Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEJARAH ISLAM
KHULAFAUR RASYIDIN ABU BAKAR ASH-SIDDIQ

Dosen Pengajar:
Dra. Hj Ajeng Kartini, M.Pd.I

Kelompok 8 :
1. Selvi Riska Yuliana (2103010212)
2. Raudah (2103010274)
3. Auditya Putri Puspita Dewi (2103010200)
4. Yulia (2103010582)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Segala puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sejarah Islam yang
berjudul
“Khulafaur Rasyidin (Khalifah Abu Bakar)”
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, penulisan ini bertujuan
untuk memahami Politik di Indonesia.
Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
khususnya untuk penulis, kritik dan saran dari pembaca akan sangat perlu untuk memperbaiki
dalam penulisan makalah dan akan diterima dengan senang hati. Serta semogamakalah ini
tercatat menjadi motivator bagi penulis untuk penulisan makalah yang lebih baikdan bermanfaat.
Aamiin.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Barakallahu fiikum.

Banjarmasin , 14 Maret 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalahah.....................................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. KHALIFAH ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ...............................................................................5
1. Biografi Abu Bakar Ash-siddiq................................................................................................5
2. Proses Pengangkatan Abu Bakar.............................................................................................7
3. Perkembangan Hukum Abu Bakar..........................................................................................8
4. Peberhasilan yang Dicapai Masa Khalifah Abu Bakar..........................................................8
5. Abu bakar: Peran dan Fungsinya............................................................................................9
6. Penyebaran Islam pada Masa Abu Bakar.............................................................................10
7. Peradaban pada Masa Abu Bakar.........................................................................................10
B. KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN...............................10
BAB III......................................................................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..................................................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah peradaban islam memiliki arti yang sangat penting dan tidak bisa kita abaikan begitu
saja. Karena dengan sejarah kita bisa mengetahui apa yang telah terjadi pada zaman sebelum
sekarang dan juga kita bisa mengerti bagaimana pemerintahan pada zaman nabisampai pada
khulafaur rasyidin. Kaum muslim mulai dipimpin oleh seorang khalifah semenjak wafatnya nabi
untuk menggantikan kedudukan nabi sebagai pemimpin umat dan pemimpin negara.

B. Rumusan Masalahah
a. pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin
b. kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar ?
c.. perkembangan peradaban islam ?

C. Tujuan
a. Kita bisa mengetahui pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin.
b. Kita bisa mengetahui kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar.
c. Kita bisa mengetahui perkembangan peradaban islam.
d. d.Kita bisa mempelajari sejarah lebih dalam lagi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Kata Khulafaur Rasyidin itu berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari kata Khulafa dan
Rasyidin. Khulafa’ adalah bentuk jamak dari kata khalifah, yang mempunyai arti pemimpin
dalam arti orang yang mengganti Rasullah Saw. sesudah wafat untuk melindungi agama dan
politik serta keduniaan agar setiap orang menepati apa yang telah ditentukan oleh batasbatasnya
dalam melaksanakan hukum-hukum syariat agama Islam. Adapun kata ar-Rasyidin itu berarti
mendapat petunjuk dan bertindak lurus. Jadi Khulafaur Rasyidin mempunyai arti pemimpim
yang mendapatkan petunjuk dan bertindak lurus. Para Khulafaur Rasyidin itu adalah pemimpin
yang arif dan bijaksana. Mereka itu terdiri dari para sahabat Nabi Muhammad Saw. yang
memiliki kualitas dan integritas yang baik.
Sebagai pemimpin umat Islam setelah Nabi, Abu Bakar bergelar “Khalifah Rasulillah” atau
Khalifah saja (secara harfiyah artinya; orang yang mengikuti, pengganti Rasul). Khulafaur
Rasyidin secara harfiyah berarti para pemimpin yang jujur dan lurus. Istilah tersebut diberikan
kepada Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq, Khalifah Umar bin al-Khattab, Khalifah Usman bin
‘Affan, dan Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Meskipun demikian, perlu dijelaskan bahwa kedudukan Nabi sesungguhnya tidak akan
pernah tergantikan, karena tidak ada seorangpun yang menerima ajaran Tuhan sesudah
Muhammad. Sebagai saluran wahyu-wahyu yang diturunkan dan sebagai utusan Tuhan tidak
dapat diambil alih oleh seseorang. Menggantikan Rasul (Khalifah) hanyalah berarti memiliki
kekuasaan yang diperlukan untuk meneruskan perjuangan Nabi.

