Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Ijtihad dan Madzhab

Mata kuliah: Kiswah

Dosen Pengampu; Toyyibatut thowilah M,Pd

Disusun Oleh :

Laily Sa’adah 211201480461

Ana Refi Mariska 211201480455

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG

KRAKSAAN –PROBOLINGGO

2023
KATA PENGANTAR
puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang
telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani jadi kita masih tetap bisa menikmati
indahnya alam ciptaannya sholawat dan salam tetaplah kita curahkan untuk baginda hamil
yang telah menunjukkan untuk kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna
dengan bahasa yang sangat indah sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Ijtihad dan Madzhab

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
tugas mata kuliah Kiswah. penulis masih menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kesalahan-kesalahan yang merupakan akibat dari kelemahan penulis mata.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami Bagi siapapun yang membacanya
sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya.

Kraksaan, 06 Juni 2023

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1


A. Latar Belakang ............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................1

C. Tujuan ..........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................2


A. Definisi Ijtihad.............................................................................................................2

B. Definisi Madzhab........................................................................................................3

BAB III PENUTUP ...........................................................................................5


A. Kesimpulan..................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................6

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ahl al-Sunah wa-al-Jama’ah merupakan ajaran Islam yang murni, dan sudah ada sejak
masa Rasulallah SAW. Hanya saja waktu itu belum terkodifikasi serta terumuskan dengan
baik. Gerakan kembali kepada ajaran Ahl al-Sunah wa al-Jama’ah dimulai oleh dua ulama
yang sudah terkenal pada masanya, yakni Imam Asy’ari dan Imam Maturidi. Karena itu,
ketika ada yang menyebut Ahl al- Sunah wa al-Jama’ah, pasti yang dimaksud adalah
golongan yang mengikuti rumusan kedua iman tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh

al-Imam Ahmad bin Hajar al-Haitami dalam Tathhir al-Janan wa al-Lisan, “Jika Ahl al-
Sunah wa al-Jama’ah disebutkan, maka yang dimaksud adalah orang-orang yang mengikuti
rumusan yang digagas oleh Imam Asy’ari (golongan Asya’riah) dan Imam Maturidi
(golongan Maturidiyyah)”. (Tathhir al-Janan wa al-Lisan, )

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Thasy Kubri Zadah, sebagaimana yang dikutip
oleh DR Fathullahi Khulayf dalam pengantar kitab al-Tauhid karangan Imam Maturidi,
“Thasy Kubri Zaddah berkata, ”Ketahuilah bahwa polopor gerakan Ahl al-Sunnah wa al-
Jama’ah dalam ilmu kalam adalah dua orang. Satu orang bermadzhab Hanafi, sedang yang
lain dari golongan Syafi’I. Seorang yang bermadzhab Hanafi itu adalah Abu Mansyur
Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi. Sedangkan yang dari golongan Syafi’i
adalah Syaikh al-Sunnah, pemimpin masyarakat, imam para mutakallimin, pembela sunnah
Nabi SAW dan agama Islam, pejuang dalam menjaga kemurnian akidah kaum muslimin,
(yakni) Abu al-Hasan al-Asy’ari al-Bashri”. (Kitab al-Tauhid, )

B. Rumusan Masalah

1). Apa Denifisi Ijtihad ?

2). Apa Definisi Madzhab ?

C. Tujuan

1). Mengetahui Denifisi Ijtihad.

2). Mengetahui Definisi Madzhab .

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Ijtihad

Dari Segi Bahasa (Etimologi)

Menurut Louis Makhluf, Ijtihad berasal dari kata kerja (fi’il): jahada, yajhadu, bentuk
mashdarnya: jahdan yang berarti: pengerahan segala kesanggupan untuk mengerjakan sesuatu
yang sulit; atau bisa juga bermakna: bersungguh-sungguh dalam bekerja dengan segenap
kemampuan.

Dari segi gramatika kata ijtihad masih serumpun dengan kata jihad. Baik kata ijtihad,
maupun kata jihad berarti “ber¬sungguh-sungguh”. Hanya saja bila kata jihad merupakan
mashdar dari fi’il madhi: jahada dan mengikuti wazan (timbangan): fa’ala dari bentuk fi’il
tsulatsi mazid biharfin (kata kerja tiga huruf, dengan satu huruf tambahan), maka kata ijtihad
adalah mashdar dari fi’il madhi:ijtahada yang ditambah hurup alif dan ta’, berfungsi untuk
menunjukkan perbuatan yang sung¬guh-sungguh. Oleh sebab itu menurut Ibnu Manzhur,
kata ijti¬had oleh para ulama hanya digunakan untuk mengerjakan hal hal yang memerlukan
energi yang banyak.

