Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Dente Makmur, 25 Februari 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 1 :


                Artinya :” Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S Al isra’: 1)

            Allah s.w.t. telah mengisra'kan (memperjalankan diwaktu malam hari) Nabi
Muhammad s.a.w. dari masjidil Haram (di Makkah) ke masjidil Aqsha artinya masjid yang
jauh (di Palestina). Dahulunya orang biasa berjalan kaki dari satu tempat ketempat, ataupun
menaiki kuda, keledai, unta dan sebagainya.

A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Isro Miroj?
2. Bagaimana Kisah Perjalanan Isro Miroj?
3. Bagaimana tanggapan tentang Isro Miroj bagi masyarakat Makkah?
4. Apa saja Tamsilah yang ditunujukkan kepada Nabi Muhammad saw selama Isro Miroj?
5. Apa saja Hikmah dari Isro Miroj?

B. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui tentang Isro Miroj.
2. Mengetahui tentang kisah perjalanan Isro Miroj.
3. Mengetahui tanggapan masyarakat Makkah tentang terjadinya peristwa isro Miroj.
4. Mengetahui tamsilah yang diperlihatkan oleh Alloh swt kepada nabi Muhammad saw
5. Mengetahui Hikmah Isro Miroj
BAB II
PEMBAHASAN

Kisah Isra dan Mikraj Nabi Muhammad saw. terjadi dalam satu malam. Isra dan Mikraj ini
umum diperingati umat Islam setiap 27 Rajab yang tahun ini bertepatan dengan Kamis, 11
Maret 2021. Terdapat serangkaian peristiwa yang dialami Rasulullah sepanjang malam
tersebut, termasuk menerima perintah salat 5 waktu.

A. Kisah Israj Miraj

Peristiwa Isra dan Mikraj yang dialami Nabi Muhammad saw. dilukiskan alam Surah al-
Isra:1, "Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam
hari dari masjidil haram ke masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha
Mendengar, Maha Melihat." Isra' yang bermakna perjalanan malam adalah peristiwa ketika
Nabi Muhammad saw. berangkat dari Ka'bah di Makkah ke Baitul Maqdis di Yerusalam.
Jarak Makkah ke Yerusalem sekitar 1.239 kilometer yang pada sekitar 621 Masehi normalnya
ditempuh dengan perjalanan kuda atau unta sekitar sebulan. Namun, Nabi Muhammad saw.
mencapainya hanya dalam semalam. Sementara itu, mikraj, kenaikan, adalah peristiwa saat
Nabi Muhammad dari Baitul Maqdis di Yerusalem ke Sidratul Muntaha, melewati 7 langit.
Nabi akhirnya tiba di Sidratul-Muntaha, yang merupakan simbol puncak pengetahuan yang
paling mungkin dicapai makhluk. Dalam Surah an-Najm:17, digambarkan, "Penglihatannya
(Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya".
Nabi Muhammad saw. menerima perintah salat dari Allah untuk umat Islam. Awalnya,
jumlahnya 50 kali sehari. Namun, setiap kali Rasulullah turun, Nabi Musa mengingatkan
beliau bahwa jumlah tersebut terlalu besar. Nabi diminta meminta keringanan, hingga tersisa
5 rakaat sehari semalam, dan beliau malu untuk memohon lebih sedikit lagi. Dalam
Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik (Lings, 2015:190), Rasulullah
dilukiskan berkata, "Aku sudah berkali-kali menghadap Tuhanku, memohon hingga merasa
malu".

B. Latar Belakang Isra dan Miraj

Terdapat beberapa versi soal tanggal, bulan, dan tahun peristiwa Isra dan Mikraj. Namun,
yang paling umum diyakini adalah 27 Rajab, sekitar 621 Masehi. Isra dan Mikraj itu terjadi
setelah tahun kesedihan, yaitu ketika Nabi Muhammad saw. melepas kepergian paman
sekaligus pelindung beliau, Abu Thalib, juga istri tercinta, Khadijah. Isra dan Mikraj
Rasulullah tersebut bagai hiburan dari Allah ketika Nabi merasa sedih dan risau. Dalam
Muhammad: Biografi Singkat (Rogerson, 2013:145) ini adalah hadiah Allah sekaligus
pembuktian bahwa Nabi Muhammad saw. mengikuti jalur para nabi terdahulu.
C. Peristiwa yang Dialami Nabi Saat Isra dan Miraj
Pada malam sebelum mengalami Isra dan Mikraj, Nabi Muhammad saw. tengah
bermalam di rumah Hindun binti Abu Thalib, sepupu beliau yang dikenal dengan nama
Ummu Hani. Setelah tidur sejenak, Nabi terjaga dan mengunjungi Ka'bah. Di sana, beliau
mengantuk hingga terlelap. Saat itulah Jibril datang, membangunkan beliau hingga 3 kali.
Oleh Jibril, Nabi diantarkan ke buraq, sejenis hewan yang lebih tinggi dari himar (keledai),
dan lebih pendek dari baghal. Buraq ini memiliki sayap, dan berwarna putih susu. Dalam
kitab Qishshah Mi'rajin Nabi karya Syekh Najmudin Al Ghoidzi, digambarkan dalam
perjalanan dari Ka'bah ke Baitul Maqdis, Nabi Muhammad saw. mengalami perhentian
beberapa kali, yaitu di Madinah, dekat Sajarah Musa, tempat Nabi Musa berteduh saat diburu
Raja Firaun, Bukit Sinai, hingga Betlehem tempat kelahiran Nabi Isa.