A. KHALIFAH ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ

1. Biografi Abu Bakar Ash-siddiq


Abu Bakar, lahir pada tahun 573 M dan wafat pada tahun13 H. Bernama Abdullah bin
Abi Quhafah. Nama aslinya adalah Abdul Ka’bah. Tetapi, setelah masuk Islam namanya diganti
Rasulullah Saw. sehingga menjadi Abu Bakar. Gelar Ash-Shiddiq diberikan padanya karena
orang yang pertama mengakui peristiwa Isra’ Mi’raj. Lalu, ia pun diberi gelar Ash-Shiddiq
(orang yang percaya). Abu Bakar termasuk di antara orang yang paling awal memeluk Islam.
Setelah Rasulullah Saw. wafat, Abu Bakar menjadi khalifah yang pertama pada tahun 632 M.
Abu Bakar dilahirkan di Mekkah dari keturunan Bani Tamim (At Tamimi), suku bangsa
Quraisy. Abu Bakar ayah dari Aisyah istri Rasulullah Saw., nama lengkapnya adalah ‘Abdullah
bin ‘Uthman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai
bin Ghalib bin Fihr al-Quraishi at-Tamimi’. Bertemu nasabnya dengan Rasulullah Saw., pada
kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Dan ibu dari abu Bakar adalah Ummu Al-Khair salma
binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama
dari kabilah Bani Tamim.

5
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Bidayah, Aisyah ra. berkata: Sejak zaman jahiliyah,
Abu Bakar adalah kawan Rasulullah Saw. Pada suatu hari, dia hendak menemui Rasulullah
Saw., ketika bertemu dia berkata: Wahai Abul Qosim (panggilan Rasulullah Saw., ada apa
denganmu sehingga engkau tidak terlihat di majelis kaummu dan orangorang menuduh bahwa
engkau telah berkata buruk tentang nenek moyangmu dan lain lain lagi?. Rasulullah Saw.,
bersabda: “Sesungguhnya aku adalah utusan Allah Swt., dan aku mengajak kamu kepada Allah
Swt.
Setelah selesai Rasulullah Saw. berbicara, Abu Bakar pun langsung masuk Islam. Melihat
keislamannya itu beliau gembira sekali, tidak ada seorangpun yang ada di antara kedua gunung
di Mekkah yang merasa gembira melebihi kegembiraan beliau. Kemudian Abu Bakar menemui
Usman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Saad bin Abi Waqas,
mengajak mereka untuk masuk Islam. Lalu, merekapun masuk Islam. Hari berikutnya Abu bakar
menemui Usman bin Mazhum, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdurrahman bin Auf, Abu Salamah
bin Abdul Saad, dan Arqam bin Abil Arqam, mereka kemudian dapat menerima Islam.
Istrinya Qutaylah binti Abdul Uzza tidak menerima Islam sebagai agama sehingga Abu
Bakar menceraikannya. Istrinya yang lain, Umi Ruman, menjadi Muslimah. Juga semua anaknya
kecuali ‘Abd Rahman bin Abi Bakar menerima Islam. Abu Bakar adalah orang yang ditunjuk
Rasulullah Saw., untuk menemaninya hijrah ke Yastrib (622 M). Namun saat di tengah
perjalanan mereka dikejar oleh utusan para kabilah Quraisy, sehingga mereka mencari tempat
untuk sembunyi. Mereka menemukan sebuah gua dan Abu Bakar menyarankan untuk
sembunyi disana. Setelah Rasulullah Saw. menyetujuinya ia melarangnya masuk ke dalam. Ia
memasukinya terlebih dahulu dan mencari kalau ada lubang tempat tinggal hewan liar. Saat ia
temukan ia menutupnya dengan selembar kain kecuali satu lubang karena kainnya telah habis.
Setelah itu mereka beristirahat di sana, hingga Rasulullah Saw. terlelap. Ia melihat ada
ular keluar dari lubang (yang tidak ditutupinya) lalu ia menutupinya dengan kakinya, sehingga
ular itu menggigit kakinya ia menangis namun ia tidak mengatakannya kepada Rasulullah Saw.,
karena takut membangunkannya.
Tetapi ia tidak menyadari bahwa air matanya menetes di pipi Nabi Muhammad Saw.,
sehingga beliau terbangun. Beliau melihat Abu Bakar sedang menagis lalu berkata,
“Katakanlah wahai Abu Bakar mengapa kamu menangis?” Mendengar hal itu ia terkejut karena
tidak tahu bahwa Rasulullah Saw. , telah terjaga dari tidurnya. Maka ia pun
menjawab,”Sesungguhnya aku melihat lubang sarang hewan melata di sana dan ia (hewan itu)
hendak keluar maka aku tutupi lubang itu dengan kakiku supaya tidak mengganggumu wahai
Rasul Allah.” Mendengar hal itu Rasulullah Saw., menangis lalu berkata,” Berikan kakimu”,
kemudian beliau meludahinya dan seketika luka Abu Bakar sembuh. Setelah itu mereka
melanjutkan perjalanan menuju Yastrib.
Abu Bakar meninggal pada Jumadil Akhir tahun13 H/ 634 M di Madinah pada usia 63
tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah Aisyah di dekat masjid Nabawi, di samping makam
Rasulullah Saw. Disaat Abu Bakar wafat, barisan depan pasukan Islam sedang mengancam
Palestina, Irak, dan kerajaan Hirah.

