Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

MASA KANAK-KANAK NABI MUHAMMAD

SAW

Dosen pengampu:

Arif Hidayatullah, M.Pd

Oleh:

Nawang Wulan

JURUSAN MANAGEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH DARUL ULUM
KUBURAYA TAHUN 2022

1
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT,yang atas rahmat-Nya


dan atas karunianya saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari tugas ini adalah “MASA KANAK-KANAK NABI
MUHAMMAD SAW”.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen mata kuliah Fiqih yang telah memberikan tugas terhadap
kami. Tugas yang telah saya selesaikan tentu masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa saya harapkan untuk menjadi lebih baik lagi. Semoga
tugas ini dapat berguna bagi saya khususnya dan pihak lain yang berkepentingan
pada umumnya.

Kuburaya, Oktober 2022

2
Penulis

Daftar isi

Judul: Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….1

KATA PENGANTAR …………………………………………………………...2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….4

A. Latar Belakang …………………………………………………………...4


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………..5

A. Kelahiran Nabi Muhammad SAW ………………………………….……5


B. Pengasuhan Awal Nabi Muhammas SAW ……………………………....6
C. Nabi Muhammad Dalam Pengasuh Ibunya ……………………………...7
D. Nabi Muhammad Dalam Asuhan Kakeknya …………………………….9
E. Nabi Muhammad Dalam Pemeliharaan Pamannya …………………….10

BAB III PENUTUP …………………………………………………………….13


A. Kesimpulan ……………………………………………………………..13

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan atau uswah hasanah bagi
umat islam. Sebagai umat islam kita dituntut untuk mengetahui sejarah-sejarah
tentang Nabi Muhammad SAW. Beliaulah yang pada akhirnya nanti yang akan
menuntun umat fii yaumil kiamah. Ketika baliau sudah menginjak masa kanak-
kanak, beliau tumbuh menjadi sosok yang mengagumkan bagi kaum quraisy.
Beliau tumbuh dengan akhlak yang mulia dibawah asuhan keluarga beliau,
serta dalam lindungan para malaikat juga tentunya Allah Swt.
Namun diera penuh perubahan globalisasi, tuntunan pengetahuan tentang
nabi tersebut terdistorsi dengan adanya pengetahuan modern lainnya. Terlihat
dari bagaimana sikap masyarakat yang acuh terhadap sejarah nabi, bahkan
tidak tahu menahu tentang Nabi Muhammad SAW. Kesemua itu disebabkan
akan hausnya pada keduniawian semata. Maka dari itu pemakalah mengangkat
judul “Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW”. dengan adanya makalah
ini diharapkan menjadi sumber bacaan baik khalayak umum, khususnya pada
kalangan pendidik, hendaknya pendidik menanamkan pengetahuan tentang
Nabi Muhammad SAW kepada peserta didik mulai dini, agar nantinya menjadi
umat islam yang tidak lupa diri tentang perjuangan nabi Muhammad saw.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kelahiran nabi Muhammad SAW?
2. Bagaimana pengasuhan awal nabi Muhammad SAW?
3. Bagaimana kisah nabi Muhammad SAW dalam asuhan ibundanya?
4. Bagaiman kisah nabi Muhammad SAW dalam asuhan kakeknya?
5. Bagaiman kisah nabi Muhammad SAW dalam asuhan pamannya?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kelahiran Nabi Muhammad SAW


