Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH :

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH SAW


( Dosen pengampu; Drs.Paisri. MM)

DISUSUN OLEH:
Kelompok: D
Salsah Jihan Amanda Putri(21.02.0012)
Risma Gustina Lubis(21.02.0026)
Dinda Rizki Aulia(21.02.0100)
Fitri Dewanti Manurung(21.02.0114)

SEMESTER II
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
2022
Daftar Isi
Daftar isi ....................................................................................................................................i
Bab 1 Pendahuluan .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Pembuatan Makalah...........................................................................................2
Bab II. Pembahasan ...................................................................................................................3
A. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah........................................................................3
1. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah Di Makkah..............................................4
2. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah Di Madinah.............................................6
3. Perbedaan Ciri Pokok Pendidikan Islam Priode Makkah Dan Madinah ................8
4. Kurikulum Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah SAW.....................................8
5. Kebijakan Rasulullah Dalam Bidang Pendidikan ...................................................9
6. Metode Pendidikan Masa Rasulullah SAW.............................................................10
B. Pendidikan Islam Pada Masa Sahabat............................................................................11
1. Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Abu Bakar As-Siddiq (11-13 H /632-634M).11
2. Pendidikan Islam Masa Umar Ibn Khattab (13-23H/634-644M)............................12
3. Pendidikan Islam Masa Usman Ibn Affan (23-36H/644-656M).............................14
4. Pendidikan Islan Masa Ali Ibn Abi Tholib(36-41H/656-661M).............................16
Bab III. Penutup..........................................................................................................................18
1. Kesimpulan..............................................................................................................18
2. Saran.......................................................................................................................18
3. Daftar Pustaka........................................................................................................xx

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah Pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW terbagi dua periode, Makkah
dan Madinah. intisari pendidikan Islam pada periode itu disandarkan pada Alquran dan sunnah.
Rasul adalah guru, pelopor pendidikan Islam. Dari sana titik awal perkembangan pendidikan Islam
dimulai. Kajian ini akan membahas pendidikan Islam pada masa Rasulullah di Makkah dan
Madinah, kurikulum, kebijakan dan cara penyampaian ilmu yang disampaikan oleh Rasul.
Pendidikan Islam masa Rasul menekankan pemahaman dan penghafalan Alquran, keilmuan
berkembang belum meluas seperti pada masa setelahnya, cara pengajaran masa ini sangat sederhana,
yaitu dengan berhadap-tatap langsung antara pendidik dan peserta didik, sehingga pelajaran lebih
cepat dipahami, langsung ke sanubari sahabat.
Ilmu di masa Rasul dan khalifah adalah sesuatu yang sangat berharga. Ayat Alquran yang
pertama diturunkan, telah memerintahkan untuk membaca dan memberikan gambaran bahwa
kepandaian membaca dan menulis merupakan sarana utama dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dalam pandangan Islam. Kepandaian tulis baca dalam kehidupan sosial dan politik umat Islam
ternyata memegang peranan penting, sejak nama Nabi Muhammad saw digunakan sebagai media
komunikasi dakwah kepada bangsa-bangsa di luar bangsa Arab, dan dalam menuliskan berbagai
macam perjanjian. Pada masa Khulafaur Rasyidin dan masa-masa selanjutnya tulis baca digunakan
dalam komunikasi ilmiah dan berbagai buku ilmu pengetahuan. Karena tulis baca semakin terasa
perlu, maka maktab berbagai tempat belajar, menulis dan membaca, terutama bagi anak-anak,
berkembang dengan pesat. Pada mulanya, di awal perkembangan Islam maktab tersebut
dilaksanakan di rumah guru-guru yang bersangkutan dan yang diajarkan adalah semata-mata menulis
dan membaca, sedangkan yang ditulis atau dibaca adalah syair-syair yang terkenal pada masanya.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makala ini yaitu :
1. Bagaimana pendidikan islam pada zaman Rasulullah dan sahabat ?
2. Apa yang dimaksud dengan priode Mekkah ?
3. Apa yang dimaksud dengan priode Madinah ?
4. Apa perbedan priode mekkah dengan priode Madinah ?
5. Bagaimana kurikulum pendidikan Islam pada zaman rasulullah ?
6. Apa kebijakan rasulullah dalam bidang pendidikan ?
7. Bagaimana pendidikan Islam pada zaman Abu Bakar As siddiq ?

1
8. Bagaimana pendidikan Islam pada masa Umar Bin Khattab ?
9. Bagaimana pendidikan Islam pada masa Usman Bin Affan ?
10. Bagaimana Pendidikan Islam pada masa Ali Bin Abi Thalib ?

C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALA


Adapun tujuan pembuatan makala yaitu :
1. Untuk memenuhi tugas kuliah.
2. Untuk mengetahui pendidikan Islam pada masa rasulullah dan sahabat.
3. Untuk mengetahui priode Mekkah
4. Untuk mengetahui priode Madinah
5. Untuk mengetahui perbedaan priode Mekkah.
6. Untuk mengetahui kurikulum pendidikan Islam pada zaman rasulullah.
7. Untuk mengetahui kebijakan rasulullah dalam bidang politik.
8. Untuk mengetahui pendidikan Islam pada masa Abu Bakar As siddiq.
9. Untuk mengetahui pendidikan Isalam pada masa Umar Bin Khattab.
10. Untuk mengetahui pendidikan Islam pada masa Usman Bin Affan.
11. Untuk mengetahui pendidikan Islam pada masa Ali Bin Abi Thalib

BAB II

2
PEMBAHASAN

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH DAN SAHABAT

A.Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah


Pendidikan Islam pada masa Rasulullah dapat dibedakan menjadi 2 periode, yaitu :
periode Mekkah dan periode Madinah. 1

1.Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah di Makkah


Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama di gua hira’ di Makkah pada tahun
610 M. dalam wahyu itu termaktub ayat Al-Qur’an dalam surat Al-Alaq ayat 1-5:

‫ َعلَّ َمااْل ِ ْن َسانَ َمالَ ْميَ ْعلَ ۗ ْم‬. ‫ الَّ ِذ ْي َعلَّ َمبِ ْالقَلَ ۙ ِم‬. ‫ اِ ْق َرْأ َو َربُّ َكااْل َ ْك َر ۙ ُم‬.‫ق‬ َ ۚ َ‫اِ ْق َرْأبِا ْس ِم َربِّ َكالَّ ِذ ْي َخل‬
ٍ ۚ َ‫ خَ لَقَااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬.‫ق‬

Artinya: “Bacalah (ya Muhammad) dengan nama tuhanmu yang telah menjadikan (semesta alam).
Dia menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu maha pemurah. Yang
mengajarkan dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.