Dari Segi Istilah (Terminologi), terdapat beberapa definisi ijtihad, di antaranya adalah:

a.Menurut al-‘Amidy

mencurahkan segala kemampuan untuk mencari hukum syara` yang bersifat zhanny.

b.Menurut Tajuddin Ibnu Subky

pengerahan segala ke¬mampuan seseorang faqlh untuk menghasilkan hukum yang zhanny.

c.Menurut Khudhari Bek

pengerahan kemampuan menalar dari seorang Faqih dalam mencari hukum-hukum syar`i.

d.Menurut Abd. Wahhab Khallaf

mencurahkan daya kemampuan untuk menghasilkan hukum syara` dari da¬lil-dalil syara`
secara terinci.

Dalam sejarah pemikiran islam, ijtihad telah banyak digunakan sejak dahulu. Esensi
ajaran Al-qur’an dan Hadits memang menghendaki adanya ijtiihad. Al-qur’an dan hadits
kebanyakan hanya menjelaskan garis besarnya saja, maka ulama berusaha menggali maksud
dan rinciannya dari kedua sumber tersebut melalui ijtihad.

Kemudian setelah wafatnya Rasulullah islam semakin luas dan para sahabat menyebar
keberbagai penjuru sehingga mereka dihadapkan pada berbagai persoalan yang tidak

2
ditemukan hukumnya dalam Al-qur’an dan al-hadits. Hal itu, mengharuskan mereka
menyelesaikannya dengan cara ijtihad.

Pada masa berikutnya peristiwa-peristiwa baru semakin kompleks, sehingga para


pemuka Agama yang sudah mempunyai keilmuan yang sangat luas merespon berbagai
persoalan itu dengan metode ijtihad yang mereka konsep.

jadi, begitu pentingnya memahami ijtihad sebagai kunci untuk menyelesaikan problem-
problem yang dihadapi oleh umat islam sejak dulu, sekarang dan yang massa yang akan
datang. Ijtihad sebagai sumber ketiga setelah Al-qur’an dan Hadits. Inilah yang membuat
islam tidak kehilangan karakternya sebagai agama yang dinamis. makalah ini penulis
mengulas sedikit tentang ijtihad, berkisar bagaimana sebenarnya definisi ijtihad, apakah
ijtihad mendapat legitimasi nash syara’, mulai kapan munculnya ijtihad, dimana ruang
lingkup, siapa yang boleh berijtihad dan masihkah ijtihad eksis sampai saat ini?

Sesungguhnya ijtihad adalah suatu cara untuk mengetahui hukum sesuatu melalui dalil-
dalil agama yaitu Al-Qur'an dan Al-hadits dengan jalan istimbat. Adapun mujtahid itu ialah
ahli fiqih yang menghabiskan atau mengerahkan seluruh kesanggupannya untuk memperoleh
persangkaan kuat terhadap sesuatu hukum agama. Oleh karena itu kita harus berterima kasih
kepada para mujtahid yang telah mengorbankan waktu, tenaga, serta pikiran untuk menggali
hukum tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh umat Islam baik yang sudah lama terjadi
di zaman Rosullulloh maupun yang baru terjadi. Kita telah mengetahui bersama
bahwa sumber hukum tertinggi dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Hadits. Di dalam
keduanya terdapat hukum-hukum yang relevan dalam kehidupan kita sehari -hari
(bermasyarakat), beragama dan menjalani kehidupan kita sebagai khalifah di muka bumi ini.
Tanpa disadari, keterikatan muslimin untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan dengan
kekhawatiran akan jatuh dalam kekufuran, menjadikan setiap muslim berjanji untuk
mengikuti Al-Qur’an dan Hadits atau Sunnah. Tapi ada hal yang tidak dapat ditolak, yakni
adanya perubahan persepsi di kalangan muslim dalam memahami keduanya. Dari dasar
sumber yang sama ternyata muslimin memahami dengan berbeda. Awal perbedaan ini,
nampak jelas ketika Rasulullah SAW wafat. Al-Quran, dalam artian wahyu atau kalam Ilahi
dan penjelas dalam praktik kehidupan sehari-hari Nabi SAW itu terhenti. Sebagian muslimin
berpandangan bahwa periode dasar hukum telah terhenti, sehingga mereka berpandangan
hanya Al-Quran dan Sunnah Nabi saja sebagai sumber hukum yang mutlak. Sebagian
muslimin yang lain memiliki pandangan dan keyakinanberbeda. Seiring berjalannya waktu,
permasalahan-permasalahan yang ditemui umat islam pun kian berkembang. Ketika
permasalahan-permasalahan tersebut tidak dapat lagi diselesaikan hanya melalui nash Al-
Qur’an dan Hadist secara eksplisit, maka timbul istilah ijtihad.