Pada masa kelahiran Nabi Muhammad SAW terdapat kejadian yang luar
biasa yaitu ada serombongan pasukan gajah yang dipimpin oleh raja abrahah
(gubernur kerajaan habsyi di yaman) hendak menghancurkan ka’bah karena
negeri makkah semakin ramai dan bangsa quraisy semakin terhormat dan
setiap tahunnya selalu padat umat manusia untuk haji. Ini membuat abrahah iri
dan abrahah berusaha membelokkan umat manusia agar tidak lagi ke makkah.
Abrahah mendirikan gereja besar di shan’a yang bernama Al-qulles namun tak
seorangpun mau datang ke gereja itu, Abrahah marah besar dan akhirnya
mengerahkan tentara bergajah untuk menyerang ka’bah. Didekat makkah
pasukan bergajah merampas harta benda penduduk termasuk 100 ekor unta
abdul muthalib. Abdul muthalib tidak menyangka kedatangan utusan abrahah
supaya menghadap ke abrahah. Yang pada akhirnya abdul muthalib meminta
untanya untuk di kembalikan dan bersedia mengungsi bersama penduduk dan
abdul muthalib berdo’a kepada Allah supaya ka’bah diselamatkan. Namun atas
kebesaran Allah SWT ka’bah tetap utuh dan tidak dapat dihancurkan oleh
abrahah. Allah menurunkan burung ababil dari langit untuk menghancurkan
pasukan gajah itu. Burung ababil tersebut melemparkan batu-batu yang panas
kepada pasukan abrahah. Seketika itu pula pasukan abrahah hancur dan ka’bah
pun selamat. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-qur’an surah Al-fill ayat 1-5.
Tidak jauh dari peristiwa penyerangan itu, ibunda Nabi Muhammad SAW.
yang bernama aminah binti wahab akan melahirkan putranya. Pada saat
melahirkan aminah tidak merasakan sakit seperti yang dirasakan wanita
melahirkan lainnya. Bayi itu pun lahir dengan tersenyum dan tidak menangis.
Selain itu saat lahir sang bayi pun mengisyaratkan jarinya ke atas langit.

5
Setelah itu sang bayi menelungkupkan mukanya seperti keadaan sujud kepada
Tuhannya. Cahaya yang menentramkan pun hadir menyelimuti proses
kelahiran sang bayi. Nabi Muhammad Saw lahir di Mekah. Pada hari senin, 12
Rabiulawal tahun gajah. Bertepatan dengan tanggal 20 april sekitar tahun 570-
571 masehi. Tahun ketika pangeran atau raja muda abessinia di yaman
menggerakkan pasukan besar tentara termasuk seekor gajah sampai ke makkah.
Ayah Nabi Muhammad yaitu abdullah meninggal dunia sebelum ia dilahirkan
dan Nabi Muhammad diasuh oleh kakeknya yaitu abdul muthalib.
Sejak lahir Nabi Muhammad tidak sempat melihat ayahnya yang bernama
abdullah bin abdul muthalib telah meninggal terlebih dahulu sebelum
Muhammad lahir (Muhammad baru berusia 3 bulan dalam kandungan).
Abdullah meninggal dunia di kota yasrib (madinah) dalam perjalanan
berdagang ke syam. Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari keturunan yang
terhormat. Kakeknya bernama Abdul Muthalib merupakan seorang pemuka
kaum quraisy di makkah yang paling disegani. Abdul Muthalib dipercaya
masyarakat sebagai penjaga ka’bah, ia yang diberi hak memegang kunci
ka’bah.
B. Pengasuhan Awal Nabi Muhammad SAW
Diantara kebiasaan orang-orang arab kota makkah adalah menyusukan dan
menitipkan bayi-bayi mereka kepada wanita badiyah (dusun di padang mesir).
Dimaksudkan agar bayi-bayi itu dapat menghirup hawa segar,terhindar dari
penyakit dan supaya bayi-bayi itu dapat berbicara dengan bahasa yanag baik
dan fasih. Demikian halnya dengan Nabi Muhammad SAW setelah dilahirkan
oleh ibunya beliau disusui oleh Tsuwaibah Al-Islamiyah selama 3 hari setelah
penyusuan ibu beliau. Tsuwaibah adalah pelayan paman Nabi yang bernama
Abu Lahab. Kemudian di serahkan oleh ibunya kepada seorang wanita Badiyah
yang bernama “Halimatussa’diyah” dari bani sa’ad kabilah hawazin.yang
tempat tinggalnya tidak jauh dari kota makkah. Di kampung bani sa’ad inilah
Nabi Muhammad diasuh dan dibesarkan.
Halimah As-Sa’diyah merupakan perempuan desa yang desanya pada
waktu itu dilanda kekeringan. Saat desanya kesusahan itulah halimah pergi ke