Kemudian disusul oleh wahyu yang kedua termaktub dalam Al-Qur’an surat Al Muddatssir


ayat  1-7:

ْ‫ َولِ َربِّ َكفَاصْ بِر‬. ُ‫ َواَل تَ ْمنُ ْنتَ ْستَ ْكثِر‬. ْ‫ َوالرُّ جْ َزفَا ْهج ُۖر‬. ْ‫ َوثِيَابَ َكفَطَه ِّۖر‬. ْ‫ َو َربَّ َكفَ َكب ِّۖر‬. ْ‫ قُ ْمفَا َ ْن ِذ ۖر‬. ‫اال ُم َّدثِّ ۙ ُر‬
ْ َ‫  ٰيٓاَيُّه‬.

Artinya: Hai orang yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu
agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah. dan perbuatan dosa tinggalkanlah. dan janganlah kamu
member (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. dan untuk (memenuhi perintah)
Tuhanmu, bersabarlah. 2

Dengan turunnya wahyu itu Nabi Muhammad SAW telah diberi tugas oleh Allah, supaya
bangun melemparkan kain selimut dan menyingsingkan lengan baju untuk memberi peringatan dan
pengajaran kepada seluruh umat manusia, sebagai tugas suci, tugas mendidik dan mengajarkan
Islam.kemudian kedua wahyu itu diikuti oleh wahyu-wahyu yang lain. Semuanya itu disampaikan

1Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:Kencana, 2008


2Prof. Dr.H. Mahmud Yunus Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:PT. Hidakarya Agung, 1992. hal

3
dan diajarkan oleh Nabi, mula-mula kepada karib kerabatnya dan teman sejawatnya dengan
sembunyi-sembunyi.
Setelah banyak orang memeluk Islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al- Arqam bin Abil
Arqam untuk tempat pertemuan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. Di tempat itulah
pendidikan Islam pertama dalam sejarah pendidikan Islam. Disanalah Nabi mengajarkan dasar-dasar
atau pokok-pokok agama Islam kepada sahabat-sahabatnya dan membacakan wahyu-wahyu (ayat-
ayat) alqur’an kepada para pengikutnya serta Nabi menerima tamu dan orang-orang yang hendak
memeluk agama Islam atau menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam. Bahkan
disanalah Nabi beribadah (sholat) bersama sahabat-sahabatnya.
Lalu turunlah wahyu untuk menyuruh kepada Nabi, supaya menyiarkan agama Islam kepada
seluruh penduduk jazirah Arab dengan terang-terangan. Nabi melaksanakan tugas itu dengan sebaik-
baiknya. Banyak tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi dan sahabat-sahabatnya. Nabi tetap
melakukan penyiaran Islam dan mendidik sahabat-sahabatnya dengan pendidikan Islam.
Dalam masa pembinaan pendidikan agama Islam di Makkah Nabi Muhammad juga
mengajarkan alqur’an karena Al-Qur’an merupakan inti sari dan sumber pokok ajaran Islam.
Disamping itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan tauhid kepada umatnya .3

Intinya pendidikan dan pengajaran yang diberikan Nabi selama di Makkah ialah pendidikan
keagamaan dan akhlak serta menganjurkan kepda manusia, supaya mempergunakan akal pikirannya
memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta sebagai anjuran
pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah.
Mahmud Yunus dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam, menyatakan bahwa pembinaan
pendidikan Islam pada masa Makkah meliputi : 4

1. Pendidikan Keagamaan. Yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah semata


jangandipersekutukan dengan nama berhala.
2.   Pendidikan Akliyah dan Ilmiah. Yaitu mempelajari kejadian manusiadari segumpal darah dan
kejadian alam semesta.
3.   Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti. Yaitu Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada sahabatnya
agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran tauhid.
4.  Pendidikan Jasmani atau Kesehatan. Yaitu mementingkan kebersihan pakaian, badan dan tempat
kediaman.

33Dra. Zuhairini, dkk, Sjarah Pendidikan Islam,Jakatra: Bumi Aksara, cet.9,2008 hal 28
44Prof. Dr.H. Mahmud Yunus Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:PT. Hidakarya Agung, 1992. hal 28

4
Secara lebih sederhana, pendidikan Islam yang dilakukan Rasulullah di Makkah yang
bertujuan untuk membina pribadi muslim agar menjadi kader yang berjiwa kuat dan dipersiapkan
menjadi masyarakat Islam, mubaligh dan pendidik yang baik. Sesuai karakteristik perkembangan
pendidikan Islam, maka tahapan pendidikan Islam periode Makkah terbagi menjadi :
1.      Tahapan sembunyi
Dengan diturunkannya wahyu pertama, Rasulullah mulai membimbing dan mendidik umatnya. Pada
awalnya beliau melakukan dengan cara diam-diam dilingkungan sendiri diantara orang- orang
terdekatnya. Rumah Al- Arqam bin Abil Arqam menjadi lembaga pendidikan Islam pertama sebagai
tempat pertemuan Rasulullah SAW dengan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. Disanalah
Rasulullah SAW mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok Agama Islam dan membacakan wahyu-
wahyu (ayat-ayat) Al-Qur’an.
2.      Tahapan terang terangan
Setelah sekitar 3 tahun kemudian turun wahyu agar Rasulullah SAW berdakwah secara terang-
terangan. Firman Allah SWT :

َ‫فَاصْ َد ْعبِ َماتُْؤ َمر َُواَ ْع ِرضْ َعنِ ْال ُم ْش ِر ِك ْين‬

 Maka sampaikan olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan(kepadamu) dan
berpalinglah dari orang musyrik  (QS. Al-Hijr : 94)
Perintah dakwah terang-terangan ini seiring dengan semakin bertambah banyaknya jumlah
sabahat Nabi SAW serta untuk meningkatkan jangkauan seruan dakwah. Banyak tantangan dan
penderitaan yang diterima Nabi dan sahabat-sahabatnya dari kaum quraisy, namun hal itu tidak
menggoyahkan semangat untuk terus mempelajari ajaran Islam dan terus berdakwah.
3.      Tahapan seruan umum
Kemudian Rasulullah SAW merubah strategi dakwah dengan seruan umum, umat manusia secara
keseluruhan. Hal ini dilakukan pada musim-musim haji, ketika banyak kaum diluar Makkah
berdatangan untuk melaksanakan haji. Pada tahapan ini berkat semangat yang tinggi dari para
sahabat dalam mendakwakan ajaran Islam, maka seluruh penduduk Yatsrib masuk Islam kecuali
orang-orang Yahudi.

