Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MENGENAL NABI MUHAMMAD SAW


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Aqidah Akhlak
Dosen Pengampu : Deprizon, M.Pd.i

Disusun oleh:
Kelompok 2
Ade Zakaiatul Ulwi (12170320128)
Nurul Azmi (12170323238)
Rizrad Agung (12170313328)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT yang dikarenakan nikmat dan karunia-
Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengenal Nabi Muhammad Saw.”
dengan baik.
Shalawat dan salam tidak lupa kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad Saw., dengan
melafadzkan Allahumma Shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.
Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan
terbatasnya ilmu pengetahuan. Tidak lupa, kami juga berterima kasih kepada bapak Deprizon
M.Pd.i selaku dosen pembimbing mata kuliah Aqidah Akhlak.
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat.

Penulis

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah.................................................................................... 4

C. Tujuan...................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Kelahiran dan Silsilah Nabi Muhammad Saw.......................................... 5

B. Masa Remaja Nabi Muhammad Saw....................................................... 8

C. Muhammad Saw Diutus Menjadi Nabi dan Rasul...................................

D. Wafatnya Nabi Muhammad Saw.............................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................

B. Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi Muhammad Saw. Ialah merupakan contoh suri tauladan bagi kita, umatnya.
Dalam menjadikan beliau panutan dalam hidup kita, tentulah kita harus mengenal
beliau terlebih dahulu.
Mulai sejak Rasulullah Saw. lahir kedunia sampai dengan saat beliau wafat,
banyak sekali pelajaran yang dapat kita petik dari keluhuran akhlak Nabi Muhammad
Saw. Selain mengambil pelajaran dari dalam kehidupan Rasulullah, diharapkan juga
dengan mengenal nabi Saw. bertambah pula rasa cinta kita kepada beliau.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kelahiran dan Silsilah Nabi Muhammad Saw?
2. Bagaimana Masa Remaja Nabi Muhammad Saw?
3. Bagaimana Muhammad Diutus menjadi Nabi dan Rasul?
4. Bagaimana Wafatnya Nabi Muhammad Saw ?
C. Tujuan
1. Mengetahui keadaan ketika Rasulullah Saw lahir dan mengetahui silsilah nabi
Muhammad Saw.
2. Mengetahui bagaimana masa remaja Nabi Muhammad Saw.
3. Mengetahui bagaimana Rasullullah ketika diutus menjadi nabi dan rasul.
4. Mengetahui bagaimana wafatnya nabi Muhammad Saw.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelahiran dan silsilah Nabi Muhammad Saw.

1. Kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Menjelang lahirnya Nabi Muhammad Saw. terjadi sebuah peristiwa terkenal yaitu
penyerangan kota Mekah oleh Abrahah, gubernur Habsyi (Ethiopia) yang berkuasa di
negeri Yaman dengan ibukota Shan'a. Abrahah beserta pasukannya dalam
melakukan penyerangan ini mengendarai kuda. Dengan tujuan untuk
menghancurkan Ka'bah.

Sebelum penyerangan tersebut, Abrahah membangun sebuah gereja yang


bernama gereja qaliys. Dengan maksud untuk menyaingi Ka'bah sebagai pusat
peribadahan. Namun upaya Abrahah tidak berhasil. Bahkan, penduduk Yaman
sendiri meninggalkan rumah ibadah yang dibangun oleh Abrahah. Dan mereka tetap
berangkat ke Makkah untuk beribadah ke Ka'bah.

Setelah merasa gagal, Abrahah membuat sebuah surat yang ia kirim kepada
pemimpin bangsa Arab. Isi dari surat tersebut ialah larangan berhaji (berziarah) ke
Ka'bah untuk seluruh bangsa Arab. Dalam surat tersebut, Abrahah juga meminta
agar seluruh bangsa Arab agar pindah ke gereja qaliys yang berada di kota Shan'a.
Para pemimpin bangsa Arab sangat marah mendengar berita tersebut. Bahkan
seorang dari Bani Fuqaim dan seorang dari Bani Malik dengan sengaja datang
dengan mengotori gereja yang Abrahah bangun.

Melihat gerejanya dikotori Abrahah sangat marah. Ia kemudian menyiapkan


pasukannya untuk menghancurkan Ka'bah. Dibantu oleh tentara Habsyi, Abrahah
berangkat bersama pasukannya ke Mekkah dengan menunggang gajah. Abrahah
menunggangi gajah yang paling besar dan berjalan paling depan.

