Disusun oleh :
KELOMPOK 7
1. M. Taufany Yusuf H
2. Evan Bintang
3. Tesa Nurdimah
4. Indah Fauziyah
5. Intan Mutia
Kelas : X IPS 3
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini yang berjudul “ Meneladani Perjuangan Dakwah Nabi
Muhammad SAW dan Para Sahabat Di Mekkah ” dapat kami selesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu kami baik secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu. Oleh karena
itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami tersebut
baik yang secara langsung maupun tidak langsung.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Kami pun menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, seperti kata
pepatah “ tak ada gading yang tak retak “ karena kami hanya manusia biasa yang masih perlu
banyak belajar. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk penyusunan makalah di masa depan yang lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab Jahiliyah,
atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang agama, umumnya
masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid, yang telah
diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam A.S. Mereka umumnya beragama
watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka
letakkan di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah SWT). Di antara berhala-berhala yang
termahsyur bernama: Ma’abi, Hubai, Khuza’ah, Lata, Uzza dan Manar. Selain itu ada pula
sebagian masyarakat Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan
kaum Sabi’in.
Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan turunnya
Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-
‘Alaq, 96: 1-5. Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam
Setelah Nabi Miuhammad SAW menerima wahyu, maka secara resmi beliau telah
diangkat menjadi Rasul oleh Allah SWT. Beliau mempunyai kewajiban untuk membina umat
yang telah berada dalam kesesatan untuk menuju jalan yang lurus. Dakwah Nabi Muhammad
SAW dimulai dari wilayah Makkah di jazirah Arab, walaupun pada akhirnya ajaran beliau
adalah untuk seluruh umat manusia. Jauh sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW,
sebenarnya Allah SWT juga telah mengutus nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Kedua
Rasul ini telahberhasil membina bangsa Arab dan masyarakat makkah menjadi orang yang
beriman dan henya menyembah kepada Allah SWT. Bahkan kedua Rasul tersebut juga
diperintah Allah SWT untuk membangun Ka’bah di Makkah. Namun dengan berjalanya
waktu, keimanan masyarakat Makkah menjadi luntur dan berubah menjadi kemusyrikan
dengan menyembah patung dan berhala. Mereka tidak hanya mengalami kerusakan dalam hal
aqidah, bahkan akhlaknya juga rusak.
Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) turun pula
Surah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah
menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia. Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW
berada di Mekah (periode Mekah) selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur
1
telah diturunkan kepada beliau, wahyu berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi
89 surah. Surah-surah yang diturunkan pada periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
USIA 5 TAHUN
Peristiwa pembelahan dada Rasulullah SAW yang dilakukan oleh dua malaikat untuk
mengeluarkan bahagian syaitan yang wujud di dalamnya.
3
USIA 6 TAHUN
Ibunya Aminah binti Wahab ditimpa sakit dan meninggal dunia di Al-Abwa’ (sebuah
kampung yang terletak di antara Mekah dan Madinah)
Baginda dipelihara oleh Ummu Aiman (hamba perempuan bapa Rasulullah SAW)
dan dibiayai oleh datuknya ‘Abdul Muttalib.
USIA 8 TAHUN
Datuknya, ‘Abdul Muttalib pula meninggal dunia.
Baginda dipelihara pula oleh bapa saudaranya, Abu Talib.
USIA 20 TAHUN
Terlibat dalam peperangan Fijar. Ibnu Hisyam di dalam kitab ‘Sirah’ , jilid 1, halaman
184-187 menyatakan pada ketika itu usia Muhammad SAW ialah 14 atau 15 tahun.
Baginda menyertai peperangan itu beberapa hari dan berperanan mengumpulkan
anak-anak panah sahaja.
Menyaksikan ‘ perjanjian Al-Fudhul’; perjanjian damai untuk memberi pertolongan
kepada orang yang dizalimi di Mekah.
