Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERBANDINGAN MAZHAB
(pokok-pokok pikiran dan metode istinbath dzahiriyah)
Dosen pengampu :ikhwan baihaqi MA

Disusun Oleh:
1.Nurhandayani
2.Oktavia Mashumah

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA


ISLAM ATTAQWA UJUNGHARAPAN BAHAGIA BABELAN BEKASI
KATA PENGATAR
Segala puji bagi allah SWT. Yang telah menciptakan dan mengatur serta menguasai seluruh
makhluk yang ada di dunia dan di akhirat. Semoga kita senantiasa mendapat limpahan rahmat
dan ridho-nya. Sholawat dan salam tak lupa kita curahkan kepada rasulullah SAW. Beserta
keluarganya dan sahabatnya yang telah membimbing manusia untuk meneliti jalan yang lurus
menuju kejayaan dan kemuliaan.Terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini,sehingga kami bisa menyelesaikannya,kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu,kami senantiasa mengharapkan masukan dari para pembaca demi penyempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini bisa turut andil dalam mencerdaskan generasi muda bangsa.

Bekasi 15 november 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
BAB I...........................................................................................................
PENDAHULUAN ........................................................................................
RUMUSAN MASALAH ..............................................................................
TUJUAN.......................................................................................................
BAB II..........................................................................................................
PEMBAHASAN ...........................................................................................
A.Biografi Imam Daud azzahiry
B. peran tokoh az-Zahiriyah
dalam mengembangkan mahzhabnya
C. Dasar-dasar landasan mazhab az-Zahiriyah dalam
melakukan istinbat hukum
3. konsep mazhab az-Zahiriyah dalam menetapkan iztinbat hukum
4. Contoh-contoh istinbath mazhab az-zahiriyah
BAB III ……………………………………………………………………..
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Syariat Islam sangat luas dan mencakup segala persoalan dalam kehidupan manusia, baik
menyangkut individu maupun menyangkut masyarakat. Islam menuntut umat manusia ke aqidah
dan akhlakul karimah serta kebebasan berpikir dan cara-cara mengistinbathkan hukum. Syariat
Islam yang dianut oleh umat islam dewasa ini berawal dari datangnya dari Nabi Muhammad
saw, Beliau adalah pembawa risalah terakhir dari ajaran Allah untuk segenap umat manusia
sebagai pedoman hidup dan kebahagiaan dunia dan akhirat, serta mengandung aqidah dan syariat
yang merupakan dasar hukum bagi umat manusia. Melihat pentingnya hukum maka secara
otomatis kita akan berusaha memahami hukum yang kita yakini kebenarannya, sehingga
memerlukan pemahaman kebahasaan atas lafaz. Dan satu hal yang perlu diperjelas bahwa tidak
satupun mujtahid yang berijtihad tanpa berdasar pada lafaz, namun mereka berbeda dalam hal
sampai dimana kedekatan ijtihadnya pada lafaz itu. Dan persoalan yang muncul dalam
kehidupan manusia tidak mungkin diberi nilai syariat tanpa menghubung-kannya dengan lafaz.1
Dalam makalah ini akan dilihat salah satu golongan yang berpegang pada satu teks nash saja
adalah kaum azZahiriyah. Golongan dinisbahkan kepada ulama yang bernama Daud az-Zahiriy.
B.Rumusan Masalah
1. Siapa itu imam daud azzahiriy?
2. Dasar-dasar apakah yang dijadi-kan
landasan mazhab az-Zahiriyah dalam
melakukan istinbat hukum ?
3. Bagaimana konsep mazhab az-Zahiriyah dalam menetapkan iztinbat hukum ?
4.Apa saja contoh mazhab azzahiriyah?
BAB II
PEMBAHASAN