Namun, ketika pasukan Abrahah akan menghancurkan Ka'bah, langit yang


semula biru berubah menjadi hitam kelam. Bersamaan dengan itu, angin mulai
bertiup dari arah laut kolzum, semakin lama semakin kencang. Gelombang pasir
berterbangan di atas pasukan gajah yang bergerak memasuki kota Mekkah. Seluruh
tentara Abrahah kalang kabut, tidak tahu lagi dimana tempat Berlindung. Gajah-
gajah mulai panik, menerjang disana sini, dan melarikan diri kesana-kemari. Tidak
sedikit pula pasukan yang terseruduk dan terinjak-injak oleh gajah-gajah tersebut.

5
Tak sampai disitu, kemudian Allah SWT mengirimkan pasukan berupa burung
apabila. Yang setiap burung-burung tersebut membawa gumpalan tanah atau kerikil
dari neraka diparuhnya kemudian dijatuhkan di atas pasukan Abrahah. Jika terkena
kerikil tersebut kulit akan terasa gatal, yang jika di garuk kulit tersebut akan
terkelupas dari tubuh, kemudian mengucurkan darah segar dan timbullah rasa nyeri
yang tak tertahankan .

Serangan dari burung-burung ini membuat pasukan Abrahah porak poranda.


Sebagian dari mereka yang selamat melarikan diri tak tentu arah, menyelamatkan
diri masing-masing. Bencana ini berlangsung selama berhari-hari. Mayat-mayat dan
bangkai-bangkai yang membusuk menimbulkan wabah penyakit cacar. Abrahah
yang masih selamat dan pulang ke Yaman juga terkena wabah cacar. Namun, tak
lama kemudian ia pun mati seperti pasukannya.

Peristiwa ini diabadikan Allah dalam Al-Qur'an surah Al-fiil ayat 1-5 agar
menjadi pelajaran bagi manusia.

Tahun terjadinya peristiwa tersebut dinamakan dengan tahun gajah. Dan


pada tahun inilah Rasulullah Saw lahir tepatnya pada hari Senin, 12 Rabi'ul Awal
Tahun gajah atau bertepatan dengan 21 April 571 M. Menurut riwayat, wanita yang
membantu kelahiran Nabi Muhammad Saw adalah Siti Syifa, ibu dari sahabat
Abdurrahman bin Auf, Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan telah dikhitan
dan tali pusarnya sudah terpotong. Dan menurut sebagian riwayat ibunda Nabi
Muhammad Saw. tidak mengeluarkan darah seperti umumnya wanita melahirkan
anak.

Allah melebihkan kelahiran Nabi Muhammad Saw. dengan segala peristiwa


seperti pada malam beliau lahir beberapa keajaiban dan keanehan yang sempat
mengguncang dunia seperti terjatuhnya berhala-berhala, bersamaan dengan
lahirnya nabi Muhammad Saw. munculnya cahaya terang benderang yang dapat
menerangi gedung-gedung di negeri Syam atau Syiria, serta tergoncangnya
singgasana kerajaan kaisar Persia. Rubuhnya tembok-tembok istana dan padamnya
api sesembahan yang belum pernah terjadi sebelumnya selama 1000 tahun.

Saat kelahiran nabi Muhammad Saw. Abdul Muthalib, kakeknya sedang


tawaf, mengelilingi Ka'bah. Ketika berita kelahiran Rasulullah sampai ke telinganya,
Abdul Muthalib segera pulang ke rumah. Kebahagiaan terpancar di wajahnya.

6
Abdul Muthalib kemudian membawa cucunya itu ke Ka'bah. Di sana, Abdul
Muthalib berdoa kepada Tuhan, sebagai wujud syukurnya. Dan di sana pula
Muhammad Saw. diberikan nama.

Nama Muhammad yang diberikan oleh Abdul Muthalib, memiliki arti orang
yang terpuji. Nama yang belum pernah digunakan oleh bangsa Arab pada masa itu,
oleh karena itu beberapa orang Quraisy yang penasaran bertanya kepada Abdul
Muthalib tentang hal tersebut. Dengan wajah yang amat bahagia, Abdul Muthalib
menjawab : "Kuberikan nama Muhammad agar cucuku ini kelak menjadi orang yang
terpuji di langit di sisi Allah, dan terpuji di kalangan manusia bumi."

Pada hari ke tujuh kelahiran beliau, Abdul Muthalib minta disembelih kan
unta, kemudian mengundang masyarakat Quraisy makan sebagai tanda rasa
syukurnya.

