Anda di halaman 1dari 16

TUGAS DOSEN PENGASUH

Filsafat Dakwah Fahriansyah, S. Ag, M. Ag

FILOSOFI DAKWAH MAKIYAH

DAKWAH SYIRIAH (RAHASIA)

Disusun Oleh:

Nela Heronia Windesi 1601341111

BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM 2016

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT pencipta seluruh alam semesta, dengan

Hidayah serta Inayah-Nya jua lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini,

sholawat serta salam yang selalu kita hanturkan kepada Nabi besar kita Muhammad

SAW.

Penulis menyadari bahwa makalah ini bisa terwujud atas jasa bersama, baik

jasa moril maupun materil. Dan penulis menyadari bahwa makalah ini banyak

mengalami kekurangan karena itu penulis membutuhkan saran dan kritik untuk

memperbaiki makalah ini.

Dan penulis berterima kasih kepada: Bapak Fahriansyah, S. Ag, M. Ag

selaku dosen mata kuliah Filsafat Dakwah yang telah membimbing dan

memberikan masukan kepada penulis terhadap pembuatan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis

pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Banjarmasin, 01 Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ........................................................1

B. RUMUSAN MASALAH .....................................................2

C. TUJUAN ..............................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN

1. Perintah Dakwah .........................................................................................3

2. Generasi pertama orang Islam ......................................................................6

3. Pola Dakwah Nabi Muhammad saw ............................................................9

4. Filosofi Dakwah secara rahasia ..................................................................10

BABIII:PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nabi Muhammad adalah sosok yang sangat melagenda di dunia, khusunya

bagi pengikut beliau yaitu orang-orang Islam. Sebelum beliau diangkat menjadi

seorang Rasul, beliau telah mendapat predikat as-Ahadiq Al-amin dari orang-orang

Quraisy karena kejujuran dan terpercyanya Beliau. Setelah menikah dengan Siti

Khadijah, Nabi Muhammad lebih banyak meluangkan waktunya untuk

bertahannuts v di gua Hira. Dan kemudian turunlah wahyu pertama yaitu Quran

surah al-Alaq ayat 1-5, dilanjutkan wahyu kedua (al-Muddatsir) yaitu perintah

untuk berdakwah.

Wahyu yang keempat ini yaitu surah al-Muddatsir berisikan pokok

pembentukan pribadi dan perintah untuk berdakwah. Sebagaimana yang kita tahu

Negeri Arab adalah Negeri padang pasir yang mempunyai hawa panas sehingga

mempengaruhi emosi orang arab yang cenderung keras. Sehingga untuk berdakwah

menjadi suatu hal yang tidak mudah, mengingat kaum Quraisy sudah menyembah

berhala bertahun-tahun lamanya dan turun-temurun.

Untuk itu Nabi Muhammad berdakwah secara rahasia terlebih dahulu yang

berlangsung selam 3 tahun yang akan penulis paparkan dalam makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah

5. Apa itu Perintah Dakwah?

6. Siapa saja Generasi Awal orang Islam?

7. Bagaimana Pola Dakwah Nabi secara rahasia?

8. Apa Filosofi mengenai Dakwah secara rahasia?

C. Tujuan Penulisan

Dengan penulisan makalah ini penulis akan memberikan informasi mengenai

dakwah Nabi Muhammad secara rahasia. Dengan ini kami berharap informasi yang

penulis berikan dapat menambah pengetahuan dalam menghadapi hal yang

berkaitan dengan makalah ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Perintah Dakwah

Nabi Muhammad adalah orangyang terkenal jujur dan dapat dipercaya.

Beliau tidak pernah meminum khamar dan menyembah berhala selama hidupnya,

baik itu sebelum kenabian atau sesudah kenabian. Setelah menikah dengan Siti

Khadijah binti Khuwailid, Nabi Muhammad sering pergi ke gua Hira untuk

melakukan penyendirian spritual (Tahannuts).

Tahannuts bukanlah sesuatu yang baru bagi kaum Quraisy, sebab itu sudah

menjadi tradisi di kalangan keturunan Ismail. Dalam setiap generasi, selalu ada satu

atau dua orang Quraisy yang melakukannya, membebaskan diri dari hiruk pikuk

manusia.1 Nabi Muhammad adalah salah satu diantaranya.

Nabi Muhammad bertahannuts di bulan Ramadhan selama satu bulan dan

Khadijah akan membekalinya makanan. Wahyu pertama turun di gua Hira pada

tanggal 17 Ramadhan atau 06 Agustus dalam kalender masehi pada saat Nabi

berusia 40 tahun.

