Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GENEOLOGI RASULULLAH SAW

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Sirah Nabawiyyah Qur’aniyyah

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Abad Badruzaman, Lc, M.Ag

Disusun oleh :

Luthfatul Husna (1860301222104)

Saidatun Nisa’ (1860301223109)

Khoirotu A’malina (1860301222073)

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

UIN SAYYID ALI RAHMATULLOH

TULUNGAGUNG
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami haturkan kepada Allah swt. yang telah memberikan rahmat
serta hidayahnya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan
lancar tanpa ada halangan yang berarti. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada
suri tauladan kita Nabi Muhammad saw. yang dimana selalu dinantikan syafaatnya di
yaumul qiyamah nanti.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing kami, Prof.
Dr. Abad Badruzaman, Lc, M.Ag yang telah memberikan kesempatan kepada kami
dalam menyajikan makalah ini dan dapat selesai tepat pada waktunya, meskipun
makalah ini jauh dari kata sempurna.

Selain itu kami dari penulis mohon maaf bila ada kiranya suatu kata yang salah
ataupun kurang sempurna dalam penulisan makalah ini. Sehingga kami sangat
mengharapkan adanya masukan saran atau kritik yang membagun dari pembaca untuk
menyempurnakan kekurangan dalam makalah ini.

Dengan ini makalah yang membahas tentang “Geonologi Rasullullah” kami


sajikan, semoga dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan untuk kita
semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Tulungagung, 11 September 2022

ii
DAFTAR ISI

1. COVER………………………………………………………………………….i
2. KATA PENGANTAR……………………………………………….………….ii
3. DAFTAR ISI……………………………………………………….…………...iii
4. BAB I …………………………………………………………………………....1
a. PENDAHULUAN………………..……………………………………...1
b. RUMUSAN MASALAH…………………..…………………………....2
c. TUJUAN PEMBAHASAN……………… …………………………….2
5. BAB II……………………………………………………………………….......3
a. PEMBAHASAN……………………………...………………………….3
b. RANGKUMAN………………………………………………………….7
6. BAB III
a. PENUTUP……………………………………………….………………9
7. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….……….10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Nabi Muhammad SAW berasal dari kabilah Quraisy tepatnya keturunan Bani Hasyim,
yang mana marga tersebut sangat dihormati bagi Suku Quraisy. Ditengah warga Mekkah,
Hasyim dikenal sebagai orang yang mulia, bijaksana, dan terhormat. Tidak salah apabila
marga inilah yang bertugas sebagai penjaga Ka’bah. Dapat kita cermati bahwa nabi memiliki
nasab yang dipenuhi orang orang mulia dan terhormat dari generasinya. Sebagaimana sabda
beliau1 :

‫ حتى كنت من القرن الذي كنت فيه‬، ‫ قرنا فقرنا‬، ‫بعثت من خير قرون ابن آدم‬

Artinya “ Aku diutus dari keturunan Bani Adam yang terbaik pada setiap kurunya, hingga
sampai pada kurun dimana aku dilahirkan”

Selain itu, dapat kita tilik dari firman Allah sebagaiman dalam surah As Syuara ayat 219 :

َّٰ ‫َوتَقَلُّ َبكَ فِى‬


َ‫ٱلس ِجدِين‬

Artinya : “Dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang
sujud.”

Menurut Ibnu Abbas sebagaimana yang dijelaskan pada surah As Syuara ayat 219
memiliki pengertian, yakni Allah swt. melihat perubahan gerak kejadian Nabi Muhammad
SAW di tulang sulbi Nabi Adam, kemudian Nuh, kemudian Ibrahim, hingga dia
mengeluarkan Muhammad saw. sebagai seorang Nabi.

Ungkapan As Saajidiin dalam ayat tersebut menegaskan Rasulullah berasal dari keturunan
yang baik baik yakni mereka yang bersujud kepada allah dan mereka bukan dari golongan
orang-orang kafir 2.

1
https://mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com.khazanah / 09 september 2022, 13:23 wib
2
https://www.republika.co.id.berita / 09 september 2022, 14.00 wib

1
Mengetahui betapa sucinya garis keturunan beliau baginda Rasulullah SAW, kita sebagai
umat semestinya mengetahui dan memahami nasab beliau . Karena inilah titik penting
dimana perwujudan dari rasa mahabbah kita kepada beliau .

