Anda di halaman 1dari 9

Fitnah Syahwat dan Syubhat

Fitnah-Fitnah Akhir Zaman


Kajian tentang fitnah syubhat dan syahwat

Defenisi Syahwat dan Syubhat


Syubhat berasal dari bahasa arab yang artinya, "samar" atau "Rancu".
Adapun secara istilah maknanya adalah segala sesuatu yang tidak jelas dan tidak
terjamin nilai kebenarannya, karena itu cenderung orang yag mengikutinya kepada
kebatilan dan kerugian. Inti sari syubhat adalah pola pemikiran dan konsep
keyakinan, yang berbeda bahkan menyimpang dari arus utama (mainstream)
kebenaran, yang selalu mewarnai, mempegaruhi serta mengendalikan jalan hidup
seseorang.
Fitnah syubhat ini disebabkan karena lemahnya bashirah (Penglihatan) dan
sedikit ilmu yang dimiliki seseorang terhadap apa yang Allah telah mengutus
Rosulnya. Allah berfirman,
Didalam tafsir At-Tabhari dijelaskan bahwa telah datang dari Allah Al-bayan
(Penjelasan), namun mereka kaum musyrikin tidak meyakininya
Adapun syahwat, yang juga merupakan bahasa arab, berarti dorongan
keinginan atau gairah. Adapun secara istilah, syahwat berarti segala sesuatu yang
menjadi pendorong jiwa untuk melakukan segala hal. Walaupun makna syahwat
sebenarnya nnetral, bisa positif maupun negatife, masyarakat cenderung memberi
konotasi yang negative, yakni sesuatu yang menjadi kepanjangan tangan dari nafsu
dan setan yang keduanya identik dengan keburukan.
Perbedaan antara keduanya adalah syubhat bisanya terkait dengan aspek
keilmuan, pandangan hidup, dan pemikiran yang menjadi landasan serta dandaran
bersikap dan berbuat. Sedangakan syahwat terkait dengan aspek perasaan yang
menjadi penggerak, pendorong, penguat seseorang untuk menjalankan sikap dan
perbuatan yang sudah dilegitimasi oleh dalil pemikiran tersebut. Dengan kata lain
syubhar bersemayam dikepala sedangkan syahwat bercokol dihati.
Adapun cara kerja keduaanya adalah seperti virus yang terus merusak tanpa
disadari aleh orang yang dijangkitinya. Sering kali kedua virus ganas ini salaing
berkerja sama. Ketika syubhat mampir dikepala seseorang, kerap kali syahwat akan
terpanggil untuk selalu berupaya merealisasikan apa yang sudah difatwakan oleh
syubhat tersebut. Sebaliknya, ketika muncul dorongan syahwat dari dalam untuk
melanggar syareat, maka ia akan berupaya memanggil syubhat untuk
mencarikannya sandaran dalil dan membuat alasan agar merasa aman dangan
mendapat jaminan untk melakoninya.
Ruang Likup Syubhat dan Syahwat
Syubhat dan syawat meliputi bidang-bidang aqidah, ibadah, dan akhlak,
akidah merupakan sumber kekuatan eimanan seseorang muslim. Dari kekuatan
inilah muncul konsep, arah dan tuntunan dalan diri seseorang untuk
mengaplikasikan jalan hidup yang sesuai dengan fitrah serta syareat Allah. Bentuk
syubhat dan syahwat ini tidak lain adalah kesyirikan dengan berbagai bentuk dan
menifestasinya, serta dengan berbagi level dengan klasifikasinya.
Contoh syirik akbar seperti menyembah berhala, meminta kepada
kuburan,pohon dan batu keramat,meyakini dan menjalani praktek perdukunan,
memelihara jin, menyimpan jimat, mempersembahkan sesaji serta mengkultuskan
sesama manusia sudah jelas syubhatnya secara maknawiyah atau sudah jelas
keharamannya secara hokum. Tapi contoh kasus sperti mengagungkan kesengan
dunia, silau terhadap dunnia barat, menganut dam menyebarkan pemikiran sesat,
bahkan sekedar mengeluh dan pesimis terhadap kehidupan, sebenarnya juga
merupakan bagian dari fitnah syubhat dan syahwat.
Dibidang ibadah,syubhat dan syahwat ini tidak lain adalah melakukan
bentuk-bentuk ibadah yang tidak ada tuntunannya dari Rosulullah saw, alias bid'ah.