2. Silsilah Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw. Merupakan keturunan Nabi Ibrahim as. dari nabi
Ismail as. Selain itu Nabi Muhammad Saw. juga keturunan dari suku Quraisy yang
terhormat dan berpengaruh besar terhadap kaumnya.

Abdul Muthalib dikaruniai anak laki-laki sepuluh orang, diantaranya Abu


Lahan, Hamzah, Abbas, Abu Thalib, sedang putra bungsunya yang sangat ia sayangi
adalah Abdullah, Ayah Nabi Muhammad Saw.

Ketika Abdullah telah berumur 24 tahun dan sudah tiba masanya untuk
menikah, Abdul Muthalib menikahkan Abdullah dengan Aminah binti Wahab,
seorang wanita Quraisy yang sangat baik budi pekertinya. Setelah menikah, selama
tiga hari Abdullah dan Aminah tinggal di rumah Aminah, sesuai dengan adat
kebiasaan Arab apabila pernikahan dilangsungkan di rumah keluarga pengantin
wanita, maka sesudah itu mereka pindah ke rumah keluarga pengantin pria.

Tak lama setelah itu, Abdullah pergi berdagang ke Syam (Syiria)


meninggalkan Aminah yang sedang hamil. Ketika pulang dari berdagang, Abdullah
wafat di Yastrib dan dikuburkan disana juga.

Nasab Abdullah dan Nasab Aminah bertemu pada kilab, berikut nasabnya.

Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Wisata bin Kilab bin Ismail As. bin
Ibrahim As.

7
Siti Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Ismail As. bin
Ibrahim As.

B. Masa Remaja hingga pernikahan Nabi Muhammad Saw.

1. Pengasuhan Nabi Muhammad sejak lahir hingga masa anak-anak

Setelah Rasulullah Saw. lahir, ia hanya beberapa hari disusui oleh ibunya.
Sudah menjadi kebiasaan para bangsawan Arab, setelah melahirkan biasanya
mereka menitipkan bayinya kepada wanita-wanita pendalaman yang sanggup untuk
menyusui serta merawatnya. Hal ini bertujuan untuk menjauhkan anak-anak mereka
dari penyakit menular didaerah kota. Selain itu, agar tubuh bayi menjadi kuat dan
keluarga yang menyusui bisa mengajarinya bahasa Arab.

Sambil menunggu orang yang mau menyusui nabi Muhammad Saw., Nabi
disusui oleh Tsuwaibah selama beberapa hari. Tsuwaibah adalah seorang budak
milik Abu Lahab. Selain nabi, Hamzah juga disusui oleh Tsuwaibah. Oleh sebab itu
Hamzah adalah Saudara sepersusuan Nabi Muhammad Saw. Hingga pada akhirnya
datang perempuan-perempuan dari Bani Sa'd ke Mekkah, mereka mencari bayi yang
akan mereka susulan. Tetapi, mereka menghindari anak-anak yatim karena mereka
mengharap imbalan jasa dari ayah bayi tersebut. Pada saat itu, ada seorang wanita
yang belum mendapatkan bayi yang akan disusui. Dia adalah Halimatus Sa'diyah dari
Bani Sa'd yang didampingi suaminya Al-Harits bin Abdul Uzza. Kemudian, Abdul
Muthalib menawarkan Muhammad Saw. kepada mereka. Pada awalnya, mereka
enggan namun pada akhirnya Halimah dan suaminya membawa Nabi Muhammad
Saw. Karena ia merasa kecewa jika pulang tanpa membawa bayi yang akan
disusuinya. Halimah dan suaminya termasuk keluarga yang kurang mampu. Ketika
membawa Nabi Muhammad Saw., suami Halimah berkata,"Mudah-mudahan
dengan bayi ini, Tuhan akan memberikan berkah kepada kita".

Harapan mereka terjadi. Banyak berkah dan keajaiban pada keluarga


Halimah setelah ia menjaga dan merawat Nabi Muhammad Saw. Air susu Halimah
yang awalnya sedikit menjadi banyak, binatang ternak yang mulanya kurus menjadi
gemuk dan menghasilkan air susu yang banyak. Begitu juga dengan ladang dan
kebun milik mereka, yang mulanya kering menjadi subur. Halimah mendapatkan
Rahmat yang melimpah dari Allah Swt. Nabi tumbuh dengan sehat karena diasuh
lingkungan yang sehat pula.

Halimah sangat menyayangi Muhammad Saw. seperti anaknya sendiri.


Awalnya, Nabi Saw. akan tinggal dengan Halimah selama dua tahun. Tetapi, atas

8
permintaan Halimah sendiri, ia meminta agar Nabi Muhammad Saw. diizinkan untuk
tinggal terus bersamanya. Permintaan tersebut dikabulkan oleh Siti Aminah.