Dengan begitu melalui ulasan makalah ini kami menitikberatkan pada pembahasan nasab
silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW. Dari keluarga mana Nabi Muhammad dilahirkan,
latar belakang dari keluarga nenek moyang beliau sampai dengan kontribusi keluarga beliau
dalam arah kekuasaan Makkah jahiliyah. Dengan tujuan ini, kita semua sebagai umat Nabi
Muhammad agar bisa lebih mengetahui dan memahami nasab mulia dari keluarga baginda
Rasulullah saw.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana geneologi Rasulullah SAW?


2. Bagaimana silsilah keturunan Rasulullah dari jalur ibundanya ?
3. Apa tujuan mengetahui geneologi Rasulullah?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Mengetahui geneologi Rasulullah.


2. Mengetahui silsilah Rasulullah dari jalur ibundanya.
3. Mengetahui tujuan dari mempelajari geneologi Rasulullah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Geneologi Rasulullah SAW

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), geneologi adalah garis keturunan
manusia hubungan keluarga sedarah. Garis keturunan Rasulullah adalah berasal dari orang-
orang termulia. Secara ringkas keturunan Nabi Muhammad menurut Abu Muhammad Abdul
Malik bin Hisyam an-Nahwi berkata: “Silsilah Rasulullah SAW yaitu Muhammad bin
Abdullah bin Abdul Mutholib, nama dari Abdul Mutholib adalah Syaibah bin Hasyim dan
nama dari Hasyim adalah Amr’ bin Abdi Manaf, sedangkan nama dari Abdi Manaf adalah
Al-Mughiroh bin Qushoyi bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab bin Lu’ayi bin Ghalib bin Fahr
bin Malik bin An-Nadlr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah, nama dari Mudrikah
adalah Ilyas bin Mudlor bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan bin Adda atau Adad bin Muqowim
bin Nahur bin Tairoh bin Ya’rub bin Yasyjub bin Nabit bin Isma’il bin Ibrahim “Kholilur
rahman” bin Tarih yaitu Azar bin Nahur bin Sarugh bin Ra’u bin Falikh bin ‘Aibar bin
Syalikh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh bin Lamik Matawusyalakh bin Akhnuh yaitu nabi
Idris AS. bin Yard bin Mahlil bin Qoinan bin Yanisy bin Syits bin ‘Adam.”3

Silsilah Rasulullah SAW. sampai Adnan tidak terdapat perbedaan pendapat dikalangan
Ulama’. Sedangkan silsilah setelah Adnan sampai Nabi Adam AS. terdapat perbedaan
pendapat mengenai namanya4. Ibnu Hisyam berkata: “menceritakan kepadaku Kholad bin
Qurroh bin Kholid As-Sadusi dari Syaiban bin Zuhair bin Syaqiq bin Tsaur dari Qotadah bin
Di’amah. Dia berkata: Ismail bin Ibrohim - Kholilurrahman – bin Tarih yaitu Azar bin Nahur
bin Asrogh bin Ar’au bin Falikh bin ‘Abir Syalikh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh bin Lamik
bin Mattuwassalakh bin Akhnukh bin Yard bin Mahla’il bin Qoyin bin Anusy bin Syits bin
Adam.

Keluarga Nabi Untuk mengetahui bagaimana keluhuran Nasab Rasulullah, kita harus
mengenal seluk-beluk keluarganya. Keluarga Nabi sendiri dikenal dengan Hasyimiyah,
dinisbatkan kepada kakeknya yang ketiga, Hasyim bin Abdul Manaf. Dengan nasab Nabi
Muhammad Bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusayy bin

3
Ibnu Hisyam, as-Sirah an-Nabawiyah, Daar at-Tauqifiyah Lilturots, Al Qohiroh; 2013, hlm 7
4
https://islam.nu.or.id.sirah nabawiyah/ 09 september 2022, 15:00 wib

