Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU EKONOMI SYARIAH


“ PEREKONOMIAN PADA ZAMAN KHALIFAH ”

Dosen Pengampu :
Ficha Melina, SE.Sy., ME

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Ana Khoerun Nisa
Dina Afriyani
Riska Ayunda
M .Wahyu Hidayat

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 7 Maret 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................2
A. Definisi Khalifah...............................................................................................................2

B. Biografi Singkat Khulafaur Rasyidin...................................................................................................2

C. Defenisi Ilmu Ekonomi Islam................................................................................................4

D. Kebijakan Ekonomi Pada Masa Rasulullah SAW..........................................................6

E. Perekonomian Pada Masa Khulafaur


Rasyidin.......................................................................................................................................................6

F. Sistem Ekonomi dan Fiskal Pada Masa Khulafaur


rasyidin.............................................................................................................................7

BAB III PENUTUP.................................................................................................................... 10

2.1 Kesimpulan.................................................................................................................10
2.2 Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum, ilmu ekonomi Islam didefinisikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang
berupaya untuk memandang, meneliti dan akhirnya berupaya untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan ekonomi dengan cara Islami. Cara Islami berarti bahwa cara-cara yang didasarkan
atas al-Qur’an dan Sunnah. Perkembangan ekonomi Islam juga tidak lepas dari pemikiran-
pemikiran para cendekiawan muslim serta praktik dari Rasulullah SAW. yang nantinya juga
dijadikan sumber dalam melaksanakan perekonomian Islam. Pemikiran-pemikiran ekonomi
tersebut juga digunakan dalam membuat atau menerapkan berbagai kebijakan ekonomi.
Setiap pemerintahan dalam periode Islam memiliki kebijakan ekonomi tersendiri untuk
menciptakan kesejahteraan masyarakatnya. Tidak terkecuali para pemikir ekonomi Islam yang
selalu memberikan pandangan-pandangan mereka terhadap perekonmian Islam. Di antara
pemikiran-pemikiran ekonomi itu akhirnya mewujudkan sebuah kebijakan dalam pemerintahan.
Dalam makalah ini akan diuraikan beberapa pemikiran yang berbuah pada kebijakan ekonomi
pada masa Khulafaurrasyidin.

A. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Ekonomi Islam?


2. Apa saja kebijakan ekonomi yang dilakukan khulafaur rasyidin?

B. TUJUAN
Adapun tujuan di tulisnya makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian Ekonomi Islam


2. Memberi pengetahuan serta wawasan baru mengenai pemikiran ekonomi Khulafaur Rasyidin

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Khalifah
Khulafaur rasyidin berasal dari kata khulafa dan Alrasyidin. Alrasyidin
mengatakan itu lugas, benar, dan terbimbing. Jadi khulafaur rasyidin adalah orang
yang baik dan benar benar cerdas yang dipilih untuk menggantikan Rasulullah
SAW setelah kematiannya. Pemimpin Khulafaur Rasyidin terdiri dari salah empat
sahabat Nbai: Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, dan
Ali Bin Abi Thalib.
Sebelumnya, pasti anda sudah mendengar kata khalifah. Berdasarkan Wikipedia
khalifah merupakan suatu gelar bagi penerus Nabi Muhammad dalam
kepemimpinan umat Islam. Ini memiliki makna bahwa khalifah adalah orang yang
meneruskan kepemimpinan nabi di wilayah nabi ketika nabi wafat.Sedangkan
dalam Al – Qur’an disebutkan bahwa khalifah disebutkan sebanyak dua kali .
Yang pertama, kata khalifah bisa kita temukan dalam surat al-Baqarah ayat
30,”Inni ja’il fi al-ardh khalifah” dan yang kedua dapat ditemukan pda surat al-
Shad ayat 26,”Ya Dawud Inna ja’alnaka khalifah fi al-ardh“. Dari kedua kata
tersebut, Khalifah dapat diartikan sebagai pengganti atau wakil, dalam hal ini
khalifah berarti pengganti atau bisa disebut wakil Allah di muka bumi yang juga
dapat diartikan sebagai pemimpin.
Dapat dipahami bahwa kata khalifah memiliki arti sebagai seorang pemimpin,
yang artinya adalah seseorang yang menerima amanah dari Allah SWT untuk
menjadi pemimpin di bumi. Itu juga berarti bahwa seorang khalifah harus bisa
menjadi pemimpin yang baik. Tidak sembarang manusia atau makhluk allah yang
bisa menjadi khalifah. Seseorang yang diberikan amanah sebagai wakil Allah di
muka bumi ini biasa kita sebut sebagai nabi. Meskipun begitu, khalifah juga bisa
merupakan penerus kepemimpinan nabi pada daerah kepemimpinannya, seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya.