Adapun kisah turunnya wahyu yang pertama kalinya itu dapat kita ikuti pada

keterangan Nabi sendiri kepada para sahabatnya: “Pada mulanya aku didatangi satu

malaikat dan berkata kepadaku: “Bacalah”. Aku jawab: “Aku tidak dapat mebaca”.

Kemudian Malaikat itu mendekapku dengan keras sampai aku tak berdaya dan

1
Samaya Muhammad, Khadijah In Love Life Is Full Of Drama, Fathan Prima Media, Depok,
2017, hlm. 107.

3
ketika aku dilepaskan kembali Malaikat itu berkata kepadaku: “Bacalah”. Aku

jawab: “Aku tak dapat membaca”. Kemudian Malaikat itu mendekapku lagi dengan

keras sehingga aku tak kuasa meronta. Saetelah aku dilepaskan dari dekapannya,

dia berkata: “Bacalah”. Aku jawab: “Aku tak pandai membaca”. Kemudian

Malaikat itu mendekapku lagi untuk ketiga kalinya sampai aku merasa tak kuasa

lagi, barulah aku dilepaskan dan diperintahkan untuk membaca apa yang dibaca:

“Iqra’ Bismi rabbikal lazii khalaq. Khalaqal min ‘alaq. Iqra’ warabbukal akramul

lazii allama bilqalam. Allamal insaana maalam ya’lam.” (Surat Alaq 1-5).2

Muhammad pada saat itu sangat khawatir dia menjadi penyair yang terilhami

dari jin atau seperti orang yang kesurupan. Karena itulah Nabi Muhammad

bergegas menuruni gunung dan mendengar suara yang bergema atas kanan dan

kirinya. “Wahai Muhammad, Engkau adalah utusan Allah, dan aku adalah

malaikat Jibril”. Dan Nabi muhammad melihat malaikat yang berbentuk manusia

yang bercahaya saat menengok keatas. Beliau kemudian sampai di rumah siti

Khadijah dan berseru “Selimuti aku” “Selimuti aku”. Dan kemudian Siti Khadijah

menenangkan Nabi sampai Nabi tenang dan tertidur. Salah satu pernyataan

Khadijah yang sangat berkesan yaitu “Bergembiralah. Demi Allah, Dia tidak akan

pernah Merendahkanmu. Demi Dia yang memegang hidup Khadijah, aku berharap

kiranya Engkau akan menjadi Nabi atas umat ini. Engkau orang yang rajin

menjalin silaturahmi. Engkau orang yang jujur dan selalu menunaikan amanah.

Kau jamu para tamu dan kau bantu orang-orang yang tertimpa musibah.”

2
Abu Hasan Ali Al-Hasany An-Nadwy, Riwayat Hidup Rasulullah. Terj. Boy Arifin dan Ali
Muhdar. PT. Bina Ilmu, Surabaya, 2006, hlm. 67.

4
Setelah berhasil menenangkan Nabi Muhammad, Siti Khadijah berangkat

menuju rumah sepupunya, Waraqah bin Naufal.

Waraqah adalah seorang lelaki tua yang telah kehilangan penglihatannya.

Waraqah adalah seorang Nasrani yang telah membaca nubuat akan kedatangan

seorang nabi dan rasul terakhir.3

Setelah Khadijah menceritakan pengalaman Nabi Muhammad kepada

Waraqah, Waraqah sampai terlonjak gembira. Ia bangkit dan berkata, “quddus

(mahasuci), Quddus (maha suci). Demi tuhan yang menguasai jiwaku, jika engkau

percaya kepadaku wahai Khadijah, sungguh Muhammad telah didatangi oleh

Namus (malaikat teragung) yang juga pernah mendatangi Musa. Muhammad

adalah nabi umat ini. Yakinkanlah dia!”4

Khadijah bergegas pulang ke rumahnya dan ketika itu Nabi Muhamad

terbangun dan mendapat wahyu kedua yaitu QS. Al-Mudassir:1-7 yang artinya:

“wahai orang yang berselimut! Bangunlah dan sampaikanlah peringatan.

Dan agungkan Tuhanmu. Pakaianmupun bersihkan. Dan hindarkan perbuatan

dosa. Jangan kamu memberi, karena ingin menerima banyak. Dan demi Tuhanmu,

tabahkanlah hatimu.”

Itulah wahyu yang berisi tentang perintah agar Nabi berdakwah.