Ketika Nabi Saw. masih kecil, beliau senang bermain dengan saudara
sepersusuannya (anak Halimah). Saat itu usia nabi belum mencapai tiga tahun. Suatu
hari, saat sedang bermain bersama saudaranya dibelakang rumah, tiba-tiba Saudara
sepersusuan Nabi kembali pulang sambil berlari, kemudian berkata pada ayah dan
ibunya :"Saudaraku dari Quraisy itu diambil oleh dua orang laki-laki berbaju putih,
dia dibaringkan, kemudian dadanya dibedah, sambil diguncang-guncangkan dan
dibalik-balikkan."

Dua lelaki yang tak dikenalnya itu ialah malaikat yang diperintahkan Allah
untuk membelah dada Nabi Muhammad Saw. Setelah itu, mengeluarkan kotoran-
kotoran yang ada di dalam dada beliau, kemudian dibersihkan dan dikembalikan
seperti semula.

Setelah peristiwa pembelahan dada tersebut, ketika Rasulullah Saw. berusia


empat tahun beliau dikembalikan Halimah kepada ibunya, Aminah.

Suatu hari Muhammad Saw. diajak oleh ibunya pergi ke Yastrib (Madinah)
ditemani oleh Ummu Ainan, seorang hamba sahaya milik Ayah Nabi. Tujuan mereka
ke Yastrib adalah untuk memperkenalkan Nabi Saw. kepada keluarga neneknya,
yakni Bani Najjar dan untuk berziarah ke makam Ayahnya. Selama satu bulan
mereka tinggal di Yastrib. Dalam perjalanan pulang ke Mekkah, Aminah menderita
sakit dan akhirnya meninggal dunia. Siti Aminah dimakamkan di kampung Anwar
yang telah terletak diantara Mekkah dan Madinah. Ketika itu nabi masih berumur
enam tahun. Kemudian Nabi pulang ke Mekkah bersama Ummu Aiman.

Selanjutnya, Nabi diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Abdul Muthalib


sangat menyayangi Muhammad Saw. Suatu ketika, saat Nabi masih kecil, beliau
duduk di atas dipan yang biasa digunakan oleh Abdul Muthalib. Yang mana tidak
pernah diduduki orang lain selain Abdul Muthalib, sebab tak ada yang berani. Saat
paman-paman nabi melihat hal tersebut, mereka berusaha menahan dan
melarangnya. Namun, Abdul Muthalib datang dan meminta agar mereka
membiarkan saja Nabi duduk disitu. Kemudian ia duduk dipan bersama Nabi sambil
mengelus-elus punggung Nabi Saw..

Muhammad Saw. menjadi cucu kebanggaan, beliau selalu dipuji didepan


orang-orang-orang ramai. Namun, kasih sayang Abdul Muthalib tidak lama ia
rasakan. Ketika beliau berusia 8 tahun, kakeknya meninggal dunia di usia 80 tahun.

9
Kemudian Nabi diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Sama seperti Abdul
Muthalib, Abu Thalib juga amat sayang pada Nabi Muhammad. Dikarenakan beliau
memiliki budi pekerti yang luhur, cerdas, berbakti, dan baik hati. Muhammad Saw.
suka membantu pekerjaan seperti, mengembala kambing dan ikut berdagang. Beliau
tinggal bersama Abu Thalib hingga dewasa dan menikah.

2. Masa Remaja Nabi Muhammad Saw.

Ketika Nabi Muhammad Saw. berusia 12 tahun, beliau ikut dengan Abi Thalib
berdagang ke negeri Syam. Ketika sampai di kota Bushra (di selatan Syam), mereka
bertemu dengan Buhaira, seorang pendeta Nasrani yang alim. Buhaira melihat
tanda-tanda kenabian pada Muhammad. Ia menasehati Abu Thalib agar segera
membawa Muhammad pulang. Ia khawatir jika diketahui oleh orang-orang yahudi,
mereka akan berbuat jahat kepada Nabi. Setelah selesai urusan dagangnya Abu
Thalib segera membawa Nabi pulang ke Mekkah. Didalam Al-Qur'an ayat 146
disebutkan bahwa orang yahudi dan nasrani mengenal kenabian Muhammad Saw.
seperti mereka mengenal anak mereka sendiri.

