Anda di halaman 1dari 8

Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Makkah

Guru Mapel : Siti Norhaena


Nama : Keyza Sylvi Maharani
Kelas : X MIPA 1 / 16

SMAS PERGURUAN RAKYAT 3


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah


memberikan kami karunia nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Adapun tujuan lain penulisan makalah ini adalah
untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata pelajaran yang sedang
dipelajari, agar penulis menjadi murid yang berguna bagi agama, bangsa, dan
negara.
Dengan tersusunnya makalah ini penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini penulis
sangat berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila
terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya bagi saya sendiri umumnya para pembaca makalah ini.

Guru Pembimbing Penyusun

Siti Norhaena Keyza Sylvi Maharani


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB 1...................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Tujuan Penulisan.........................................................................................4
BAB II..................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................5
A. Awal Mula Perjalanan Dakwah...................................................................5
B. Sejarah Dakwah Nabi Muhammad SAW....................................................5
C. Akhir Dakwah Nabi Muhammad SAW......................................................7
BAB III.................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................8
A. Kesimpulan..................................................................................................8
DAFTAR PUSAKA.............................................................................................8
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dakwah secara bahasa artinya memanggil, mengundang, ajakan, imbauan
dan hidangan. Dakwah juga bisa diartikan sebagai seruan atau ajakan.

Agama Islam disebarkan melalui jalur dakwah. Dikutip dari buku


Dakwah dalam Al Quran oleh Yuli Umro'atin, Islam adalah agama
dakwah. Agama ini disebarluaskan dan diperkenalkan kepada umat
manusia melalui aktivitas dakwah, tanpa kekerasan, tanpa paksaan, atau
kekuatan senjata. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Ada banyak ayat dalam Al Quran yang menerangkan tentang dakwah.


Salah satunya pada surat an-Nahl ayat 125 sebagai berikut:

‫ع ِإلَ ٰى َسبِي ِل َربِّكَ بِ ْٱل ِح ْك َم ِة َو ْٱل َموْ ِعظَ ِة ْٱل َح َسنَ ِة ۖ َو ٰ َج ِد ْلهُم بِٱلَّتِى ِه َى َأحْ َسنُ ۚ ِإ َّن َربَّكَ ه َُو َأ ْعلَ ُم بِ َمن‬
ُ ‫ٱ ْد‬
ْ ‫َأ‬
َ‫ض َّل عَن َسبِيلِ ِهۦ ۖ َوه َُو ْعلَ ُم بِٱل ُم ْهتَ ِدين‬َ

Artinya: "Ajaklah manusia ke jalan Tuhan-mu dengan cara yang


bijaksana, pengajaran yang baik dan berdialoglah dengan mereka dengan
cara-cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, selain itu juga untuk menambah
wawasan dan pengetahuan penulis serta pembaca tentang bagaimana
perjalanan Nabi Muhammad dalam menjalani dakwah-nya di Mekkah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Awal Mula Perjalanan Dakwah


Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul Allah saat ia berusia 40
tahun. Ini bertepatan dengan turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah
melalui malaikat Jibril di Gua Hira.
Usai mendapatkan wahyu, Rasulullah bimbang dan mengalami
pergulatan batin yang hebat. Kemudian Rasulullah bertemu Waraqah dalam
perjalanannya menuju Ka’bah. Waraqah yang telah mendengarkan cerita serupa
dari Siti Khadijah kemudian meyakinkan Rasulullah. Ia yakin bahwa Nabi
Muhammad adalah nabi yang diutus Allah untuk menyempurnakan agama dan
akhlak umat. Akhirnya Rasulullah memantapkan hatinya untuk berdakwah
sampai akhir hayat.

