“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram
ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat”. (QS. Al-Isra` : 1)
Ada banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari Isra Mi'raj sesuai dengan kondisi kita
saat ini sebaiknya dimaknai sebagai cobaan untuk meningkatkan kualitas keimanan kita kepada Allah
SWT. Isra Mi'raj merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW bertemu Allah SWT ke
Sidratulmuntaha atau langit ke tujuh dalam satu malam saja. Dalam perjalanan nya Rasulullah juga
menerima perintah salat wajib lima waktu setiap hari. Dengan adanya momentum Isra Miraj ini
semoga senantiasa dijadikan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT,
seperti meningkatkan amaliah ibadah yang sifatnya mahdhah dan ghairu mahdhah agar seimbang.
Dengan banyaknya peringatan Isra Mi'raj yang dilaksanakan oleh masyarakat semoga menjadi
jalan pengingat dengan mengambil hikmah peristiwa tersebut, yaitu dengan memperbaiki dan
menegakkan shalat bagi kaum umat Islam dengan harapan dengan ditegakkannya shalat bisa
mencegah perbuatan keji dan mungkar. Kemaksiatan-kemaksiatan segera ditinggalkan agar
pandemi dan bencana alam segera berlalu dan keberkahan dapat diraih.
Semoga di masa pandemi ini kita selaku umat Muslim senantiasa istiqomah dalam
menjalankan perintah Allah SWT. terutama Salat lima waktu, meningkatkan amal ibadah lainnya
sehingga kita semua tergolong kedalam hamba hamba Allah yang beriman dan bertaqwa Kepada
Nya. Aamiin…
Artikel
4. Memperbanyak sedekah
Untuk memperingati pentingnya Isra Miraj, seseorang dapat melakukan sedekah kepada
orang-orang yang membutuhkan. Amalan sedekah ini tergolong dalam amalan-amalan saleh
yang dianjurkan pada bulan Rajab, termasuk momen Isra Miraj. Dalilnya tergambar dalam sabda
Nabi Muhammad SAW:
"Barang siapa yang melonggarkan satu beban kehidupan sesama saudara muslim di bulan Rajab,
Allah akan membangunkan istana untuknya di surga Firdaus yang luasnya sejauh pandangan
matanya. Karena itu, muliakanlah Rajab, pasti Allah akan memuliakanmu dengan seribu
kemuliaan"
Puisi
Ya Rasulullah ya Habibullah
Engkaulah Cahaya itu
Cahaya penerang dari kegelapan
Penunjuk jalan dari kesesatan
Pembawa risalah dalam kebenaran
Ya Nabiyullah muhamadarrasulullah
Akhlakmu begitu mulia
Membawa berkah seluruh dunia
Pengorbananmu tiada tara
Tauladan umat sepanjang masa
Ya Muhammad ya rasulullah
Engkaulah tauladanku
Engkaulah panutanku
Setiap langkah dalam hidupku
Kan kulakukan sesuai petunjukmu
Ya Allah ya Tuhanku
Tiada kata yang terucap
Selain pujian kepadaMu
Engkau telah Mengutus Nabiku
Sebagai penerang jalan kebenaran
Ya Allah ya Tuhanku
Pertemukanlah aku dengan kekasihMu
Nabi Muhammad Tauladan Umat
Harapan ini mendapat Syafaat
Agar selamat dunia akhirat
Amin ya rabbal alamin.
Pantun
Pantun 1
Hidup di dunia hanya sementara
Jalankan kewajiban tegakkan sholat
Sambut Isra Mi'raj dengan gembira
Perbanyak dzikir dan sholawat
Pantun 2
Iris bawang pedihlah mata
Diusap sambil tersenyum malu
Isra Mi'raj peristiwa mulia
Terkenang indah sejak dahulu
Pantun 3
Isra Mi'raj kita rayakan
Kita simak semua penjelasan
Begitu banyak hikmah kita dapatkan
Sholat 5 waktu mari ditegakkan
Pantun 4
Muslim beriman pandai berhemat
Rajin pula mengeluarkan zakat
Wahai Muslimin dan Muslimat
Lantunkan sholawat penuh khidmat
Pantun 5
Sampan ku ikat bertali katun
Jangan terlilit perintah Nahkoda
Gema sholawat indah mengalun
Mengawang di langit getarkan dada
Pantun 6
Tanam labu tumbuhlah besar
Hasil berladang dengan cermat
Isra Mi'raj peristiwa akbar
Momen penuh hikmah di hati umat
Pantun 7
Panasnya siang hari sungguh menyengat
Kalau tak istirahat kita akan tersungkur
Sambut Isra Mi’raj dengan semangat
Jangan mengeluh mari kita bersyukur
Pantun 8
Sahabat India bernama Siraj
Berangkat sekolah seringnya telat
Selamat memperingati Isra dan Mi'raj
Mari kita jaga selalu kewajiban sholat
Pantun 9
Abi ucap salam kepada kami
Menjemput rezeki di hari Sabtu
Nabi satu malam meninggalkan bumi
Menjemput perintah sholat 5 waktu
Pantun 10
Ikan lele berenang-renang
Nemo warnanya kemerah-merahan
Isra Mi'raj selalu terkenang
Nabi Muhammad selalu dirindukan
Pantun 11
Makan durian pake ketan
Ujung-ujungnya ketagihan
Mari kita sholawatan
Untuk Isra Miraj penuh kemuliaan
***
Cerpen: Isra’ Mi’raj Bukan Kisah Bohong
Oleh Ozy. V. Alandika
“Alan, Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW itu kok kayaknya seperti peristiwa bohong, ya?”