Meski baru berusia 12 tahun pada saat itu, Muhammad Saw. telah memiliki
kebesaran jiwa, kecerdasan dan ketajaman otak, serta ingatan yang kuat. Semua itu
karunia yang Allah berikan sebagai persiapan untuk menerima risalah dari-Nya.

Pada awal masa remajanya, Nabi Saw. tidak memiliki pekerjaan tetap. Tetapi,
beliau biasa menggembalakan kambing keluarganya dan juga penduduk Mekkah.
Dengan pekerjaan tersebut Nabi mendapatkan upah beberapa dinar. Ketika
mengembala kambing, beliau lebih banyak merenung, berpikir dan menafsirkan
tentang penciptaan semesta ini.

Beliau jauh dari kebiasaan buruk remaja-remaja saat itu, seperti senang
berfoya-foya, minum arak, berjudi, menyembah berhala dan melakukan perbuatan-
perbuatan maksiat lainnya. Muhammad Saw. terkenal sangat jujur, menepati janji,
ramah, dan sopan. Karena hal tersebut beliau diberi gelar Al-Amin yang artinya
orang yang jujur dan dapat dipercaya.

3. Pernikahan Nabi Muhammad Saw. dengan Siti Khadijah

Ketika berumur 25 Tahun Nabi Muhammad bekerja dengan Khadijah binti


Khuwailid , seorang pedagang, terpandang, dan kaya raya. Khadijah telah
mendengar tentang akhlak yang dimiliki oleh Muhammad, dan dia sangat senang

10
karena yang akan membawa dagangannya ke negeri Syam adalah Muhammad Saw.
Dan Nabi menerima kepercayaan itu dengan penuh rasa tanggung jawab.

Setelah mendapat nasehat dari paman-pamannya, Nabi berangkat ke negeri


Syam didampingi oleh Maisarah, pembantu Khadijah.

Dengan kejujuran dan kemampuan Nabi dalam berdagang, barang dagangan


Khadijah mendapat keuntungan yang lebih banyak dibanding dengan orang yang
sebelumnya memperdagangkan barang-barang Khadijah. Dalam berdagang, beliau
selalu jujur, benar, dan ramah kepada pembeli. Beliau pulang dengan membawa
keuntungan yang besar.

Ketika Maisarah menceritakan pengalaman berdagang bersama Muhammad


kepada Khadijah. Ia merasa terkesan dengan Budi pekerti Nabi. Tak lama kemudian,
Siti Khadijah melamar Nabi untuk menjadi suaminya. Padahal selama ini, Khadijah
selalu menolak lamaran dari orang laik, meskipun pembesar Quraisy sekali pun.
Khadijah tertarik dengan Nabi disebabkan keluhuran Budi pekerti beliau.

Nabi menerima lamaran Khadijah, dan kemudian mereka menikah dengan 20


ekor unta sebagai mahar dari Nabi Muhammad Saw. Pada saat itu Nabi berumur 25
tahun dan Khadijah berumur 40 tahun. Setelah menikah Nabi pindah ke rumah
Khadijah.

Khadijah merupakan wanita yang pandai menghibur hati suaminya, bahkan


tempat Nabi Muhammad Saw. bermusyawarah, mengadukan sakit dan senang.
Khadijah merupakan orang pertama yang menyatakan bahwa dirinya Islam dan
mengakui kerasulan Nabi. Dia berjuang di samping Nabi dan tak segan-segan
mengorbankan hartanya untuk membantu perjuangan dakwah Nabi Muhammad
Saw.

Dalam pernikahannya dengan Khadijah, Rasulullah Saw dianugerahi 6 orang


anak, dua laki-laki dan empat perempuan. Yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah,
Ummu Kulsum, dan Fatimah.

4. Peristiwa Peletakan Hajar Aswad

Ketika nabi berusia 35 tahun, orang-orang Quraisy sepakat untuk


memperbaiki Ka'bah. Selain disebabkan usianya yang telah tua, banyaknya pencuri
juga menyebabkan kondisi bangunan rapuh dan dinding-dinding yang pecah-pecah,
serta banjir besar yang melanda kota Mekkah pada saat itu dikhawatirkan akan
meruntuhkan Ka'bah.

11
Ketika perenovasian di bagian Hajar Aswad, diantara mereka berselisih
tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad ditempatnya semula. Setiap
pemimpin dan pembesar Quraisy saling berebut ingin meletakkan Hajar Aswad ke
tempatnya. Untuk menghindari peperangan, Abu Umayyah memberikan usulan
orang yang paling berhak meletakkan kembali Hajar Aswad adalah orang yang besok
pertama kali sampai ditempat itu. Usulan tersebut disetujui.

