Anda di halaman 1dari 9

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 1 :

‫ار ْك َنا َح ْولَ ُه لِ ُن ِر َي ُه مِنْ آ َيا ِت َنا ِإ َّنه ه َُو ال َّسمِي ُع ْالبَصِ ي ُر‬ َ ‫ان الَّذِي َأسْ َرى ِب َع ْب ِد ِه َليْال م َِن ْال َمسْ ِج ِد ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َمسْ ِج ِد األ ْق‬
َ ‫صى الَّذِي َب‬ َ ‫ُسب َْح‬

Artinya :” Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S Al isra’: 1)

Allah s.w.t. telah mengisra'kan (memperjalankan diwaktu malam hari) Nabi Muhammad
s.a.w. dari masjidil Haram (di Makkah) ke masjidil Aqsha artinya masjid yang jauh (di Palestina).
Dahulunya orang biasa berjalan kaki dari satu tempat ketempat, ataupun menaiki kuda, keledai,
unta dan sebagainya.

Perjalanan dari Makkah ke Palestina mengambil masa lebih kurang 40 hari. Ini adalah
suatu perjalanan yang jauh, tetapi dengan kuasa Allah telah dilakukan dalam
masa yang singkat, hanya dalam beberapa jam sahaja. Bagi orang dahulu, perrjalanan yang
demikian jauh jika dapat dilakukan dalam masa beberapa jam sahaja adalah suatu hal yang
luar biasa dan tidak dapat diterima oleh akal mereka. Oleh karena itu mereka yang tidak
beriman seperti Abu Jahal dan pengikut-pengikutnya menggunakan peristiwa ini untuk
menjatuhkan nama baik Nabi Muhammad s.a.w. dengan menuduh Nabi s.a.w. seorang
pendusta dan berbagai tuduhan keji lainnya.

Mereka yang beriman dapat menerimanya karena ia merupakan salah satu tanda dari
kekuasaan Allah s.w.t. yang telah pernah diberikan kepada Rasul-rasulnya

Dalam peristiwa ini, di samping Nabi melihat tentang kebesaran-kebesaran Allah, juga
diperlihatkannya surga beserta panoramanya dan peristiwa-peristiwa yang lain yang
menakjubkan.Semua amatlah penting untuk dijadikan sebagai referensi renungan di tengah
gelombang kehidupan yang semakin runyam dan begitu dahsyat.Dan hal yang paling utama
ialah diturunkanlah sholat lima waktu yang InsyaAllah masih kita jalankan sampai sekarang ini.

B. Batasan Masalah

Pembahasan makalah ini hanya terbatas pada persoalan mengenai sejarah Nabi Muhammad
SAW, lebih khususnya dalam hal sejarah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Yaitu tentang
pengertiannya, masa terjadinya, kronologinya, konteks situasi terjadinya, tanggapan orang-
orang kafir Qurays tentang kejadian isra’ mi’raj, hikmah yang bisa diambil dari peristiwa isra’
mi’raj, dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW.

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan ini ialah untuk memberikan penjelasan kepada pembaca
tentang bagaimana sejarah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW Sehingga pambaca diharapkan
bisa mengetahui tentang bagaimana Allah itu memuliakan Nabi Muhammad SAW, dan
diharapkan pembaca bisa memberikan pengetahuan tentang Isra’ Mi’raj ini kepada orang lain
yang membutuhkannya.

Disamping itu pembahasan ini juga dimaksudkan untuk memenuhi tugas dari dosen semester II
mata pelajaran Sirah Nabawiyyah dalam topik pembahasan tentang Peristiwa Isra’ Mi’raj.

BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Isra’ Mi’raj

Isra’ Mi’raj (Arab : ‫اإلسراء والمعراج‬, al-’Isrā’ wal-Mi‘rāj) adalah dua bagian dari perjalanan
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan
salah satu peristiwa penting bagi umat Islam , karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu dalam
sehari semalam.

Isra’secara etimologi atau menurut bahasa artinya berjalan di waktu malam.

Isra’ secara terminologi atau menurut istilah artinya perjalanan Nabi Muhammad s.a.w.
diwaktu malam hari dari masjidil Haram (di Makkah) ke masjidil Aqsha artinya masjid yang
jauh (di Palestina).