Syubhat ini, seperti diungkapan aleh sufyan astsauri, paling disukai iblis, karena
pelaku maksiat akan bertaubat dari kemaksiatannya. Sementara pelaku bid'ah tidak
akan bertaubat dari kebid'ahannya karena ia merasa tidak bersalah. Atau sebaliknya
syubhat dan syahwat ibadah bisa berupa kemalasan serta tidak khusu'an beribadah.
Adapun syubhat dan syahwat dibidang akhlak contohnya adalah pola hidup
hidonis-materialistis,pragmatis dan permisif, jahilah dalam keseharian, serta
bermaksiat sepanjang kehidupan. Misalnya, banyak menonton TV, kebiasaan
merokok, pergaulah bebas dan lain sebagainya.
Keganasam syubhat dan syahwat
Dilihat dari factor pemicunya yang sangat dekat dengan manusia bahkan
menjadi bagian hidup mereka, syubhat dan syahwat bisa menjadi firus yang
senantiasa menimbulkan bahaya, dari yang paling ringan sampai yang peling berat.
Secara individual, keduanya akan menimbukan hal-hal yang bisa menghncurkan
diori antara lain:
Tumbunya sikap taklid buta, mengikuti sesuatu tanpa ilmu.
Karena taklid, muncul kesesatan, yaitu tidak dapat membedakan antara yang baik
dan yang batil, yang halal dan yang haram, yang mulia dan hina seta yang utama
dan tidak penting.
Akibat itu adalah mudahnya tergelincir untuk melakukan perbuatan yang haram tidak
menyadari konsekuensinya yang merugikan.
Pada saat yang sama akan muncul kecenderungan untuk mengabaikan nilai-nilai
ilahiyah dalam menjalani kehidupan.
kalau sudah jauh menyimpang seperti itu, segala aktivitas hidupnya akan berjalan
hanya untuk memenuhi kepuasan nafsu.
Dan bila nafsu sudah berkuasa, maka sunatullah yang berlaku adalah munculnya
berbagai kebinasaan dan kesengseraan hidup didunia serta penderitaan di ahkhirat.
Tidak ada cara lain untuk menghadapi serbuan syubahat dan syahwat selain selalu
berusaha mati-matian dan habis-habisan dengan gairah keilmuan dan meujahadah
keimanan. Beberapa tips kengkrit yang bisa dilakukan antara lain.
1. Meningkatkan pemahaman dan penhayatan terhadap Islam, dengan
melakukan tarbiyah secar intensif dan berkesinambungan. Misalnya dengan
mengikuti berrbagai kuliah atau kajian keislaman (halaqoh maupun kajian
umum), dan banyak membaca buku-buku islami.
2. Selalu bersikaplah hati-hati (Wara) dan menjauhi segala yang masih samara
samara, tidak jelas antara halal dan haram.
3. Jika menghadapi suatu masalah yang meragukan atau tidak dipahami,
hendaklah selalu bertanya kepada orang yang memiliki otoritas dibidangnya.
Jangan sekalipun memutuskan perkara tanpa ilamu.
4. Tumbuhkan keyakinan, bahwa dunia itu hanyalah kesenangan belaka yang
sementara. Jangan tertipu dengan keuntungan dan kesenangan sesaat
dengan mengorbankan kebahagian yang abadi. Jadikan dunia sebagai
jembatan untuk menuju kebahagian akhirat. Jangan jadikan sebagai tujuan
hidup karena ia pasti akan tertinggal.
5. Berjamaah dengan orang yang shalih dan hindari bergaul dengan orang-
orang yang cinta dunia dan tidak takut berbuat dosa. Karena berjamaah
dengan orang yang shalih merupakan kebutuhab setiap mukmin agar bisa
saling taushiyah, menyuruh berbuat me'ruf dan mencegah berbuat mungkar
Fitnah syubhat dan syahwat

Gambar Apabila kita memperhatikan penyebab lemahnya iman, kotornya dan


segala hal yang menyebabkan turunya iman adalah karena banyaknya dosa dan
kemaksiatan yang dilakukan, ataupun meninggalkan kewajiban yang telah
ditentukan. Perusak iman sangat banyak dan beragam, namun menurut Imam Ibnu
Abi ‘Izz Al-Hanafi kesemuanya itu bermuara pada dua hal yaitu: Syubhat dan
Syahwat.

