SEMESTER 5B PAI
Disusun Oleh :
1. Lulu ilhilma
2. Gina Fajriah
3. Qory Nida Zakiyah
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikanpenulis dan kelancaran sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat waktu.Selawat serta salam saya kirimkan kepada baginda nabi kita Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Selain itu makalah ini juga berguna untuk menambah wawasan tentang Nash,
Mufassar dan Muhkam, bagi saya dan pembaca.Penulis menyadari bahwa tulisan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih ada kesalahan dan kekurangan di
dalamnya.
Oleh karena itu, penulis menghaturkan permohonan maaf apa bila terdapat
kesalahan dalam makalah. Penulis pun berharap pembacamakalah ini dapat
memberikan makalah yang lebih sempurna lagi.
Penulis
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
BAB I ......................................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang kemunculan islam, tentu tidak bisa lepas dari sosok
Muhammad SAW sebagai pembawa risalahnya. Pada sekitar tahun 610 M islam
diperkenalkan oleh Allah kepada Muhammad yang ditandai dengan turunnya wahyu
pertama di makkah. Sejak inilah kemudian islam disebarkan di sekitar makkah, atau
bahkan di seluruh jazirah arab.
Sebagai pembawa risalah yang dipilih oleh Allah, Nabi Muhamma SAW
senantiasa selalu berdakwah, meskipun banyak rintangan yang harus beliau lewati.
Dalam jangka waktu kurang lebih 22 tahun, beliau berjuang dengan sepenuh hati,
melakukan transformasi budaya, dari alam jahili ke alam Islam yang bersendikan
tauhid, kemerdekaan, persaudaraan, ukhuwah, persatuan dan keadilan.
B. Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Islam di Makkah
Kompleksitas masalah yang terjadi pada masyarakat arab jahiliyah inilah yang
membuat nabi Muhammad termotivasi untuk mencari jalan keluar dengan cara
mengasingkan diri berkhulwat di Gua Hira’. Di sana Nabi Muhammad berhari-hari
dan berbulan-bulan melakukan kontemplasi dan bertafakur. Tidak henti-hentianya
ia melakukan hal tersebut sampai menjelang usianya yang keempat puluh. Dan
akhirnya pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, malaikat pembawa wahyu
datang dengan membawa wahyu yang pertama: “Bacalah dengan nama tuhanmu
yang telah mencipta. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan tuhanmu itu maha mulia. Dia telah mengajar dengan Qolam. Dia telah
mengajar manusia apa yang tidak mereka ketahui” (QS. al-Alaq ayat:1-5’).
Adapun orang pertama yang masuk islam adalah Khatijah yang tidak
lain adalah istri rasulullah, baru kemudian disusul oleh Ali bin Abi Thalib yang
waktu itu baru berumur 10 tahun. Kemudian disusul oleh Abu Bakar yang
merupakan sahabat nabi sejak masa kecil.
Dakwah secara diam-diam ini terus beliau lakukan selama tiga tahun,
dan berhasil mengajak belasan orang memeluk islam. Meskipun nabi
berdakwah dengan sembunyi-sembunyi, akan tetapi tetap saja kaum Quraisy
memusuhi dan mengejek umat islam.
6
Sehubungan dengan hinaan Abu Lahap ini, maka turunlah surat Al
Lahab sebagai berikut :
a) Perjanjian Aqobah I
Setelah berselang dua tahuan, yaitu pada tahun ke dua belas, mereka datang
lagi menemui nabi dengan jumlah 12 orang (10 kaum Khajraj dan 2 kaum ‘Aus).
Mereka menemui nabi pada tempat yang sama, yang mana dalam pertemuan ini
mereka telah membuat suatu perjanjian dengan nabi yang kemudian dikenal
dengan Perjanjian Aqobah I ”perjanjian wanita”.
b) Perjanjian Aqobah II
Pada musim haji berikutnya, jamaah haji yang datang dari madinah makin
tambah banyak, yaitu berjumlah 73 orang, diantaranya 2 orang perempuan dari
suku ‘Aus. Mereka kemudian menemui nabi pada tempat yang sama dengan
pertemuan-pertemuan sebelumnya, pertemuan ini kemudian dikenal dengan
Perjanjian Aqobah II (perjanjian peperangan).
B. Islam di Madinah
Secara giografis Madinah sangat berbeda dengan mekkah yang terdiri dari
padang pasir dan tandus. Madinah tanahnya yang subur sehingga penduduknya
bercocok tanam seperti kurma. Keadaan ini menjadikan masyarakat madinah
mempunyai corak berbeda dengan masyarakat lainnya, mereka hidup dengan pola
yang sederhana, solidaritas masyarakatnya sangat kuat.