Mi’roj secara etimologi atau menurut bahasa artinya tangga, atau alat untuk naik dari
bawah ke atas.

Mi’raj secara terminologi atau menurut istilah adalah perjalanan nabi saw dari alam
bawah (bumi) ke alam atas (langit) sampai langit yang ke tujuh sampai ke sidratul muntaha,
yakni dari Masjidil Aqsha di Palestina naik ke alam atas melalui beberapa langit dan ke sidratul
muntaha dan terakhir sampai ke Arasyi dan Kursy dimana beliau menerima wahyu dari Allah
yang mengandung perintah shalat lima waktu.
B. Masa Terjadinya Isra’ Mi’raj
Para ulama tarikh banyak berselisih tentang waktu terjadinya isra’ mi’raj.Sebagian
ulama berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal 7 Rabiul awal,sebagian lagi pada
tanggal 17 Rabiul awal, sebagian lagi pada tanggal 27 Rabiul akhir dan sebagian lagi
berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal tanggal 27 rajab.

Tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal 27
Rajab .

Sedangkan tahun terjadinya Isra’ Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah
sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Yaitu pada malam 27
Rajab tahun ke-10 kenabian.

Wallahu a’lamu bis-shawab…

C. Konteks Situasi Terjadinya Isra’ Mi’raj

Kita kenal Isra' wal Mi'raj terjadi sekitar setahun sebelum Hijrahnya Rasulullah SAW
ke Madinah (Yatsrib ketika itu). Ketika itu, Rasulullah SAW dalam situasi yang sangat "sumpek",
seolah tiada celah harapan masa depan bagi agama ini. Selang beberapa masa sebelumnya,
isteri tercinta Khadijah r.a. dan paman yang menjadi dinding kasat dari penjuangan meninggal
dunia. Yang kita kenal dengan Ammul husni (tahun duka cita). Sementara tekanan fisik
maunpun psikologis kafir Qurays terhadap perjuangan semakin berat. Rasulullah seolah
kehilangan pegangan, kehilangan arah, dan pandangan itu berkunang-kunang tiada jelas.

Dalam sitausi seperti inilah, rupanya "rahmah" Allah meliputi segalanya, mengalahkan
dan menundukkan segala sesuatunya. "warahamatii wasi'at kulla syaei", demikian Allah
deklarasikan dalam KitabNya. Beliau di suatu malam yang merintih kepedihan, mengenang
kegetiran dan kepahitan langkah perjuangan, tiba-tiba diajak oleh Pemilik kesenangan dan
kegetiran untuk "berjalan-jalan" (saraa) melihat langsung kebesaran singgasana Ilahiyah di
"Sidartul Muntaha". Sungguh sebuah "penyejuk" yang menyiram keganasan kobaran api
permusuhan kaum kafir. Dan kinilah masanya bagi Rasulullah SAW untuk kembali
"menenangkan" jiwa, mempermantap tekad menyingsingkan lengan baju untuk melangkah
menuju ke depan.

D. Kronologi Terjadinya Isra’ Mi’raj

Suatu hari malaikat Jibril datang menemui Nabi dan kemudian didatangkan buraq, 'binatang'
berwarna putih yang lebih besar daripada keledai. Sekali melangkah langkahnya sejauh
pandangan mata. Dengan buraq itu Nabi melakukan isra' dari Masjidil Haram di Mekkah ke
Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis) di Palestina. Nabi menambatkan buroqnya dengan tali dimana
para nabi sering menambatkan kendaraannya di tempat itu. Kemudian Nabi Muhammad SAW
salat dua rakaat di Baitul Maqdis, setelah selesai sholat beliau keluar dan Jibril mendatanginya
dengan membawa segelas khamer (minuman keras) dan segelas susu. Nabi Muhammad SAW
memilih susu. Kata malaikat Jibril, "Engkau dalam kesucian, sekiranya kau pilih khamer,
sesatlah ummat engkau."