Pertama: Fitnah syubhat


Menurut Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyah penyebab fitnah ini adalah lantaran
lemahnya imam seseorang dan sedikitnya ilmu yang dimilikinya disamping niat yang
rusak dan gelora mengikuti hawa nafsu yang membara dalam jiwanya.
Fitnah syubhat ini meliputi berbagai bidang garap, diantaranya adalah: yang
pertama bidang aqidah.
Aqidah merupakan kekuatan keimanan seorang muslim. Dari kekuatan
aqidah ini akan muncul semangat dalam jiwa seorang untuk mengaplikasikan
bentuk-bentuk ibadah yang disyariatkan Allah kepada manusia. Oleh karenanya
kemurnia aqidah merupakan hal yang sangat menentukan bagi diterima atau
tidaknya suaut amal.
Allah tidak akan menerima amal seseorang yang aqidahnya menyimpang
karena terkena fitnah syubhat dan di antara contoh fitnah syubhat yang paling
berbahaya di bidang aqidah adalah fitnah kemusyrikan.
Memang, nampaknya secara langsung kita tidak mendapatkan ada seorang
muslim yang nyata-nyata menyembah berhala, sujud kepada patung, atau
menyembah pohon dan batu besar yang keramat. Namun ada beberapa fenomena
yang secara ikhlas tampaknya tidak menyimpang, akan tetapi pada hakekatnya hal
itu hukumnya sama seperti menyembah patung, dalam arti termasuk dalam
perbuatan syirik. Seperti mengakui adanya kekuatan selain Allah, mengganti hukum
Allah dengan hukum manusia, memasang jimat dan sesaji. Semua itu
menyebabkan rusaknya tauhid dan aqidah kita lantaran syubhat-syubhat tersebut.
Sisi lain yang termasuk dalam fitnah syubhat dibidang aqidah adalah
menjamurmnya aliran-aliran keagamaan yang menyimpang dari aqidah yang benar,
seperti Mu’tazilah, Khawarij, Syi’ah, Jabariyah, Jahmiyah dan aliran-aliran yang
menyimpang lainya.
Masing-masing aliran keagamaan ini memandang bahwa aliran dan
kelompok merekalah yang paling benar, sementara selain mereka adalah kelompok
yang sesat. Dan untuk membenarkan ajaran mereka, merekapun mengadopsi dalil-
dalil dari al-Quran dan as-Sunnah kemudian mencocokanya hawa nafsu mereka
ambil, sementara yang bertentangan dengan hawa nafsu mereka, mereka
campakan dan mereka singkirkan jauh-jauh.
Fitnah Syubhat yang kedua adalah fitnah syubhat dalam bidang ibadah.
Fitnah ini tidak kalah bahayanya dibandingkan dengan fitnah yang
pertama, karena fitnah ini akan menjerumuskan pelakunya ke jurang kesesatan.
Pengertian fitnah syubhat dalam bidang ibadah adalah melakukan bentuk-bentuk
ibadah tertentu yang sebenarnya tidak ada tuntunanya dari Rasulullah SAW lalu
menyatakan hak itu adalah sunnah. Ringkasnya, fitnah syubhat dalam bidang
ibadah adalah bid’ah.
Oleh karena itu, fitnah syubhat dalam bentuk ini lebih disukai oleh Iblis dari
pada perbuatan maksiat yang dilakukakan oleh seseorang. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Sufyan At-Sauri,”Perbuatan bid’ah itu lebih disukai daripada
perbuatan maksiat, karena orang yang melakukan perbuatan maksiat akan
bertaubat sementara orang yang melakukan bid’ah tidak akan bertaubat dari
kebid’ahanya.”
Walhasil bid’ah adalah fitnah syubhat yang harus kita hindari agar ibadah
kita kepada Allah benar-benar murni dan bersih dari noda-noda yang mengotorinya,
karena semua jenis bid’ah dalam dien adalah sesat meskipun menurut pandangan
kita adalah baik. Dalam hal ini Abdullah bin Umar berkata,”Setiap bid’ah itu adalah
sesat, sekalipun orang-orang memandangnya hal itu tampaknya baik.”