B.Biografi Singkat Khulafaur Rosyidin


1. Abu Bakar ash-Shiddiq 11-13 H (632 – 634 M )
Namanya Abdullah ibnu Abi Qudhafah at Tamimi. Di masa jahiliyah, bernama Abdul
Ka’bah, lalu ditukar oleh Nabi menjadi Abdullah Kuniyahnya Abu Bakar. Beliau
diberi kuniyah Abu Bakar (pemagi) karena dari pagi-pagi betul beliau telah masuk
Islam. Gelarnya : Ash-Shiddiq (yang amat membenarkan). Beliau digelari ash-
Shiddiq, karena amat segera membenarkan Rasul dalam berbagai macam
peristiwa, terutama peristiwa Isra’Mi’raj. Di masa jahiliah Abu Bakar berniaga.
Luas juga perniagaan beliau. Sesudah memeluk agama Islam ditumpahakannya lah
seluruh perhatiaanya untuk mengabdi dan menyiarkan agama Islam. Tidak ada lagi
perhatiannya kepada urusan perniagaan, hanya sekedar untuk menutupi keperluan
hidup dengan keluarganya. Ibunya ( Ummul Khyr Salma binti Syakhr Ibnu Amir )
pernah bernazar bahwa kalau Tuhan menganugrahinya putra akan diberinya nama
Abdul Ka’bah ( Hamba Ka’bah ) dengan harapan akan memperoleh berkah dari
Baytullah. Setelah menanti lama lahirlah si buyung yang diharap–harapkannya.
Dan karena merupakan putra pertama yang hidup (lainnya mati), maka diberi pula
nama samaran
“ Abu Bakar” yang berarti Bapak Si Upik.

Beliaulah lelaki dewasa pertama yang memeluk Islam dan berhasil pula “menggarap”
banyak orang untuk masuk Islam, di antaranya Utsman bin Affan, Zubayr bin
Awwam, Thalhah bin Ubaidyllah, Ustman bin Maz’um, Bilal bin Rabbah, Abdur
Rahman bin Auf, Abu Ubaydah bin Al-2 Jarrah, Saad bin Abi waqqash, Arqam bin
Abi Arqam, Abu Salmah bin Assad, dll. Tapi ia “gagal” mengislamkan putranya
sendiri, Abdul Ka’bah. Malah anaknya (Abdurrahman) memihak kafir Quraisy di
perang Badar. Beliau wafat pada malam Selasa 17 Jumadil Akhir 13 H, tepat 22
Agustus 634 dalam usia 63 tahun.

2. Umar bin Khattab 13-23 H (634-644 M)


Umar yang bergelar al-Faruq (orang yang membedakan antara yang haq dan batil)
seketurunan dengan Nabi pada nenek generasi ketujuh. Beliau lebih muda 13 tahun
dari Nabi (lahir 584 M, tahun ke-40 sebelum hijrah). Ibunya yang bernama
Hantamah binti Hisyam Al-Makhzumy bin Mughirah bin Abdillah, adalah saudara
perempuan Abu Jahal. Dan Ayahnya bernama Nufail al Quraisy, dari suku Bani
Adi. Sebelum Islam, suku Bani Adi ini terkenal sebagai suku yang terpandang
mulia, megah, dan berkedudukan tinggi. Umar terpilih sebagai khalifah kedua
setelah Abu Bakar mangkat pada tahun 13 H (634 M) dan memerintah selama 10
tahun 6 bulan 4 hari. Watak ekras dan sifatya yang berani dan adil tercermin dalam
suatu hadits, “Demi Allah yang menggenggam nyawaku. Kalau ada setan yang
berpapasan dengan Umar di jalan, niscaya si setan akan membelok mencari gang
kecil.”
Keponakan Abu Jahal ini ditikan pedang beracun sebanyak tiga kali pada saat
mengimami shalat subuh di masjid Nabawi, pada 26 Dzulhijjah 23 H (634 M) oleh
Fairus alias Abu Lu’lu’ (budak Mughirah bin Syu’bah yang beragama Majusi dan
berasal dari Nahrawan, Persia. Kabarnya, ia berkomplot dengan orang-orang anti-
Islam sebangsa Hurmuzan, Jufainal Al-Anbary dan Ka’a Al-Ahbar. Si Lu’lu’
sendiri diketahui kemudia bunuh diri. Jasad khalifah lanta digeletakkan begitu saja
hingga usai shalat (yang diambil alih imamnya oleh Abdurrahman bin Auf). Beliau
baru menghembuskan napas terakhirnya beberapa hari kemudian dalam usia 63
tahun, pada hari Ahad awal Muharram tahun 23 H (634 M) setelah menyampaikan
wasiat tentang estafet kekhalifahan dengan mengajukan 6 calon khalifah
berikutnya.