“Bohong bagaimana, Dik. Di Al-Qur’an sudah tertuang secara terang lho. Noh, coba baca kalamullah
QS Al-Isra’ ayat 1 atau QS An-Najm ayat 13-18.”
Penghujung bulan Rajab telah tiba, maka tibalah pula rasa penasaran yang berkerumun di pikiran
Dika. Bukan apa-apa. Sebagai seorang remaja dengan pengetahuan agama Islam yang pas-pasan,
ia tak memiliki wawasan mendalam terkait dengan peristiwa Isra’ wal Mi’raj. Belum lagi temannya ada
beberapa dari kalangan non-Islam. Ia hanya bingung, semisal ditanya oleh mereka tentang
bagaimana cara Rasulullah bisa melakukan perjalanan dari Mekkah ke Baitul Maqdis syahdan
melewati 7 lapis langit dalam waktu satu malam.
Dalil memang sudah jelas, tapi kepalanya masih pusing dan bingung jika ditanya “Bagaimana
mungkin!” atau diminta menjelaskan peristiwa Isra’ Mi’raj dari kacamata Sains. Makanya Dika terus
bertanya kepada Alan. Setidaknya, Alan memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih tentang Islam.
Soalnya ayahnya ustad, dan di rumahnya ada perpustakaan islami mini.
“Iya sih, Lan. Tapi, Nabi Muhammad SAW itu melaksanakan Isra’ Mi’raj pada tahun kesepuluh
kenabian, kan?”
“Betul, Dik. Bisa kita hitung secara manual untuk mengetahui tahunnya.”
Dika pun menyajikan hitung-hitungan tahun peristiwa Isra’ Mi’raj yang terjadi pada 27 Rajab 621
Masehi. Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan Rasul pada umur 40 tahun. Karena beliau
lahir pada 12 Rabiul Awwal alias 20 April tahun 571 Masehi, maka 571 ditambah 40 sama dengan
611 Masehi. Jika dijumlahkan kembali dengan 10 tahun kenabian, maka sempurnalah hasilnya
menjadi 621 M. Sekarang adalah tahun 2022, maka bila dikurangi dengan 621 Masehi, maka
hasilnya adalah 1.401. Berarti, peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada 1.401 tahun yang lalu.
“Alan, tapi aku masih bingung lho. Bagaimana bisa Rasul melakukan Isra’ dari Masjidil Haram
menuju Masjidil Aqsa di Jerusalem dalam waktu satu malam, sedangkan jaraknya saja mencapai
1.239 KM, kan?”
“Iya, sih. Kamu benar, Alan. Di zaman Nabi, kendaraan tercepat hanyalah unta, dan jarak segitu bisa
ditempuh dengan perjalanan selama 30-40 hari dengan menaiki unta. Tapi…”
“Tapi bagaimana, Dik? Nah, dari sana saja sudah terasa enggak real, kan?”
“Namanya juga peristiwa luar biasa, Lan. Menurutku tetap real kok. Coba kamu pikir, jarak 1.239 KM
kalau kita tempuh dengan menaiki pesawat, berapa hari kita bisa sampai ke Baitul Maqdis?”
“Coba ya, Lan. Aku asumsikan kecepatan pesawat itu 500 KM/jam. Lha, kalau dihitung mah tidak
sampai memakan waktu berhari-hari, Bro. Malah 2,5 saja kita sudah tiba di Palestina.”
“Nah, kan, Dik. Sampai di sini, peristiwa Isra’ Mi’raj menjadi semakin nyata, kan? Coba saja kamu
bayangkan kalau kita hidup di zaman Nabi dan melihat pesawat. Bagaimana kira-kira?”
Kening Dika yang tadinya mengerut, sekarang sudah mulai tampak mulus seperti sedia kala. Ia
membayangkan bahwa bagaimana jika dirinya hidup di zaman Nabi dan melihat pesawat yang ada
pada hari ini. Jangankan hanya dirinya. Semua orang entah itu orang kafir maupun beriman di masa
sekarang jika kembali ke zaman Nabi dan melihat pesawat, sudah pasti mereka langsung percaya
bahwa pesawat itu seperti kendaraan langit. Di dalam Al-Quran namanya Buraq, namun manifestasi
paling di zaman sekarang mirip dengan pesawat. Soalnya Buraq itu sendiri berasal dari kata Barqun
yang artinya kilat.
“Alan, jadi, secepat apakah kira-kira kendaraan langit yang namanya Buraq itu, ya?”
“Dika, menurut beberapa literatur yang aku baca, ya, malaikat saja butuh waktu 1000 tahun untuk
mencapai pusat dari galaksi bima. Itu dengan asumsi kecepatan malaikat ialah 50 x kecepatan
cahaya. Sedangkan Buraq, mengantarkan Rasul ke Sidratul Muntaha melewati 7 lapis langit, kan?”
“Benar, Alan. Subhanallah. Satu detik cahaya saja nilainya sama dengan 300.000 KM, kan? Dari
data Sains saja untuk keluar dari galaksi memerlukan waktu 30.000 tahun cahaya. Subhanallah.
Alangkah canggihnya Buraq itu.”
“Begitulah, Dika. Itulah salah satu makna dari lafaz Subhanallah yang tercantum pada awal ayat 1
Surah Al-Isra. Maha suci Allah yang menggerakkan.”
Dika pun semakin takjub dengan kuasa Allah dan peristiwa Isra’ Mi’raj.
Sebagaimana penjelasan Alan, ia pun menyadari bahwa peristiwa luar biasa ini hanya bisa dipahami
dengan iman. Karena sejatinya, ilmu manusia tidak akan mampu untuk menggapainya.
***
Komik
Karya : @meirae1