Dalam kitab Qishshah Mi'rajin Nabi karya Syekh Najmudin Al Ghoidzi, digambarkan dalam
perjalanan dari Ka'bah ke Baitul Maqdis, Nabi Muhammad saw. mengalami perhentian
beberapa kali, yaitu di Madinah, dekat Sajarah Musa, tempat Nabi Musa berteduh saat diburu
Raja Firaun, Bukit Sinai, hingga Betlehem tempat kelahiran Nabi Isa.
Beberapa peristiwa lain yang dialami Nabi Muhammad saw. adalah berikut.
1. Melihat Jin Ifril yang mengikuti nabi dengan membawa obor.
2. Nabi kemudian melintasi sekelompok yang bercocok tanam, lantas langsung memanen
hasilnya. Ini adalah gambaran umat yang berjihad fi sabilillah.
3. Nabi kemudian mencium aroma harum Masyitoh, yang memegang teguh keyakinannya
kepada Allah, meski ia dan anak-anaknya dihukum dengan dimasukkan ke dalam
penggorengan oleh Firaun.
4. Nabi bertemu pula dengan sekelompok orang yang yang memukul kepada dengan palu
hingga pecah, lantas kepala itu utuh kembali dan dipukuli lagi. Ini gambaran orang yang
masalah salat maktubah.
5. Nabi melintasi sekelompok orang yang hanya mengenakan pakaian untuk menutupi
kemaluan dan memakan tumbuhan berduri. Mereka adalah gambaran umat yang enggan
berzakat meski sudah waktunya.
6. Nabi juga bertemu orang yang memakan daging busuk, sebagai perumpamaan umat
yang berzina.
7. Nabi juga bertemu sekelompok orang yang berenang di sungai darah dan dilempari
batu-batu. Mereka adalah gambaran orang yang memakan harta riba.
8. Nabi bersua pula dengan orang-orang yang mengumpulkan kayu bakar, mengikat dan
memanggulnya, tetapi beban kayu bertambah. Mereka adalah umat yang banyak
mengambil tanggungan.
9. Nabi melintasi orang yang saling mengguntingi lidah dan bibir dengan gunting besi,
gambaran ahli fitnah.
10. Nabi bertemu kaum yang mencakar wajah dengan kuku tembaga, gambaran orang yang
gemar mengumpat dan menyebarkan aib.
11. Nabi berjumpa pula dengan wanita yang memakai perhiasan serbaindah, yang
merupakan gambaran dunia yang bsa melalaikan orang dari akhirat. Kelak akan ada
perwujudan lain, wanita itu menjadi tua renta, yang menandakan betapa dekatnya dunia
menuju hari kiamat.
BAB III
PENUTUP

Bagaimanapun ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan hakikat perjalanan isra’ mi’raj.
Allah hanya memberikan ilmu kepada manusia sedikit sekali (QS. Al-Isra: 85). Hanya dengan
iman kita mempercayai bahwa isra’ mi’raj benar-benar terjadi dan dilakukan oleh Rasulullah
SAW. Rupanya, begitulah rencana Allah menguji keimanan hamba-hamba-Nya (QS. Al-
Isra:60) dan menyampaikan perintah salat wajib secara langsung kepada Rasulullah SAW.

Makna penting isra’ mi’raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan penyampaian perintah
salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai ibadah utama dalam Islam.
Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim, baik dia kaya maupun miskin, dia sehat maupun
sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu
secara ekonomi, atau puasa bagi yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat badannya dan
mampu keuangannya.

Salat lima kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela kesibukan aktivitas
kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim. Allah
mengingatkan: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-
Ankabut:45).
DAFTAR PUSTAKA

https://caritauberita.wordpress.com/2017/11/06/contoh-makalah-isro-miroj-nabi-muhammad-
saw/

https://tirto.id/kisah-isra-miraj-nabi-muhammad-sejarah-latar-belakang-peristiwa-ga2J
MAKALAH

“ISRA MI’RAJ”

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Pelajaran PAI )


Guru Mata Pelajaran PAI
NAELA SAROPAH, S.Pd.I

Oleh :

ELSANA PUTRI
TIARA MARSHELA PUTRI
EVA APRILLIA
M. AL WAHABIL RISKI

Kelas VIIIB

SMP NEGERI 5 DENTE TELADAS


KECAMATAN DENTE TELADAS KABUPATEN TULANG BAWANG
TP.2021/2022

Anda mungkin juga menyukai