Keesokan harinya, orang yang datang paling awal adalah Muhammad Saw.
Mereka meminta agar Nabi memberikan jalan yang terbaik dalam masalah ini agar
tidak terjadi perpecahan ataupun peperangan.

Nabi Muhammad meminta sebuah kain, yang ditengah-tengah kain tersebut


diletak hajar aswad. Kemudian beliau meminta agar pemuka-pemuka Quraisy
memegang tiap ujung kain disudutnya lalu mengangkatnya bersama-sama. Setelah
itu Nabi Muhammad meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya semula. Cara ini
diterima oleh seluruh suku Quraisy. Sebab ini merupakan cara yang paling adil bagi
setiap pemuka-pemuka Quraisy.

C. Muhammad Saw. Diutus menjadi Nabi dan Rasul

1. Wahyu Pertama

Menjelang diturunkannya wahyu pertama, Rasulullah mendapatkan sebuah mimpi di mana


Malaikat Jibril datang menghampirinya.

Nabi Muhammad pun merenung dan memikirkan mimpi yang dialaminya, dengan menyendiri di
Gua Hira. Kemudian di tempat itulah, Nabi Muhammad diperlihatkan Allah bahwa mimpi yang
dialaminya benar adanya.

Pada saat itu, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah dan menurunkan wahyu pertama yang
diberikan Allah SWT. Saat itulah, Allah menurunkan ayat dari QS Al-Alaq 1 – 4, yaitu sebagai
berikut:

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS.
Al-‘Alaq, 1-4)

Setelah peristiwa itu, Nabi Muhammad pulang dengan perasaan takut. Namun di sinilah waktu di
mana kisah kerasulan Nabi Muhammad dimulai. Di mana, Nabi Muhammad sebagai utusan
terakhir yang akan membawa kedamaian bagi seluruh umat manusia.

12
2 . Dakwah Secara Rahasia

Kisah Nabi Muhammad berikutnya yang tidak kalah menarik untuk disimak adalah kisah
perjalanan dakwah yang dilakukan secara diam-diam. Setelah mendapatkan wahyu pertama, Nabi
Muhammad kemudian mulai melakukan dakwah secara rahasia atau sembunyi-sembunyi.

Khadijah, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah, Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, dan Bilal
bin Rabah merupakan orang-orang yang menjadi pengikut pertamanya.

Setelah beberapa tahun melakukan kegiatan dakwah secara rahasia, kemudian Allah memberikan
perintah untuk berdakwah secara terang-terangan.

Perintah ini seperti yang tercantum dalam QS Al-Hijr ayat 94 yaitu sebagai berikut :

"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu)
dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik."

3. Peristiwa Isra Mi'raj

Peristiwa Isra Mi'raj juga termasuk perjalanan penting dari Kisah Nabi Muhammad yang
bermakna dan mempunyai pesan mendalam. Peristiwa perjalanan Nabi Muhammad ini bermula
ketika istrinya Khadijah dan pamannya Abu Thalib wafat.

Meninggalnya dua orang penting dalam hidup Nabi Muhammad ini terjadi pada tahun ke-11
kepemimpinan Nabi Muhammad.

Tahun tersebut merupakan tahun yang menyedihkan bagi seorang Nabi Muhammad. Ia harus
kehilangan istri tercinta yang selalu mendampingi serta pamannya yang telah mengasuh sejak
kecil.

Namun setelah peristiwa itu, Allah mengutus Malaikat Jibril untuk mendampingi Rasulullah
melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Perjalanan ini disebut juga dengan
Isra Mi'raj.

Isra di sini ketahui sebagai perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa, menuju langit ke-7
yang disebut dengan Mi'raj. Pada peristiwa inilah, Rasulullah mendapatkan perintah salat 5 waktu
yang wajib ditunaikan seluruh umat muslim.

D. Wafatnya Nabi Muhammad Saw.

Pada tahun kesepuluh Hijriyah, Rasulullah SAW pergi berhaji bersama lebih dari
100 ribu kaum Muslimin. Di Jabal ‘Arafat nabi menyampaikan 100l di hadapan mereka
yang dianggap sebagai dasar dari ajaran Islam. Tidak mengherankan, karena dalam

13
khutbah ini nabi telah menjelaskan perihal undang-undang Islam. Melalui khutbah ini,
nabi menyerukan asas persamaan diantara sesama manusia yang tidak mengenal
perbedaan antara hamba yang berdarah Habsyi dengan yang berdarah Quraisy.