Dengan buraq pula Nabi SAW melanjutkan perjalanan bersama Jibril naik ke langit .
Setelah sampai di langit yang pertama,Jibril meminta kepada malaikat penjaga agar dibukakan
pintu langit tersebut, meraka ditanya oleh malaikat penjaga langit, “Siapakah kamu?” Jibril
Menjawab:”Saya Jibril” kemudian malaikat penjaga langit bertanya kembali,”Dan siapa yang
bersamamu?” Jibril menjawab,”Saya bersama Muhammad”, ditanyakan lagi “Apakah
Muhammad sudah diutus oleh Allah untuk datang kesini?”, Jibril menjawab lagi,”ya,Muhammad
sudah diutus oleh Allah”. Kemudian dibukakanlah pintu langit tersebut, setelah mereka masuk
ke langit yang pertama itu, dijumpainya Nabi Adam. Nabi Adam menyambutnya dengan hangat
dan mendoakan baginya kebaikan. Perjalanan diteruskan ke langit ke dua, dii langit ke dua
dijumpainya Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ke tiga ada Nabi Yusuf. Nabi Idris dijumpai di
langit ke empat. Lalu Nabi SAW bertemu dengan Nabi Harun di langit ke lima, dan Nabi Musa di
langit ke enam. Di setiap langit, Jibril meminta kepada malaikat penjaga langit agar dibukakan
pintu langit tersebut, mereka juga ditanya oleh penjaga masing-masing langit dengan
pertanyaan yang serupa dengan pertanyaan pada waktu di langit yang pertama tadi.Nabi-nabi
tersebut menyambutnya dengan hangat dan juga mendoakan kebaikan sebagaimana yang
dilakukan nabi Adam tadi. Kemudian Nabi bersama Jibril melanjutkan perjalanan ke langit ke
tujuh,di sana nabi menjumpai nabi Ibrahim yang sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul
Ma’mur.Baitul Ma'mur adalah tempat 70.000 malaikat shalat tiap harinya, setiap malaikat hanya
sekali memasukinya dan tak akan pernah masuk lagi.

Perjalanan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha adalah suatu tempat yang
sangat indah, yang tidak bisa dibayangkan keindahannya oleh seorangpun.Dari Sidratul
Muntaha didengarnya kalam-kalam .Dari sidratul muntaha dilihatnya pula empat sungai, dua
sungai non-fisik (bathin) di surga, dua sungai fisik (dhahir) di dunia: sungai Efrat dan sungai Nil.
Lalu Jibril membawa tiga gelas berisi khamr, susu, dan madu, dipilihnya susu. Jibril pun
berkomentar, "Itulah (perlambang) fitrah (kesucian) engkau dan ummat engkau." Jibril
mengajak Nabi melihat surga yang indah.

Puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah salat wajib. Mulanya diwajibkan
salat lima puluh kali sehari-semalam.Kemudian Nabi menemui Nabi Musa,dan Nabi Musa
menyuruh nabi untuk meminta keringanan kepada Allah, karena Nabi musa pernah
memerintahkan hal itu kepada Bani Israil,dan mereka tidak sanggup menjalankannya. Sehingga
Nabi Musa yaqin bahwa ummat Nabi Muhammadpun tidak sanggup menjalankannya. Atas
saran Nabi Musa, Nabi SAW meminta keringanan dan diberinya pengurangan sepuluh- sepuluh
setiap meminta.Akhirnya diwajibkan lima kali sehari semalam. Nabi Muhammad kembali
menemui Musa dan mengatakan bahwa sholat wajib itu menjadi 5x shalat dalam sehari. Nabi
Musa masih menyuruh Nabi Muhammad agar kembali kepada Allah untuk meminta keringanan,
Namun nampaknya Nabi Muhammad enggan dan malu kepada Allah untuk meminta
keringanan ."Saya telah meminta keringan kepada Tuhanku, kini saya rela dan menyerah."
Maka Allah berfirman, "Itulah fardlu-Ku dan Aku telah meringankannya (menjadi 5x shalat) atas
hamba-Ku. Setiap satu sholat (sebagai pengganti dari ) sepuluh sholat, sehingga genaplah 50
kali sholat. Barang siapa berniat melakukan kebaikan dan tidak melakukannya, maka diulis
baginya satu kebaikan.Dan barang siapa yang berniat kebaikan kemudian dia
melakukannya,maka ditulis baginya sepuluh kebaikan.Dan barang siapa berniat keburukan,dan
ia tidak melakukannya,maka tidak ditulis baginya satu keburukan. Dan barang sapa yang
berniat keburukan.

kemudian dia mngerjakannya, maka ditulis baginya satu keburukan”.Kemudian nabi pulang dari
langit pada malam itu ke Masjidil Haram di Makkah.

