Anda di halaman 1dari 2

ESSAY

HIKMAH ISRA MI’RAJ

Kita sering memperingati Isra' Mi'raj setiap tahunnya, namun waktu berlalu tanpa kita
sadari. Sebagai orang beriman, kita tidak pernah bosan untuk memperingati peristiwa bersejarah
ini dalam berbagai kesempatan. Hal ini dikarenakan isra' mi'raj sangat banyak manfaat yang akan
kita terima, baik itu berupa pelajaran, hikmah, pensucian ruhani, maupun peningkatan keimanan
di dalam hati kita. Kita sadar bahwa Isra' dan Mi'raj adalah fenomena ketuhanan (atau realitas
yang sengaja diciptakan Tuhan) yang muncul sejak awal Islam itu sendiri, di tengah masyarakat
yang memiliki cara berpikir dan pemikiran yang sangat primitif dan sederhana. belum dapat
menemukan discovery atau penemuan ilmiah modern saat ini. Isra' dan Mi'raj adalah fenomena
ketuhanan yang muncul di tengah-tengah masyarakat ini.

Akibatnya, sangat sulit bagi seseorang pada saat itu untuk mempercayai peristiwa Isra
Mi'raj. Akibatnya, tidak jarang sebagian kecil umat Islam menjadi kafir akibat kejadian ini, yang
mereka anggap tidak masuk akal. Di sisi lain, banyak kelompok non-Muslim yang sering masuk
Islam. Mereka menemukan siapa dan bagaimana orang ini dapat melakukan perjalanan singkat
melalui lapisan langit, yang benar-benar mustahil pada saat itu, dan mereka sangat terpesona
oleh kejadian tersebut. Buraq, kendaraan yang digunakan Nabi SAW saat Isra' dan Mi'raj, adalah
satu-satunya teknologi yang bisa memecahkan masalah dan menghasilkan alat yang sebanding
dengannya.

Allahuakbar, Allah sungguh agung karena Dia menciptakan alam semesta dan segala
isinya. Peristiwa isra' mi'raj masa lalu kini bisa dibuktikan kebenarannya berkat teknologi
canggih seperti yang ada saat ini. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak juga
masyarakat yang tidak memahami Isra' Mi'raj atau bahkan tidak mempercayai keberadaannya.
Bahkan, kita sering mendengar atau menyaksikan klaim bahwa Islam adalah agama yang tidak
logis. Padahal peristiwa Isra Mi'raj ini banyak mengajarkan kita. banyak kemuliaan, jika kita
ingat. Itu bahkan dapat berkembang menjadi komponen penting dari kehidupan sosial dan
refleksi diri. Ada baiknya kita terlebih dahulu mengenal kisahnya sebelum memahami hikmah
isra' mi'raj.
Isra Mi'raj ini adalah dua bagian dari perjalanan satu malam yang ditempuh Nabi
Muhammad. Acara ini merupakan salah satu yang paling penting bagi umat Islam karena Nabi
Muhammad diberi arahan untuk berdoa lima kali sehari dan malam pada waktu itu. Dalam
perjalanan ke Mi'raj, Nabi naik tujuh (tujuh) lapisan langit dan bertemu dengan para nabi di
setiap lapisan: Nabi Adam, Nabi Yahya, Nabi Isa, Nabi Yusuf, Nabi Idris, Nabi Harun, Nabi
Musa, dan Nabi Ibrahim semua adalah orang yang sama. Setelah itu, Allah SWT menyuruh Nabi
untuk berdoa dan dia pergi ke Sidratul Muntaka. Setelah kembali dan melewati Nabi Musa, Nabi
Musa menyarankan agar Nabi Muhammad SAW meminta keringanan. Awalnya, dia
diperintahkan untuk sholat 50 kali sehari. Ia kembali kepada Allah dan memohon keringanan,
dan Allah SWT mengurangi jumlah waktu shalatnya menjadi 40 kali.

Setelah itu, Nabi bolak-balik antara Musa dan Allah SWT sampai Allah menyuruhnya
untuk shalat hanya lima kali sehari, di mana Nabi merasa malu untuk meminta pengecualian
tambahan. Kami berdoa lima kali sehari dan pada malam hari sebagai hasilnya. Tentu banyak
sekali manfaat dan pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa luar biasa ini. Alhasil, peristiwa
Isra' dan Mi'raj mengandung banyak pelajaran, antara lain; Wahyu Allah mengatur akal manusia;
Belajar dari I'tibar Nabi; Risalah Nabi bersifat universal sesuai dengan zaman dan kehidupan
manusia itu sendiri, seperti yang ditunjukkan oleh sifat shalat dan peristiwa Isra' Mi'raj. Alhasil,
isra' mi'raj ini bisa menjadi landasan refleksi diri. Kita harus selalu mengamati refleksi diri,
mengamati perintah Allah SWT, dan setiap tahun mengamati Isra' Mi'raj dengan kebijaksanaan
ini.

Selain itu, takeaway utama dari pertemuan tersebut. Adam, Nabi yang dijuluki “Abal
Bashar” yang artinya “Bapak Manusia”, Disini kita belajar dari Nabi Adam As., agar kita bisa
menjadi ayah yang memperlakukan anak-anaknya dengan adil dan tidak membeda-bedakan
anak. Dalam arti yang lebih luas, "ayah" dapat merujuk pada seorang pemimpin, manajer, bos,
atau posisi serupa lainnya. Sebagai Nabi Idris Dinamakan dari kata darosa, yudrusu-idris, yang
berarti perintah belajar. Selama nyawa masih terkandung dalam tubuh, manusia harus belajar.
Nabi kemudian melihat, juga bertemu Harun As dan Nabi Musa. Kita bisa belajar pentingnya
persaudaraan dan persatuan dari kedua Nabi.

Anda mungkin juga menyukai