3. Utsman Ibnu ‘Affan 23-35 H (644-656 M)


Beliau ialah Utsman ibnu ‘Affan ibnu Abil Ash ibnu Umaiyah. Dilahirkan diwaktu
Rasulullah berusia lima tahun dan masuk Islam atas seruan Abu Bakar Ash-
Shiddiq. Utsman, yang biasa dipanggil Abu Abdullah, AbuUmar atau Abu Amer,
seketurunan Nabi pada nenek generasi ketiga Abdu Manaf. Lahir di Thalif 576 M
atau tahun 47 sebelum hijrah. Ibunya bernama Arwa’ah binti Kuriz bin Rabi’ah bin
Abdu Syams bin Abdu Manaf. Sedangkan neneknya bernama Al Baydha’ adalah
putri Abdul Muthalib. Beliau dikenal sebagai saudagar yang kaya tetapi
dermawan. Sebelum agama Islam datang dan sesudahnya juga, beliau terhitung
saaudagar besar dan kaya dan sangat menafkahkan kekayaannya untuk
kepentingan agama Islam. Beliau terpilih sebagai khalifah ketiga pada usia 70
tahun pada akhir Dzulhijjah 23 H (644 M) dan diresmikan pada Muharram 24 H.
Kekhalifahannya yang berlangsung selama 12 tahun cukup memberi banya warna
perubahan dan perluasan wilayah Islam. Seperti berhasil menyusun dan
menyempurnakan mushaf al-Qur’an yang dikenal dengan nama mushaf Utsmani.
Dan membangun kantor pengadilan. Di samping prestasi tersebut, ternyata terdapat
pula satu titik lemah yang antara lain berpangkal dari sifat lemah lembut dan
pemaaf beliau, selain dari usianya yang memang kian menua. Dan sekaligus hal itu
sedikit banyak yang membuatnya banyak diguncang orang-orang yang
mengitarinya. Isu, bahkan fitnah pun menerjangnya yang konon disponsori dan
diapi-apikan oleh Abdullah bin Saba’ (seorang Yahudi yang memeluk Islam)
dengan berbagai cara termasuk isu nepotisme dan kemudian berujung pada
pembunuhan terhadap diri beliau, yang dilakukan oleh seorang pemberontak
ekstrem dari Mesir bernama Humran bin Su’dan pada hari Jumat 18 (atau 22)
Dzulhijjah 35 tepat 20 Mei 656 M dalam usia 82 tahun saat ia sedang berpuasa dan
membaca al-Qur’an hingga kitab suci itu turut tergenangi darah.

