Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AIK

SYIRIK

Disusun Oleh:

Desi Fatimah Andriani


Meilynda Septiani
Miftahul Hidayah Zakariah
Muhammad Fachrizal Rahmadi
Musaddiq Firdaus

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH


TANGJUNG REDEB BERAU
2020
I. Syirik dan Bahayanya Bagi Manusia
1. Pengertian Syirik
Secara bahasa, syirik artinya menyekutukan atau menjadikan sesuatu
memiliki syarik (sekutu).
Sedangkan secara istilah, syirik adalah itikad ataupun perbuatan yang
menyamakan sesuatu selain Allah dan disandarkan pada Allah dalam hal
rububiyyah dan uluhiyyah. Umumnya, menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah
yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada
selain Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih
(kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selain-Nya.

2. Bentuk-Bentuk Syirik
a. Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan
menjadikannya kekal di dalam neraka, jika ia meninggal dunia dan
belum bertaubat kepada Allah.
Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain
Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah atau mendekatkan diri
kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain
Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu
selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.
 Syirik Do'a, yaitu di samping dia berdo'a kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala, ia juga berdo'a kepada selainNya.
 Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan suatu
ibadah untuk selain Allah Subhanahu wa Ta'ala.
 Syirik Ketaatan, yaitu mentaati kepada selain Allah dalam hal
maksiyat kepada Allah.
 Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah
dengan Allah dalam hal kecintaan.
b. Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi
ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik
besar.
 Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk
ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya,
bersumpah dengan nama selain Allah
 Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan
dan niat, seperti riya' (ingin dipuji orang) dan sum'ah (ingin
didengar orang) dan lainnya.

3. Penyebab Terjadinya Syirik Pada Manusia


a. Berlebihan dalam memuji Rasul atau memuji orang shaleh
Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam telah memperingatkan
akan hal itu dalam sabda beliau :
“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang
Nashrani berlebih-lebihan dalam memuji Isa anak Maryam, sesungguhnya saya
hanyalah seorang hamba. Maka katakanlah hamba Allah dan rasul-Nya”. (HR.
Bukhari dan Muslim).
Jika berlebihan dalam memuji Nabi adalah sesuatu yang terlarang, tentu
lebih terlarang lagi jika berlebihan dalam memuji selain beliau dari orang-orang
shaleh atau yang lainnya yang menyebabkan kesyirikan pada umat manusia.
Berlebih-lebihan dalam memuji Rasul atau orang-orang shaleh adalah dengan
menempatkan mereka sejajar dengan Allah, baik dalam pujian ataupun keyakinan
akan sifat dan ilmu mereka, beristighatsah (meminta perlindungan) kepada
mereka ketika tertimpa bencana, tawaf dikuburan mereka, tabarruk (mencari
berkah) dari kuburan atau barang-barang peninggalan mereka, bertawassul
(menjadikan perantara) dengan mereka dalam do’a, menyembelih di kuburan-
kuburan mereka dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada mereka, berdo’a
dan meminta tolong kepada mereka padahal mereka telah meninggal dunia dan
lain sebagainya.
Sebagian orang mengatas namakan perbuatan-perbuatan tersebut sebagai wujud
kecintaan kepada Nabi atau orang-orang shaleh dan ini adalah anggapan yang
keliru lagi menyesatkan, justru perbuatan ini adalah kesyirikan yang sangat nyata
yang telah diperingatkan Allah dan rasul-Nya.
Mencintai Nabi dan orang shaleh pada hakikatnya adalah sesuai dengan
apa yang telah diajarkan Al-Quran dan Sunnah serta apa yang telah dicontohkan
oleh para salafus-Shaleh, yaitu dengan mengetahui keutamaan-keutamaan
mereka dan mencontoh mereka dalam amal shaleh, tanpa meremehkan atau
berlebih-lebihan terhadap mereka

b. Ta’ashshub (fanatisme)
Allah berfirman dalam Al-Quran :
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, ikutilah apa yang telah diturunkan Allah.
Mereka menjawab , (tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami
dapati dari nenek moyang kami. (Apakah mereka akan mengikuti juga) walaupun
nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun dan tidak mendapat
petunjuk”. (QS. al-Baqarah : 170).
Hal inilah yang tertanam pada diri kaum musyrikin dari zaman dahulu
sampai sekarang, dimana mereka sangat fanatik kepada peninggalan dan adat
istiadat nenek moyang, dan karena itu mereka tidak segan-segan untuk berpaling
dan menepis kebenaran yang bersumberkan kepada Al-Quran dan sunnah Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan ada juga diantara mereka yang
menyalahkan kebenaran tersebut dengan berbagai dalih dan sebutan, seperti
aliran baru, menyelisihi tradisi, memecah belah umat, membuat resah dan
sebagainya. Dan dari kefanatikan inilah akhirnya timbul sikap menentang dan
berpaling dari kebenaran yang kemudian akan berujung kepada kesyirikan.