6
2. Proses Pengangkatan Abu Bakar
Nabi Muhammad Saw., tidak menunjuk siapa yang akan menggantikan sepeninggalnya
dalam memimpin umat yang baru terbentuk. Memang wafatnya beliau mengejutkan, tetapi
sesungguhnya dalam sakitnya yang terakhir ketika beliau mengalami gangguan kesehatan
sekurang-kurangnya selama tiga bulan, Nabi Muhammad Saw. telah merasakan bahwa ajalnya
akan segera tiba.
Masalah suksesi mengakibatkan umat Islam menjadi sangat tegang. Padahal semasa
hidupnya, Nabi bersusah payah dan berhasil membina persaudaraan sejati yang kokoh di antara
sesama pengikutnya, yaitu antara kaum Muhajirin dan Anshar. Dilambatkannya pemakaman
jenazah beliau menggambarkan betapa gawatnya krisis suksesi itu. Ada tiga golongan yang
bersaing keras dalam perebutan kepemimpinan ini; Anshar, Muhajirin, dan keluarga Hasyim.
Dalam pertemuan di balai pertemuan Bani Saidah di Madinah, kaum Anshar
mencalonkan Sa’ad bin Ubadah, pemuka Khazraj, sebagai pemimpin umat. Sedangkan
Muhajirin mendesak Abu Bakar sebagai calon mereka karena ia dipandang yang paling layak
untuk menggantikan Nabi. Di pihak lain ada sekelompok orang yang menghendaki Ali bin Abi
Thalib, karena Nabi telah menunjuk secara terang-terangan sebagai penggantinya.
Situasi itu demikian kritis, pedang hampir saja terhunus dari sarungnya. Masing-masing
golongan merasa paling berhak menjadi penerus Nabi. Namun berkat tindakan tegas dari tiga
orang, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Abu Ubaidah bin Jarrah yang memaksa Abu
Bakar sendiri sebagai deputi Nabi. Besar kemungkinan tanpa intervensi mereka persatuan umat
yang menjadi modal utama bagi hari depan komunitas muslim sulit terwujud.
Dengan semangat ukhuwah Islamiyyah terpilihlah Abu Bakar. Dia adalah orang Quraisy
yang merupakan pilihan ideal, karena sejak mulai pertama menjadi pendamping Nabi, dialah
sahabat yang paling memahami risalah Muhammad Saw.
Sebagai pemimpin umat Islam setelah Rasulullah Saw., Abu Bakar disebut Khalifah
Rasulillah (pengganti Rasul Allah) yang dalam perkembangan selanjutnya disebut khalifah.
Berikut pidato perdana Abu Bakar ketika diangkat sebagai pengganti peran dan posisi Rasulullah
Saw., dalam masyarakat, “Wahai manusia, sungguh aku telah memangku jabatan yang kamu
percayakan, padahal aku bukan orang yang terbaik di antara kamu. Apabila aku
melaksanakan tugasku dengan baik, bantulah aku, dan jika aku berbuat salah, luruskanlah aku.
Kebenaran adalah suatu kepercayaan, dan kedustaan adalah suatu penghianatan. Orang yang
lemah di antara kamu adalah orang yang kuat bagiku sampai aku memenuhi hak-haknya, dan
orang kuat di antara kamu adalah lemah bagiku hingga aku mengambil haknya, Insya Allah.
Janganlah salah seorang dari kamu meninggalkan jihad. Sesungguhnya kaum yang tidak
memenuhi panggilan jihad maka Allah Swt. akan menimpakan atas mereka suatu kehinaan.
Patuhlah kepadaku selama aku patuh kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya, jika aku tidak menaati
kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya, sekali-kali janganlah kamu menaatiku. Dirikanlah shalat,
semoga Allah Swt. merahmatimu”.

