Disusun Oleh :
Kelompok 7
Dosen Pengampu :
Eva Nuryanti, M.Pd
Semoga makalah yang kami susun ini bisa di terima dengan baik, mohon maaf juga atas
kekurangan makalah kami, dan mohon maaf atas ketidaknyamanan dalam pembahansan ini dan
kurang dimengerti semoga apa yang belum dipahami dalam hal ini busa kita diskusikan bersama.
Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewajiban dakwah merupakan suatu kewajiban yang telah Allah perintahkan kepada kita
semua sebagai umat islam untuk menyampaikan risalah kebenaran islam. Pada hakikatnya,
dakwah bukan hanya kewajiban Nabi ataupun para Rasul yang mempunyai amanah khusus untuk
menyampaikan setiap kebenaran dan ketauhidan Allah, namun juga menjadi kewajiban setiap
umat islam yang mempercayai dan meyakini akan kebenaran islam sebagai Rahmatan lil Alamin.
Sehingga, Islam tidak hanya dipandang dari satu sisi saja melainkan berbagai tinjauan yang akan
mengantarkan kita kepada pemahaman yang menyeluruh. Dan salah satu media yang bisa kita
gunakan untuk menyampaikan risalah kebenaran islam ialah melalui dakwah.
Dakwah islamiyyah sudah dimulai saat pertama kali Nabi Muhammad menerima washilah
ataupun tanggung jawab untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan dan kejahiliyyahan hidup
yang pada saat itu telah mencapai klimaks kegelapan yang mencekam. Allah memerintahkan
Rasulullah supaya menyampaikan kebenaran risalah tentang keesaan Allah. Bukan hanya itu,
Rasulullah diperintahkan untuk mengenalkan aturan hidup yang jelas bagi umat manusia. Dan
aturan-aturan hidup yang Allah maksudkan adalah islam sebagai dinnullah yang termaktub dalam
konsep wahyu berupa Al-qur’an.
Dan satu hal lagi, dakwah bukan saja kewajiban para ulama, melainkan kewajiban bagi
setiap kaum muslimin. Bukan hanya milik para umara, melainkan harus adanya kerja sama dari
berbagai kalangan untuk mensukseskan dakwah islamiyyah ini. Sehingga, di akhir zaman kelak
kemenangan islam benar-benar bisa dirasakan.
B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah?
2. Bagaimana Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah?
iii
BAB II
PEMBAHASAN
Muhammad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau Rasul-Nya ditandai dengan
turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an
Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5.(bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan , dan
telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan tuhan-mulah yang maha
pemurah, yang mengajar manusia dengan prantaraan kalam, dan mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahui.. ) 2 Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam
sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an.
1
Drs. Fadil SJ. M.Ag Pasang Surut Sejarah Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. Hal 23
2
Juandi,. Dakwah Rasulullah Saw Pada Periode Mekah Dan Madinah . Hal 16
1
Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) turun
pula Surah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad
berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia. 3
Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah)
selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau,
wahyu berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surah-surah yang
diturunkan pada periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah.
Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab
meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan hukum, sehingga menjadi
umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang
disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur
tersebut sebagai berikut:
Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk
masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat
serta sahabat dekatnya Orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW
tersebut adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari
kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah
3
M Irfandi. Perjalanan Dakwah Islamiyah Rasulullah Saw pada Periode Mekkah dan Madinah. Hal 48
2
dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq
(sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada
waktu kecil).
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa
orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
a) Abdul Amar dari Bani Zuhrah dan Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
b) Utsman bin Affan
c) Zubair bin Awam
d) Sa’ad bin Abu Waqqas dan Thalhah bin Ubaidillah.
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni
setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan
secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26 asy-syu’ara (para
penyiar): 214-216. (dan berikanlah peringatan kepada kerbarat-kerabatmu yang teerdekat,
dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang orang
beriman. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah sesungguhnya aku tidak
bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan).
1. Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan
makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama
Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam,
tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib,
dan Zaid bin Haritsah.
2. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada
dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
4
Enjang AS & Aliyudin. Dasar-dasari Ilmu Dakwah. Hal 55
3
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk
Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi
SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6
5
dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M). Rasulullah SAW
menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah
mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:
Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj
sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada
gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin
Amr, pimpinan kaum Salamah. 6
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga
ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul
Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan
melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada
Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
a. Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran
persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi
hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan
perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
5
M. Julkaranain. Perjuangan Nabi Muhammad Periode Mekah Dan Madinah. Jurnal Diskursus Islam, 7(1). Hal 87
6
Ibid
7
Karen Armsrong. 2006. Muhammad Nabi Zaman Kita. Hal 62
4
b. Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan
sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa
ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
c. Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan
agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka.
d. Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah
Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.
Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu
Ubaisan-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para
pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan. Kaum kafir Quraisy
mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara mereka dihentikan.
Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di
saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir Quraisy dan melakukan penyembahan
terhadap berhala.
Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi
Muhammad SAW menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin
Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di
negeri itu memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah
terjadi pada tahun 615 M. Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah,
karena menduga keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum
kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata
Abu Jahallabih kejam lagi. Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke
Habasyah yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan
pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW juga telah wafat.
Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amulhuzni (tahun
duka cita).
5
B. Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Arti kedua hijrah ialah berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam), karena di
negeri itu umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman, dan kekerasan, sehingga tidak
memiliki kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Kemudian umat Islam di negeri kafir
itu, berpindah ke negeri Islam agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam
berdakwah dan beribadah.
Arti kedua dari hijrah ini pernah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW dan umat
Islam, yakni berhijrah dari Mekah ke Yastrib pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama
hijrah, bertepatan dengan tanggal 28 Juni 622 M.
Tujuan hijrahnya Rasulullah SAW dan umat Islam dari Mekah (negeri kafir) ke
Yastrib (negeri Islam) adalah: 8
a. Menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman dan kekerasan kaum kafri
Quraisy. Bahkan pada waktu Rasulullah SAW meninggalkan rumahnya di Mekah
untuk berhijrah ke Yastrib (Madinah), rumah beliau sudah dikepung oleh kaum
Quraisy dengan maksud untuk membunuhnya.
b. Agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah,
sehingga dapat meningkatkan usaha-usahanya dalam berjihad di jalan Allah SWT,
untuk menegakkan dan meninggikan agama-Nya (Islam).
8
Prof. Dr. Ahmad Syalabi 1983. Sejarah Dan Kebudayaan Islam Jilid II. Hal 39
6
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain
ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makiyah dan Hadis periode Mekah, juga
ajaran Islam yang terkandung dalm 25 surat Madaniyah dan hadis periode Madinah.
Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-
orang yang sudah masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar. Juga orang-orang
yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di luar
kota Madinah yang termasuk bangsa Arab dan tidak termasuk bangsa Arab. 9
Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk
Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang
diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa.
Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata
agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakat madani di
Madinah.
Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk Islam
bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-
ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa
beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.
Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang
terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam
dengan kemauan dan kesadarn sendiri. namun tidak sedikit pula orang-orang kafir yang
tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-halangi orang lain
masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Isla dan umatnya dari muka bumi.
Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan
sekutu-sekutu mereka.
9
Patmawati. Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Di Mekah dan Madinah. Hal 22
7
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya dalam
surah Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah, 2:190, maka kemudian Rasulullah SAW dan para
sahabatnya menusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan orang kafir yang
tidak dapat dihindarkan lagi.
Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu negara
yang merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha menyiarkan dan
memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap para penduduk Jazirah Arabia, tetapi
juga keluar Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia menjadi cemas dan khawatir
kekuaan mereka akan tersaingi. Oleh karena itu, bangsa Romawi dan bangsa Persia
bertekad untuk menumpas dan menghancurkan umat Islam dan agamanya.
Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi Persia tersebut, Rasulullah SAW dan
para pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi peperangan antara umat Islam dan
bangsa Romawi, yaitu : 11
a. Perang Mut’ah
b. Perang Tabuk
c. Perang Badar
10
Setiawan& Pratama, M. A. Q. Karakteristik Pendidikan Islam Periode Nabi Muhammad Di Makkah dan
Madinah. NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, 2(2). Hal 136
11
Ibid
8
d. Perang Uhud
e. Perang Khandaq
f. Perang Hunain
a. Berdakwah dimulai dari diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain
meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang
yang berdakwah itu harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.
b. Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah
An-Nahl, 16: 12
c. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya sesuai dengan
petunjuk Allah SWT dalam Surah Ali Imran, 3: 10
d. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata, bukan dengan
untuk memperoleh popularitas dan keuntungan yang bersifat materi.
Setelah Rasulullah SAW menetap di Madinah, pada setiap hari Sabtu, beliau
mengunjungi Masjid Quba untuk salat berjamaah dan menyampaikan dakwah Islam.
Masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah Masjid
Nabawi di Madinah. Masjid ini dibangun secara gotong-royong oleh kaum Muhajirin dan
Ansar, yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan
12
Wahyu Ilaihi & Harjani Hefni. 2007. Pengantar sejarah Dakwah. Hal 74
9
peletakan batu kedua, ketiga, keempat dan kelima dilaksanakan oleh para sahabat
terkemuka yakni: Abu Bakar r.a., Umar bin Khatabr.a., Utsman bin Affan r.a. dan Ali bin
Abu Thalib.
13
M. Julkaranain. Perjuangan Nabi Muhammad Periode Mekah Dan Madinah. Jurnal Diskursus Islam, 7(1). Hal 89
14
Ibid
10
d. Mengakui dan mentaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang disetujui
dipegang oleh Nabi Muhammad SAW.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dakwah adalah proses yang terus menerus akan dan harus dilakukan, tidak hanya oleh
Bani Umayah, melainkan semua umat islam senantiasa melaksanakan dakwah sebagai sebuah
kewajiban dalam menyampaikan kebenaran islam yang sesungguhnya. Sampai sekarang pun
ghiroh perjuangan dakwah islamiyyah berada dalam setiap jiwa kaum muslimin. Karena mereka
yakin bahwasanya kebenaran tak akan pernah bisa terkalahkan oleh kebatilan, jikalau timbul
kebutuhan akan kebenaran itu sendiri di kalangan umat islam.
Dan satu hal lagi, dakwah bukan saja kewajiban para ulama, melainkan kewajiban bagi
setiap kaum muslimin. Bukan hanya milik para umaro, melainkan harus adanya kerja sama dari
berbagai kalangan untuk mensukseskan dakwah islamiyyah ini. Sehingga, di akhir zaman kelak
kemenangan islam benar-benar bisa dirasakan.
Begitu pesat perjalanan dakwah yang telah dilakukan oleh kaum muslimin, dan begitu
banyak pula hambatan yang menerpa proses dakwah itu sendiri. Tidak hanya dulu, bahkan
sekarang pun banyak hambatan yang menerjang umat islam untuk menyampaikan risalah islam
yang kaafah. Banyaknya para penentang dakwah islam, jangan kita jadikan sebagai penghalang
bagi kesuksesan dakwah kita melainkan harus kita jadikan sebagai media atau alat untuk
meningkatkan ghiroh perjuangan dakwah yang kita lakukan.
Hikmah sejarah dakwah Rasulullah SAW antara lain, dengan persaudaraan yang telah
dilakukan oleh kaum Muhajirin dan kaum Anshardapat memberikan rasa aman dan tentram,
persatuan dan saling menghormati antar agama, menumbuh-kembangkan tolong menolong antara
yang kuat dan lemah, yang kaya dan miskin, emahami bahwa umat Islam harus berpegang menurut
aturan Allah swt, memahami dan menyadaribahwa kita wajib agar menjalin hubungan dengan
Allah swt dan antara manusia dengan manusia, Kita mendapatkan warisan yang sangat
menentukan keselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat, menjadikan inspirasi dan motivasi
dalam menyiarkan agama Islam dan terciptanya hubungan yang kondusif.
12
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Fadil SJ. M.Ag .2008 “ Pasang Surut Sejarah Peradaban Islam dalam Lintasan
Sejarah” UIN Malang.
Enjang AS & Aliyudin. 2009. Dasar-dasari Ilmu Dakwah, Bandung : Widya Padjadjaran.
Irfandi, M. 2010. Perjalanan Dakwah Islamiyah Rasulullah Saw pada Periode Mekkah dan
Madinah.
Julkaranain, M. 2019. Perjuangan Nabi Muhammad Saw. Periode Mekah Dan Madinah. Jurnal
Diskursus Islam, 7(1), 80-92.
Setiawan, A. I., & Pratama, M. A. Q. (2018). Karakteristik Pendidikan Islam Periode Nabi
Muhammad Di Makkah dan Madinah. NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran
Islam, 2(2), 130-137.
Syalabi, Ahmad Prof. Dr.1983. Sejarah Dan Kebudayaan Islam Jilid II, Jakarta : Pustaka Alhusna.
Wahyu Ilaihi & Harjani Hefni. 2007. Pengantar sejarah Dakwah, Jakarta : Kencana.
13