3
Summaya Muhammad, op. Cit. Hlm 112
4
Summaya Muhammad, loc. Cit.

5
2. Generasi Pertama Orang Islam

Setelah mendapat perintah untuk berdakwah Nabi pun berkeluh kesah dengan

Siti khadijah, Belau bingung siapakah yang akan diajaknya untuk beribadah kepada

Allah. Dan beliau sangat senang ketika Khadijah mengatakan “Waraqah telah

menegaskan kepadaku bahwa engkau adalah utusan Allah untuk umat ini. Maka

bertahanlah wahai Rasulullah. Ya, engkau adalah utusan Allah. Aku bersumpah

demi ayah dan ibuku aku mempercayaimu. Aku beriman kepada Allah dan

kepadamu sebagai rasul-Nyai.”

Hilanglah beban berat di pundak Nabi Muhammad karena mendengar

dukungan penuh dari istrinya Siti Khadijah. Dan dialah Khadijah perempuan

pertama sekaligus orang pertama yang masuk Islam setelah Nabi Muhammad. Yang

turut berjuang mendampingi Nabi Muhammad saw. Kemudian Nabi pergi kerumah

Waraqah bersama siti Khadijah dan mendapat kabar mengejutkan dari Waraqah

bahwa mungkin saja Nabi Muhammad akan terusir dari tempat kelahirannya dan

mendapat perlawanan dari kaumya seperti Nabi-nabi terdahulu. Namun Waraqah

berjanji akan membelanya sekuat tenaga selam ia masih hidup. Tapi sebelum ia

mewujudkan janjinya Waraqah terlebih dahulu wafat tak lama setelah kunjungan

Nabi Muhammad saw kala itu.

Setelah Nabi pulang kerumah, ia segera mengajak Ali bin Abi Thalib yang

masih berusia 10 tahun untuk menyembah Allah dan menjauhi berhala. Ali

menerima ajakan itu dan menjadi anak laki-laki pertama yang masuk islam. Kelak

Ali akan menjadi pembela yang ada dibarisan terdepan Nabi Muhammad saw.

6
Orang yang selanjutnya masuk Islam yaitu Zaid bin Haritsah, ia datang ke

kediaman Nabi dan menerima ajakan Nabi untuk masuk Islam tanpa berpikir

panjang. Zaid bin Haritsah adalah budak yang diangkat Nabi menjadi anak beliau.

Masuk Islamnya Zaid bin Haritsah diiringi pula dengan masuk Islamnya putera-

puteri Nabi berkat ajakan ibunya. Semua putra-putri Nabi menerima ajakan tersebut

dengan hati terbuka.

Setelah semua orang di rumah Khadijah masuk Islam, maka orang

selanjutnya adalah Abu Bakar. Beliau merupakan laki-laki dewasa pertama yang

masuk Islam.

Abu Bakar ibnu Abi Quhafah sedang berada di Yaman ketika Muhammad

diangkat menjadi rasul. Dalam sebuah riwayat dari Abdullah ibnu Mas’ud

dikisahkan bahwa di tengah-tengah perjalanannya, Abu Bakar menemui seorang

lelaki tua dari kabilahAzd. Lelaki ini telah mempelajari kitab-kitab suci yang

diiturunkan sebelumnya. Ia mengatakan kepada Abu Bakar bahwa telah tiba

waktunya seorang nabi dari suku Quraish diutus di Mekah. Ia juga melihat tanda-

tanda yang menunjukkan bahwa Abu Bakar akan menjadi salah satu pembantu

terdekat nabi ini dalam menyampaikan risalahnya.5

Setelah Abu Bakar sampai di Mekah Abu Bakar kedatangan tamu istimewa

yaitu beberapa orang elit Quraisy. Mereka berharap kepada Abu Bakar agar

menyelesaikan persoalan Muhammad yang mengira Dia adalah nabi. Yang artinya

kaum elit Quraisy menolak kerasulan Nabi. Lalu berangkatlah Abu Bakar ke rumah

Khadijah dan ketika bertemu Nabi Muhammad ia langsung bertanya kepada Beliau

5
Summaya Muhammad, op. Cit. Hlm. 119.

7
mengapa Nabi Muhammad menentang Agama nenek moyang mereka. Lalu Nabi

Muhammad menjawab dengan jawaban yang membuat Abu Bakar terkejut, Nabi

memberi bukti dengan mengingatkan lelaki tua yang berada di Yaman sebelum Abu

Bakar mengatakannya. Masuk islamlah Abu Bakar, dan Ia menjadi lelaki dewasa

di luar keluarga Rasul yang pertama kalinya masuk agama Islam.