USIA 25 TAHUN
Bermusafir kali kedua ke Syam atas urusan perniagaan barangan Khadijah binti
Khuwailid Al-Asadiyah.
Perjalanan ke Syam ditemani oleh Maisarah; lelaki suruhan Khadijah..
Baginda SAW bersama-sama Abu Talib dan beberapa orang bapa saudaranya yang
lain pergi berjumpa Amru bin Asad (bapa saudara Khadijah) untuk meminang
Khadijah yang berusia 40 tahun ketika itu.
Mas kahwin baginda kepada Khadijah adalah sebanyak 500 dirham.
USIA 35 TAHUN
Banjir besar melanda Mekah dan meruntuhkan dinding Ka’abah.
Pembinaan semula Ka’abah dilakukan oleh pembesar-pembesar dan penduduk
Mekah.
Rasulullah SAW diberi kemuliaan untuk meletakkan ‘Hajarul-Aswad’ ke tempat asal
dan sekaligus meredakan pertelingkahan berhubung perletakan batu tersebut.
4
USIA 40 TAHUN
Menerima wahyu di gua Hira’ sebagai perlantikan menjadi Nabi dan Rasul akhir
zaman.
USIA 53 TAHUN
Berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Saidina Abu Bakar Al-
Siddiq.
Sampai ke Madinah pada tanggal 12 Rabiulawal/ 24 September 622M.
USIA 63 TAHUN
Kewafatan Rasulullah SAW di Madinah Al-Munawwarah pada hari Isnin, 12
Rabiulawal tahun 11H/ 8 Jun 632M.
1. Qasim
2. Abdullah
3. Ibrahim
4. Zainab
5. Ruqaiyah
6. Ummi Kalthum
7. Fatimah Al-Zahra’
Nabi Muhammad s.a.w juga mendapatkan julukan Abu al-Qasim yang bererti "bapak
Qasim", kerana Nabi Muhammad s.a.w pernah memiliki anak lelaki yang bernama Qasim
iaitu anak baginda bersama Khadijah, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia
dewasa.
5
2.2 Tonggak Awal Dakwah Nabi Muhamad SAW
Nabi muhammad Saw. adalah salah seorang warga Bani Hasyim, Suatu kabilah yang ada
di suku Quraisy. ia lahir pada ttanggal 12 Rabiul awal tahun Gajah bertepatan dengan tanggal
20 Agustus 570 M dan di besarkan dalam keluarga yang baik-baik hingga menjelang dewasa.
pendidikan yang di beri keluarga dan para pengasuh nya membekas di dalam dirinya,
sehingga ia menjadi orang yang mendapatkan julukan Al-Amiin, Artinya terpercaya.
Menjelang usianya yang ke 40, di sudah terlalu biasa memisahkan diri dari kehidupan
masyarakat, bersemedi atau bertahanus di Gua Hira. Gua Hira merupakan sebuah tempat
yang terletak beberapa kilometer dari kota Mekkah. di tempat itu Nabi Muhammad Saw.
berusaha menenagkan jiwanya hingga berlama-lama denga cara bertafakur. pada tanggal 17
Ramadan tahun 611 M, malaikat jibril datang ke hadapanya untuk menyampaikan wahyu
yang pertama.
"Bacalah (olehmu) dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah . Bacalah dan nama Tuhanmu yang Maha mulia. dia telah
mengajar dengan perantaraan pena. di telah mengajar manusia apa yang tidak mereka
ketahui"
Namun Muhammad Saw. tidak mampu melakukan nya. Beliau Menjawab , "Saya tidak
bisa membaca." Perintah itu berkali-kali di lakukan, Hingga jibril membaca 5 ayat dari surah
Al-Alaq, dan akhirnya Nabi Muhammad Saw. mampu membaca wahyu pertama itu dengan
baik.
Dengan turunya wahyu pertama itu, berarti Nabi Muhammad Saw telah di pilih Allah
untuk menjadi nnabi dan rasul. dalam wahu pertama ini Nabi Muhammad Saw. belum
mendapat perintah untuk melakukan dakwah islamiyah kepada umat manusia.