Pertama, mendirikan masjid. Masjid yang pertama kali dibangun adalah masjid
Quba yang terletak di pinggiran kota madinah. Masjid ini tidak hanya berfungsi
sebagai tempat beribadah, tetapi juga digunakan berbagai macam kegiatan, seperti,
tempat belajar agama, latihan berperang, mengadili perkara-perkara, dan
administrasi negara. Jadi masjid ini mempunyai multifungsi, satu sisi berfungsi
untuk mengembangkan kehidupan spiritual, dan pada sisi yang lain untuk
melakukan konsolidasi sosial.
9
Dari beberapa langkah yang dilakukan oleh nabi Muhammad SAW. Secara
implisit menegaskan bahwasanya islam sejak awal telah memberikan kontribusi
besar terhadap eksistensi masyarakat arab khususnya masyarakat Madinah dan dan
umumnya pada konstruksi konsep negara medern.
Masyarakat yang dibangun oleh Nabi tersebut diikat oleh tali kepentingan dan
cita-cita bersama. Setiap warga negara dituntut untuk menaati kontrak sosial
(perjanjian) yang dibuat bersama. Masyarakat ini lahir berdasarkan kontrak sosial
yang dibuat dan disetujui bersama oleh seluruh penduduk Yasrib (Madinah) dan
sekitarnya yang terekam dalam sebuah piagam yang dikenal dengan nama Piagam
Madinah.
Munawir Sjadzali, menerangkan bahwa ada dua poin penting yang merupakan
inti Piagam Madinah, yaitu antara lain sebagai berikut: pertama, Semua pemeluk
agama Islam merupakan satu komunitas (umat) meskipun berasal dari banyak
suku. Kedua, hubungan Islam dengan komunitas lain didasarkan pada prinsip untuk
bertetangga, baik saling membantu dalam menghadapi musuh membela mereka
yang teraniaya, saling menasehati, dan menghormati kebebasan beragama. Watak
10
masyarakat yang dibina oleh Nabi adalah berpegang kepada prinsip kemerdekaan
berpendapat dan menyerahkan urusan kemasyarakatan kepada umat sendiri.
11
telah didasarkan pada beberapa asas tersebut senantiasa mendapat sambutan
dari seluruh lapisan masyarakat madinah kaculai bagi kalangan kaum munafik,
sehingga islam dalam waktu yang tidal lama mampu menjadi kekuatan besar
dijazirah arab.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam pada periode Makkah tidak banyak berkembang, karena tekanan dari
orang-orang musyrik Quraisy. Mereka melakukan berbagai cara untuk mengahalangi
nabi menyebarkan islam, diantaranya adalah menyakiti orang-orang yang memeluk
islam, lebih-lebih pada golongan mustad’afin dan hamba sahaya.
Setelah nabi hijrah ke madinah, islam mempunyai sejarah baru. Dalam waktu
yang relative singkat islam mampu menjadi kekuatan domenan di wilayah tersebut.
Islam mampu menjadi landasan moral, social dan politik. Bahkan nabi dengan tuntunan
wahyu, membuat suatu keputusan-keputusan yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.
13
DAFTAR PUSTAKA
• K. Ali, Study of Islamic History, terj. Cet. Ke-2, Jakarta: Grafindo Persada, 1997.
• M. Yh. Houtsma (ed), Encyclopaedia Islam, Vol. 7, at al. Jakarta: Karim, 2000.
• Mahayudin, Hj Yahaya & Ahmad Jelani Halwi, Sejarah Islam, Slangor: Fajar Bakti
Sdn, 1995.
• Munawwir, Sjadzali, , Islam dan tata negara: ajaran, sejarah, dan pemikiran, Edisi V,
Jakarta: UI Press,1993.
• Nurhakim, Moh., Sejarah dan Peradaban Islam, Malang: UMM Pres, 2004), 28.
• Syalabi, Ahmad, sejarah dan kebudayan islam, jilid I, terj., cet. Ke-9 ,Jakarta: Al-Husna
Zikra, 1997.
• Sukarja, Ahmad, piagam madinah dan undangundang dasar 1945: Kajian Perbandingan
Tentang Dasar Hidup Bersama dalam Masyarakat Yang Majemuk, Cetakan 1. Jakarta:
UI Press, 1995.
• Shiddiqi, Nourouzzaman, Jeram-jeram peradaban Muslim, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1996.
• Yatim, Badri, Sejarah Perdaban Islam, Yogyakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998.
14