2.     Pendidikan Islam pada masa Rasulullah di Madinah

5
Pendidikan di Madinah adalah sebagai pendidikan permulaan dan pengembangan yang
dilaksanakan sedikit lebih maju dan berkembang dibandingkan pendidikan di Makkah. Evaluasi dan
pemberian ijazah sebagaimana yang dikenal pada saat ini belum ada di Madinah saat itu. Namun
kepada sahabat yang dinyatakan sudah menguasai materi pelajaran di berikan oleh Nabi Muhammad
SAW, diberikan hak untuk mengajar di berbagai wilayah kekuasaan Islam.
Berbeda dengan periode di Makkah, pada periode Madinah Islam merupakan kekuatan
politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi
Muhammad juga mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai
kepala Negara.
Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agaam Islam di Madinah adalah
sebagai berikut:
a.      Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik
Nabi Muhammad SAW mulai meletakkan dasar-dasar terbentuknya masyarakat yang bersatu
padu secara intern (ke dalam), dan ke luar diakui dan disegani oleh masyarakat lainnya (sebagai satu
kesatuan politik). Dasar-dasar tersebut adalah:
a)      Nabi Muhammad saw. mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertentangan antar suku, dengan
jalan mengikat tali persaudaraan diantaramereka. Nabi mempersaudarakan dua-dua orang, mula-
mula diantara sesama Muhajirin, kemudian diantara Muhajirin dan Anshar. Dengan lahirnya
persaudaraan itu bertambah kokohlah persatuan kaum muslimin.
b)     Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nabi Muhammad menganjurkan kepada kaum Muhajirin
untuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing seperti waktu
di Makkah.
c)      Untuk menjalin kerja sama dan saling menolong dlam rangka membentuk tata kehidupan
masyarakat yang adil dan makmur, turunlah syari’at zakat dan puasa, yang merupakan pendidikan
bagi warga masyarakat dalam tanggung jawab sosial, baik secara materi maupun moral.
d)     Suatu kebijaksanaan yang sangat efektif dalam pembinaan dan pengembangan masyarakat baru di
Madinah, adalah disyari’atkannya media komunikasi berdasarkan wahyu, yaitu shalatjuma’t yang
dilaksanakan secara berjama’ah dan adzan. Dengan sholatjum’at tersebut hampir seluruh warga
masyarakat berkumpul untuk secara langsung mendengar khutbah dari Nabi Muhammad SAW dan
shalat jamaah jum’at. 5

Rasa harga diri dan kebanggaan sosial tersebut lebih mendalam lagi setelah Nabi Muhammad
SWA mendapat wahyu dari Allah untuk memindahkan kiblat dalam shalat dari Baitul Maqdiz ke
5Dra. Zuhairini, dkk, Sjarah Pendidikan Islam,Jakatra: Bumi Aksara, cet.9,2008 hal 37

6
Baitul Haram Makkah, karena dengan demikian mereka merasa sebagai umat yang memiliki
identitas.
Setelah selesai Nabi Muhammad mempersatukan kaum muslimin, sehingga menjadi
bersaudara, lalu Nabi mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi, penduduk Madinah. Dalam
perjanjian itu ditegaskan, bahwa kaum Yahudi bersahabat dengan kaum muslimin, tolong- menolong
, bantu-membantu, terutama bila ada serangan musuh terhadap Madinah. Mereka harus
memperhatikan negeri bersama-sama kaum Muslimin, disamping itu kaum Yahudi merdeka
memeluk agamanya dan bebas beribadat menurut kepercayaannya. Inilah salah satu perjanjian
persahabatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
b.      Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan
Materi pendidikan sosial dan kewargnegaraana Islam pada masa itu adalah pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam konstitusi Madinah, yang dalam praktiknya diperinci lebih lanjut dan
di sempurnakan dengan ayat-ayat yang turun selama periode Madinah.
Tujuan pembinaan adalah agar secara berangsur-angsur, pokok-pokok pikiran konstitusi
Madinah diakui dan berlaku bukan hanya di Madinah saja, tetapi luas, baik dalam kehidupan bangsa
Arab maupun dalam kehidupan bangsa-bangsa di seluruh dunia .6

c.      Pendidikan anak dalam Islam


a) Dalam Islam, anak merupakan pewaris ajaran Islam yang dikembangkan oleh Nabi Muhammad
saw. dan generasi muda muslimlah yang akan melanjutkan misi menyampaikan Islam ke seluruh
penjuru alam. Oleh karenanya banyak peringatan-peringatan dalam Al-Qur’an berkaitan dengan
itu. Diantara peringatan-peringatan tersebut antara lain:
b) Pada surat At-Tahrim ayat 6 terdapat peringatan agar kita menjaga diri dan anggota keluarga
(termasuk anak-anak) dari kehancuran (api neraka)
c) Pada surat An-Nisa ayat 9, terdapat agar janagan meninggalkan anak dan keturunan dalam
keadaan lemah dan tidak berdaya menghadapi tantangan hidup.
d) Pada surat Al-Furqan ayat 74, Allah SWT memperingatkan bahwa orang yang mendapatkan
kemuliaan antara lain adalah orang-orang yang berdo’a dan memohon kepada Allah SWT, agar
dikaruniai keluarga dan anak keturunan yang menyenangkan hati. 7