4. Ali bin Abi Thalib 35-40 H (656-661 M)


Beliau semula diberi nama Haydar (Al Haydar) oleh ibunya. Tapi oleh ayahnya
diganti dengan Ali. Nabi juga menghadiahi gelar Abu Turab (si Bapak debu-tanah)
karena pernah dijumpai sedang tidur di atas tanah. Nama lengkapnya adalah Abu
Hasan Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib Al-Hasyimi Al-Quraisy, dan ibunya
bernama Fatimah binti Azad bin Hasyim bin Abdu Manaf. Lahir pada tahun 600
M, tahun 23 sebelum hijrah dan masuk Islam dan masuk Islam sebaga Muslim
pertama di usia 8-10 tahun. Menginjak usia 25 tahun, beliau lalu dinikahkan
dengan Fatimah putri Rasul. Beliau sangat disegani karena kepiawaiannya dalam
banyak macam ilmu pengetahuan, terutama soal hukum sehingga dialah yang
dianggap paling terpelajar di antara semua sahabat Nabi. Beliau juga seorang jago
pedang yang hadir di semua perang yang diikuit Rasulullah SAW., kecuali Perang
Tabuk di mana beliau diserahi tugas sebagai wakil utama baginda di Madinah.
Setelah wafatnya Khalifah Utsman, beliaulah yang terpilih menjadi khalifah yang
keempat. Khalifah Ali menghembuskan napas terakhirnya pada 19 Ramadhan 40
H (25 Januari 661 M) dalam usia 63 tahun. Setelah dua haru sebelumnya ditusuk
dengan pedang beracun oleh Abdurrahman bin Muljam, seorang ekstermis
Khawarij di saat beliau mengimami shalat subuh di Masjid Kufah.

C. Definisi Ilmu Ekonomi Islam


lmu ekonomi islam ini telah muncul pada tahun 1970-an, tetapi pemikiran
mengenai ekonomi islam telah muncul pada masa Nabi Muhammad SAW. Ekonomi
islam ini muncul bersamaan dengan diturunkannya Al-Qur’an serta masa
kehidupan Rasulullah pada abad 6M sampai abad 7M1

. Pada masa kepemimpinan Rasulullah SAW


tepatnya pada periode Madinah, perekonomian islam telah terbangun walaupun
konsepnya masih tebilang sangat sederhana, tetapi beliau telah mampu menujukkan
bahwa prinsip-prinsip yang mendasar bagi pengelolaan ekonomi2

. Praktik ekonomi islam


pada masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin serta tab’in menunjukkan adanya peranan
pasar yang sangat besar. Rasulullah SAW sangat menghargai harga yang dibentuk
oleh mekanisme pasar sebagai harga yang adil. Harga yang adil dapat tercipta
dipasar bila adanya moralitas, kejujuran, keterbukaan dan keadilan.

. Pada masa kepemimpinan Rasulullah SAW 4


tepatnya pada periode Madinah, perekonomian islam telah terbangun walaupun
konsepnya masih tebilang sangat sederhana, tetapi beliau telah mampu menujukkan
bahwa prinsip-prinsip yang mendasar bagi pengelolaan ekonomi2

. Praktik ekonomi islam


pada masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin serta tab’in menunjukkan adanya peranan
pasar yang sangat besar. Rasulullah SAW sangat menghargai harga yang dibentuk
oleh mekanisme pasar sebagai harga yang adil. Harga yang adil dapat tercipta
dipasar bila adanya moralitas, kejujuran, keterbukaan dan keadilan.

- Pada abad ketujuh, Rasulullah


pertama kali memperkenalkan konsep baru pada dibidang keuangan. Semua hasil
penghimpunan negara harus dikumpulakn terlebih dahulu dan kemudian dikeluarkan
sesuai dengan kebutuhan negara. Tempat pusat pengumpulan dana disebut dengan
Bai al mal. Pada masa pemerintahan Rasulullah SAW, bai al mal terletak di Masjid
Nabawi yang ketika itu digunakan sebagai kantor pusat negara yang seklaigus
berfungsi sebagai empat tinnggal Rasulullah SAW.

. Asal mula lembaga Baitul Mal yang telah di cetuskan


dan difungsikan oleh Rasulullah SAW. dan diteruskan oleh Abu Bakar As-Shiddiq,
semakin dikembangkan fungsinya pada masa pemerintahan Khalifah Umar Bin
Khattab sehingga menjadi lembaga yang reguler dan permanen. Pembangunan
institusi Baitul Mal yang dilengkapi dengan sistem administrasi yang tertata baik
dan rapih merupakan kontribusi terbesar yang diberikan oleh khalifah Umar Bin
Khattab kepada kaum muslimin.