6
makkah mencari bayi yang dapat disusuinya. Harapan halimah waktu itu
adalah menemukan bayi dari anak orang kaya yang akan memberikan upah
yang banyak. Setelah mencari ke sana kemari halimah tidak menemukan bayi
dari kalangan orang kaya. Halimah akhirnya menemukan bayi Muhammad.
Waktu itu Halimah ragu untuk menyusui Muhammad karena Muhammad
bukanlah anak dari orang kaya. Bahkan, Muhammad adalah anak yatim.
Walaupun kakeknya adalah termasuk pemimpin di suku quraisy namun
kakeknya tidak mempunyai harta yang melimpah. Namun, saat akan menerima
bayi Muhammad terjadilah suatu keajaiban. Air susu Halimah yang pada saat
itu hampir kering, akhirnya penuh dan mengalir dengan deras. Halimah pun
akhirnya menerima Muhammad untuk disusuinya. Alangkah bahagianya
halimah mendapat bayi Muhammad. Kehidupan halimah yang awalnya
menderita dengan keluarganya yang miskin tapi dengan pertolongan Allah
SWT setelah Nabi Muhammad berada disisinya maka penderitaannya hilang
keadaan ekomoninya membaik. Pada mulanya Nabi Muhammad tinggal
dengan halimah 2 tahun kemudian dengan permintaan Halimah sendiri Nabi
agar tinggal terus bersama dia. Maka permintaan halimah ini di perkenankan
oleh aminah sehingga tinggallah Nabi bersama halimah selama 4 tahun.
Pada suatu hari, Muhammad bermain dengan putra halimah yang
merupakan saudara sesusuanya. Saat bermain, tiba-tiba putra halimah pulang
dengan ketakutan. Putra halimah pun menceritakan perihal yang terjadi bahwa
telah ada dua orang laki-laki yang mendatangi Muhammad. Dua orang itu
kemudian membaringkan Muhammad dan membelah dadanya. Halimah
kemudian bercerita kepada suaminya. Suaminya pun langsung mencari
Muhammad. Muhammad akhirnya ditemukan dalam keadaan sehat wal afiat.
Muhammad pun menceritakan apa yang terjadi. Muhammad menceritakan
bahwa ada dua orang laki-laki yang membelah dadanya dan mengambil sesuatu
dari kalbunya kemudian mengembalikannya lagi. Peristiwa tersebut tercatat
dalam sejarah yang dikenal dengan “peristiwa pembelahan dada” (Syaqqis
sodri). Kedua laki-laki yang membelah dada Muhammad itu adalah malaikat.

7
Malaikat itu mengeluarkan bagian dari kalbu manusia yang biasa dihuni oleh
setan.
C. Nabi Muhammad Dalam Asuhan Ibunya
Mula-mula menurut perjanjian aminah yang bernama lengkap aminah binti
wahab bin ‘Abdi manaf bin zuhrah bin kilab dengan halimah pengasuhnya,
Muhammad akan tinggal bersamanya selama 2 tahun saja setelah itu halimah
harus mengembalikan Muhammad kepada aminah. Tetapi setelah sampai masa
perjanjian itu, Halimah masih belum sampai hati akan berpisah dengan
Muhammad yang sangat disayanginya. Halimah menyayangi Muhammad
seperti menyayangi anak kandungnya sendiri. Apalagi keberkahan hidupnya
selama memelihara anak yatim itu, terasa olehnya rahmat yang diberikan Allah
dalam kehidupannya selama ini. Halimah berfikiran dalam hatinya
“Muhammad pasti saya kembalikan kepada ibunya dan ibunyapun terlalu
menantikan kedatangan anaknya. Tetapi saya akan mengajukan permohonan
kepada aminah agar saya dapat mengasuhnya selama 2 tahun lagi”. Lalu
diantarkan Muhammad ke rumah Aminah dan diusulkanlah supaya aminah
bermurah hati untuk melepaskan anaknya kembali dalam asuhannya selama 2
tahun lagi. Dan usulannya itupun diterima baik oleh aminah. Maka kembalilah
Muhammad dalam pemeliharaan dan asuhannya Halimah. Setelah sampai
waktu 2 tahun itu, terpaksalah halimah menyerahkan Muhammad kepada
Aminah walau hatinya masih berat juga berpisah dengan Muhammad.
Setahun kemudian setelah Nabi Muhammad berusia kira-kira 6 tahun.
Beliau dibawa ibunya ke madinah bersama-sama dengan ummu aimah.
Maksud membawa Nabi ke madinah ini bersama untuk memperkenalkan ia
kepada keluarga neneknya bani najar, dan kedua berziarah ke makam ayahnya
yaitu abdullah bin ‘abdul muthalib bin hasyim bin ‘abdi manaf bin quraisy bin
kilab. Kemudian diperlihatkan kepadanya rumah tempat ayahnya ketika di
rawat di waktu sakit sampai meninggal dan pusaran tempat ayahnya
dimakamkan. Ayah nabi meninggal dunia sedang beliau dalam kandungan
ibunya kira-kira 6 bulan dan ada yang berpendapat 3 bulan. Umur ayah beliau
18 tahun, beliau tidak meninggalkan harta benda yang banyak yang akan