Adapun garis-garis besar materi pendidikan anak dalam Islam yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13-19
adalah sebagai berikut: 

6Dra. Zuhairini, dkk, Sjarah Pendidikan Islam,Jakatra: Bumi Aksara, cet.9,2008 hal 55
7IBID,hal 58

7
o Pendidikan Tauhid
o Pendidikan Shalat
o Pendidikan adab sopan dan santun dalam bermasyarakat
o Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga
o Pendidikan kepribadian
o Pendidikan kesehatan
o Pendidikan akhlak

3.      Perbedaan ciri pokok pendidikan Islam periode makkah dan madinah


1.       Ciri Pokok Periode Makkah
Pokok pembinaan pendidikan Islam di kota Makkah adalah pendidikan tauhid, titik beratnya
adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim, agar jiwa mereka
terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
2.       Ciri Pokok Periode Madinah
Pokok pembinaan pendidikan Islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan
sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di
bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran, merupakan cermin dan pantulan sinar
tauhid tersebut. Pada periode Madinah adalah disamping seperti periode Makkah juga terdapat
perkembangan yaitu:
a)      Prinsip pendidikan kesehatan (jasmani)
b)     Prinsip pendidikan sosial
c)      Prinsip pendidikan politik dan pemerintah

4.     Kurikulum Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah SAW

Mengindentifikasikan kurikulum pendidikan pada zaman Rasulullah terasa sulit, sebab Rasul
mengajar pada sekolah kehidupan yang luas tanpa di batasi dinding kelas. Rasulullah memanfaatkan
berbagai kesempatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan rasulullah menyampaikan
ajarannya dimana saja seperti di rumah, di masjid, di jalan, dan di tempat-tempat lainnya.
Sistem pendidikan Islam lebih bertumpu kepada Nabi, sebab selain Nabi tidak ada yang
mempunyai otoritas untuk menentukan materi-materi pendidikan Islam.  Dapat dibedakan menjadi 8

dua periode:
8Dr.Armai Arief, MA, Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Klasik. Bandung: Penerbit Angkasa,2005.hal 135

8
1.  Makkah
a.  Materi yang diajarkan hanya berkisar pada ayat-ayatMakiyyah sejumlah 93 surat dan petunjuk-
petunjuknya yang dikenal dengan sebutan sunnah dan hadits.
b. Materi yang diajarkan menerangkan tentang kajian keagamaan yang menitikberatkan
padakeimanan, ibadah dan akhlak.
2.  Madinah
a.  Upaya pendidikan yang dilakukan Nabi pertama-tama membangun lembaga masjid, melalui
masjid ini Nabi memberikan pendidikan Islam.
b.Materi pendidikan Islam yang diajarkan berkisar pada bidang keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan
jasmanai dan pengetahuan kemasyarakatan
c.Metode yang dikembangkan oleh Nabi adalah:
1)     Dalam bidang keimanan: melalui Tanya jawab dengan penghayatan yang mendalam dan di
dukung oleh bukti-bukti yang rational dan ilmiah.
2)     Materi ibadah: disampaikan dengan metode demonstrasi dan peneladanan sehingga mudah
didikuti masyarakat.
3)     Bidang akhlak: Nabi menitikberatkan pada metode peneladanan. Nabi tampil dalam kehidupan
sebagai orang yang memiliki kemuliaan dan keagungan baik dalam ucapan maupun perbuatan.

5.     Kebijakan Rasulullah Dalam Bidang Pendidikan


Untuk melaksanakan fungsi utamanya sebagai pendidik, Rasulullah telah melakukan
serangkaian kebijakan yang amat strategis serta sesuai dengan situasi dan kondisi.
Proses pendidikan pada zaman Rasulullah berada di Makkah belum berjalan sebagaimana
yang diharapkan. Hal yang demikian belum di mungkinkan, karena pada saat itu Nabi Muhammmad
belum berperan sebagai pemimpin atau kepala Negara, bahkan beliau dan para pengikutnya berada
dalam bayang-bayang ancaman pembunuhan dan kaum kafir Quraisy. Selama di Makkah pendidikan
berlangsung dari rumah ke rumah secara sembunyi-sembunyi. Diantaranya yang terkenal adalah
rumah Al-Arqam. Langkah yang bijak dilakukan Nabi Muhammad SAW pada tahap awal Islam ini
adalah melarang para pengikutnya untuk menampakkan keislamannya dalam berbagai hak. Tidak
menemui mereka kecuali dengan cara sembunyi-sembunyi dalam mendidik mereka.
Setelah masyarakat Islam terbentuk di Madinah barulah, barulah pendidikan Islam dapat
berjalan dengan leluasa dan terbuka secara umum. Dan kebijakan yang telah dilakukan Nabi
Muhammmad ketika di Madinah adalah:
1.       Membangun masjid di Madinah. Masjid inilah yang selanjutnya digunakan sebagai pusat kegiatan
pendidikan dan dakwah.

9
2.       Mempersatukan berbagai potensi yang semula saling berserakan bahkan saling bermusuhan.
Langkah ini dituangkan dalam dokumen yang lebih popular disebut piagam Madinah. Dengan
adanya piagam tersebut terwujudlah keadaan masyarakat yang tenang, harmonis dan damai.
6.      Metode Pendidikan Masa Rasulullah SAW
Metode pendidikan yang Rasulullah SAW kembangkan dalam menyampaikan materi adalah
sebagai berikut :
1.       Metode ceramah, menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan memberikan penjelasan-
penjelasan dan keterangan.
2.       Metode dialog, metode ini dipergunakan ketika berkomunikasi dengan para sahabat dalam
menyelesaikan permasalahan yang terkait dakwah ajaran Islam
3.       Diskusi atau tanya jawab
4.       Metode perumpamaan
5.       Metode kisah
6.       Metode pembiasaan
7.       Metode hafalan, para sahabat menghafal untuk menjaga Al-Qur’an

Aplikasi penggunaan metode diatas dalam menyampaikan materi pendidikan adalah:


1. Materi keimanan:
Melalui tanya jawab dengan penghayatan yang mendalam dan didukung oleh bukti-bukti rasional
dan ilmiah
2. Materi ibadah:
disampaikan dengan metode demonstrasi dan peneladanan sehingga mudah diikuti masyarakat
3. Materi akhlak:
Rasulullah menitikberatkan pada metode peneladanan. Beliau tampil dalam kehidupan sebagai
seseorang yang memiliki kemuliaan dan keagungan baik dalam ucapan maupun perbuatan.