E. Tanggapan Kaum Musyrikin Qurays

Keesokan hari setelah nabi melakukan Isra’ mi’raj, beliau datang ke Masjidi Haram dan akan
menyampaikan kejadian itu pada khalayak ramai.Abu jahal pun tidak ketinggalan
menyaksikannx dengan congkak dan sombongnya.Nabi muhammad menceritakan peristiwa
tersebut pada Abu Jahal.Nabi bercerita bahwa semalam tadi beliau pergi ke Baitul Maqdis. Tapi
Abu Jahal tidak percaya,bagaimana mungkin pada malam hari beliau di Baitul Maqdis dan
paginya sudah di Makkah. Abu Jahal menantang Nabi untuk menyampaikan hal tersebut pada
semua kaum Quraisy, dan beliau menyetujuinya.Beliau menyampaikan ceritanya .Ada yang
tertawa terbahak-bahak , ada yang keheranan, ada yang bertepuk tangan, bahkan mengejek.
Kemudian seseorang mendatangi Abu Bakar dan menceritakan kepadanya bahwa Nabi
Muhammad telah bercerita tentang kejadian malam itu.Abu bakar membenarkan Nabi .Orang
tadi keheranan karena Abu Bakar begitu mempercayai Nabi. Sejak saat itu lah Abu Bakar diberi
gelar As-Shiddiq .Sebagian dari mereka mengemukakan berbagai prtanyaan kepada Nabi
tentang keadaan Baitul Maqdis .Bagaimana bentuk bangunannya, rupanya, jumlah pintu,
jendela, tiang, dan lain sebagainya.Sperti itu untuk menguji kebenaran Nabi dan sebagai
bantahan penghabisan bagi Nabi. Nabi menjelaskan dengan tenang karena seketika itu Allah
mengutus Jibril untuk menggambarkan Baitul Maqdis . Mereka juga bertanya kepada Nabi
tentang Iran, Irak, dan Habsy yang telah dilewatinya, dan Nabi menjelaskan keadaannya
dengan tenang dan benar. Skalipun demikian,mereka tetap tidak percaya dan menganggap
jawaban yg serta merta jelasnya itu adalah sihir yang nyata.

F. Nabi Muhammad SAW Mulai Mengerjakan Sholat

Pada saat isra’ dan Mi’raj, Nabi telah menerima wahyu dari Allah SWT. Wahyu tersebut
mengandung perintah wajib mengerjakan shalat lima kali (lima waktu) sehari kepada beliau
maupun kepada segenap ummatnya. Keesokan harinya, sesudah beliau menyampaikan berita
isra’ mi’raj kepada kaum musyrikin qurays dan terutama kepada para sahabatnya dan
pengikutnya, datanglah malaikat Jibril kepada beliau untuk menjelaskan dan mengajarkan cara
sholat yang wajib dikerjakan.
Malaikat jibril datang kepada Nabi dan berkata , “Marilah sholat!” ,Nabi kemudian
melakukan shalat dzuhur 4 rakaat pada waktu matahari telah condong (tergelincir).

Malaikat Jibril datang lagi kepada nabi pada waktu ashar dan berkata , “Marilah shalat!”.
Lalu Nabi shalat ashar 4 rakaat pada waktu bayangan menjadi sama panjang dengan aslinya.

Malaikat Jibril datang lagi kepada nabi pada waktu magrib dan berkata, “Marilah
sholat!”, Lalu nabi sholat maghrib 3 rakaat pada waktu matahari telah masuk(terbenam).

Malaikat jibril datang lagi kepada nabi pada waktu isya, dan berkata “Marilah sholat!”,
Lalu nabi sholat isya’ 4rakaat pada waktu telah hilang tanda merah tempat matahari terbenam.

Kemudian Jibril datang kepada nabi pada waktu isya’,sehabis tengah malam,Jibril
berkata, “Marilah sholat!”.Kemudian Nabi sholat isya’ 4 rakaat.

Kemudian Jibril datang lagi pada waktu sebelum terbit matahari, Jibril berkata “marilah
sholat!”, kemudian beliau sholat subuh 2rakaat.