Setelah wahyu pertama itu datang, malaikat jibril lama tidak muncul. sementara Nabi
Muhammad Saw. dengan harap-harap cemas menanti turunya wahyu di tempat yang sama.
Dalam keadaan bingung itulah kemudian malaikat jibril datang kembali membawa wahyu ke
dua yang membawa perintah untuk berdakwah. Wahyu itu adalah Surah Al-Muddatsir: 1-7
"Hai orang yang berselimut Bangun dan berilah peringatan. Hendaklah engkau besarkan
Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkan perbuatan dosa, dan jangan engkau
memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak, dan untuk (memenuhi
perintah) Tuhanmu bersabarlah.
Dengan turunnya wahyu ke dua itu, mulailah Rasulullah melakukan dakwah. langkah
pertama yang di lakukan adalah berdakwah secara diam-diam di lingkungan sendiri dan di
kalangan rekan-rekannya. Oleh karna itu, orang yang pertama menerima dakwahnya adalah
keluarga dan para sahabat dekatnya. mulai-mulai istrinya, Siti khadijah menerima ajakan
tersebut. lalu sepupunya, Ali Bin Abi Talib. kemudian, Abu Bakar, Sahabat karibnya sejak
kanak-kanak. Kemudian zaid, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnyaa Ummu
Aiman, seorang pengasuh Nabi Muhammad sejak ibunya, Siti Aminah masih hidup
Di antara sahabat dekat Rasul yang berasil mengajak kawan karibnya untuk menerima
dakwah islam adalah Abu Bakar. Abu bakar di kenal sebagai seorang pedagang yag amat luas
pergaulannya. melalui beliau banyak orang masuk islam. Di antaranya adalah Usman Bin
6
Affan, Zubair Bin Awwam, Abdurrahman Bin 'Auf, Sa'ad Bin Abi Waqqash, Talhan Bin
Ubaidillah Bin Jarrah. Arqam Bin Abi Al-Arqam, dan beberapa penduduk mekkah lainnya.
dari Kabilah Quraisy mereka langsung di bawa Nabi Muhammad dan meyatakan ke
islamannya. dalam sejarah islama, mereka ini di kenal dengan sebutan As-Sabiqunal
Awwalun yaki orang yang pertama memeluk islam.
7
Cara ini ditempuh oleh Rasulullah karena beliau yakin, bahwa masyarakat jahiliah,
masih kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi leluhur mereka. Sehingga mereka
bersedia berperang dan rela mati dalam mempertahankannya.
Pada masa dakwah secara sembunyi – sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk
masuk Islam, orang – orang yang berada dilingkungan rumah tangganya sendiri dan
kerabat serta sahabat dewkatnya.
Berdakwah bukan hanya kewajiban Rasulullah SAW, tetapi juga kewajiban para
pengikutnya (umat Islam). Maka, Abu Bakar Ash-Shiddiq, seorang saudagar kaya, yang
dihormati dan disegani banyak orang, karena budi bahasanya yang halus, ilmu
pengetahuannya yang luas, dan pandai bergaul telah meneladani Rasulullah SAW, yakni
berdakwah secara sembunyi – sembunyi.
Usaha dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil, beberapa teman terdekatnya
menyatakan diri masuk islam,diantaranya:
Abdul Amar dari Bani Zuhrah, Abdul amar: hamba milik amar. Karena Islam
melarang perbudakan, kemudian nama itu diganti oleh Rasulullah SAW menjadi
Abdurrahman bin Auf, yang artinya hamba Allah SWT, yang Maha Pengasih.
Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
Utsman bin Affan
Zubair bin Awam
Sa’ad Bin Abu Waqqas
Thalhah bin Ubaidillah
8
waktu itu belum menyinari hati mereka, mereka belum menerima Islam sebagai
agama mereka. Namun ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang
sebenarnya sudah masuk Islam, tetapi merahasiakan keIslamannya, pada waktu itu
dengan tegas menyatakan keIslamannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far
bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
b. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada
dan bertempat tinggal disekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa, yang
letaknya tidak jauh dari Ka’bah.