Ruang lingkup pendidikan Agama Islam meliputi keserasian dan keseimbangan antara lain
a.       Hubungan manusia dengan Allah SWT
b.       Hubungan manusia dengan sesama manusia
c.       Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
d.       Hubungan manusia dengan makhluk lainnya dan lingkungannya.
Untuk melaksanakan fungsinya sebagai pendidik Rasulullah SAW telah melakukan
serangkaian kebijaksanaan yang sangat strategis. Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi

10
nilai-nilai spiritualisme dan bimbingan emosional yang dilakukan Rasulullah SAW merupakan
mukjizat luar biasa, yang tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa.

B. Pendidikan Islam Pada Masa Sahabat

1.Sejarah Pendidikan Islam Masa Abu Bakar As-Siddiq (11-13 H/632-634M)


Abu bakar, nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Quhafa At-Tamimi. Di zaman pra
Islam bernama Abdul Ka’bah, kemudian diganti oleh nabi menjadi Abdullah. Beliau termasuk salah
seorang sahabat yang utama. Dijuluki Abu Bakar (orang yang paling awal) memeluk Islam. Gelar
As-Siddiq diperolehnya karena beliau dengan segera membenarkan Nabi SAW. dalam berbagai
peristiwa terutama Isra’ dan Mi’raj. Beliau Sering kali mendampingi Rasulullah SAW. di saat-saat
penting atau jika berhalangan, Rasulullah SAW. Abu Bakar As-Siddiq, Khalifah Islam pertama yang
dilantik oleh seluruh komunitas muslim sepeninggal Nabi Muhammad SAW ketika Rasulullah SAW.
hendak wafat, beliau menunjuk Abu Bakar untuk menggantikannya menjadi imam shalat, sebab
shalat merupakan salah satu kegiatan agama yang terpenting.
Masa awal kekhalifahan Abu Bakar diguncang pemberontakan oleh orang-orang murtad,
orang-orang yang mengaku sebagai Nabi dan orang-orang yang enggan membayar zakat.
Berdasarkan hal ini Abu Bakar memusatkan perhatiannya untuk memerangi para pemberontak yang
dapat mengacaukan keamanan dan mempengaruhi orang-orang Islam yang masih lemah imannya
untuk menyimpang dari ajaran Islam .9

Abu Bakar mengirim pasukan untuk menumpas para pemberontak di Yamamah. Dalam
penumpasan ini banyak umat Islam yang gugur, yang terdiri dari sahabat dekat Rasulullah SAW. dan
para hafiz Al-Qur’an sehingga mengurangi jumlah sahabat yang hafal Al-Qur’an. Oleh karena itu,
Umar IbnKhattab menyarankan kepada khalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan ayat- ayat Al-
Qur’an, kemudian untuk merealisasikan saran tersebut, diputuskan bahwa Zaid Ibn Tsabit ditugaskan
untuk mengumpulkan semua tulisan Al-Qur’an yang masih berserakan ditempatnya. Menurut
Jalaludin As-Suyuti bahwa pengumpulan Al-Qur’an ini termasuk salah satu jasa besar dari Khalifah
Abu Bakar. Lembaga pendidikan pada masa Abu Bakar masih seperti lembaga pendidikan pada
masa Nabi Muhammad SAW, namun dari segi kuantitas maupun kualitas sudah banyak mengalami
perkembangan. 10

9Ramayulis, Sejarah Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia,2012 hal 56


10Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Agama Islam,(menelusuri jejak seejarah pendidikan Rasulullah samapai Indonesia), Jakarta: 2009. Hal 45

11
a) Kutab. Pada masa Abu Bakar lembaga pendidikan Kutab mencapai tingkat kemajuan yang
berarti. Kemajuan lembaga Kutab ini terjadi ketika masyarakat muslim telah menaklukkan
beberapa daerah dan menjalin kontak dengan bangsa-bangsa yang telah maju,
b) Masjid merupakan lembaga pendidikan lanjutan setelah anak tamat belajar pada kutab. Di
masjid ini ada dua tingkatan, yaitu tingkat menengah dan tingkat tinggi. Yang membedakan
antara kedua tingkatan tersebut adalah tingkat menengah, gurunya belum mencapai status
ulama besar, sedangkan pada tingkat tinggi, para pengajarnya adalah ulama yang memiliki
pengetahuan yang mendalam dan integritas kesalehan dan kealiman yang diakui oleh
masyarakat

Materi pendidikan.
Materi pendidikan yang diajarkan pada Kutab adalah;
(1) membaca danmenulis,
(2) membaca Al-Qur’an dan menghafalnya,
(3) Pendidikan keimanan, yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah,
(4) Pendidikan akhlak, seperti adab masuk rumah orang, sopan santun bertetangga, bergaul dalam
masyarakat, dan lain sebagainya,
(5) Pendidikan ibadah seperti pelaksanaan shalat, puasa dan haji, (6) Kesehatan seperti tentang
kebersihan, gerak gerik dalam shalat merupakan didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani.
Sedangkan materi pendidikan pada tingkat menengah dan tinggi adalah: (1) Al-Qur’an dan
tafsirnya, (2) Hadits dan syarahnya, dan (3) Fiqih (tasyri’).