Firman Allah Ta’ala :


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan rasul-
Nya, dan bertaqwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui”. (QS. Al-Hujurat : 1).
Dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam :
“Tiga hal yang jika ada pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman,
hendaklah Allah dan rasul-Nya lebih ia cintai dari yang lainnya (HR. Bukhari
dan Muslim)
Dan sabda beliau :
“Tidak ada ketaatan kepada makhluq dalam bermaksiat kepada Sang Pencipta”.
(HR. Muslim)
Dari ayat dan hadits di atas jelaslah bagi kita bahwa dalam kebenaran
yang mesti kita ikuti adalah Allah dan rasul-Nya, bukan perasaan dan hawa nafsu

c. Kebodohan terhadap aqidah yang benar


Keengganan untuk mempelajari atau mengajarkan aqidah yang benar
atau sangat sedikitnya perhatian terhadapnya, maka akan melahirkan generasi
yang tidak mengenal aqidah yang benar tersebut serta tidak menyadari
kedudukannya dalam kehidupan mereka, atau mereka tidak lagi mengetahui hal-
hal yang menyelisihinya dan membatalkannya. Sehinga pada akhirnya mereka
tidak lagi dapat membedakan yang hak dengan yang bathil, atau bahkan
meyakini yang bathil itu hak dan yang hak itu adalah suatu kebathilan.
Kebodohan adalah awal dari kebinasaan, karena kebodohan seseorang
akan jauh dari jalan Allah, karena kebodohan seseorang akan berpaling dari
agama Allah, karena kebodohan seseorang akan terjerumus dalam kemaksiatan
dan dosa. Karena kebodohan, seseorang akan tenggelam dalam kesyirikan.
Oleh karena itu agama kita mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut
ilmu dan memberantas kebodohan, mengenal yang hak agar mereka dapat
mengikutiya sekaligus mengetahui yang bathil agar mereka dapat membentengi
diri darinya.

d. Hawa nafsu dan syahwat


Penyakit hati yang lain yang dapat menyebabkan seseorang jatuh kepada
kesyirikan yaitu hawa nafsu dan syahwat. Bahwasanya agama islam di turunkan
oleh Allah SWT. itu lengkap dengan peraturan-peraturan dan hukum-hukum dan
para manusia wajib melaksanakan peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang
Allah SWT. Tetapkan dalam kehidupan mereka.
Hati yang bersih, fitrah yang lurus akan cenderung menerima apa yang di
wajibkan oleh Allah, akan tetapi jika hati itu di kalahkan oleh hawa nafsu dan
syahwat maka akan cenderung menolak dan memberontak terhadap hukum-
hukum yang di tetapkan oleh Allah.

e. Sombong untuk beribadah kepada Allah


Sombong adalah salah satu diantara macam penyakit hati yang dapat
menjerumuskan seseorang kepada kesyirikan. Sombong juga merupakan
penyakit yang dapat menimpa fitrah manusia sehingga ia menyimpang dari
bentuknya yang lurus dan menjatuhkannya dalam kemusyrikan. Sombong ada
beberapa derajat, dimulai dari menganggap remeh terhadap manusia dan berakhir
dengan tidak mau beribadah kepada Allah.
Pada umumnya sifat sombong terdapat pada jiwa orang yang berhasil
memperoleh kesenangan kehidupan dunia, seperti harta, jabatan, kekuasaan, ilmu
pengetahuan dan semacamnya. Namun sifat sombong bisa juga menimpa setiap
jiwa yang sakit sekalipun dari kalangan orang yang paling rendah.