Rasulullah SAW memberi peringatan kepada semua yang hadir agar segera
meninggalkan penyembahan terhadap berhala – berhala dan hanya menyembah atau
menghambakan diri kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, Pencipta dan Pemelihara
alam semesta. Rasulullah SAW juga menegaskan, jika peringatan yang disampaikannya
itu dilaksanakan tentu akan meraih ridha Ilahi, bahagia di dunia dan di akhirat. Tetapi
apabila peringatan itu diabaikan tentu akan mendapat murka Allah SWT, sengsara di
dunia dan di akhirat.
Menanggapi dakwah Rasulullah SAW tersebut diantara yang hadir ada kelompok
yang menolak disertai reiakan dan ejekan, ada kelompok yang diam saja lalu pulang.
Bahkan Abu Lahab, bukan hanya mengejek, tetapi berteriak – teriak bahwa Muhammad
orang gila, seraya ia berkata: “Celakalah engka Muhammad, untuk inikah engkau
mengumpulkan kami?” Sebagai balasan terhadap kutukan Abu Lahab itu Turunlah ayat
Al-Qur’an yang berisi kutukan Allah SWT terhadap Abu Lahab , yakni surah Al-Lahab,
111: 1-5
Pada periode dakwah secara terang – terangan ini juga telah menyatakan diri
masuk Islam dua orang kuar dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu:
Hamzah bin Abdul Muthalib (Paman Nabi Muhammad SAW) masuk Islam pada
tahun ke-6 dari kenabian
Ummar bin Khattab (581-644 M), tidak lama setelah sebagian kaum muslimin
berhijrah ke Habasyah atau Ethiopia pada tahun 615 M.
c. Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk diluar kota
Mekah
Sejarah mencatat bahwa penduduk diluar kota Mekah yang masuk Islam, antara lain:
Abu Zar Al-Ghiffari, seorang tokoh dari kaum Ghiffari, yang bertempat tinggal
disebelah barat laut Mekah atau tidak jauh dari laut Merah, menyakatan diri
dihadapan Rasulullah SAW masuk Islam. KeIslamannya itu kemudian diikuti
oleh kaumnya.
Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus yang
bertempat tinggal diwilayah barat kota Mekah, menyatakan diri masuk Islam
9
dihadapan Rasulullah SAW. KeIslamannya itu diikuti oleh bapak, istri,
keluarganya, serta kaumnya.
Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yatsrib (Madinah), yang datang ke
Mekah untuk berziarah nampak berhasil. Berkat cahaya hidayah Allah SWT, para
penduduk Yatsrib, secara bergelombang telah masuk Islam dihadapan Rasulullah
SAW. Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan
Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang
dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi.
Pada gelombang ketiga ini telah datang ke Mekah untuk berziarah dan menemui
Rasulullah SAW, umat Islam penduduk Yatsrib yang jumlahnya mencapai 73 orang
diantaranya 2 orang wanita. Waktu itu ikut pula berziarah ke Mekah, orang – orang
Yatsrib yang belum masuk Islam. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan
kaum Salamah, yang kemudian menyatakan diri masuk Islam dihadapan Rasulullah
SAW.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga
ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Istilah
Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka
akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Walaupun untuk itu mereka harus
mengorbankan tenaga, harta, bahkan jiwa. Selain itu, mereka memohon kepada
Rasulullah SAW dan para pengikutnya berhijrah ke Yatsrib.
Setelah terjadinya peristiwa Bai’atul Aqabah itu, kemudian Rasulullah SAW
menyuruh para sahabatnya yakni orang – orang Islam yang bertempat tinggal di
Mekah, Untuk segera berhijrah ke Yatsrib.