2. Pendidikan Islam Masa Umar IbnKhattab (13-23 H/634-644 M)


Umar bin Khattab, nama lengkapnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail keturunan
AbdulUzza Al-Quraisy dari suku Adi, salah satu suku yang terpandang mulia. Umar dilahirkan di
Mekkah empat tahun sebelum kelahiran Nabi SAW. Umar masuk Islam pada tahun kelima setelah
kenabian dan menjadi salah satu sahabat terdekat Nabi SAW serta dijadikan sebagai tempat rujukan
oleh Nabi SAW mengenai hal-hal yang penting. Beliau dapat memecahkan masalah yang rumit
tentang siapa yang berhak mengganti Rasulullah SAW. dalam memimpin umat setelah wafatnya
Rasulullah SAW Dengan memilih dan membai‟at Abu Bakar sebagai Khalifah Rasulullah SAW.
.11

sehingga beliau mendapat penghormatan yang tinggi dan dimintai nasihatnya serta menjadi tangan

11Hanum Asrohan,Sejarah Pendidikan Agama Islam,Jakarta: Logos wacana Ilmu, 2001,hal 47

12
kananKhalifahyang baru itu. Sebelum meninggal dunia, Abu Bakar telah menunjuk Umar bin
Khattab menjadi penerusnya.
Pada masa Khalifah Umar IbnKhattab, kondisi politik dalam keadaan stabil, usaha perluasan
wilayah Islam memperoleh hasil yang gemilang. Wilayah Islam pada masa Umar IbnKhattab
meliputi semenanjung Arabia, Palestina, Syiria, Irak, Persia dan Mesir
Berkaitan dengan usaha pendidikan Islam, Khalifah Umar mengangkat dan menunjuk guru-
guru untuk tiap daerah yang ditaklukkan, yang bertugas mengajarkan isi Al-Qur’an dan ajaran Islam
kepada penduduk yang baru masuk Islam karena negara Islam sudah menyebar luas keluar
JazirahArabia, maka pusat pendidikan Islam bukan di Madinah saja, tetapi tersebar juga di kota-kota
besar sebagai berikut: (a) Kota Mekkah dan Madinah (Hijaz), (b) Kota Basrah dan Kufah (Iraq), (c)
Kota Damsyik dan Palestina (Syria), (d) Kota Fustat (Mesir).
Panglima dan gubernur yang diangkat Umar adalah para sahabat Rasul yang telah memiliki
ilmu pengetahuan agama yang luas, mereka juga adalah ulama. Seperti Abu Musa Al-Asy‟ari
gubernur Basrah adalah seorang ahli fiqh, ahli hadits dan ahli Qur’an. Ibnu Mas’ud dikirim oleh
Umar sebagai guru, beliau adalah seorang ahli dalam tafsir dan fiqh, juga beliau meriwayatkan
hadits. Muaz bin Jabal, Ubadah, dan Abu Darda’ dikirim ke Damsyik untuk mengajarkan ilmu
agama dan Al-Qur’an. Muaz bin Jabal mengajar di Palestina, Ubadah di Hims dan Abu Darda di
Damsyik, Amru Ibnu Al-Ash seorang panglima dari khalifah Umar berhasil mengalahkan Mesir.
Beliau adalah seorang yangmemiliki keahlian dalam hadis, terkenal sebagai pencatat hadis Nabi.
Sedang di Madinah gudangnya ulama, seperti Umar sendiri seorang ahli hukum dan pemerintahan,
memiliki keberanian dan kecakapan dalam melakukan ijtihad. Abdullah bin Umar adalah pengumpul
hadis. Ibnu Abbas ahli tafsir Al-Qur'an dan ilmu faraid, Ibnu Mas’ud ahli Al-Qur’an dan hadis. Ali
ahli hukum juga tafsir. 12

Masa pemerintahan khalifah Umar bin Khattab, Ali bin Abi Tholib telah menumpahkan
perhatiannya pada perkembangan ilmu pengetahuan. Bersama dengan sepupunya Abdullah bin
Abbas mengadakan kuliah atau pengajian sekali seminggu di masjid Jami‟ dalam bidang ilmu
bahasa, fiqih, hadis dan termasuk filsafat khususnya logika. Begitu pula para sahabatyang lain
menyampaikanberbagai jenis mata pelajaran di berbagai tempat. Dalam hal pendidikan Umar
membangun tempat-tempat pendidikan (sekolah), juga menggaji guru- guru, imam, muazzin dari
dana baitul mal. Khalifah Umar ibnu Khatabmerupakan seorang pendidik yang melakukan
penyuluhan pendidikan di kota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di masjid-masjid dan

12Ahmad Supardi dan Soekarno, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Penerbit Angkasa, 2001. Hal 55

13
pasar pasar, serta mengangkat guru-guru untuk tiap-tiap daerah yang ditaklukkan. Mereka bertugas
mengajarkan isi Al-Qur’an, fiqih, dan ajaran Islam lainnya kepada penduduk yang baru masuk Islam.
Masa Khalifah Umar bin Khattab, sahabat-sahabat besar yang lebih dekat
kepadaRasulullahSAW., dan memiliki pengaruh besar dilarang keluar meninggalkan kota Madinah
kecuali atas izin khalifah dan hanya waktu yang terbatas. Dengan demikian penyebaran ilmu para
sahabat besar terpusat di Madinah sehingga kota Madinah muncul sebagai pusat studi ilmu
keislaman. Meluasnya kekuasaan Islam, mendorong kegiatan pendidikan Islam bertambah besar
karena mereka yang baru menganut agama Islam ingin menimba ilmu-ilmu keislaman dari para
sahabat Nabi yang masih hidup yang langsung menerima pengajaran dari Rasulullah SAW.,
khususnya yang menyangkut Hadist Rasulullah SAW., sebagai salah satu sumber pokok ajaran Islam
yang belum dibukukan hanya berdasarkan ingatan para sahabat dan sebagai alat bantu dalam
menafsirkan alQur’an. Tidak terelakkan lagi pada masa ini terjadi mobilitas penuntut ilmu dari
daerah-daerah yang jauh menuju Madinah sebagai pusat studi ilmu-ilmu agama Islam. Gairah
menuntut ilmu agama Islam tersebut di belakang hari mendorong lahirnya sejumlah pembidangan
disiplin ilmu keagamaan, seperti tafsir, Hadits, fikih dan sebagainya. Tuntutan belajar bahasa Arab
juga sudah nampak dalam pendidikan Islam pada masa Khalifah Umar. Dikuasainya wilayah baru
oleh umat Islam, menyebabkan munculnya keinginan untuk belajar bahasa Arab sebagai bahasa
pengantar di wilayah- wilayah baru tersebut. Orang-orang yang baru masuk Islam dari daerah-
daerahyang ditaklukkan, harus belajar bahasa Arab, jika mereka ingin belajar dan mendalami
pengetahuan agama Islam. Oleh karena itu,masa ini sudah terdapat pengajaran bahasa Arab. 13Pada
masa-masa Khulafaur Rasyidin sebenarnya telah ada tingkat pengajaran, hampir seperti masa
sekarang, tingkat pertama ialah kuttab, tempat anak-anak belajar menulis danmembaca/menghafal
alQur’an serta belajar pokok-pokok Agama Islam.
Berdasarkan pokok-pokok pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa, mata pelajaran
agama Islam pada masa khalifah Umar lebih maju dan lebih luas, serta lebih lengkap. Karena masa
Umar bin Khattab negara dalam keadaan stabil dan aman, menjadikan masjid sebagai pusat
pendidikan, telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan di setiap kota.