7
Ucapan pertama kali ini menunjukkan garis besar politik dan kebijakan Abu Bakar
dalam pemerintahannya. Di dalamnya terdapat prinsip kebebasan berpendapat, tuntutan ketaatan
rakyat, mewujudkan keadilan, dan mendorong masyarakat berjihad, serta shalat sebagai intisari
taqwa.
Nampaknya, kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar, sebagaimana
pada masa Rasulullah Saw., bersifat sentral. Kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif
terpusat di tangan Khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, Khalifah juga melaksanakan
hukum yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan Sunnah. Meskipun demikian, seperti juga
Rasulullah Saw., Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah untuk
menyelesaikan suatu masalah.
3. Perkembangan Hukum Abu Bakar

Di masa kepemimpinannya yang singkat, Abu Bakar menyelesaikan perpecahan yang


terjadi di suku-suku bangsa Arab. Beberapa suku tak mau lagi tunduk kepada pemerintah
Madinah setelah Rasul wafat. Mereka menganggap perjanjian berakhir seiring wafatnya Rasul.
Abu Bakar menyelesaikan perpecahan ini lewat Perang Riddah atau perang melawan
kemurtadan. Panglima yang berjasa memimpin perang yakni Khalid ibn Al-Walid. Hal lain yang
dihadapi Abu Bakar yakni orang yang tak membayar zakat, dan orang-orang yang menganggap
dirinya sebagai nabi pengganti Muhammad. Abu Bakar juga mengumpulkan ayat-ayat suci Al-
Quran yang disalin menjadi mushaf. Ia menjadikan ayat Quran dan As Sunnah sebagai hukum.
Di akhir kepemimpinannya, Abu Bakar memperluas daerah kekuasaan dengan mengirim
tentara ke luar. Pada 634 M, Abu Bakar mengirim Khalid bin Walid dan pasukannya ke Irak.
Mereka berhasil menguasai al-Hirah. Ia juga mengirim ekspedisi ke Suriah di bawah pimpinan
empat panglima perang yakni Abu Ubaidah bin Jarrah, Amr bin Ash, Yazid bin Abi Sufyan,
sertaSyurahbil.

4. Peberhasilan yang Dicapai Masa Khalifah Abu Bakar

a) Kebijakan Pemerintahan
Secara umum dapat dikatakan bahwa pemerintahan Abu Bakar melanjutkan
kepemimpinan sebelumnya. Di antara kebijaksanaannya adalah sebagai berikut.
1) Kebijaksanaan Pengurusan terhadap Agama. Pada awal pemerintahannya, ia diuji
dengan adanya ancaman yang datang dari umat Islam sendiri yang menentang
kepemimpinannya. Di antara perbuatan makar tersebut ialah timbulnya orang-orang yang
murtad, orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat, orang-orang yang mengaku menjadi
Nabi, dan pemberontakan dari beberapa kabilah.
2) Kebijaksanaan Kenegaraan Di antara kebijaksanaan Abu Bakar dalam pemerintahan
atau kenegaraan, diuraikan sebagai berikut.