8
diwarisi oleh putranya, hanya beliau meninggalkan beberapa ekor unta saja.
Mereka tinggal disana kira-kira 1 bulan. Ketika akan kembali ke makkah dan
baru saja di kampung abwa’ tiba-tiba aminah jatuh sakit sehingga meninggal
dan dimakamkan disana juga. Saat itu betapa sedihnya dan bingungnya Nabi
Muhammad SAW menghadapi musibah atas kematian ibunya itu. Baru
beberapa hari saja ia mendengar keluhan ibunya atas kematian ayahnya yang
telah meninggalkannya sewaktu Nabi Muhammad SAW masih dalam
kandungan. Sekarang ibunya telah meninggal pula dihadapan matanya sendiri.
Akibatnya di usia 6 tahun ia tinggal sebatang kara menjadi seorang yatim piatu.
Jadi Nabi tinggal bersama dalam asuhan ibunya hanya 2 tahun. Maka semenjak
saat itu pemeliharaannya diserahkan kepada kakeknya Abdul Muthalib.
D. Nabi Muhammad dalam Asuhan Kakeknya
Allah SWT telah memberikan nama kepada Nabi Muhammad SAW
dengan nama “Ahmad” artinya orang yang lebih terpuji. Sebagaimana
termaktub dalam Al-Qur’an surat Shaff ayat 6 yang artinya “ Ingatlah ketika
berkata Isa anak Maryam : “Ya bani israil sesungguhnya aku utusan Allah
kepadamu membenarkan bagi apa yang antara hadapanmu dan aku memberi
kabar suka dengan kedatangan seorang Rasul yang datang sesudahku nanti
yang bernama ahmad. Maka tatkala datang Nabi Muhammad SAW membawa
keterangan yang nyata mereka berkata ini adalah sihir yang nyata”. Maka
jelaslah nama Nabi Muhammad SAW itu adalah dua buah nama yaitu
“Muhammad”, nama yang diberikan oleh kakeknya dan “Ahmad” nama yang
datang dari Allah SWT. Dengan kasih sayang yang diberikan kakeknya itu
Nabi Muhammad SAW merasa terhibur dan dapat melupakan kemalangan
nasibnya terhadap kematian ibunya. Keadaan ini tidak berjalan lama. Sebab
baru saja berselang 2 tahun ia merasa terhibur di bawah asuhan kakeknya akan
tetapi kakeknya yang baik hati itu meninggal pula pada usia 80 tahun. Nabi
Muhammad SAW pada waktu itu berusia 8 tahun.
Meninggalnya Abdul Muthalib itu bukan saja kemalangan besar bagi
Nabi Muhammad SAW tapi juga merupakan kemalangan bagi segenap
penduduk makkah. Akibat meninggalnya abdul muthalib itu penduduk makkah

9
kehilangan seorang pembesar dan pemimpin yang cerdas, bijaksana, berani,
dan perwira yang tidak gampang mencari gantian. Sesuai dengan wasiat ‘abdul
muthalib maka Nabi Muhammad SAW diasuh oleh pamannya abu thalib.
Kesungguhan dia mengasuh Nabi serta kasih sayang yang di curahkan itu
tidaklah kurang dari apa yang diberikan kepada anaknya sendiri.