. Sumber-sumber pendapatan negara pada masa Rasulullah SAW yaitu berasal


dari (Zakat, Khums, Kharaj, Jizyah, dan penerimaan lainnya)
D. Kebijakan Ekonomi Islam Pada Masa Rosulullah SAW
1. Kebijakan Moneter
Pengelolaan sistem moneter pada masa pemerintahan islam diserahkan kepada
5
lembaga Baitul mal. Baitul mal merupakan post yang dikhususkan untuk
mengelola semua pemasukan atau pengeluaran harta yang menjadi hak kaum
muslimin. Pengelolaan moneter tersebut mengalokasikan dana untuk penyebaran
Islam, pendidikan dan kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan,
pengembangan inprastruktur dan penyediaan layanan kesejahteraan sosial. Alokasi
dana Baitul mal tersebut mempunyai dampak baik terhadap pertumbuhan ekonomi
dan kenaikan Agregate Demand sekaligus

2. Kebijakan Fiskal
Dalam islam, kebijakan fiskal merupakan suatu kewajiban negara dan menjadi hak
rakyat. Pembelanjaan pemerintah dalam koridor negara islam berpegang pada
terpenuhinya pemuasan semua kebutuhan primer tiap-tiap individu dan kebutuhan
sekunder dan luks sesuai kadar kemapuannya sebagai individu yang hidup dalam
masyrakat. Dengan penjaminan kebutuhan primer, negara telah membangun suatu
insfrastruktur ekonomi dengan distribusi ekonomi yang adil, karena orang-orang
kurang memiliki kemampuan dari sisi ekonomi disantuni oleh negara dengan
penjaminan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokoknya.

E. Perekonomian Pada Masa Khulafaur Rosyidin


Para khulafaurrasyidin adalah penerus kepemimpinan Nabi Muhammad Saw.
Karenanya kebijakan mereka tentang perekonomian pada dasarnya adalah
melanjutkan dasar-dasar yang di bangun Rasulullah Saw.Khalifah pertama,Abu
Bakar Siddiq (51 SH-13 H/537-643 M) banyak menemukan permasalahan dalam
pengumpilan zakat.Beliau membangun lagi Baitul Mall dan meneruskan sistem
pendistribusian harta untuk rakyat sebagaimana pada masa Rasulullah Saw. Beliau
juga mulai mempelopori sistem pengajian bagi aparat negara,misalnya untuk
khalifah sendiri digaji amat sedikit,yaitu 2,5 atau2,75 dirham setiap hari hanya dari
Baitul Mall. Tunjangan tersebut kurang mencukupi sehingga di tetapkan 2.000
atau 2.500 dirham dan menurut keterangan lain 6.000 dirhampertahun. Pada masa
Umar, hukum perdagangan mengalami penyempurnaan guna menciptakan
perekonomian secara sehat.Umar mengurangi beban pajak terhadap beberapa
barang,pajak perdagangan nabati dan kurma syria sebesar 50%. Hal ini untuk
memperlancar arus pemasukanbahan makanan ke kota-kota. Pada saat yang
sama,juga dibangun pasar-pasar,termasuk didaerah pedalaman seperti
ubulla,yaman,damaskus,makkah dan bahrain.pekan-pekan dagang berkedudukan
penting dalam menggerakkan roda perekonomian. Beberapa pekan dagang yang
menonjol adalah pekan dagang ‘Ukaz yang berada di Hijaz yang berdekatan
dengan sukar dan yang lainnya. ‘ukaz adalah sebuah oasis di antara Ta’if dan
Nukhlah. Pekan dagang itu berlangsung pada 1-20 Dzulkaidah.Umar membangun
Baitul Mall yang reguler dan permanen di ibu kota, kemudian dibangun cabang-
cabang dan ibu kota provinsi.Selain sebagai bendahara negara, Baitul Mall juga
bertugas sebagai pelaksana kebijakan khalifah adalah yang berkuasa penuh atas
dana tersebut. Bersamaan dengan reorganisasi Baitul Mall,umar mendirikan diwan
islam yang pertama,yang disebut al-diwan. Sebenarnya al-diwan adalah sebuah
kantor yang ditunjukkan untuk membayar tunjangan-tunjangan angkatan perang
dan pensiun serta tunjangan lainnya dalam basis yang reguler dan tepat.Khalifa
juga menunjukkan sebuah komite yang terdiri dari Nassab ternama untuk membuat
laporan sensus penduduk madinah sesuai dnggan tingkat kepentingan kelasnya.
Permasalahan ekonomi di masa khalifah Usman bin affan ( 47 SH-35H/656M) semakin
rumit, sejalan dengan semakin luasnya wilayah Negara Islam. Pemasukan negara dari
zakat,jizyah,dan juga rampasan perang semakin besar.Pada enam tahun pertama
kepemimpinannya,Balkh,Kabul,Ghazni Kerma,dan Sistan di taklukkan.untuk menata
pendapatan baru,kebijakan umar diikuti .Tidak lama,islam mengakui empat kontrak
dagang setelah negara-negara tersebut ditaklukkan ,kemudian tindakan efektif di terapkan
dalam rangka pengembangan sumber daya alam. Alira air digali,jalan dibangun,poho-
pohon,buah-buahan ditanam dan keamanan perdagangan diberikan dengan cara
pembentukan organisasi kepolisian tetap.
Ali bin Abi Thalib (23 SH-40H/661M), khalifah yang keempat ,terkenal sangat
sederhana.Mewarisi kendali pemerintahan dengan wilayah yang luas,tetapi banyak potensi
konflik dari khalifah sebelumnya,Ali harus mengelola perekonomian secara hati-hati.Ia
secara sukarela menarik dirinya dari daftar penerima dana bantuan Baitul Mall,bahkan
menurut yang lainnya dia memberikan 5.000 dirham setiap tahunnya. Ali sangat ketat
dalam menjalankan keuangan negara. Salah satu upaya yang monumental adalah
pencetakan mata uang sendiri atas nama pemerintahan Islam,dimana sebelumnya
kekhalifahan islam menggunakan uang dinar dari romawi dirham dari persia.