4. Tindakan Rasullulah Dalam Menangkal Syirik


Upaya Nabi SAW dalam menjaga kemurnian tauhid dari perkataan dan perbuatan
yang menodainya, yang membuat kemurnian tauhid menurun dan berkurang. Rasulullah
SAW sangatlah menyayangi umatnya, sangat ingin agar kita terhindar dari kesyirikan.
Karena itulah Rasulullah berupaya menutup pintu-pintu kesyirikan, dengan cara sebagai
berikut :
a. Tidak berlebihan dalam memuji dan mengagungkan Nabi SAW. Seperti sabda
beliau :
”Janganlah kalian berlebihan memujiku seebagaimana orang – orang nasrani
berlebihan memuji putera Maryam. Aku ini tiada lain adalah hamba. Maka
katakanlah hamba Allah dan Rosul – Nya”.
Beliau SAW membenci kalau mereka mengarahkan pujian kepada beliau
karena menjerumuskan mereka kepada sikap berlebih – lebihan terhadapnya.
Beliau memberi kabar bahwa mengarahkan pujian kepada orang yang dipuji –
walau memang begitu adanya- termasuk perbuatan syetan, karena senang
memuji kepadanya akan membawanya kepada sikap membanggakan diri, dan
itu menafikkan kesempurnaan tauhid. Ibadah tidak akan tegak kecuali dengan
berputar pada porosnya, yaitu ketundukan yang amat sangat dalam kecintaanya
yang paling tinggi yakni Allah SWT.

b. Beliau melarang kita dari melakukan perbuatan menjadikan kuburan sebagai


tempat ibadah dan Larangan menjadikan kubur beliau sebagai ‘ied (tempat yang
didatangi berulang-ulang).
Dan dalam hal ini rosulullah melarang untuk melakukan perbuatan
menjadikan kuburan sebagi tempat ibadah dan melarang kuburan beliau untuk
di jadikan sebagi tempat ‘Id sebagaimana sabdaNya ;
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
“Jangan jadikan rumah kalian sebagai kuburan, dan jangan jadikan kuburanku
sebagai Id, bershalawatlah kepadaku karena shalawat kalian akan sampai
kepadaku dimanapun engkau berada”.
II. Syirik Zaman Modern
1. Pengertian Syirik Modern
Syirik sebagaimana yang telah kita ketahui adalah menyamakan selain Allah
dengan Allah dalam hal rububiyah atau uluhiyah-Nya. Atau dengan kata lain syirik
adalah menyekutukan Allah. Sedangkan modern adalah masa dimana kita berada saat ini,
dengan berbagai kemajuan di segala bidang.
Perbuatan syirik tidak hanya terjadi di masa lalu, dimana belum adanya teknologi
seperti sekarang ini, namun di zaman serba canggih seperti sekarang pun masih terjadi
perbuatan syirik. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Quran bahwa perbuatan syirik
tidak diampuni oleh Allah. Allah swt berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-
Nisaa’: 48).
Syirik yang berkembang pada jaman dahulu adalah syirik jali yaitu
mempersekutukan Allah secara terang-terangan. Namun syirik yang berkembang dimasa
modern ini adalah syirik khafi yaitu mempersekutukan Allah secara tidak sadar.