B. Definisi Madzhab

Menurut bahasa Arab, “mazhab” berasal dari shighah masdar mimy (hata sifat) dan isim
mahan (hata yang menunujuhhan heterangan tempat) dari akar kata fiil madhy “ dzahaba”
yang bermahna pergi. Jadi, mazhab itu secara bahasa artinya, “tempat pergi”, yaitu jalan (ath-

3
thariq).
Sedanghan menurut istilah ada beberapa rumusan:
1. Menurut M. Husain Abdullah, mazhab adalah kumpulan pendapat mujtahid yang berupa
huhum-huhum Islam, yang digali dari dalil-dalil syariat yang rinci serta berbagai haidah
(qawa’id) dan landasan (ushul) yang mendasari pendapat tersebut, yang saling terkait satu
sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
2. Menurut A. Hasan, mazhab adalah mengikuti hasil ijtihad seorang imam tentang hukum
suatu masalah atau tentang kaidah- kaidah istinbathnya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
mazhab adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh Imam mujtahid dalam
memecahkan masalah; atau mengistinbathkan hukum Islam.
Disini bisa disimpulkan pula bahwa mazhab mencakup:(1)sekumpulan huhkum-hukum
Islam yang digali seorang imam mujtahid: (2) ushul fiqh yang menjadi jalan (thariq) yang
ditempuh mujtahid itu untuk menggali hukum-hukum Islam dari dalil-dalilnya yang rinci.
Dengan demikian, kendatipun mazhab itu manifestasinya berupa hukumhukum syariat
(fiqh), harus dipahami bahwa mazhab itu sesungguhnya juga mencakup ushul fiqh yang
menjadi metode penggalian (thariqah alistinbath) untuk melahirkan hukum-hukum tersebut.
Artinya, jika kita mengatakan mazhab Syafi’i, itu artinya adalah, fiqh dan ushul fiqh menurut
Imam Syafi’i

4
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Ijtihad adalah pengerahan segenap daya upaya untuk menemukan hukum sesuatu secara
rinci hal ini diupayakan oleh ulama untuk menjawab segala persoalan yang muncul ketika
dalam sumber utama Islam tidak ditemukan dalil atau ketentuan hukum yang jelas.

sedangkan mazhab ialah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh imam mujtahid
dalam memecahkan masalah atau mengistimbatkan hukum Islam

5
DAFTAR PUSTAKA
Pemikiran KH. M. Tholhah Hasan dalam Seminar Publikasi PBNU tanggal 30 Desember
2003

2. Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, h. 65, cet.
I, Ed. II, (Jakarta: Penerrbit Universitas Indonesia, 2002)

3. 'Abd al-Qahir ibn Thahir ibn Muhammad al-Baghdadi, al-Farq Bayn al-Firâq, h. 12 -
20, (Libanon: Dar al-Fikr)

KH. Husein Muhammad, dalam Imam Baihaqi (ed), Kontroversi Aswaja: Aula Perdebatan
dan Reinterpretasi,

KH. Husein Muhammad, dalam Imam Baihaqi (ed), Kontroversi Aswaja: Aula Perdebatan
dan Reinterpretasi, (Yogyakarta: LKiS, 1999)

6. Asy Syahrastani, “Al Milal Wa Al Nihal: Aliran-Aliran Teologi dalam Sejarah Umat
Islam”, diterjemahkan oleh Asywadie Syukur, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 2006

7. Al Atsari, Abu Nuaim, “I’tiqad Ahlu Sunnah Wal Jamaah (KH. Siradjudin Abbas)”,
Majalah Al Furqon Edisi 7 Tahun V, 2006 ISSN: 1693-8755.

Anda mungkin juga menyukai