Abu Bakar kemudian mengajak teman-temannya untuk masuk Islam, yang

mau mengikuti agama ini di tangan beliau yaitu Usman bin Affan (dari bani

Umayyah), Zubair bin Awwam bin Khuwailid (keponakan Khadijah dan sepupu

Rasulullah), Abdurrahman bin Auf (dari bani Zuhrah bin Kilab), Saad bin Abi

Waqqash (dari bani Abdi Manaf, ayahnya adalah sepupu Aminah ibunda Rasul),

serta Talhah bin Ubaidillah (dari bani Taym bin Murrah).

Ada pula orang luar dari suku Quraisy yang masuk islam yaitu Abu Zarr al-

Ghiffari dan Amr bin Abasah. Yang kemudian diperintahkan oleh Nabi untuk

pulang ke sukunya karena takut akan disiksa oleh kaum Qurasy. Nabi Muhammad

juga memerintahkan keduanya agar memberi tahu agama Islam dan mengajarkan

shalat terhadap suku masing-masing.

Rasulullah memilih salah satu rumah di dekat bukit Shafa untuk melakukan

dakwah, menbacakan dan menjelaskan tentang ayat alQuran, menjelaskan hukum-

hukumnya, serta mengajari untuk mempraktikannya. Rumah ini adalah rumah milik

Abu Abdillah al-Arqam bin Asad dari bani Makhzum yang disebut dengan Darul

Arqam. Di rumah inilah kegiatan dakwah secara rahasia dilakukan. Hanya ada

sekitar empat puluh orang yang aktif dalam kegiatan di sana. Mereka inilah generasi

pertama orang Islam yang diajari Nabi secara langsung.

8
3. Pola Dakwah Nabi Muhammad saw

Penulis menyimpulkan dari kisah di atas bahwa pola dakwah Nabi

Muhammad saw dalam dakwah secara rahasia adalah dakwah bersambung. Nabi

muhammad mengajak keluarganya terlebih dahulu. Setelah itu baru mengajak

teman terdekatnya Abu Bakar. Lalu Abu Bakar mengajak lagi temannya. Inilah

yang dimaksud pola bersambung, Nabi mengajak Abu bakar,dan Abu bakar

mengajak yang lain lagi. Hal itu dilakukan Nabi agar tidak membuat marah orang-

orang Quraisy karena membuat orang meninggalkan agama nenek moyang mereka.

Orang Quraisy pada saat itu masih belum terlalu perduli dengan dakwah yang

dilakukan Nabi. Karena mengira Nabi sama saja dengan orang-orang yang sua

bertahannuts lainnya, tidak akan bertahan lama. Hal itu juga disebabkan karena

Nabi tidak mempunyai keturunan laki-laki yang dianggap akan menuruni semua

yang dilakukan bapaknya seperti harta dan tingkah laku.

Diantara wahyu yang pertama-tama turun adalah perintah shalat. Muqatil bin

Sulaiman berkata. “Allah mewajibkan shalat dua rakaat pada pagi hari dan dua

rakaat pada petang hari pada awal islam, yang didasari pada firman Allah.6

Yaitu QS. Al-Muqmin ayat 55 yang artinya “dan bertasybihlah seraya

memuji Rabbmu pada waktu pagi dan petang”

Dari sisi materi dakwah, Nabi muhammad mengajarkan bahwa yang pertama

yang harus diajarkan adalah ketauhidan dan kemudian dilanjutkan dengan

beribadah kepada Allah. Dan bila dilihat dari segi objek dakwah, yang mau di ajak

6
Syaikh Shafiyurr Rahman Al-Mabarakfury, Sirah Nabawiyah. Terj. Kathur Suhardi, Jogja, Buku
Islam Pertama, hlm. 73.

9
Nabi kepada ajaran kebenaran adlah orang-orang yang sudah terkenal jujur dan

bersih hatinya seperti Siti Khadijah, Abu Bakar dan lain-lain. Bila dilihat dari segi

sarana Nabi menggunakan rumah Arqam yaitu seperti dakwah yang digunakan

sekarang yang dikenal sebagai metode ceramah. Dapat diambil kesimpulan bahwa

banyak pola yang bisa kita terapkan dalam berdakwah pada masa kini. Dantingkat

keberhasilannya sangat tergantung dari pemberian hidayah oleh Allah saw.

4. Filosofi Dakwah Secara Rahasia

Dakwah secara Rahasia dilakukan selama 3 tahun yang melelahkan. Di mulai

dari Siti Khadijah dan lingkungan rumahnya, kemudian Abu Bakar yang

meneruskan dakwah dengan sembunyi-sembunyi dikalangan teman-temannya yang

termasuk dalam golongan terpandang karena keturunannya, akhlaknya dan

pandangannya.