F. Sistem Ekonomi dan Fiskal pada masa Khulafaur Rasyidin


Sistem ekonomi Islam dan kebijakan fiskal pada masa sahabat sebenarnya tidak
mengalami perubahan yang signifikan pada Khalifah masih melanjutkan apa yang
telah dirintis dan ditegakkan Rasulullah dalam mengatur perekonomian negara.Di
masa abu bakar Ash-Shiddiq tugas berat yang pertama dihadapinya adalah
memerangi orang orang murtad ,orang orang yang enggan membayar zakat (mani'
zakat)dan nabi nabi palsu (mutannabi)dalam sejarah peperangan ini dikenal dengan
perang Riddah. Dari sudut ekonomi Islam memerangi mani' zakat menunjukkan
bahwa Abu bakar termasuk kepala negara yang tegas dalam masalah
perekonomian negara zakat disamping kewajiban agama ia juga menjadi
instrument penting dalam sumber pendapatan negara dalam Islam. Jika mani' zakat
ini dibiarkan saja, tentu akan menimbulkan masalah terhadap keuangan negara
karena subsidi terhadap orang orang fakir dan miskin serta biaya pertanahan
negara salah satu sumber nya adalah zakat .
Kebijakan fiskal pada masa abu bakar ini masih melanjutkan apa yang dulu telah
ada pada masa nabi Muhammad Saw diantaranya adalah zakat.khums min Al
Ghanaim ,kharaj,jizyah,usyur, warisan kalalah,wakaf,shaqadah.Seluruh pendapat
dari sumber sumber ini dikumpulkan di bait al-mal . Pada masa abu bakar pola
pendistribusian yang dilakukan adalah pola pendistribusian langsung.Harta Baitul
mal tidak dibiarkan menumpuk dalam jangka waktu yang lama tetapi langsung
didistribusikan kepada kaum muslimin.Dalam mendistribusikan harta Baitul mal ,
Abu bakar menerapkan prinsip kesamarataan. Kaum muslimin diberikan bagian
yang sama dari hasil pendapatan negara. Tanpa melihat status dan kedudukannya.

Pada masa Umar bin Khattab, pendapatan negara mengalami peningkatan yang sangat
signifikan. Keadaan ini dipengaruhi keberhasilan Umar dalam melakukan ekspansi
wilayah Islam yang meliputi jazirah Arab,Siria, Palestina,Mesir,Persia. Pada masa
Umar sumber pendapat negara berasal7dari.

1. Kharaj
Dalam sejarah , Abu hurairah ketika menjabat sebagai gubernur Bahrain berhasil
mengumpulkan kharaj sebesar 500.000 dirham. Dari negeri sawad berhasil
dikumpulkan sebesar 100.000.000 Dinar dan dari Mesir 2.000.000 dinar

2.Zakat
Umar menerapkan pemungutan dan pendistribusian zakat sesuai dengan petunjuk
syariat yang termaktub dalam Al Qur'an dan hadist nabi. Di masa ini Umar
mengenakan zakat kuda kepada pemiliknya sebesar satu dirham untuk Setiap 40
dirham kuda (satu ekor kuda nilai nya 20.000 dirham. Hal ini Merupakan ijtihad
Umar bin Khattab karena pada umumnya sahabat memiliki lebih dari 200 ekor
kuda, ketika itu kuda mempunyai nilai jual yang tinggi.