3.Pendidikan Islam Masa Usman Ibn Affan (23-36 H/644-656 M)

Usman bin Affan, nama lengkapnya adalah Usman bin Affan bin Abil Ash bin Umayyah dari
suku Quraisy. Beliau memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar dan menjadi salah seorang sahabat
dekat Nabi SAW. Usman ibn Affan diangkat menjadi khalifah menjelangusia 70 tahun. Para ahli
13Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam.Jakarta: Hidrakarya,1986. Hal39

14
sejarah membagi masa pemerintahan Usman ibn Affan pada dua periode. Enam tahun pertama
pemerintahan yang gemilang dan enam tahun kedua pemerintahan yang kacau. Pada enam tahun
pertama ditandai dengan keberhasilan menjadikan daerah-daerah Armenia, Irtifiqiya, Cyprus,
Rhodes, Tabaristan, Transoxania menjadi daerah kekuasaan Islam. Abdullah ibn Abi Sahr berhasil
menembus sampai ke Afrika Utara. Dari Basrah Abdullah ibn Amir berhasil menaklukkan sisa
wilayah kerajaan Sasaniyah. Dari Kufah beberapa ekspedisi militer bergerak ke Utara untuk
meluaskan daerah di sekitar Laut Kaspia. Pada masa pemerintahan Usman ibn Affan berhasil
dibangun Angkatan Laut yang kuat. Di antara pertempuran ini pasukan Islam dipimpin oleh
Abdullahibn Abi Sarh berhasil mengalahkan tentara Romawi di Laut Tengah dekat Iskandariyah.
Pelaksanaan pendidikan Islam pada masa Khalifah Usman bin Affan, tidak jauh berbeda
dengan masa-masa sebelumnya. Pendidikan pada masa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada.
Hanya sedikit perubahan yang mewarnai pelaksanaan pendidikan Islam dari apa yang telah ada. Para
sahabat besar Rasulullah SAW., yang berpengaruh dan dekat dengan Rasulullah SAW., pada masa
Khalifah Umar tidak diizinkan meninggalkan Madinah, maka pada masa Khalifah Usman diberikan
sedikit kelonggaran untuk keluar Madinah dan menetap di daerah-daerah yang mereka sukai. Di
daerah-daerah yang baru tersebut mereka mengajarkan ilmu-ilmu keislaman yang mereka miliki dan
dapatkan langsung dari Rasulullah SAW.
Khalifah Ustman bin Affan sudah merasa puas terhadap pendidikan Islam yang telah
berjalan pada masa-masa sebelumnya. Namun, yang penting untuk dicatat, suatu prestasi yang
gemilang telah dicapai pada masa pemerintahan khalifah ketiga ini adalah usaha pembukuan kitab
suci Al-Quran yang mempunyai pengaruh yang luar biasa bagi pendidikan Islam. Khalifah Usman
melanjutkan usaha yang dulu dirintis oleh Khalifah Abu Bakar yaitu pengumpulan Al-Qur’an dari
hafalan-hafalan para sahabat penghafal Al-Qur’an. Bundelan itu disimpan oleh Khalifah Abu Bakar,
kemudian diserahkan kepada Khalifah kedua Umarbin Khattab, setelah itu dititipkan Khalifah Umar
kepada puterinya Hafsah binti Umar yang juga istri Rasulullah SAW.
Enam tahun pertama kekhalifahan Usman bin Affan, pendidikan Islam
mengalamiperkembangan dan kemajuan yang pesat. Sedangkan pada enam tahun terakhir masa
pemerintahan Khalifah disebabkan oleh banyaknya persoalan-persoalan sosial politik yang pada
akhirnya pemerintahan Khalifah Usman bin Affan mengalami kekacauan, baik dilingkungan
keluarga maupun dilingkunganmasyarakat. Masalah tersebut memicu terjadinya pemberontakan di
berbagai kalangan masyarakat, akibat dari pemberontakan tersebutKhalifah Usman terbunuh.Usman
ibn Affan terbunuh di tangan pemberontak pada Shubuh hari Jum’at bulan Zulhijjah tahun 35
Hijriyah atau bertepatan pada bulan Juni tahun 656 Masehi.Usman bin Affan pendidikan Islam tidak
mengalami kemajuan yang berarti. Hal tersebut

15
4. Pendidikan Islam Masa Ali Ibn Abi Tholib (36-41 H/656-661 M)

