama dalam Islam. Shalat juga merupakan amal
perbuatan yang pertama kali dihisab di akhirat dan menentukan baik-buruknya
amal seseorang. Shalat merupakan pembeda antara umat Islam dan kaum kafirin.
Penentu kebaikan dan keburukan amal seseorang (QS. 29: 45, 70: 19-23). Shalat
merupakan manifestasi inti akidah Islam (tauhid).

5. Peduli dengan Masjidil Al-Aqsha


Salah satu tempat yang terkait dengan Isra’ Mi’raj adalah Masjid Aqsha.
Setidaknya, momentum peringatan Isra’ Mi’raj kali ini dapat dijadikan momentum
bangkitnya kepedulian terhadap nasib Al-Aqsha dan Muslim Palestina. Apalagi
ada sinyal kaum Zionis hendak meruntuhkan masjid tersebut dan melenyapkan
simbol-simbol Islam di Jerusalem. Selain sebagai tempat singgah Rasulullah
sewaktu Isra Mi’raj, Masjid Al-Aqsha juga menjadi bagian dari agama Islam,
sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yakni :

 Masjid Al-Aqsha adalah kiblat pertama umat Islam


 Masjid Al-Aqsha adalah Bangunan Kedua yang Diletakkan Allah di Bumi
 Masjid Al-Aqsha merupakan Tempat Ziarah yang sangat dianjurkan oleh
Rasulullah
 Keutamaan Pahala Shalat di Masjid Al-Aqsha
 Masjid Al-Aqsha merupakan Tempat bertolaknya jama’ah Haji / Umrah
 Masjid Al-Aqsha adalah Tanah Waqaf Milik Islam
 Masjid Al-Aqsha adalah tempat yang akan dibebaskan oleh hamba-hamba-
Nya

F. TUJUAN ISRA MI’RAJ


1. Memperlihatkan sebagian bukti atau tanda kekuasaan dan kebesaran Allah
SWT (QS. 17:1)
2. Menguji keimanan manusia (QS. 17:60).
Sebagian ulama merinci tujuan Isra’ Mi’raj itu sebagai berikut:

1. Lit-Tatsbit -- untuk memantapkan atau mengukuhkan Nabi SAW dalam


posisi kenabian dan kerasulannya)
2. Lit-Takrim --untuk memuliakan Nabi SAW sebagai makhluk pilihan Allah
SWT (musthafa atau the chosen one)
3. Listi’dalil Quwah --untuk mempersiapkan keknatan jasmaniah, ruhaniah,
dan aqliah Nabi SAW dalam menjalankan tugas-tugas kenabian dan
kerasulannya).

Sebelum Isra’ Mi’raj, situasi dan kondisi Nabi Muhammad Saw sangat
memprihatinkan karena wafatnya paman beliau, Abu Thalib, dan istri beliau, Siti
Khadijah.
Padahal, keduanya merupakan pelindung dan pendukung utama Nabi Saw
dalam mengemban risalah Islam. Dengan Isra’ Mi’raj, keimanan atau kekuatan
mental beliau bertambah kuat. Keganasan, kebrutalan, dan kekerasan umat yang
didakwahinya dihadapi dengan kesabaran yang luar biasa, karena yakin akan
perlindungan Allah SWT dan kebenaran risalah yang dibawanya.
BAB III
PENUTUP

Bagaimanapun juga, memang ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan


hakikat perjalanan isra' mi'raj. Allah hanya memberikan ilmu dan akal yang
sedikit, hanya terbatas di bumi ini, tidak mencapai langit dan semesta kepada
manusia. Hanya dengan iman kita mempercayai bahwa isra' mi'raj benar-benar
terjadi dan dilakukan oleh Rasulullah SAW. Rupanya, begitulah rencana Allah
menguji keimanan hamba-hamba-Nya (QS. Al-Isra:60) dan menyampaikan
perintah salat wajib secara langsung kepada Rasulullah SAW.
Makna penting isra' mi'raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan
penyampaian perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat
sebagai ibadah utama dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim, baik
dia kaya maupun miskin, dia sehat maupun sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat
yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu secara ekonomi, atau puasa
bagi yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat badannya dan mampu
keuangannya.
Salat lima kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela kesibukan
aktivitas kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim.
Allah mengingatkan :

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah
lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut:45)
DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Qur’anul Karim
2. http://wikipedia.com : Isra Mi’raj
3. http://bambies.wordpress.com : Isra Mi’raj dan teori Relativitas
4. http://www.risalahislam.com : Hikmah dan tujuan Isra Mi’raj

Anda mungkin juga menyukai