A.Biografi imam daud azzahiriyah


1. Imam Daud az-Zahiriy. Beliau dilahirkan di Kufah pada tahun 202 H dan meninggal di
Bagdad pada tahun 270 H. Ayahnya adalah panitra Qadhi Abdullah bin Khaliq al-Kufiy yang
bertugas di Afganistan pada masa ke 7 Abbas.Tokoh ini lebih populer dikenal dengan sebutan
Daud az-Zahiriy karena dalam melakukan istinbat hukum lebih menekankan dan berpegang pada
zahir nash al-Kitab dan al-Sunnah.4 Imam Daud az-Zahiriy bertempat di Bagdad dan asalnya
dari kalangan penduduk Qasyam, beliau bermazhab syafii sedang ayahnya bermazhab Hanafi,
namun pada akhirnya beliau menentang mazhab syafii memandangnya sebagai sumber hukum .
Dalam mempelajari hadis Nabi beliau belajar pada seorang ulama hadis terkenal pada masanya
Ishaq ibn Rawahaih. Demikian juga ia selalu menerima dan menemui para ulama dalam
usahanya mempelajari dan mengumpulkan berbagai hadits.6 Beliau juga merupakan seorang
ulama yang terkenal anti taklid1. Beliau juga memiliki kemampuan luar biasa dalam bidang tulis
menulis, akan tetapi hasil karyanya itu sudah lama menghilang bersama dengan para penukilnya.
Adapun murid-murid Imam Daud
az-Zahiriy adalah:
a. Ibrahim bin Muhammad (244-323 H)
yang bergelar Naftawayh
b. Zakariyah ibnYahya al-Sajiy (w.307 H)
c. Abbas ibn Ahmad ibn al-Fadl alQuraisy
d. Abdullah ibn Muflis (w. 324 H)
e. Muhammad ibn Daud az-Zahiriy (255-
297 H)
f. Muhammad ibn Ishaq al-Qasaniy

1
Taklid ialah Mengikuti pendapat seorang faqih, atau seorang imam, tanpa mengetahui dalil atau sumber
hukumnya”
g. yusuf ibn ya’kub ibn mahram

B.Dasar Pijakan Mazhab Az-zahiriyah


Dalam melakukan istinbat hukum,sistematika sumber dalil yang menjadipegangan mazhab
azZahiriyah adalah: 1)Al-Kitab, 2) Al-Sunnah, 3)ijma ,sahabat dan 4) Al-Dalil Mazhab ini hanya
berpijak pada zahir nash apa yang tampak dari penuturan nash, baik perintah maupun larangan.
Mazhab ini tidak membahas masalah illat hukum dan tidak mengakui qiyas sebagai dalil atau
sumber hukum.12 Pemikiran Daud az-Zahiriy didasarkan pada QS, Annisa 4(59);
Dalam uraian berikut ini, sepintas mengenai dasar pijakan mazhab az-Zahiriyah dalam
melakukan istinbat hukum:
1. Al-Kitab.
Alquran sebagai wahyu Allah, merupakan bukti kebenaran Nabi Muhammad saw, sebagai
utusan Allah, tetapi fungsi utamanya adalah sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Sementara itu zaky al-din sa’ban mengatakan; Al-Kitab yaitu alquran merupakan dalil-dalil
dan tempat pengambilan utama bagi orang yang ingin mengetahui sesuatu hukum. Dari
pandangan ulama di atas, jelas bahwa Alquran sebagai wahyu Allah menjadi sumber utama
dalam melakukan istinbat hukum. Tidak seorangpun ulama Islam yang membantunya.

2. Al-Sunnah
Menurut Abdul Wahab Khallaf bahwa sunnah dari segi kehujjahannya ia merupakan
sumber dalam melakukan istinbat hukum dan menempati urutan kedua setelah
alquran.
Selanjutnya dikatakan bahwa ada tiga fungsi alSunnah terhadap alquran yaitu:
a. Berfungsi untuk menguatkan dan membenarkan hukum-hukum yang dibawa oleh
alquran.
b. Untuk menjelaskan tentang pelaksanaan ajaran yang dibawa alquran yang bersifat global
c. Al-Sunnah kadang-kadang berfungsi untuk menetapkan sesuatu kekuatan hukum yang
tidak disebutkan oleh alquran. Namun perlu ditegaskan bahwa tugas Rasulullah saw itu
dapat dijadikan hujjah selama dalam kedudukan beliau sebagai seorang Rasul yang
membawa misi kerasulannya. Dengan demikian apa yang bersumber dari beliau yang
bersifat kemanusiaan berdiri ,duduk, tidur, dan sebagainya tidak dapat dijadikan sebagai
sumber hukum, tetapi patut diteladani karena apapun yang beliau lakukan adalah pasti yang
terbaik.

3. Ijma
Ijma yg di pegangi oleh mazhab az-zahiriyah adalah ijma yang bersumber .Mazhab ini
menolak ijma yg bukan bersumber dari sahabat .sejalan dengan pandangan tersebut ,maka
imam syafii pun mengaku bahwa ijma sahabat merupakan ijma yang paling kuat .selanjutnya
dikatakan bahwa ijma yang di pakai sebagai dalil hukum itu adalah ijma yang di dasarkan
kepada nash.2