3
Hakim bin Kaab bin Luayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadr bin Kinanah bin Khazaimah
bin Madrikah bin Mudhar bin Nazar bin Ma’ad bin Adnan.5
Demikian silsilah keturunan Raulullah dari pihak Ilyas bin bapaknya. Adapun dari
pihak ibunya, yaitu Aminah bin binti Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Hakim yang
bergelar Kilab. Dari sini bertemulah silsilahnya dengan nenek Rasulullah yang keenam. Jadi,
baik dari pihak bapak, dan dari pihak ibu, adalah sama-sama keturunan Nabi Ibrahim melalui
anaknya Nabi Ismail a.s. Bangsa Quraisy dipandang bangsa Arab dengan kabilah yang
berkuasa dikalangan bangsa Arab, karena merekalah yang menjaga Ka’bah dan kota Mekah,
sedangkan Ka’bah itu dianggap suci oleh seluruh banga Arab sejak zaman Nabi Ibrahim dan
Ismail. Karena kesuciannya, Ka’bah itu selalu merupakan tempat yang aman bagi orang yang
ketakutan. Mereka berlomba-lomba bertempat tinggal disekitarnya. Karena keturunan Ismail
yang memegang kekuasaan atas Ka’bah itu, maka keturunan Ismail dianggap keturunan yang
mulia dan terhormat. Bentuk kekuasan itu diantaranya sebagai berikut :6
1. Yang memegang kunci-kunci Ka’bah dan yang mengurusinya.
2. Yang berwenang membagi-bagi air minum dari telaga zam-zam bagi orang Yang datang
berziarah di tempat suci itu (Ka’bah) .
3. Yang menyediakan jamuan bagi para utusan yang datang, sebagai tuan rumah dan yang
menentukan setiap nilai pelayanan.
4. Yang memimpin Darun Nadwah (tempat pertemuan) yang dibangun di samping Ka’bah
sebagai tempat berkumpul.
5. Yang mempimpin rundingan tahunan.
6. Yang menyimpan bendera perang dan mengibarkannya sebagai perintah perang.
7. Yang memimpin perang atau tentara di medan perang.

Semua kekuasaan dan kehormatan tersesebut ini dipegang oleh Abdul Muthalib bin
Hasyim. Ia berharta dan berwibawa atas kaumnya dikota Mekah. Ia mempunyai sepuluh
orang anak yang paling dicintainya ialah yang paling bungsu, Abdullah namanya. Abdullah
dipelihara dan dididik secara istimewa. Ketika berumur 24 tahun, Abdullah dikawinkan
dengan Aminah anak Wahab, yang nantinya akan lahir seorang bayi laki-laki yang bernama
Nabi Muhammad SAW.

5
Muhammad Rais Amin, Sirah Nabawiyyah: Analisis Ilmuan Manhajiah Terhadap Sejarah Pergerakan Islam
Di Masa Rasulullah (Jakarta, Robbani Press, 2010), hlm, 90
6
Ibid., hlm, 93

4
Hasyim memperoleh tugas ini dari Bani Abdu Manaf, tepatnya ketika Bani Abdu Manaf
mengikat perjanjian dengan Bani Abdi Dar dalam masalah pembagian kedudukan antara
keduanya. Hasyim memiliki kedudukan cukup terhormat di tengah kaumnya dan kaya raya.
Selain itu, ia juga seorang dermawan. Ia merupakan orang yang pertama kali memberi makanan
kepada jamaah haji di kota Makkah berupa remukan roti bercampur kuah. Karena sering
meremukkan roti, ia pun dipanggil ‘Hasyim’. Ia juga orang pertama yang membuka jalur
perdagangan bagi orang Quraisy sebanyak dua kali dalam satu tahun, yaitu pada saat musim
dingin dan musim kemarau. Sekali waktu, Hasyim pergi untuk berdagang ke Syam.
Sesampainya di Madinah, ia menikahi seorang perempuan dari Bani Adi bernama Salma binti
Amr. Ringkas hikayat, Hasyim melanjutkan perjalanannya ke Syam, sementara sang istri yang
kebetulan sedang mengandung putranya (yang kelak dinamai Syaiban dan dipanggil Abdul
Muthalib) tetap bersama keluarganya. Kabar duka terdengar, Hasyim meninggal dunia setelah
sampai di Palestina. Salma kemudian melahirkan putranya dan diberi nama Syaiban karena
ada rambut putih (uban) di kepalanya. Kata ‘syaiban’ dalam bahasa Arab berarti uban.
Pengasuhan putranya diserahkan kepada bapak Salma di Yatsrib. Hasyim sendiri memiliki
empat orang putra yaitu Asad, Abu Shaifi, Nadhlah, dan Abdul Muthalib, dan lima putri, yaitu
Ash-Shifa, Khalidah, Dha’ifah, Ruqayyah, dan Jannah.
Abdul Muthalib Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, nama asli Abdul Muthalib
adalah Syaibah. Sepeninggal Hasyim, orang yang memegang urusan air minum dan makanan
untuk jamaah haji adalah Al-Muthalib bin Abdi Manaf (paman Syaibah), saudara Hasyim.
Al-Muthalib sendiri merupakan laki-laki yang cukup terpandang, dipatuhi, dan dihormati
oleh kaumnya. Kedermawanan yang dimilikinya membuat ia dijuluki ‘Al-Fayyad’ yang
artinya orang sangat dermawan. Begitu Abdul Muthalib (putra Hasyim) sudah menjadi
seorang pemuda, Al-Muthalib membawanya ke Makkah dengan dibonceng mengendarai
unta. Setibanya di Makkah, orang-orang mengira Syaiban adalah hamba sahaya Al-Muthalib.
“Inilah dia Abdul Muthalib (hamba sahaya Al-Muthalib),” kata orang-orang. “Apa maksud
kalian ini?! Dia itu keponakanku,” sanggah Al-Muthalib. Di Makkah, Abdul Muthalib tinggal
di rumah sang paman sampai tumbuh dewasa. Kabar duka terdengar tatkala Al-Muthalib
meninggal di Yaman. Sejak saat itu Abdul Muthalib menggantikan posisinya di Makkah dan
memimpin kaumnya. Bahkan ia memiliki kedudukan lebih terhormat dibanding kakek-
kakeknya terdahulu.