B. Sejarah Dakwah Nabi Muhammad SAW


Perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW tentu jauh dari kata mulus.
Banyak rintangan dan cobaan yang dilalui Rasulullah selama berdakwah.
Bahkan penolakan berupa hinaan dan celaan dari Kafir Quraisy kerap beliau
dapatkan. Waraqah bahkan mengingatkan Rasulullah untuk berhati-hati. Ia
berkata: "Pastilah kau (Muhammad) akan didustakan orang, akan disiksa, akan
diusir dan akan diperangi. Kalau sampai pada waktu itu aku masih hidup, pasti
aku akan membela yang di pihak Allah dengan pembelaan yang sudah
diketahui-Nya pula," Namun semua itu dilalui Rasulullah dengan sabar dan
tawakkal. Rasulullah berdakwah selama 23 tahun sampai akhir hayatnya.
Dari 23 tahun masa kerasulannya, 13 tahun dihabiskan Rasulullah dengan
berdakwah di kota kelahirannya, Mekah. Sedangkan 10 tahun sisanya
dihabiskan dengan berdakwah di Kota Madinah. Dalam tiga tahun awal masa
dakwahnya di Mekah, Rasulullah berdakwah dengan cara sembunyi-sembunyi.
Ia mendakwahi beberapa orang terdekatnya yang diyakini bisa merahasiakan
pesan yang dibawanya.
Nabi muhammad terus melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi,
sampai kemudian turun wahyu Allah SWT, Surat Al-Hijr ayat 94.
َ‫فَٱصْ َد ْع بِ َما تُْؤ َم ُر َوَأ ْع ِرضْ ع َِن ْٱل ُم ْش ِر ِكين‬
Faṣda' bimā tu`maru wa a'riḍ 'anil-musyrikīn
Artinya: Maka sampaikanlah olehmu (Muhammad) secara terang-terangan
segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang
yang musyrik.
Nabi Muhammad kemudian melakukan dakwahnya secara terang-
terangan. Banyak penduduk Makkah yang menentang dan memusuhi dakwah
Rasulullah pada masa-masa awal. Ada banyak alasan dan motif yang mendasari
mengapa mereka tidak mau menerima Islam. Mulai dari masalah teologi,
kedudukan sosial, pengaruh hingga masalah ekonomi. Mereka khawatir jika
masuk Islam maka apa yang mereka miliki itu akan lenyap. Mereka juga
menunjukkan permusuhan yang nyata pada masa-masa awal Islam. Berbagai
macam cara mereka tempuh untuk menghentikan dakwah Islam yang dibawa
Rasulullah. Mulai dari penyiksaan, ancaman pembunuhan, hingga tawaran harta
benda. Semua upaya telah dilakukan kafir Makkah, namun tidak berhasil.
Rasulullah tetap saja mendakwahkan Islam di Makkah hingga 13 tahun
lamanya, meski nyawanya dan nyawa umatnya menjadi taruhannya.
Beliau memulai dakwahnya dari Bani Hasyim, keluarga terdekatnya.
Namun hanya Ali Bin Abi Thalib saja yang mau masuk Islam dan pamannya,
Abu Thalib, bersedia membelanya walaupun ia belum mau mengucapkan
syahadat. Banyak juga Kafir Quraisy yang menentang ajaran Nabi Muhammad
SAW, termasuk paman Nabi sendiri yaitu Abu Lahab. Mereka melakukan
segala cara untuk menolak ajaran yang dibawa Rasulullah. Bahkan mereka
berencana untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Hingga akhirnya turun
perintah Allah untuk hijrah ke Negeri Habasyah, di mana ada Raja yang adil di
sana. Raja itu disebut-sebut tidak akan membiarkan rakyatnya ditindas dan
dianiaya.
Pertama, kepercayaan tentang keesaan Allah. Pada saat itu, masyarakat
Arab dijangkiti ‘penyakit syirik.’ Mereka tidak lagi menyembah Allah Yang
Satu sebagaimana yang diajarkan nabi dan rasul terdahul, akan tetapi mereka
menyembah banyak berhala. Jadi mereka menyembah apa yang mereka buat
sendiri. Memang ada orang yang menyembah Allah Yang Satu (hanif), namun
jumlahnya tidak banyak dan mereka ‘tidak memiliki kekuatan’. Oleh sebab itu,
Rasulullah menyerukan kepada masyarakat Makkah untuk kembali ke ajaran
tauhid. Menyembah hanya satu Tuhan, Allah. Salah satu strategi Rasulullah
ketika menyerukan tauhid kepada masyarakat Makkah adalah dengan mengajak
mereka untuk memperhatikan alam raya dan keteraturannya. Merujuk pada QS.
Al-Anbiya’ ayat 22, Rasulullah menjelaskan kepada mereka bahwa kalau
seandainya di dunia dan langit ada tuhan-tuhan selain Allah, maka keduanya
tentu hancur berantakan. Sementara untuk mengajak mereka meninggalkan
sesembahannya, Rasulullah mengingatkan bahwa berhala yang mereka sembah
tidak memiliki kekuatan apapun. “Hai manusia, telah dibuatkan perumpamaan,
maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu
seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun
mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari
mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat
lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (QS. Al-
Hajj: 73)
Kedua, kepercayaan hari akhirat. Selama di Makkah, materi lain yang
ditekankan Rasulullah adalah soal hari kiamat, kebangkitan manusia setelah
kematian, dan hisab (pertanggungjawaban amal selama hidup di dunia). Di
dalam dakwahnya, Rasulullah menyebutkan beberapa ayat Al-Qur’an yang
berkenaan dengan kebangkitan setelah kematian dan hari kiamat. Namun kafir
Makkah tetap tidak mau percaya. Mereka malah menuntut Nabi Muhammad
saw. agar menghidupkan kembali nenek-moyang mereka yang sudah
meninggal. Mereka juga menuntut untuk diberi tahu tentang kedatangan hari
kiamat. Mereka mengacuhkan bukti-bukti yang dipaparkan di dalam Al-Qur’an.
Diantara orang yang tidak percaya akan hari kebangkitan adalah Ubay bin
Khalaf dan al-Ash bin Wail. Mereka berkeyakinan bahwa kebangkitan setelah
kematian adalah sesuatu yang tidak logis dan menganggap hal itu khayalan
belaka. Bagi mereka, kehidupan hanya ada di dunia ini saja. Namun kemudian
turun lagi perintah dari Allah untuk hijrah ke Kota Madinah.