2. Bentuk-Bentuk Syirik Pada Zaman Modern


Betapa besar dosa syirik tergambar dari ancaman Allah kepada para pelakunya.
“Sesungguhnya orang-orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti
Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya adalah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolongpun” (QS. Az-Zumar [39] : 65).
Perbuatan syirik memiliki bentuk yang sangat beragam, diantaranya :
a. Sihir
Allah SWT telah menyuruh kita berlindung dari sihir dan tukang sihir
dalam firman-Nya, “Katakanlah, (Aku berlindung) …. dari kejahatan wanita-
wanita tukang sihir yang menghembuskan pada buhul-buhul” (QS. Al-Falaq
[113] : 1 dan 4.
b. Nusyrah
Nusyrah menurut Ibnul Atsir adalah pengobatan yang dilakukan terhadap
orang yang diduga kemasukan jin. Nusyrah juga bermakna mengeluarkan sihir
dari seseorang yang terkena sihir. Ada dua jenis nusyrah:
 Pertama, menyembuhkan orang yang terkena sihir dengan do’a yang
terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunah. Ini hukumnya mubah atau boleh.
 Kedua, menyembuhkan orang yang terkena sihir dengan sihir lagi. Ini
hukumnya haram. Rasulullah SAW ditanya tentang nusyrah, lalu Beliau
menjawab, “Hal itu adalah pekerjaan setan” (HR. Ahmad dan Abu
Daud), maksudnya nusyrah dengan cara mengeluarkan jin dengan
bantuan jin adalah haram karena masuk kategori perbuatan syirik.
c. Tanjim (Perbintangan)
Kata tanjim dalam terminologi syariat diartikan sebagai upaya
mengetahui sesuatu dengan mengikuti isyarat bintang-bintang. Tanjim terbagi
menjadi dua bagian:
 Pertama, Ilmu Tasy’ir yaitu menjadikan bintang dan benda-benda
angkasa sebagai petunjuk penentuan arah mata angin, cuaca, dan letak
geografis suatu Negara dan semacamnya. Jenis ini dibolehkan dalam
Islam.
 Kedua, Ilmu Ta’tsir yaitu upaya mengetahui sesuatu dengan mengikuti
isyarat bintang-bintang dan biasa disebut ramalan bintang, misalnya
Leo, Scorpio, dst. Ilmu Ta’tsir dalam terminology sekarang adalah
astrologi. Jenis ramalan bintang seperti ini hukumnya jelas haram
sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang
mengambil pancaran sinar dari sekumpulan bintang dan menjadikannya
sebagai dasar ramalan peristiwa gaib di bumi, maka sungguh ia telah
mengambil pancaran sinar dari sekumpulan sihir” (HR. Abu Daud).
d. Thiyarah
Pada masyarakat kita ada keyakinan kalau di rumah ada kupu-kupu, itu
pertanda akan kedatangan tamu. Keyakinan seperti ini disebut thiyarah.
Thiyarah hukumnya syirik sebagaimana disabdakan Rasulullah Saw, “Thiyarah
itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik” (HR. Abu Daud dari Abdullah
bin Mas’ud).
e. Tama’im (Jimat)
Tama’im adalah bentuk jamak dari tamimah, yaitu sesuatu yang
dikalungkan ke leher atau bagian dari tubuh seseorang yang bertujuan
mendatangkan manfaat atau menolak bala (bahaya). Ibrahim al-Nakha’I berkata,
“Jimat itu haram, baik yang berasal dari Al-Qur’an maupun yang bukan dari Al-
Qur’an. Al-Qur’an diturunkan bukan untuk jimat tapi sebagai petunjuk ke jalan
yang benar.”

3. Cara Menanggulangi Syirik Pada Zaman Modern


Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari syirik,antara lainnya:
a. Dengan Memperdalam keimanan kita kepada Allah dan Rasulnya serta Ajaran
Agama Allah yaitu Islam. Rasulullah bersabda:
‫َم ْن ي ُِر ْد هَّللا ُ بِ ِه َخ ْيرًا يُفَقِّ ْههُ فِي الدِّي ِن‬
“Barangsiapa yang Allah menghendaki padanya kebaikan maka Allah
akan memahamkannya di dalam perkara agama.”[HR Al Bukhari dan Muslim].
Hadits di atas dengan jelas menunjukkan bahwa kunci untuk
mendapatkan kebaikan agama adalah dengan mempelajari ilmu agama, dan ilmu
yang paling pokok adalah tauhid.

b. Terbiasa dengan kerja keras dan berdoa pada Allah dalam setiap Pekerjaan yang
kita lakukan dan mengharapkan hasil yang terbaik hanya kepada Allah.
Janganlah kita terbuai dengan rayuan untuk meraih kesuksesan secara instan
dengan melakukan cara-cara yang melanggar syariat.

c. Meyakini bahwa tidak ada kekuatan dan kekuasaan yang lebih besar
dibandingkan dengan kekuasaan dan kekuatan Allah. Oleh karena itu kita
dianjurkan agar selalu mengucapkan kalimat: Laa hawla walaa quwwata illa
billah Artinya: tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah
SWT.
d. Banyak Mengingat Allah SWT dengan berzikir berarti kita berusaha menjauhi
atau menghindari perbuatan syirik. Bahkan memperkuat keyakinan dan
keimanan Serta membuat hati kita tenang.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ْ ‫َط َمِئ ُّن قُلُوبُهُ ْم بِ ِذ ْك ِر هَّللا ِ َأال بِ ِذ ْك ِر هَّللا ِ ت‬
ُ‫َط َمِئ ُّن ْالقُلُوب‬ ْ ‫لَّ ِذينَ آ َمنُوا َوت‬
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati
menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).