4. Dalil
Disinyalir oleh kelompok lain di luar azzahiriyah bahwa sedia nya aliran ini menolak qiyas
sebagai hujjah dalam mengistinbathkan hukum.tetapi oleh karna berbagai persoalan hukum
timbul kemudian yang ternyata tidak di tunjuk oleh nash,maka mereka merumuskan
alternative baru sebagai penggantinya yang mereka namakan aldalil.
Az-Zahiriy memandang cara berfikir dari dilalah seperti lafaz itu sendiri bukan berdasarkan
qiyas karena dalil adalah suatu metode pemahaman suatu nash yang pada hakekatnya tidak
keluar dari nash atau ijma itu sendiri ,dengan pendekatan al-dalil dilakukan pengembangan
suatu ijma melalui dilalah(petunjuk)secara langsung tanpa harus mengeluarkan illatnya
terlebih dahulu. Dengan demikian konsep al-dalil tidak sama dengan qiyas sebab untuk
melakukan proses qiyas diperlukan adanya kesamaan illat antara kasus asal dan kasus baru,
sedangkan pada al-dalil tidak diperlukan untuk mengetahui illat tersebut.

C. . Konsep Mazhab az-Zahiriyah dalam menetapkan Istinbat Hukum Dalam rangka


memahami sumber hukum para pengikut mazhab azzahiriyah menolak interpensi rasio
dengan segala bentuknya. Dengan demikian ,konsep istishan,istisbat,dan tawil mereka tolak.
Akan tetapi untuk mengatasi persoalan yang belum tersentuh secara jelas oleh nash baik alquran
maupun al-Sunnah mereka menggunakan pendekatan yang disebut al-dalil. Pendekatan hukum
al-dalil dari suatu nash dapat mengambil bentuk sebagi natijah yang terdapat dalam satu
nash,contohnya dalam hadist nabi rasulullah disebutkan bahwa.”tiap-tiap yang memabukkan itu
khmar dan tiap-tiap khamar itu haram”kesimpulan natijah nya adalah hukumnya haram.dengan
demikian pengharaman khamar adalah melalui nash dan pengharaman minuman memabukkan
melalui pedekatan dalil yang dalam bentuk hal ini natijah disebut dengan ilmu mantik.
Inti ajaran dan faham yang berkembang dalam mazhab az-Zahiriyah berkisar pada persoalan
sumber hukum Islam dan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam memahami sumber
tersebut.
Oleh Ibnu Hazm menemukan tujuannya dalam mazhab zahiriy yang mengambil hukum-hukum
dari nash zahir saja, terutama dalam menelaah perbedaan dan pertentangan dalam hukum-hukum
suatu temuan keagamaan. Mereka hanya meriwayatkan suatu hadis yang dapat dipercaya dan
sahih dengan argumen yang jelas, mashur dan falid.
2
https://www.researchgate.net/publication/284185901_ISTINBAT_HUKUM_ISLAM_PERSPEKTIF_AZ_ZAHIRI/link/
564f200408aeafc2aab39b42/download
Mazhab ini menetapkan bahwa ijma yang muktabar3 adalah ijma Nabi Muhammad SAW. atau
dengan bimbingannya. Sedang konsep istihsan yang ditolak dapat diketahui dari pernyataannya,
yaitu fatwa seorang mufti yang selalu memandang baik, dan ia menolak fatwa itu karena
mengikuti hawa nafsu dan pendapat tanpa argumentasi, sedang hawa nafsu atau keinginan diri
sendiri berbeda-beda atau bertentangan dalam istihsan.