5
Abdullah merupakan anak dari Abdul Muthalib dari ibu bernama Fatimah binti Amr
bin A’idz bin Imran bin Makhzum bin Yaqzhah bin Murrah. Ia adalah putra tersayang Abdul
Muthalib di antara putra-putranya. Abdullah menikah dengan Aminah binti Wahb bin Abdi
Manaf bin Zuhhrah bin Kilab, seorang wanita paling terpandang dari kalangan suku Quraisy,
baik karena nasab (keturunan) maupun kekayaannya. Wahab, ayah Aminah, merupakan
seorang pemuka Bani Makhzum. Abdullah wafat saat sedang berdagang ke Syam dalam usia
25 tahun, tepat ketika Nabi masih dalam kandungan. Ia dimakamkan di Darun Nabighah al-
Ja’di di Madinah. Dalam versi lain disebutkan bahwa ia wafat di Madinah saat ditugasi untuk
mengurus kurma di sana. 7

B. Silsilah Dari Jalur Ibunda

Abdul Hasan 'Ali al-Hasani an-Nadwi dalam Sirah Nabawiyah menuliskan bahwa Siti
Aminah, Ibunda Rasulullah SAW adalah wanita yang paling mulia dalam hal keturunan dan
kedudukan di kalangan suku Quraisy, dari pihak sang ibu, Sayyidah Aminah, nasab
Rasulullah adalah Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah.
Ibunya Sayyidah Aminah adalah Barrah binti Abdul 'Uzza bin Utsman bin Abdul Dar bin
Qushayy bin Kilab.

Nasab sayyidah Aminah dan Sayyid Abdullah bertemu di nama Kilab. Sehingga kisah
Nabi Muhammad SAW terkait leluhur baik dari garis ibu maupun ayah, nasab Nabi
Muhammad SAW bermuara pada satu sumber yaitu Nabi Ismail AS bin Nabi Ibrahim AS.8

C. Tujuan Mengetahui Silsilah Rasulullah

1. Mengetahui nasab Nabi Muhammad saw yang merupakan suatu keharusan untuk
sahnya iman. Ibnu Hazm berkata : diantara tujuan mempelajari ilmu nasab agar
seseorang mengetahui bahwasanya Nabi Muhammad saw diutus oleh Allah swt
kepada jin dan manusia dengan agama yang benar, Dia Muhammad bin Abdullah al-
Hasyimi al-Quraisy lahir di Makkah dan hijrah ke Madinah. Siapa yang mempunyai

7
Safyurrahman al-Mubarakfuri, Rahiqul Makhtum, (Riyadh, Muntada ats-Tsaqafah, 2013), hlm 52-55
8
https://news.detik.com.kisah-nabi-muhammad-saw / 10 September 2022, 11:22 wib

6
keraguan apakah Muhammad saw itu dari suku Quraisy, Yamani, Tamimi atau Ajami,
maka ia kafir yang tidak mengenal ajaran agamanya.
2. Sesungguhnya pemimpin itu berasal dari suku Quraisy. Berkata Ibnu Hazm : Dan
tujuan mempelajari ilmu nasab adalah untuk mengetahui bahwa seseorang yang akan
menjadi pemimpin harus anak cucu Fihr bin Malik bin Nadhir bin Kinanah.