Para sahabat Nabi Muhammad SAW melaksanakan suruhan Rasulullah tersebut.
Mereka berhijrah ke Yatsrib secara diam – diam dan sedikit demi sedikit, sehingga
dalam waktu dua bulan sebanyak 150 orang umat Islam penduduk Mekah telah
berhijrah ke Yatsrib.
Sedangkan Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a, dan Ali bin Abu
Thalib masih tetap tinggal di Mekah, menunggu perintah dari Allah SWT untuk
berhijrah. Setelah datang perintah dari Allah SWT, kemudian Rasulullah berhijrah
bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a, meninggalkan kota Mekah tempat kelahirannya
menuju Yatsrib. Peristiwa hijrah Rasulullah SAW ini terjadi pada bulan Rabiul Awal
tahun pertama hijrah (622 M). Sedangkan Ali bin Abu Thalib, tidak ikut berhijrah
bersama Rasulullah SAW, karena beliau disuruh Rasulullah SAW untuk
mengembalikan barang – barang orang lain yang dititipkan kepadanya. Setelah
perintah Rasulullah SAW itu dilaksanakan, kemudia Ali bin Abu Thalib menyusul
Rasulullaj SAW berhijrah ke Yatsrib.
10
2.5 Manfaat Mempelajari Dakwah Rasulullah pada Periode Mekkah
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bagian terpenting yang menjadi fokus dakwah Rasulullah SAW periode Mekah dapat dilihat
antara lain sebagai berikut.
1. Memperbaiki akhlak masyarakat Mekah yang mengalami dekadensi moral, seperti
tumbuh suburnya kebiasaan berjudi, minum Khamer, dan berzina.
2. Memperbaiki dan meluruskan cara menyembah Tuhan. Agama berhala menyembah
patung-patung. Rasulullah SAW mengajak untuk beralih pada Islam yang hanya
menyembah kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa serta menjauhi sikap musyrik.
3. Menegakkan ajaran Islam tentang persamaan hak dan derajat di antara manusia.
4. Mengubah kebiasaan bertaklid kepada nenek moyang dan meluruskan segala adat-
istiadat, kepercayaan dan upacara-upacara keagamaan.
5. Nabi Muhammad SAW berdakwah dengan sabar, ikhlas, dan tegas di antaranya dengan
tidak memaksakan kehendak dan lemah lembut.
6. Kebiasaan masyarakat jahiliyah sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rasul
ialah terjadinya penyimpangan dalam semua bidang kehidupan, baik yang berhubungan
secara vertikal dengan sang pencipta maupun hubungan secara horizontal yang
menyangkut hubungan kehidupan sesama manusia.
7. Substansi ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di
awal kenabiannya adalah sebagai berikut :
Keesaan Allah SWT
Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
Kesucian jiwa
Persaudaraan dan Persatuan
8. Strategi dakwah Rasululloh SAW periode Mekah :
Secara diam-diam
Secara terang terangan
Saran
Dengan mengetahui perjuangan Rasulullah SAW di Makkah kita semua sebagai umat beliau
sebaiknya meneladani apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah dikehidupan kita saat ini,
bukan hanya untuk perjuangan di dalam syiar agama saja tetapi bisa juga kita gunakan dalam
perjuangan hidup kita secara individu.
12
DAFTAR PUSTAKA
makalah-negeri.blogspot.com/.../makalah-agama-tentang-dakwah-rasululla...
http://medianoncetaksaldi.blogspot.com/2017/04/makalah-meneladani-perjuangan-
dakwah.html
https://prezi.com/.../meneladani-perjuangan-rasulullah-saw-di-mekah/
http://www.ahmad-sanusi-husain.com/2012/02/biodata-dan-sejarah-ringkas-
rasulullah.html
http://arya-devi.blogspot.com/2013/10/substansi-dakwah-rasulullah.html
http://shikakuyumiki.blogspot.com/2012/10/strategi-dakwah-rasulullah-saw-
periode.html
13