D.CONTOH-CONTOH ISTINBATH MAZHAB ZAHIRIYAH


1.   Membatasi pengharaman riba pada enam jenis barang yang disebutkan di dalam hadis Nabi
saw, yaitu emas, perak, jelai, gandum, buah kurma, dan garam (HR.Muslim)daud az-Zhahiri
menolak pendapat fuqaha’ tersebut. Menurutnya, Rasulullah saw telah membatasi barang-barang
yang dapat ditakar, dimakan, dan disimpan sebagai makanan pokok, pada empat jenis.
Seandainya riba berlaku pada semua barang yang ditimbang atau dimakan, tentu ia akan
mengatakan, umpamanya, “janganlah kamu menjual barang-barang yang dimakan dengan
barang-barang yang dimakan secara riba.” Kata-kata ini lebih ringkas dan lebih berfaedah.
Karena ia tidak mengatakan demikian, tetapi hanya menyebut kempat jenis, maka pengharaman
riba terbatas pada keempat jenis tersebut.4
2.  Orang yang dalam keadaan junub dan tidak mempunyai wudhu boleh menyentuh mushaf al-
Qur’an. Pendapat ini mempunyai hubungan dengan pendapatnya tentang al-Qur’an dalam surah
al-Waqi’ah ayat 78-79, Allah swt menyebutkan al-Qur’an antara lain sebagai berikut, “la
yamassuhu illa al-mutahharun” (tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan) dan
“fi kitab maknum” (pada kitab yang terpelihara [Lauh Mahfuz]). Menurut pendapatnya, al-
Qur’an yang digambarkan oleh Allah swt dengan firman-Nya tersebut bukanlah makhluk,
melainkan kalam Allah yang merupakan satu kesatuan dengan Zat-Nya.maksud dari contoh
diatas adalah alquran yang tidak boleh disentuh itu yang terdapat di lauhi mahfudz bukan yang
ada didunia . Sementara itu, al-Qur’an dalam arti tulisan-tulisannya, yang ada pada manusia serta
boleh disentuh oleh orang yang haid dan orang yang junub adalah makhluk.
3. Contoh kasus yang lain adalah hadits sahih riwayat imam Bukhari yang menyatakan bahwa
diamnya anak perempuan yang hendak dinikahkan adalah bentuk izin dan kesepakatannya.
Maka, dalam pandangan madzhab Zahiri, kalau anak perempuan tersebut malah
mengatakan, “saya sepakat”, pernikahan tidak boleh terjadi karena menyalahi hadits Nabi.
Karena perempuan tersebut tidak diam.
4. Sebagai contoh lain, ada sebuah hadits sahih riwayat Imam Bukhari dan Imam
Muslim, “Janganlah salah seorang diantara kalian kencing di dalam air diam yang tidak
mengalir, kemudian mandi di dalamnya”,  dalam riwayat lain, “kemudian dia berwudhu di
dalamnya”. Dengan mendasarkan pada hadits sahih ini, dan yang terlarang adalah kencing di
dalam air yang diam tidak mengalir, maka mereka berpendapat bahwa kalau ada orang kencing

3
Muktabar ialah terhormat
4
https://rumahfiqih.com/fikrah-340-ijtihad-unik-dalam-fiqih-puasa-madzhab-zahiri.html
di luar air diam tersebut, namun ternyata mengalir dan masuk kedalam air yang diam itu, maka
air tersebut tetap suci dan boleh digunakan untuk berwudhu

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkesimpulan mazhab azzahiriyah adalah suatu
mazhab yang dalam menetapkan istinbat hokum hanya berpegan pada zahir nash atau melalaui
kaidah kebahasaan (Mafhun al-Lash). Konsep ini menurut hemat penulis, merupakan alternatif
pengembangan hukum yang dipormulasikan sendiri oleh aliran ini, sebagai konsekuensi atas
ditolaknya metode qias (analogi). Selain alquran dan al-Sunnah,mazhab ini juga memakai ijma
sahabat dan al-dalil. Konsep al-dalil dipandang efektif untuk tampil memberi jawaban dan
berpeluang antisifatif untuk kompleksitas masalah yang mungkin timbul.

DAFTAR PUSTAKA

Hak, Hamka. Filsafat Ushul Fiqh, Ujung Pandang: Yayasan al-Ahkam 1998. Hasan, Ali.
Perbandingan Mazhab, Cet.II; Jakarta:
Raja Grafindo Persada, l996 Himayah, Mahmud Ali, Ibnu Hazm wa Minhajuh fi dirasah al-
Adyan.
Diterjemahkan oleh Halid Alkaf dengan judul Ibnu Hazm: Biografi, Karya, Kajiannya tentang
agama-agama, Cet. I;Jakartal
Islam Masaruh wa Atwaruh, Cet, II; Kairo: Maktabah al-Nahdah al-Misriyah, l985. Kallaf,
Abdul wahab. Ilmu Ushul Fiqh, Cet, VIII; Kairo Maktabah al-Islamiyah al-Azhar, l990
Ushul Fiqh al-Islami, Mesir; Maktabah al-Dar Shihab, quraish. Membumikan Alquran. Cet,VI;
Bandung: Mizan, l994 Syarifuddin Amir.
Ushul Fiqh. Jilid II.Cet. I; Jakarta; Logos wacana Ilmu, l999 Yanggo Huzaimah Tahido.
Pengantar Perbandingan Mazhab, Cet. I; Jakart; Logos Wacana Ilmu, l997. Dahlan, Abdul azis,
(et al).
Ensiklopedi Hukum Islam. Cet. I; Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve, l996. Catatan Akhir: 1
Hamka Haq, Filsafat Usul Fiqhi (Ujung Pandang: Yayasan al-Ahkam, 1998), h.203 2 Ibid, h. 204
3 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqhi Jilid II (Cet.1 Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h.2 4
HuzaimahTahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Mazhab (Cet. 1 Jakarta Logos Wacana Ilmu,
1997), h.15

Anda mungkin juga menyukai