Dua bulan setelah kepulangannya dari ibadah Haji Wadha, nabi mengeluhkan
rasa sakit di kepalanya. Pada masa-masa awal sakit, nabi memaksakan diri untuk tetap
mengimami sholat. Ketika sakitnya bertambah parah, nabi menyuruh Abu Bakar
menggantikan posisinya menjadi imam sholat.

Sakit Nabi Muhammad semakin parah hingga tiba hari terakhirnya di dunia, yaitu
senin 12 Rabiul Awal 11 Hijriah. Saat umat Islam mengerjakan shalat subuh dengan
diimami Abu Bakar, nabi membuka tabir atau kelambu kamar Aisyah. Nabi melihat
mereka tengah berbaris shalat, lalu tersenyum bahagia. Menyadari adanya nabi, Abu
Bakar segera mundur ke belakang mengira nabi akan keluar kamar untuk sholat. Annas
menceritakan, “Umat Islam sangat senang saat melihat nabi. Akan tetapi, nabi memberi
isyarat agar mereka melanjutkan sholat. Nabi masuk kembali ke kamar dan menutup
kembali tabir. Setelah itu, nabi tidak keluar lagi pada waktu-waktu sholat berikutnya.”

Kemudian Abdurrahman Ibn Abu Bakar masuk dengan membawa sebatang


siwak. Aisyah mengisahkan, ”Kepala nabi sedang dipangku waliku. melihanya menatap
siwak itu dan aku tahu nabi menginginkannya. Aku pun melunakkan siwak dengan
mengunyahnya sedikit.” Di dekat Nabi adabejana berisi air, kemudian nabi mencelupkan
kedua tangannya, lalu mengusap wajahnya sembari berkata, ‘Laa ilaaha illa Allah,
sesungguhnya mati memiliki sekarat atau rasa sakit.’ Sambil bersiwak, nabi mengangkat
tangan atau jarinya, memusatkan pandangannya ke atap, dan bibirnya bergerak-gerak
mengatakan, ‘Bersama orang-orang yang telah engkau beri , yaitu golongan para nabi,
kaum syuhada, dan orang-orang shaleh. Ya Allah, karuniakanlah ampunan dan
rahmatmu kepadaku, dan pertemukanlah aku dengan Rafiq al-a’la10. Ya Allah,
pertemukanlah aku dengan Rafiq al-a’la.’ Nabi mengulangi perkataan itu sebanyak tiga
kali. Tangannya mulai lemas. Kemudian akhirya nabi benar-benar menjumpai al-Raiq al-
A’la. Innalilahi WaInnailaihi Rajiun (segala sesuatu hanya milik Allah dan hanya
kepadanya akan kembali).11

Ketika nabi Muhammad belum wafat, ketika itu kaum Anshar melihat bahwa
kondisi kesehatan Rasulullah cenderung memburuk mereka berkumpul di masjid.
Melihat kejadian ini lalu al-Fadhl bin al-Abbas dan Ali bin Abi Thalib menyampaikannya
kepada nabi. Keluarlah nabi menuju mereka sambil di papah oleh Ali dan al-Abbas,
sedang al-Fadhl berjalan di hadapan mereka berdua. Ketika itu, Rasulullah datang
menghampiri mereka dengan kepala berbalut dan berjalan kaki. Sesampainya di tengah

14
mereka, duduklah di bawah tangga mimbar dan bersabda : “Wahai orang-orang! Telah
sampai kepadaku, bahwasanya kalian ketakutan atas kematian nabi kalian. Adakah
seorang nabi yang diutus Allah sebelum aku yang abadi berada di tengah kalian?
Ingatlah! Sesungguhnya aku akan kembali kepada Tuhanku dan kalian juga akan
menyusul da’iku. Maka oleh karenya, aku pesankan kepada kalian hendaknya kalian
besikap baik kepada kaum Muhajirin gelombang pertama. Begitu juga aku pesankan
kepada kaum Muhajirin agar berbaikan di antara sesama mereka.”12

Sebelum mengurus jasad Nabi, terjadi perbedaan pendapat tentang pengganti


nabi. Terjadi dialog dan debat serta sanggahan antara pihakMuhajirin dan Anshor di
Saqifah bani Sa’idah. Namun, akhirnya mereka sepakat untuk mengangkat Abu Bakar
sebaga khalifah hal ini terjadi sehingga masuk waktu malam pada hari senin. Orang-
orang sibuk mempersiapkan untuk mengurus jasad nabi hingga akhir malam mendekati
subuh atau malam selasa. Sementara jasad nabi yang mulia masih tetap membujur di
atas tempat tidur dengan diselimuti kain hitam. Pintu rumah ditutup dan hanya boleh
dimasuki keluarga nabi.