Khalifah keempat khulafaur rasyidin juga sepupu dan sekaligus menantu Nabi Muhammad
SAW adalah Ali ibnu Abi Thalib. Keturunan Bani Hasyim ini lahir di Mekah tahun 603 M. Beliau
adalah orang yang pertama masuk Islam dari kalangan remaja. Sepeninggal Usman, sebagian kaum
muslimin menginginkan Ali bin Abi Thalib naik menjadi khalifah keempat, pada mulanya Ali
menolak, tapi akhirnya mau menerima setelah mendapat desakan dari sebagian kaum muslimin.
Naiknya Ali menjadi khalifah tidak disetujui oleh Bani Umayyah yang merupakan keluarga terdekat
khalifah Usman. Apalagi Khalifah Ali dengan segera memecat pejabat-pejabat penting yang dulu
diangkat Usman. Sebagai contoh, Khalifah Ali memecat gubernur Syria Muawiyah bin Abi
Sofyansebagai gubernur Syria, namun Muawiyah tidak terima malah dia mengangkat dirinya
menjadi khalifah dan menentang Ali dengan alasan menuntut bela kematian Usman kepada Ali. Di
satu sisi Ali menghadapi tantangan yang lain yaitu datangnya dari Aisyah, Thalhah dan Zubeir yang
menentang Ali karena Ibnu Zubeir berambisi menjadi khalifah. Ali memusatkan perhatian untuk
menghadapi pasukan Aisyah, Thalhah dan Zubeir terlebih dahulu, maka terjadilah peperangan yang
dikenal dengan nama Perang Jamal (perang onta), karena panglima perangnya Aisyah pada waktu itu
mengendarai onta. Pada peperangan ini pasukan Ali memperoleh kemenangan, Aisyah tertawan
dandikembalikan dengan penuh kehormatan ke Makkah, sedangkan Thalhah dan Zubeir tewas
terbunuh. Kemudian Ali bersiap-siap untuk menghadapi tantangan dari pasukan Muawiyah yang
sudah siap-siap untuk menentang Ali di sebuah tempat yang bernama Shiffin. Dalam peperangan
tersebut pasukan Ali hampir memperoleh kemenangan, namun dalam pasukan Muawiyah terdapat
seorang ahli politik yang sangat lihai, beliau mengusulkan supaya pasukan Muawiyah
mengangkatmushaf Al-Qur‟an tinggi-tinggi ke atas dengan ujung tombak sebagai ajakan damai.
Melihat hal tersebut sebagai seorang ahli strategi militer Ali mengetahui bahwa itu hanya tipu
muslihat, Ali menginginkan perang dilanjutkan karena kemenangan sedikit lagi akan diperoleh,
namun Ali menghadapi desakan dari sebagian pasukannya yang menginginkan perang dihentikan
karena musuhmengajak berdamai. Karena Ali terus didesak, maka dengan sangat terpaksa Ali
menghentikan peperangan. Maka dicapailah perundingan damai (tahkim). Dalam peristiwa tahkim
tersebut pasukan Ali terkalahkan oleh kelicikan Amru bin Ash di pihak Muawiyah bin Abi Sofyan.
Karena tidak setuju dengan tahkim sebagian pasukan Ali keluar dari barisan Ali dan membentuk

16
kelompok tersendiri. Mereka inilah dalam sejarah dikenal dengan nama golongan Khawarij. Menurut
golongan Khawarij, siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tahkim adalah kafir, maka mereka
berusaha untuk membunuh Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sofyan dan Amru bin Ash.
Karena Ali tidak pernahmenggunakan pengawal pribadi, salah seorang Khawarij yang bernama
Abdurrahman bin Muljamberhasil menikam khalifah keempat ini pada Shubuh dini hari.
Saat kericuhan politik di masa Ali ini hampir dapat dipastikan bahwa kegiatan pendidikan
Islam mendapat hambatan dan gangguan walaupun tidak terhenti sama sekali. Khalifah Ali pada saat
itu tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan, karena seluruhperhatiannya ditumpahkan pada
masalah keamanan dan kedamaian bagi masyarakat Islam.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan pada zaman KhulafaurRasyidin
belum berkembang seperti masa-masa sesudahnya. Pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan masa
Nabi, yang menekankan pada pengajaran baca tulis dan ajaran-ajaran Islam yang bersumber pada
alQur’an dan Sunnah Rasul. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi umat Islam terhadap perluasan
wilayah Islam dan terjadinya pergolakan politik,khususnya pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin
Abi Thalib.

BAB III
PENUTUP

17
KESIMPULAN

Pendidikan pada masa Rasulullah terbagi menjadi dua priode yaitu priode Mekkah dan
Madinah.Pokok pembinaan pendidikan Islam di kota Mekkah adalah pendidikan tauhi, titik beratnya
adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap muslim,agar jiwa mereka terpancar sinar
tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Pokok pembinaan pendidikan Islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagaipendidikan
sosial dan politik.Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di makala yaitu pembinaan di
bidang pendidikan sosial dan politik agar di jiwai ileh ajaran, merupakan cermin dan panutan sinar
tauhid tersebut.
Pendidikan Islam masa sahabat ini dibagi menjadi empat periode, yaitu: periode Khalifah
Abu Bakar as-Siddiq, periode Khalifah Umar bin Khatab, periode Khalifah Usman bin Affan dan
periode Ali bin Abu Thalib. Pendidikan Islam periode Abu Bakar sama denganpelaksanaan
pendidikan periode Rasulullah, baik dari segi materi dan lembaga pendidikannya. Pendidikan
periode Umar bin Khatab mengalami kemajuan sebab pemerintahan masa ini dalam keadaan stabil
dan aman, selain itu materi juga sudah dikembangkan. Pendidikan periode Usman bin Affan tidak
terdapat perkembangan jikadibandingkan dengan periode Umar bin Khatab, karena timbul
pergolakan dari masyarakat sebagai akibat ketidaksenangan Usman yang mengangkat kerabatnya
dalam urusanpemerintahan. Sedangkan periode Ali bin Abi Thalib pendidikan tidak
mengalamiperkembangan karena pada masa ini terjadi pemberontakan dan peperangan

SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami buat, pemakalah menyadari dalam penulisan makalah
ini banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif demi
kesempurnaan makalah ini sangat pemakalah harapkan. Berikutnya besar harapan pemakalah
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan pemakalah pada
khususnya. kami juga berharap kepada pembaca untuk mencari referensi lainnya mengenai judul
yang kami tulis.

18
19
Daftar Pustaka

Ahmad,Fuad, Al Ahwani.1962.Al Falsafah Al Islamiyah.Kairo: Dar al-Qalam.


Arief,Ramai.MA,Dr.2005.Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam
Klasik.Bandung: Penerbit Angkasa.
Asrohan,Hanun.1999.Sejarah Pendidikan Islam.Jakarta:Logos Wacana Ilmu.
Nizar, Samsul.2009. Sejarah Pendidikan Islam, (Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah Sampai Indonesia). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ramayulis.2012.Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Soekarno, dan Ahmad Supardi.2001. Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam.
bandung:Penerbit Angkasa.
Yunus, Mahmud. 1986. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Hirdakarya Agung.
Zuhairini,Drs,dkk.2008.Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

xx

Anda mungkin juga menyukai