3. Usyur
Di masa usyur dibebankan sebesar 2,5% pertahun untuk pedagang muslim, 5%
lPertahun untuk kafir zimmi, kemudian 10% pertahun untuk kafir zimmi.

4. Sedekah dari non-muslim


Kalau di masa nabi Muhammad Saw dan Abu baka, terhadap warga negara non-
muslim di bebankan jizyah . Namun di masa Umar bin Khattab, mereka
dibebankan sedekah ganda.

Dalam melakukan pengelolaan harga negara Umar selalu bermasyarakat dengan para
sahabat. Kebijakan yang ditempuh oleh pemerintahan Umar adalah tidak
mendistribusikan harta Baitul mal sekaligus. Akan tetapi dikeluarkan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan . Bahkan Umar selalu menyediakan dana
cadangan di Baitul mal untuk keperluan darurat, Seperti gaji tentara maupun untuk
kepentingan umat Islam. Pada masa Nabi Muhammad Saw dan Abu bakar, Baitul
mal hanyalah sebagai tempat menghimpun harta kekayaan negara yang dihimpun
dari berbagai sumber. Kemudian harta itu langsung didistribusikannya kepada
rakyat. Pada masa Umar Baitul mal dikelola secara profesional. Dilengkapi dengan
pegawai dan administrasi yang rapi. Umar menunjuk Abdullah bin Arqam sebagai
kepala pajak. Abdurrahman ibn Ubaid , Al - Qari dan Muaqib sebagai wakil
wakilnya. Kemudian disetiap provinsi pun didirikan Baitul mal dengan seorang
pejabat yang bebas dari pengawasan gubernur.

Untuk mendistribusikan harta Baitul mal . Umar membentuk beberapa departemen,


seperti:

1. Departemen pelayanan mileter , berfungsi untuk mendistribusikan dana bantuan


kepada para tentara. 8
2. Departemen kehakiman dan Ekskutif, bertanggung jawab untuk membayar gaji para
hakim dan pejabat eksekutif.
3. Departemen pendidikan dan pengembangan Islam, bertugas mendistribusikan
bantuan kepada guru dan juru dakwah.
4. Departemen dan jaminan sosial, bertugas sebagai mendistribusikan bantuan kepada
seluruh fakir miskin dan orang duafa.