Pada hari Selasa para sanak keluarga memandikan jasad nabi tanpa melepaskan
kain yang menyelubungi. Adapun yang memandikan adalah, al-Abbas, Ali, al-Fadhl, dan
Qatsam (keduanya anak al-Abbas), Syaqran (pembantu Rasulullah), Utsama bin Zaid dan
Aus bin Khaili. Al-abbas, al-Fadhl dan Qatsam bertugas membalik-balikkan jasad,
Syaqran mengguyurkan air, Ali membersihkannya dan Aus mendekap jasad nabi di
dadanya. Kemudian mereka mengafani jasad nabi dengan tiga lembar kain putih dari
bahan katun tanpamenyertakan pakaian ataupun tutup kepala. Kemudian mereka saling
berbeda pendapat, di mana nabi akan dikubur maka Abu Bakar berkata, “sesungguhnya
aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Tidaklah seorang nabi meninggal dunia
melainkan dia dikuburkan di tempat dia meninggal dunia.’’

Abu Thalhah menyingkirkan tempat tidur di mana nabi meninggal dunia, lalu
menggali liang lahat persis di bawah tempat tidur itu.

15
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Menjelang lahirnya Nabi Muhammad Saw. terjadi sebuah peristiwa terkenal yaitu
penyerangan kota Mekah oleh Abrahah, gubernur Habsyi (Ethiopia) yang berkuasa di negeri
Yaman dengan ibukota Shan'a. Abrahah beserta pasukannya dalam melakukan
penyerangan ini mengendarai kuda. Dengan tujuan untuk menghancurkan Ka'bah. Meski
baru berusia 12 tahun pada saat itu, Muhammad Saw. telah memiliki kebesaran jiwa,
kecerdasan dan ketajaman otak, serta ingatan yang kuat. Semua itu karunia yang Allah
berikan sebagai persiapan untuk menerima risalah dari-Nya. Peristiwa Isra Mi'raj juga
termasuk perjalanan penting dari Kisah Nabi Muhammad yang bermakna dan mempunyai pesan
mendalam. Peristiwa perjalanan Nabi Muhammad ini bermula ketika istrinya Khadijah dan
pamannya Abu Thalib wafat.

Meninggalnya dua orang penting dalam hidup Nabi Muhammad ini terjadi pada tahun ke-11
kepemimpinan Nabi Muhammad.

Tahun tersebut merupakan tahun yang menyedihkan bagi seorang Nabi Muhammad. Ia harus
kehilangan istri tercinta yang selalu mendampingi serta pamannya yang telah mengasuh sejak
kecil.

Namun setelah peristiwa itu, Allah mengutus Malaikat Jibril untuk mendampingi
Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Perjalanan ini disebut
juga dengan Isra Mi'raj. tahun kesepuluh Hijriyah, Rasulullah SAW pergi berhaji bersama
lebih dari 100 ribu kaum Muslimin. Di Jabal ‘Arafat nabi menyampaikan 100l di hadapan
mereka yang dianggap sebagai dasar dari ajaran Islam. Tidak mengherankan, karena
dalam khutbah ini nabi telah menjelaskan perihal undang-undang Islam. Melalui
khutbah ini, nabi menyerukan asas persamaan diantara sesama manusia yang tidak
mengenal perbedaan antara hamba yang berdarah Habsyi dengan yang berdarah
Quraisy.

Dua bulan setelah kepulangannya dari ibadah Haji Wadha, nabi mengeluhkan
rasa sakit di kepalanya. Pada masa-masa awal sakit, nabi memaksakan diri untuk tetap
mengimami sholat. Ketika sakitnya bertambah parah, nabi menyuruh Abu Bakar
menggantikan posisinya menjadi imam sholat.

16
B. Saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca terkhusus pelajaran
untuk penulis, sebagai materi dalam mata kuliah Aqidah Akhlak di semester satu.
Namun tidak terlepas dari itu, dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Terutama dalam referensi materi, kemudian dalam pemahaman materi ini.
Terlepas dari kekurangan-kekurangan itu semoga pembaca bisa menambahkan
wawasan tentang materi ini untuk pengetahuan bersama untuk kedepannya lebih baik
lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Suwarna, Muhammad Ridwan Ibnu. 2021. Mengenal Sejarah Nabi Muhammad Saw. Jakarta Timur :CV
Rizky Aditya.

18

Anda mungkin juga menyukai