Adapun jenis fitnah yang kedua adalah: Fitnah Syahwat


Pengertianya adalah segala perbuatan yang dapat mengikis, mengotori
dan melemahkan iman seseorang yang berasal dari hawa nafsu. Nama lain dari
fitnah itu adalah maksiat.
Fitnah ini juga amat berbahaya, lantaran dapat merusak iman seseorang.
Karena menurut aqidah dan keyakinan yang telah menjadi kesepakatan ulama ahlus
sunnah wal jama’ah seperti yang dituturkan oleh Imam Al-Bukhari, Imam Ahmad dan
lain-lainya, bahwa imam itu bertambah dan berkurang, bertambah kerena ketaatan
dan berkurang karena kemaksiatan.
Oleh karenanya, para salaf mengajak kita untuk berhati-hati terhadap hal
ini, sebagaimana nasehat mereka yang patut untuk kita renungkan yaitu perkataan
Ibnu Qoyyim beliau berkata,”Waspadalah kalian terhadap dua tipe manusia,
pengikut hawa nafsu yang diperbudak dan pemburu dunia yang telah dibutakan
(hatinya) lantaran dunia (yang telah diraihnya).
Orang yang terkena fitnah syahwat cenderung malas untuk beribdah,
bahkan dalam kondisi imanya yang kritis ia tidak segan-segan untuk meninggalkan
perintah Allah dan laranga-Nya. Terkadang ia sadar bahwa apa yang dilakukanya itu
salah, namun karena bisikan dan dorongan hawa nafsunya lebih kuat, maka hal itu
menjadikanya merasa ringan untuk mengabaikan perintah Allah, melalaikan
kewajiban yang semestinya ia lakukan dan melanggar yang seharusnya ia jauhi.
Fitnah syahwat ini bermacam-macam bentuk dan jenisnya, diantaranya
sebagaimana yang disebutkan dalam firma-Nya.
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak,
kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup
di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”(Ali-Imran: 14)
Orang yang bijak adalah orang yang mampu mengengkang dan
menundukan hawa nafsunya dan beramal shalih sebanyak-banyaknya untuk
menghadapi pertemuan dengan Allah. Ia sadar bahwa hidup di dunia ini adalah
sementara, sedangkan kehidupan yang kekal adalah kehidupan akhirat. Rasulullah
SAW bersabda,
“Orang yang bijak adalah orang yang mampu menundukan hawa nafsu,
mengintropeksi dirinya dan beramal untuk menjadi bekal setelahnya.” (HR. Ahmad,
At-Trinidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim)
Jalan Keselamatan dari Fitnah Syubhat dan Syahwat
    
Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam atas Rasulullah.
Fitnah syahwat dan syubhat (kerancuan pemikiran) adalah dua penyakit yang
sangat berbahaya bagi manusia. Dua fitnah ini yang ditakutkan Rasulullah menimpa
umatnya, beliau bersabda,
‫ت ْالفِ َت ِن‬
ِ ‫ُطو ِن ُك ْم َوفُرُو ِج ُك ْم َومُضِ اَّل‬ ِ ‫إِنَّ ِممَّا أَ ْخ َشى َعلَ ْي ُك ْم َش َه َوا‬
ُ ‫ت ْال َغيِّ فِي ب‬

“Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti
nafsu pada perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang
menyesatkan” (HR Ahmad)
Apalagi kita hidup di akhir zaman yang mana fitnah syahwat maupun syubhat
semakin meraja lela. Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi dan
sarana komunikasi selain membawa manfaat juga menyembabkan keburukan begitu
mudah menyebar.   Apalagi dengan adanya internet dan smartphone, jerat-jerat
syubhat dan syahwat seolah mampu menjangkau seluruh manusia.  Betapa banyak
pribadi-pribadi yang awalnya nampak pada dirinya tanda kebaikan ternyata begitu
cepat terjerumus dalam kubangan syubhat maupun syahwat. Lalu bagaimana
caranya agar kita selamat dari kedua fitnah ini?