D. Rangkuman

Di dalam nasab Nabi saw yang mulia tersebut terdapat beberapa dalil yang jelas bahwa
Allah mengutamakan bangsa Arab dari semua manusia dan mengutamakan Quraisy dari
semua kabilah yang lain. Hal ini dengan jelas diriwayatkan dengan Muslim juga Tirmidzy
yang semakna. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di atas mimbar kemudian
bersabda :

‫ ثم َج َعلَ ُه ْم فِ ْرقَتَي ِْن‬، َ‫ ِإن هللاَ َخ َلقَ الخ َْلق‬،‫ب‬ ِ ‫ع ْب ِد المط ِل‬
َ ‫هللا ب ِْن‬
ِ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫ َف َقا َل أَنَا ُم َحمد ُ ْب ُن‬،‫ال ُم‬َ ‫ع َليْكَ الس‬ ِ ‫َم ْن أَنَا؟ َف َقالُوا أ َ ْنتَ َرسُ ْو ُل‬
َ ‫هللا‬
ً ‫ ث ّم َجعَلَ ُه ْم بُي ُْوتًا فَ َجعَلَنِى ِفى َخي ِْر ِه ْم بَ ْيتًا َو َخي ُْرهُ ْم نَ ْف‬،ً‫ ثُم َجعَلَه ْم قَبَائِ َل َو َجعَلَنِى َخي ِْر ِه ْم قَبِ ْيلَة‬،ً‫فِى َخي ِْر ِه ْم ف ِْرقَة‬.
‫سا‬

Hadits Bahira tentang Rasulullah saw, yakni hadits yang diriwayatkan oleh Jumhur
Ulama Sirah dan para rawinya dan dikeluarkan oleh Tirmizy secara panjang lebar dari Hadits
Abu Musa Al Asy’ari menunjukkan bahwa para ahli kitab Yahudi dan Nasrani memiliki
pengetahuan tentang Bi’tsah Nabi dengan mengetahui tanda-tandanya. Ini mereka ketahui
dari berita kenabiannya serta penjelasan tentang tanda-tanda dan sifat-sifatnya yang terdapat
di dalam Taurat dan Injil.

Hadits mengenai permulaan wahyu merupakan asas yang menentukan semua hakikat
agama dengan segala keyakinan dan syari’atnya. Memahami dan meyakini kebenaran
merupakan syarat mutlak untuk meyakini semua berita gha’ib dan masalah syari’at yang
dibawa Nabi saw. Sebab, hakikat wahyu ini merupakan satu-satunya faktor pembeda antara
manusia yang berfikir dan membuat syari’at dengan akalnya sendiri dan manusia yang hanya
menyampaikan syari’at dari Rabb-Nya tanpa mengubah, mengurangi dan menambah.

Secara ringkas, adapun silsilah dari nasab jalur ayah dan ibu Nabi Muhammad dapat
kita petakan sebagai berikut.

7
8
BAB III

PENUTUP

Sekian makalah sederhana yang kami sajikan. Kami dari penulis mohon maaf bila ada
suatu hal yang tidak berkenan di hati pembaca baik itu yang kami sengaja maupun yang tidak
kami sengaja. Dan kami pun juga sangat membuka kritik dan saran dari pembaca dalam
menaggapi tulisan kami. Dan untuk yang terakhir kami berterimakasih kepada rekan belajar
yang selalu mensupport dalam pengerjaan makalah ini.

Dan dengan adanya pembahasan mengenai silsilah nasab Rasululloh SAW kita
berharap semoga kita bisa lebih memahami dan mengerti tentang nasab Rasulullah dari jalur
ayahanda maupun ibunda dan semoga hal ini dapat menjadikan bertambahnya wawasan kita
mengenai Sirah Nabawiyyah.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com.khazanah / 09 september 2022, 13:23 wib


https://www.republika.co.id.berita /09 september 2022, 14.00 wib
Hisyam Ibnu, as-Sirah an-Nabawiyah, Daar at-Tauqifiyah Lilturots, Al Qohiroh; 2013, hlm 7
https://islam.nu.or.id.sirah nabawiyah/ 09 september 2022, 15:00 wib
Muhammad Rais Amin, Sirah Nabawiyyah: Analisis Ilmuan Manhajiah Terhadap Sejarah
Pergerakan Islam Di Masa Rasulullah (Jakarta, Robbani Press, 2010), hlm, 90
Ibid., hlm, 93
Safyurrahman al-Mubarakfuri, Rahiqul Makhtum, (Riyadh, Muntada ats-Tsaqafah, 2013),
hlm 52-55
https://news.detik.com.kisah-nabi-muhammad-saw / 10 September 2022, 11:22 wib

10

Anda mungkin juga menyukai