C. Akhir Dakwah Nabi Muhammad SAW


Kemudian Rasulullah beserta para sahabatnya hijrah ke Madinah dan
membangun Masjid Quba. Masjid ini dijadikan sebagai tempat sholat dan
tempat menyusun tugas-tugas dakwah. Pembangunan Masjid Quba berjalan
dengan lancar dan Nabi Muhammad pun turut mengulurkan tangan dalam
menyelesaikan pembangunannya.
Rasulullah berdakwah sampai akhir hayatnya. Hingga akhirnya
Rasulullah wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di usianya
yang ke-63 tahun. Semua perjuangan Rasulullah telah membawa Islam dari
jaman jahiliyah menuju peradaban Islam yang cerah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari dakwah Nabi Muhammad SAW di mekkah ialah Selama
13 tahun Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah di Makkah, setidaknya
terdapat dua hal inti dari ajaran yang disampaikan. Dakwah Nabi di Mekkah
sejatinya merupakan perjuangan yang berat dan membutuhkan kesabaran yang
konsisten.
Selama di Makkah dalam dakwahnya Nabi Muhammad SAW hanya
menekankan dakwahnya hanya pada aspek kepercayaan.Yakni kepercayaan
tentang keesaan Allah dengan menghindari segala macam kemusyrikan dan
penyembahan berhala. Kemudian, dakwah juga ditujukan kepada kepercayaan
tentang kebangkitan manusia setelah kematiannya guna memperoleh balasan
dan ganjaran atas amal perbuatanya selama hidup.

DAFTAR PUSAKA
Sumber : republika.co.id
islam.nu.or.id
kumparan.com

Anda mungkin juga menyukai