e. Ikhlas dalam melakukan amal kebaikan. Segala perbuatan ibadah yang disertai
dengan riya’ termasuk syirik. Agar terhindar dari perbuatan ini maka setiap
melakukan amal baik hendaklah dilakukan dengan penuh keikhlasan (Hanya
Mengharap keridhoan Allah Semata). Perbuatan yang dilakukan dengan penuh
keikhlasan pastilah akan mendapat pahala di akhirat. Adapun perbuatan baik
yang dilakukan dengan riya’, amal perbuatan tersebut sia-sia karena tidak
bernilah di hadapan Allah SWT.

4. Bahaya Syirik Bagi Keidupan Manusia


Adapun bahaya syirik bagi kehidupan manusia , antara lain:
a. Menghancurkan seluruh amal. Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):
“Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan
benar-benar engkau termasuk orang yang rugi“. (QS. Az-Zumar: 65).
b. Jika meninggal dalam keadaan syirik, maka tidak akan diampuni oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Firman Allah Ta’ala:
“Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni jika disekutukan, dan Dia akan
mengampuni selain itu (syirik) bagi siapa yang (Dia) kehendaki”. (QS. An-Nisa:
48, ).
c. Pelakunya diharamkan masuk surga. Firman Allah Ta’ala:
“Sesungguhnya barang siapa menyekutukan Allah, maka pasti Allah
mengharamkan jannah baginya dan tempatnya adalah neraka, dan tidak ada bagi
orang-orang zhalim itu seorang penolong pun“. (QS. Al-Maidah: 72).
d. Kekal di dalam neraka. Firman Allah Ta’ala (yang ):
“Sesungguhnya orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan
masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk“. (QS. Al-Bayyinah: 6).
e. Perkara pertama yang diharamkan oleh Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
“Katakanlah: Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang
nampak ataupun tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia
tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan
sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan)
mengadaadakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui“. (QS. Al-Araaf:
33).
f. Sulit menerima kebenaran. Firman Allah Subahanahu Wa Ta;ala:
“Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah
tertutup, dan mereka akan mendapat adzab yang berat.” (QS. Al-Baqarah: 7).
Hati orang-orang syirik tertutup untuk menerima kebenaran yang datangnya dari
Allah dan Rasul-Nya. Menurut Ibnu Jarir, ketertutupan hati orang syirik itu
lantaran dari sifat kesombongan dan penentangannya terhadap kebenaran yang
disampaikan kepadanya. Orang-orang syirik yang mendustakan ayat-ayat Allah
diberi peringatan atau tidak, sama saja bagi mereka, karena hati mereka buta.
g. Munculnya perasaan bimbang dan ragu. Firman Allah Subahanahu Wa Ta ‘ala:
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan
mereka mendapat adzab yang pedih, karena mereka berdusta.” (QS. Al-
Baqarah: 10). Menurut pendapat Ibnu Abbas, penyakit hati orang syirik adalah
perasaan bimbang dan ragu (syak), kegoncangan batin seperti inilah yang
menjadikan mereka merasa gelisah. Hatinya tidak pernah tenang, merasa tidak
puas dengan harta, jabatan yang mereka miliki.
h. Hanya akan memperoleh kesenangan sementara. Kesenangan hidup di dunia
yang diperoleh orang-orang musyrik sifatnya sementara, di akhirat kelak akan
mendapatkan siksa yang pedih. Meskipun ketika hidup di dunia mereka dalam
keadaan miskin dan sengsara, lebih-lebih jika mereka kaya, bagi mereka hal itu
tetap merupakan keuntungan dan kesenangan karena mereka mengikuti hawa
nafsunya.
i. Amalan dan harta yang yang dinafkahkan sia-sia Harta yang dinafkahkan orang-
orang musyrik adalah sia-sia (tidak diberi pahala oleh Allah), apa yang
dimilikinya tidak akan dapat digunakan untuk menebus siksa di akhirat kelak,
sebagaimana firman Allah Subahanahu Wa Ta’ala

Anda mungkin juga menyukai