Bersegera dalam beramal


Salah satu cara agar selamat dari fitnah adalah bersegera dalam beramal. Sungguh
indah wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
ْ ‫ا َوي‬i‫ي م ُْؤ ِم ًن‬i‫ أَ ْو يُمْ ِس‬،‫افِرً ا‬ii‫ي َك‬i‫ا َو ُي ْم ِس‬i‫ ُل م ُْؤ ِم ًن‬i‫ يُصْ ِب ُح الرَّ ُج‬،‫ُظل ِِم‬
‫ ُه‬i‫ ُع دِي َن‬i‫افِرً ا َي ِبي‬i‫ ِب ُح َك‬i‫ُص‬ ِ ِ ‫َبا ِدرُوا ِباْألَعْ َم‬
ْ ‫ال فِ َت ًنا َكقِ َطع اللَّي ِْل ْالم‬
‫ض م َِن ال ُّد ْن َيا‬ ٍ ‫ب َع َر‬.ِ
“Bersegeralah kalian melakukan amal kebaikan (sebelum datangnya) fitnah-fitnah
bagaikan malam yang gelap gulita, seseorang dalam keadaan beriman di pagi hari
dan menjadi kafir di sore hari, atau di sore hari dalam keadaan beriman, dan menjadi
kafir pada pagi hari, dia menjual agamanya dengan kesenangan dunia.” (HR
Muslim)

Istiqomah dalam beramal


Selain bersegera dalam mengerjakan amal kebaikan maka hendaknya kita juga
berusaha istiqomah diatasnya. Amalan yang sedikit tetapi istiqomah itu lebih baik
daripada banyak tetapi hanya sesaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

ِ ‫إنَّ أَ َحبَّ اأْل َعْ َم‬


‫ال إِلَى هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل أَ ْد َو ُم ُه َوإِنْ َق َّل‬
“Amal yang paling dicintai Allah Subhanahu wa ta’ala adalah amal yang paling terus-
menerus dikerjakan meskipun sedikit.” (HR Bukhari dan Muslim)
 Orang yang bersegera dalam amal kebaikan (baik ibadah atau yang lainnya),
kemudian dia istiqomah diatasnya maka ia akan sibuk dengan amalnya tersebut. Hal
ini akan meminimalisir pengaruh fitnah terhadap dirinya. Sebaliknya orang yang jauh
dari amal kebaikan maka akan mudah terpengaruh dengan fitnah bahkan ia akan
sibuk dengan fitnah tersebut dan akhirnya terjerumus di dalamnya. Dikatakan dalam
sebuah perkataan hikmah,
‫من لم يشغل نفسه بالطاعة شغلته بالمعصية‬
“Barangsiapa tidak menyibukkan jiwanya dengan ketaatan maka jiwanya akan
menyibukkan dengan kemaksiatan”

Jangan bermain-main dengan fitnah!


Betapa banyak orang terjerumus dalam fitnah syahwat maupun syubhat gara-gara
menyepelekan hal tersebut. Jangan merasa “shalih” atau “alim” karena
sesungguhnya hati manusia begitu lemah. Betapa banyak yang terfitnah dengan
lawan jenis gara-gara bermudah-mudahan dalam berinteraksi dengannya baik lewat
HP, internet atau yang lainnya. Disisi lain banyak yang terseret dengan aliran atau
pemikiran yang menyimpang gara-gara hanya sekedar ingin tahu awalnya.
Sungguh indah perkataan salah seorang salaf dalam sya’irnya,
‫خل الذنوب صغيرها وكبيرها فهو التقي‬
‫واصنع كماش فوق أر ض الشوك يحذر ما يرى‬
‫ال تحقرن صغيرة إن الجبال من الحصى‬