E. Nabi Muhammad dalam Pemeliharan Pamannya


Pada waktu kecil Nabi Muhammad SAW suka mengembala kambing
kepunyaannya orang-orang dengan mendapat upah. Dengan upah tersebut
cukup bagi beliau untuk bisa hidup dengannya. Pekerjaan sehari-hari abu thalib
adalah berniaga (berdagang). Kemana saja ia berjalan sering diikuti oleh Nabi
bahkan ketika abu thalib pergi berdagang ke negeri Syam maka Nabi diajak
sertanya. Waktu itu Nabi berumur 12 tahun dan sebagian sejarah mengatakan 9
tahun. Sejak saat itu Nabi Muhammad SAW mulai belajar berdagang. Ketika
usiannya masih muda belia semangat kerja keras dan keuletannya sudah
muncul. Di saat anak-anak seusiannya bermain dengan penuh suka cita.
Muhammad dapat bekerja dan dapat membanggakan pamannya dan orang-
orang sekitarnya. Muhammad pun menjadi anak yang disayangi semua orang
yang ada di sekitarnya. Suatu saat diceritakan ketika sedang mengembala
kambing, Muhammad mendengar suara hiburan. Beliaupun meminta teman
sesama penggembala untuk menjaga ternaknya sedangkan beliau hendak
melihat tempat suara itu. Ternyata suara hiburan itu berasal dari pesta
pernikahan. Saat beliau hendak memasuki tempat itu rasa kantuk yang amat
sangat menghinggapinya sehingga beliau tertidur. Allah telah menjaga
Muhammad untuk tidak menyaksikan hiburan. Saat terbangun, hiburan itu
telah berakhir dan beliau pun kembali ke ternaknya.
Selain membantu abu thalib Muhammad pun sering membantu yang
lainnya. Muhammad suatu hari pernah membantu pamannya abbas untuk
memindahkan batu-batu kecil di sekitar ka’bah. Pamannya waktu itu meminta
Muhammad untuk meletakkan sarungnya di pundak agar tidak menghalangi
langkah bekerjanya namun Muhammad tidak melakukannya. Dengan demikian

10
tidak ada seseorangpun yang dapat melihat auratnya. Suatu saat abu thalib
hendak berdagang ke negeri syam beserta rombongan yang lainnya. abu thalib
tak kuasa meninggalkan Muhammad. Kemudian, Muhammad pun diajaknya
membantu berdagang di negeri syam. Selama diperjalanan, keajaiban pun
selalu mengikuti para rombongan dagang awan selalu menanugi Muhammad
ke mana pun Muhammad berjalan. Dengan demikian, Muhammad tidak
merasakan panasnya matahari. Peristiwa tersebut disaksikan oleh seorang
pendeta nasrani yang bernama bahira. Bahira merupakan pendeta yang sangat
memahami injil dan taurat. Bahira pun sangat paham akan tanda-tanda
kehadiran rasul akhir zaman. Bahira kemudian mengundang para rombongan
dagang tersebut untuk makan bersamanya. Setelah melihat Muhammad bahira
mengetahui bahwa ada tanda-tanda kenabian di dalam diri Muhammad.
Kemudian bahira menanyakan perihal Muhammad kepada abu thalib. Bahira
kemudian bertanya kepada abu thalib “Siapakah dia?”
Abu Thalib menjawab, “Dia anakku”.
“Bukan! dia bukan anakmu orang tuannya pastilah telah meninggal”, kata
Bahira.
“Memang benar ayahnya telah meninggal ketika dia dalam kandungan.
Selanjutnya, ibunya juga meninggal dunia,”jelas abu thalib.
Bahira kembali berkata “sebaiknya kamu bawa kembali anak ini ke negerimu.
Jagalah baik-baik dan waspadalah terhadap orang Yahudi. Sebab jika orang
yahudi tahu mereka akan membunuhnya.
Abu thalib pun membawa Muhammad pulang kembali ke makkah dan
menjaganya lebih hati-hati lagi. Abu thalib yakin bahwa Muhammad
mempunyai kelebihan daripada manusia yang lainnya. Abu Thalib mengasuh
Nabi hingga menjadi dewasa. Dia pulalah yang melindungi jiwa Nabi
Muhammad SAW, baik ketika masih kanak-kanak maupun setelah menjadi
Rasul. oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW sangat sayang terhadap
pamannya itu. Abu Thalib mengatakan bahwa ia tidak pernah berpisah dengan
menjadi Nabi Muhammad SAW dalam usia 8-25 tahun. Dikatakan juga bahwa
Nabi Muhammad SAW tidak pernah dusta dan tidak pernah melakukan

11
perbuatan Jahiliyyah. Pernah diajak Abu thalib untuk pergi mendatangi
perayaan di hadapan berhala hubal dengan menyembelih hewan. Nabi tidak
bersedia dengan menjawab : “Tiap-tiap saya mendekati sebuah berhala tampak
kepada saya seorang laki-laki putih tinggi berteriak dengan mengatakan
mundur Muhammad! jangan sentuh”. Dengan demikian tiap langkah yang
dikerjakan oleh Nabi sejak kecilnya pasti benar. Karena senantiasa dijaga dan
dibimbing oleh Allah SWT. Beliau benar-benar memiliki akhlak yang mulia
sesuai dengan tugasnya sebagaimana sabdanya yang artinya:“sesungguhnya
saya diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak yang mulia“. (H.R
Baihaki).