Dakwah dengan cara seperti ini telah berhasil mengislamkan 30 orang lebih

(dari berbagai kalangan). Kemudian kegiatan dipusaktkan di rumah Arqam bin Abil

Arqam, sebagai tempat pertemuan pembinaan dan pengajaran. Dengan cara seperti

ini, akhirnya berhasil mengislamkan 40 orang laki-laki dan wanita (M. Said

Ramadhan; 105), yang terdiri dari orang-orang tingkat menengah kebawah. Hal ini

memberi pengertian kepada kita bahwa dakwah Islam dibangun dari bawah (bottom

up) secara alami sebagaimana dakwah para nabi sebelumnya (Said Ramadhan; 99).

Dakwah Nabi yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi ini secara mengagumkan

telah membawa hasil yang sangat berarti, walaupun secara kuantitas belum

10
membawa hasil yang baik tetapi secara kualitas telah dapat direbut tokoh-tokoh

terpandang.7

Dari uraian ini, secara filosofis, pertanyaan yang muncul adalah mengapa

dakwah pertama diawali dari rumah tangga dan kepada teman karib dan dilakukan

secara diam-diam? Karena keluarga adalah basis pertama kehidupan seseorang,

sehingga sebelum melangkah ke luar seharusnya bimbing dan benahi terlebih dulu

rumah tangganya, hingga sekarang pun langkah ini masih sangat sesuai dan wajib

kita tiru.8

Jadi, nilai filosofis yang ada pada perioda mekah yaitu tahapan pertama

dakwah secara rahasia, yaitu mulailah dari lingkungan rumah. Baik itu anak, istri,

suami, ayah, ibu, kakak, adik dan sebagainya. Karena dakwah kepada keluarga

adalah cikal bakal berdakwah ke masyarakat. Dari keluarga kita bisa mendapat

dukungan moral dan nasihat-nasihat yang bisa kita pertimbangkan. Bila kita

kelelahanpun jua orang rumah yang akan mencoba menghibur dan berusaha

meringankan beban kita. Itulah yang dilakukan Siti Khadijah untuk membantu

suaminya Nabi Muhammad.

7
Suisyanto, Pengantar Filsafat Dakwah, Yogyakarta, TERAS, 2006, hlm. 124.
8
Ibid, hlm. 125.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dakwah Nabi secara rahasia ini berlangsung selama 3 tahun. Memang kalo

dilihat dari segi kuantitas, orang islam masih tergolong sedikit yaitu kurang lebih

hanya mencapai empat puluh orang. Akan tetapi bila dilihat dari segi kualitas,

orang-orang yang berislam pada masa ini adalah orang-orang yang banyak

mengukir nama di sejarah, yaitu orang-orang yang siap melindungi nabi dengan

segenap harta, jiwa dan raga mereka.

Di masa ini Allah memberikan kesiapan mental terhadap Nabi Muhammad

dan para pengikutnya untuk melanjutkan dakwah secara terang-terangan. Dan pada

masa ini pula Nabi Muhammad diberikan waktu oleh Allah untuk mencari

pendukung baik itu pendukung mental maupun moral.

Kesimpulannya adalah dalam berdakwah kita harus meleawati berbagai

proses atau tahapan-tahapan. Yang itu artinya kita harus mempunyai metode yang

akan kita ambil. Nabi muhammad juga melewati tahapan atau metode itu yaitu

dakwah secara rahasia. Metode ini berhasil merebut hati orang-orang yang

mengikutinya menjadi setia dan teguh kepada keimanannya serta siap untuk

membela Nabi Muhammad debgan segenap jiwa dan raganya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Husaini, Al-Hamid. 2000. Membangun Peradapan: Sejarah Muhammad Saw.

Sejak Sebelum Diutus Menjadi Rasul. Bandung: Pustaka Hidayah.

An-Nadwy, Abul Hasan Ali Al-Hasany. 2007. As-Sirah An-Nabawiyah Riwayat

Hidup Rasulullah Saw. Edisi ke 4. Diterjemahkan oleh: Bey Arifin dan Yunus

Ali Muhdhar. Surabaya: Bina Ilmu Offset.

Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyur Rahman. Sirah Nabawiyah. Diterjemahkan oleh:

Khatur Suhardi. Jogja: Buku Islam Utama.

Muhammad, Summaya. 2017. Khadijah In Love Life is Full of Drama. Depok:

Fhatan Prima Media.

Suisyanto. 2006. Pengantar Filsafat Dakwah. Yogyakarta: Teras.

13

Anda mungkin juga menyukai