Tinggalkan segala dosa – yang kecil dan yang besarnya- itulah ketaqwaan..
Bertindaklah seperti seorang yang berjalan di tempat berduri, dia berhati-hati yang
dia lihat…
Jangan sekali-kali meremehan dosa kecil, sesungguhnya gunung itu tersusun dari
kerikil…
Jangan menyendiri atau bergaul dengan teman yang buruk
Jangan juga suka menyendiri karena akan mudah digoda oleh setan. Rasulullah
bersabda,

ِ ‫الوا ِح ِد َوه َُو م َِن ااِل ْث َني‬


‫ْن أَب َْع ُد‬ َ ‫َفإِنَّ ال َّش ْي َط‬
َ ‫ان َم َع‬
“Sesungguhnya setan bersama orang yang sendirian, dan dia dari dua orang akan
lebih menjauh.” [HR Tirmidzy, dishahihkan Albani]
Orang yang menyendiri akan mudah melakukan dosa dan kemaksiatan apalagi saat
imannya sedang menurun. Contohnya orang yang suka menyendiri dan
menghabiskan waktunya di dunia maya (internet). Dia akan merasa tidak ada orang
lain yang melihat dosa atau kemaksiatan yang dia lakukan. Disisi lain, jangan pula
bergaul dengan teman yang buruk akhaq atau aqidahnya. Teman memiliki pengaruh
yang sangat kuat pada diri seseorang. Rasulullah bersabda,
‫ظرْ أَ َح ُد ُك ْم َمنْ ي َُخالِ ُل‬
ُ ‫ِين َخلِيلِ ِه َف ْل َي ْن‬
ِ ‫الرَّ ُج ُل َعلَى د‬
Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di
antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman. (HR Abu
Dawud dan Tirmidzy)
Betapa banyak yang terseret pada kubangan nafsu dan syahwat karena bergaul
teman yang rusak. Betapa banyak juga yang jatuh pada pemikiran atau aliran yang
menyimpang karena bergaul dengan teman yang menyimpang.   Jauhi bergaul
dengan teman-teman yang buruk atau menyimpang. Solusinya adalah hendaknya
bergaul dengan teman-teman yang shalih dan berilmu. Mereka akan membuat kita
termotivasi melakukan kebaikan dan akan mengingatkan kita jika kita lalai.

Bekali diri dengan ilmu dan Ketaqwaan


Syubhat atau kerancuan pemikiran akan mudah menyerang orang-orang yang
minim ilmu. Sedang syahwat akan mudah menyerang orang-orang yang minim
keimanan dan rasa takut kepada Allah.  Orang yang memiliki ilmu dan pemahaman
yang mendalam akan dengan mudah menyaring syubhat-syubhat yang ada.
Sedang orang yang mimiliki ketaqwaan maka akan membentengi dirinya dari
syahwat.  Untuk itu dua bekal ini, yaitu ilmu dan ketaqwaan, sangat penting untuk
membentengi diri dari fitnah syubhat dan syahwat.

Banyak berdo’a kepada Allah


Do’a adalah silahul mu’min (senjata seorang mukmin). Hendaknya kita banyak
berdo’a agar terhindar dari fitnah syubhat maupun syahwat. Hati manusia begitu
lemah, Allah memalingkan sesuai kehendakNya. Hendaknya kita mohon
keistiqomahan diatas agamaNya. Diantara do’a yang bisa kita baca adalah do’a
yang sering Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam panjatkan,
َ ‫ِّت َق ْل ِبيْ َعلَى ِد ْي ِن‬
‫ك‬ ِ ‫ب ْالقُلُ ْو‬
ْ ‫ب َثب‬ َ ِّ‫َيا ُم َقل‬
”Wahai Dzat Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
(HR Tirmidzi)
 Semoga tulisan singkat ini bermanfaat. Semoga kita semua dijauhkan dari fitnah
syubhat maupun syahwat. Sesungguhnya orang yang beruntung adalah orang yang
dijauhkan dari fitnah. Rasulullah bersabda,
‫ب ْالفِ َت َن‬
َ ‫إِنَّ ال َّسعِي َد لَ َمنْ جُ ِّن‬
“Sesungguhnya orang yang beruntung adalah orang yang dijauhkan dari fitnah.” (HR
Abu Dawud, dishahihkan Albani

Anda mungkin juga menyukai