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad Saw lahir di makkah. Pada hari senin, 12 Rabiul awal
tahun gajah. Bertepatan dengan tanggal 20 April sekitar tahun 570-571
masehi. Tahun ketika pangeran atau raja muda abessinia di yaman
menggerakkan sepasukan besar tentara termasuk seekor gajah sampai ke
makkah. Sejak lahir Nabi Muhammad tidak sempat melihat ayahnya yang
bernama abdullah bin abdul muthalib telah meninggal terlebih dahulu
sebelum Muhammad lahir (Muhammad baru berusia 3 bulan dalam
kandungan). Abdullah meninggal dunia di kota yasrib (madinah) dalam
perjalanan berdagang ke syam.
 Pengasuhan Awal Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW setelah dilahirkan oleh ibunya beliau disusui oleh
tsuwaibah Al-Islamiyah selama 3 hari setelah penyusuan ibu beliau.
tsuwaibah adalah pelayan paman Nabi yang bernama abu lahab. Kemudian
di serahkan oleh ibunya kepada seorang wanita Badiyah yang bernama
“halimatussa’diyah” dari bani sa’ad kabilah hawazin.yang tempat tinggalnya
tidak jauh dari kota makkah. Di kampung bani sa’ad inilah Nabi
Muhammad diasuh dan dibesarkan.
 Nabi Muhammad dalam Asuhan Ibunya
Nabi Muhammad berusia kira-kira 6 tahun. Beliau dibawa ibunya ke
Madinah bersama-sama dengan Ummu Aimah untuk berziaroh ke makam
ayahnya. Mereka tinggal disana kira-kira 1 bulan. Ketika akan kembali ke

13
Makkah dan baru saja di kampung Abwa’, tiba-tiba Aminah jatuh sakit
sehingga meninggal dan dimakamkan disana juga.
 Nabi Muhammad dalam Asuhan Kakeknya
Dengan kasih sayang yang diberikan kakeknya itu Nabi Muhammad SAW
merasa terhibur dan dapat melupakan kemalangan nasibnya terhadap
kematian ibunya. Keadaan ini tidak berjalan lama. Sebab, baru saja
berselang 2 tahun ia merasa terhibur di bawah asuhan kakeknya, akan tetapi
kakeknya yang baik hati itu meninggal pula pada usia 80 tahun. Nabi
Muhammad SAW pada waktu itu berusia 8 tahun.
 Nabi Muhammad dalam Pemeliharan Pamannya
Pekerjaan sehari-hari abu thalib adalah berniaga (berdagang). Kemana saja
ia berjalan sering diikuti oleh Nabi bahkan ketika abu thalib pergi berdagang
ke negeri syam maka Nabi diajak sertanya. Waktu itu Nabi berumur 12
tahun dan sebagian sejarah mengatakan 9 tahun. Sejak itu Nabi Muhammad
SAW mulai belajar berdagang. Ketika usiannya masih muda belia semangat
kerja keras dan keuletannya sudah muncul. Di saat anak-anak seusiannya
bermain dengan penuh suka cita, Muhammad dapat bekerja dan dapat
membanggakan pamannya dan orang-orang sekitarnya. Muhammad pun
menjadi anak yang disayangi semua orang yang ada di sekitarnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rofi’atun, Siti, dkk. Pendidikan Agama Islam 4. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, 2011.

Herlina, Ida, dkk. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Kementrian Agama


Republik Indonesia, 2014.

Istiani, Ani dan Suharta. Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas IV SD.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011.

Watt, W. Montgomery. Muhammad Nabi dan Negarawan. Jakarta: Cv. Kuning


Mas, 1984.

Uay, Zoharudin, dkk. Pendidikan Agama Islam Untuk Siswa Sekolah Dasar
Kelas IV. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011.

15

Anda mungkin juga menyukai