8
a) Bidang eksekutif
Pendelegasian tugas-tugas pemerintahan di Madinah maupun daerah. Misalnya
untuk pemerintahan pusat menunjuk Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, dan Zaid bin
Tsabit sebagai sekretaris dan Abu Ubaidah sebagai bendaharawan. Untuk daerah-daerah
kekuasaan Islam, dibentuklah provinsi-provinsi, dan untuk setiap proinsi dibentuk
seorang amir.
b.) Pertahanan dan keamanan
Dengan mengorganisasikan pasukan yang ada untuk mempertahankan eksistensi
keagamaan dan pemerintahan. Pasukan itu disebarkan untuk memelihara stabilitas di
dalam maupun di luar negeri. Di antara panglima yang ada ialah Khalid bin Walid,
Musanna bin Harisah, Amr bin ‘Ash, Zaid bin Sufyan, dan lain-lain.
c) Yudikatif
Fungsi kehakiman dilaksanakan Umar bin Khatthab dan selama pemerintahan
Abu Bakar tidak ditemukan suatu permasalahan yang berarti untuk dipecahkan. Hal ini
karena kemampuan dan sifat Umar sendiri, dan masyarakat pada waktu itu dikenal ‘alim.
d) Sosial ekonomi
Sebuah lembaga mirip dengan Baitul Mal, di dalamnya dikelola harta benda yang
didapat dari zakat, infaq, shadaqah, ghanimah, dan lain-lain. Penggunaan harta tersebut
digunakan untuk gaji pegawai negara dan untuk kesejahteraan umat sesuai dengan aturan
yang ada.
b) Perang Terhadap Perilaku Riddah
Abu Bakar ra menjadi khalifah hanya dua tahun. Masa sesingkat itu habis untuk
menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang disebabkan oleh sukusuku
bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah sepeninggal Rasulullah
Saw. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Rasulullah Saw., dengan
sendirinya batal setelah Nabi Saw, wafat. Karena itu mereka menentang Abu Bakar. Karena
sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan
pemerintahan, Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah
(perang melawan kemurtadan). Khalid bin Walid adalah panglima yang banyak berjasa dalam
Perang Riddah ini.
Dalam perang Riddah peperangan terbesar adalah memerangi Musailamah Al-Kazab
(Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai Nabi baru menggantikan
Rasulullah Saw. Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran oleh Khalid bin Walid.
c) Kodifikasi Al Quran
Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al-Quran. Dikatakan bahwa
setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Riddah, banyak
penghafal Al-Quran yang ikut tewas dalam pertempuran. Umar lantas meminta Abu Bakar untuk

9
mengumpulkan koleksi dari Al-Quran. oleh sebuah tim yang diketuai oleh sahabat Zaid bin
Tsabit. Mulailah dikumpulkan lembaran-lembaran AlQuran dari para penghafal Al-Quran dan
tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, setelah
lengkap penulisan ini maka kemudian disimpan oleh Abu Bakar. Setelah Abu Bakar meninggal
maka disimpan oleh Umar bin Khattab dan kemudian disimpan Hafsah, anak dari Umar dan juga
istri dari Nabi Muhammad Saw. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi
ini menjadi dasar penulisan teks Al-Quran hingga yang dikenal hingga saat ini.
d) Pembebasan dan Penyebaran Islam
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, Abu Bakar ra mengirim kekuatan ke
luar Arabia. Khalid bin Walid ra, dikirim ke Iraq dan dapat menguasai wilayah Hirah di tahun
634 M. Ke Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat panglima yaitu Abu Ubaidah bin
Jarrah, Amr bin ‘Ash, Yazid bin Abi Sufyan dan Syurah bin Hasanah. Sebelumnya pasukan
dipimpin Usamah bin Zaid yang masih berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid
bin Walid ra, diperintahkan meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani,
sampai ke Syria
5. Abu bakar: Peran dan Fungsinya
a. pengurusan terhadap agama
Pada awal pemerintahannya, diuji dengan adanya ancaman yang datang dari umat
islamsendiri yang menentang kepemimpinannya. Di antara perbuatan makar tersebut
ialahtimbulnya orang-orang yang murtad, orang-orang yang tidak mau mengeluarkan
zakat,orang-orang yang mengaku menjadi nabi, dan pemberontakan dari beberapa kabilah.[3]

b. Kebijakan kenegaraan
Diantara kebijakan Abu Bakar dalam pemerintahan atau kenegaraan sebagai
pulungan,diuraikan sebagai berikut.
1. Bidang eksekutif
2.Pertahanan dan keamanan
3.Yudikatif
4.Sosial ekonomi

6. Penyebaran Islam pada Masa Abu Bakar


(seperti imam dalam shalat), menetapkan hukum danmelaksanakan undang-undang.
Artinya seorang amir di samping sebagai pemimpin agama, juga sebagai hakim dan pelaksana
tugas kepolisian.

10
7. Peradaban pada Masa Abu Bakar
Bentuk peradaban yang paling besar dan luar biasa dam merupakan satu kerja yangdilakukan
pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah perhimpunan Al-Quran. Abu BakarAsh-Shiddiq
memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Quran dari pelepah kurma, kulit
bintang, dan dari hapalan kaum muslimin. Umarlah yang mengusulkan pertama kali
penghimpunan Al-Quran ini. Sejak itulah Al-Quran dikumpulkan dalam satumushaf. Inilah
untuk pertama kalinya Al-quran dihimpun.

B. KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN


Masa kekuasaan khulafaur rasyidin yang dimulai sejak Abu Bakar Ash-Shiddiq hinggaAli
bin Abi Thalib, merupakan masa kekusaan khalifah Islam yang berhasil dalammengembangkan
wilayah Islam lebih luas. Nabi Muhammad SAW yang telah meletakkandasar agama Islam di
arab, setelah beliau wafat, gagasan dan ide-idenya diteruskan oleh parakhulafaur rasyidin.
Ekspansi ke negri-negri yang sangat jauh dari pusat kekusaan, dalamwaktu tidak lebih dari
setengah abad merupakan kemenangan menakjubkan dari suatu bangsayang sebelumnya tidak
pernah memiliki pengalaman politik yang memadai.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan ekspansi itu demikian cepat, antara lain sebagai berikut:
1. Islam, di samping merupakan ajaran yang mengatur humbungan manusia dengan Tuhan, juga
agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.
2. Dalam dada para sahabat Nabi SAW tertanam keyakinan yang sangat kuat tentang
kewajibanmenyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah) keseluruh penjuru dunia.
3. Pertentangan aliran agama di wilayah Bizaitun mengakibatkan hilangnya kemerdekaan
beragama bagi rakyat.
4. Islam datang kedaerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan toleran,
tidakmemaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk Islam.
5. Bangsa sami di Syiria dan palestina, dan bangasa Hami di Mesir memandang bangsaArab
lebih dekat daripada bangsa Eropa, Bizantiun, yang merintah mereka.
6. Mesir, Syiria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan intu membantu
pengusaIslam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh. Dr. Hasan Ibrahim dalam
bukunya“Tarikh Al -Islam As Siyasi”, menjelaskan bahwaorganisasi-organisasi atau lembaga-
lembaga Negara yang ada pada masa Khulafaur rasyidin,diantaranya sebagi berikut :
1.Lembaga Politik.
2.Lembaga Tata Usaha Negara.
3.Lembaga Keuangan Negara.
4.Lembaga Kehakiman Negara.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di pilih berdasarkan
musyawarah.Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar diangkat menjadi khalifah melalui
pertemuansaqifah atas usulan umar. Problem besar yang dihadapi Abu Bakar ialah munculnya
nabi palsu dan kelompok ingkar zakat serta munculnya kamum murtad Musailimah bin kazzab
beserta pengikutnya menolak. Membayar zakat dan murtad dari islam yang
mengakibatkanterjadinya perang Yamamah. Perang tersebut terjadi pada tahun 12 H.Umar yang
tahu akan hal itu merasa khawatir akan kelestarian Al-Qur’an hingga dia Mengusulkan kepada
Abu Bakar agar membukukan/mengumpulkan mushaf yang ditulis padamasa nabi menjadi satu
mushaf Al-Qur’an. Umar membentuk panitia yang beranggotakan 6 Orang sahabat dan meminta
salah satu diantaranya menjadi khalifah setelah Umar wafat.Panitia berhasil mengangkat Utsman
menjadi khalifah. Utsman dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yang
mengangkat pejabatdari kaumnya sendiri (Bani Umayah). Setelah Utsman wafat umat islam
membaiak Alimenjadi khalifah pengganti utsman. Setelah Ali meninggal, ia diganti oleh
anaknya, Hasan.Hasan mengadakan perundingan damai dengan Mu’awiyah dan umat islam
dikuasai olehMu’awiyah. Dengan begitu berak Hirlah pemerintahan yang berdasarkan pemilihan
(khulafaurrasyidin berganti dengan sistem kerajaan).

B. Saran
Kami bangga sekaligus kagum atas perjuangan-perjuangan yang dilakukan olehKhulafaur
Rasyidin. Tapi yang di sayangkan pada masa pemerintahan salah satu dariKhulafaur Rasyidin
ialah: Para aparatur Negara di ambil dari kalangan keluarga Khalifah,dan ketidak tegasan dalam
memutuskan/menyelesaikan masalah, hal tersebut yangmenyebabkan perpecahan dan
pemberontakan di kalangan umat Islam, sehingga berdampaknegatif di era globalisasi ini.

DAFTAR PUSTAKA

12
MUNIR, A. S. (n.d.). Amin Samsul Munir,Sejarah Perkembangan Islam,Jakarta : Amzah, 2009.Rahman
Afzalur, Doktrin Ekonom iAfzalur Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf. 1995.Sinn Ahmad Ibrahim
Abu,Manajemen Syariah,Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996.Susanto Musyrifah,Sejara.

SYAM, N. (2014). SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KHULAFAUR RASYIDIN ABU BAKAR AS-SIDDIQ.

SYAM, N. (n.d.). SKI KHALIFAH ABU BAKAR.

13

Anda mungkin juga menyukai