Dalam melakukan pengawasan pasar Umar juga melakukan tindakan yang sama
seperti yang dilakukan nabi Muhammad Saw dengan menunjuk petugasnya, yakni
menyangkut sayyidah as-shifa dan sayyidah samrah binti nuhaik menjadi
pengawas pasar dimadinah . Pemerintahan Ustman bin Affan bertanggung jawab
selama 12 tahun. Pada masanya kekuasaan Islam berhasil mencapai Cyprus ,
Armenesia , Tunissia, Rhodes, Transoxania,Tabristan. Masa pemerintahan 6 tahun
pertama , Ustman berhasil menata pemerintahan mengikuti masa pemerintahan
Khalifah sebelumnya. Utsman menata wilayah as- syurthah (kepolisian) untuk
mengawasi perdagangan di pasar, pemberdayaan sumber daya alam, penataan
administrasi pemerintahan namun masa pemerintahan 6 tahun kedua pemerintahan
Utsman banyak mengalami halangan dan rintangan, pemberontakan, korupsi,dan
nepotisme yang mewarnai pemerintahan nya . Keadaan ini disebabkan
kesalahpahaman bendaharawan negara Abdullah ibn Arqam terhadap kebijakan
Ustman yang menyimpan sebagian hartanya dibaitul mal. Kasus ini membawa
fitnah kepada Utsman dengan tuduhan tidak hati hati dalam menggunakan harta
Baitul mal.ia juga mengganti gubernur yang terbukti melakukan penyelewengan
dalam pemungutan kharaj,jizyah,dan zakat. Seperti Amr bin ash, gubernur Mesir
yang terbukti melakukan penyelewengan diganti dengan Abdullah ibn Sa'ad.
Kebijakan Ustman ini pun akhirnya membawa pemberontakan di akhir
pemerintahannya.
Ustman bin Affan seorang hartawan yang Zuhud dalam mendistribusikan harta
keyaaan negara adalah menggunakan kebijakan skala prioritas . Cara ini juga
dilakukan Umar yakni mengeluarkan harta Baitul mal secara keseluruhan , tetapi
mengeluarkan nya untuk hal hal yang sangat membutuhkan. Dalam pengumpulan
zakat , Ustman membebaskan kepada Muzakki ( para wajib zakat ) untuk
menghitung sendiri harta nya . Hal itu dilakukan untuk menghindarkan terjadinya
pemerasaan dari pejabat negara ketika mengumpulkan zakat. Pemasukan negara
pada 6 tahun pertama pemerintahan Utsman dari sektor kharaj dan jizyah
mengalami peningkatan setelah terjadinya pergantian gubernur Mesir amr bin ash
menjadi Abdullah bin saad. Terhadap tanah milik negara Ustman melakukan
kebijakan swastanisasi yakni menyerahkan kepada individu individu untuk
mengelola nya kemudian, sebagian hasilnya diserahkan kepada negara sebesar 50
juta dirham atau naik 41 juta dibandingkan masa pemerintahan Umar tidak
membagi tanah tersebut.kepada individu individu , namun pada 6 tahun kedua
pemerintahan nya kondisi ekonomi mengalami kemunduran karena pada masa itu
sering terjadi pemberontakan yang disebabkan oleh kekecewaan kaum muslimin
terhadap kebijakan Utsman yang diwarnai oleh nepotisme.
Sistem ekonomi pada masa Ali tidak mengalami peningkatan yang berarti Karena
pada masa pemerintahan nya yang berjalan selama 6 tahun selalu menghadapi
pemberontakan.

BAB III
PENUTUP
9

2.1 Kesimpulan
Perekonomian pada masa Khulafaurrasyidin pada prinsipnya mengikuti ajaran yang
diterapkan oleh Rasulullah SAW. dalam mengatur roda perekonomian selama
masih menjadi pemimpin umat. Hanya saja dalam beberapa hal mengalami
perubahan dan pembaharuan maupun pembuatan kebijakan baru karena keadaan
dan kondisi yang telah berubah pada setiap masa pemerintahan. Di samping itu,
perbedaan pendapat dan pemikiran dalam suatu hal juga dapat mendukung
perbedaan kebijakan yang dilakukan para pemimpin umat setelah wafatnya
Rasulullah SAW.
Seluruh kebijakan yang dibuat itu pada akhirnya bertujuan demi kesejahteraan umat
Islam dalam pemerintahan Islam. Di antaranya: pendistribusian seluruh harta dari
Baitul Mal untuk masyarakat Islam pada masa Abu Bakar sehingga tidak ada yang
tersisa sepeser pun. Namun, pada masa Umar bin Khattab, terjadi pemusatan
pendapatan negara di Baitul Mal dan penditribusian dilakukan secara bertahap dan
terdapat spesifikasi tersendiri terhadapnya. Pada masa Utsman bin Affan terjadi
pembagian tanah agar diolah oleh masyarakat sehingga terjadi peningkatan
pendapatan yang melonjak drastis daripada pemerintahan khalifah sebelumnya.
Dan pada masa Ali, administrasi umum terkonsep dengan begitu matang dan tegas.

2.2 Saran
Kami ucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang sudah berpartisipasi di
dalam pembuatan makalah ini sehingga bisa diselesaikan tepat pada waktunya.
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Rozalinda.2014, Ekonomi Islam, Teori dan Aplikasinya


10 pada Aktivitas Ekonomi. Depok:
PT RAJAGRAFINDO PERSADA
Abdullah Burhannudin, Jazuli Imam Suroso, M Antonio Syafii.2008, Ekonomi
Islam.Depok: PT RAJAGRAFINDON PERSADA
Putra Windhu. 2018, Perekonomian Indonesia, Penerapan Beberapa Teori Ekonomi
Pembangunan di Indonesia,Depok: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA
http://ei.unida.gontor.ac.id/
https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/06/200000379/biografi-singkat-khulafaur-
rasyidin
https://osf.io/3um7x/download

Anda mungkin juga menyukai