G. Isra’ Mi’raj Dengan Ruh Atau Jasad

Banyak sekali perbedaan pendapat para ulama tentang hal ini. Apakah Nabi Muhammad
menjalankan isra’ mi’raj dengan ruhnya saja ataukah dengan jasadnya juga. Orang yang
mengatakan bahwa Isra’ dan Mi’raj Muhammad dengan ruh itu berpegang kepada keterangan
dari Umm Hani’ dan Aisyah, beliau mengatakan : “Jasad Rosulullah s.a.w. tidak hilang, tetapi
Allah menjadikan Isra’ itu dengan ruhnya”. Juga Mu’awiyyah bin Abi Sufyan ketika ditanya
tentang Isra’ Rosul menyatakan : “Itu adalah mimpi yang benar dari tuhan. Disamping semua
itu,orang berpegang pada firman Allah : “Tidak lain mimpi yang Kami perlihatkan kepada kamu
itu adalah ujian bagi manusia.”

Sebaliknya orang yang berpendapat bahwa isra’ dari Makkah ke Baitul Maqdis itu
dengan jasad, landasanya ialah apa yang pernah dikatakan oleh Muhammad , bahwa dalam
isra’ itu ia berada di pedalaman. Sedangkan mi’raj ke langit adalah dengan ruh. Disamping
mereka ada lagi yang berpendapat bahwa isra’ dan mi’raj itu semuanya dengan jasad dan ruh.
Wallahu a’lamu bisshawaab...

H. Makna Pentingnya Isra’ Mi’raj

Bagaimanapun ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan hakikat perjalanan isra'
mi'raj. Allah hanya memberikan ilmu kepada manusia sedikit sekali (QS. Al-Isra: 85). Hanya
dengan iman kita mempercayai bahwa isra' mi'raj benar-benar terjadi dan dilakukan oleh
Rasulullah SAW. Rupanya, begitulah rencana Allah menguji keimanan hamba-hamba-Nya (QS.
Al-Isra:60) dan menyampaikan perintah salat wajib secara langsung kepada Rasulullah SAW.
Makna penting isra' mi'raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan
penyampaian perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai
ibadah utama dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim, baik dia kaya maupun
miskin, dia sehat maupun sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat yang hanya dilakukan oleh orang-
orang yang mampu secara ekonomi, atau puasa bagi yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang
sehat badannya dan mampu keuangannya.

Salat lima kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela kesibukan


aktivitas kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim. Allah
mengingatkan:

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut:45)

I. Hikmah Isra’ Mi’raj

Hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa Isro’ dan Mi’roj:

a. Menjaga Sholat 5 Waktu: Allah SWT memberikan hadiah sholat 5 waktu kepada Nabi
Muhammad dan umatnya supaya kita bisa ’berjumpa’ dengan Allah SWT melalui sholat, betapa
besar cinta dan rindu Allah kepada kita sehingga kita diperintahkan untuk sholat 5 waktu.
Sebagaimana hadits Rosulullah SAW diriwayatkan didalam Shahih Bukhari : “barang siapa
yang melakukan shalat sungguh ia sedang berbicara dan bercakap-cakap dan menghadap
Allah SWT”. Inniy wajjahtu wajhiya lilladziy fatharassamaawaati wal ardhi….dst “ sungguh
kuhadapkan jiwaku, hatiku, wajah hati ku, kepada yang menciptakan langit dan bumi yaitu Allah
subhanahu wata'ala..”

b. Mempercayai, membenarkan, dan meyakini semua apa yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad SAW: Sebagaimana Sahabat Abu Bakar ash-Shidiq yang selalu membenarkan apa
yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Karena pada hakikatnya semua apa yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW berasal dari Allah SWT, dan tidak keluar dari hawa
nafsunya.

J. Tujuan Isra’ Mi’raj

Tujuan yang sebenarnya dari Isra' dan Mi'raj adalah memuliakan Rasulullah dan
memperlihatkan kepadanya beberapa keajaiban ciptaan Allah sesuai dengan firman Allah
dalam surat al Isra' ayat 1 ( ‫ )لنريهمنآياتنا‬Maknanya: "Agar kami memperlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda kebesaran kami".serta mengagungkan beliau sebagai Nabi akhir
zaman dan sebaik-baik nabi di antara para nabi, sekaligus sebagai penguat hati beliau dalam
menghadapi tantangan dan cobaan yang dilontarkan oleh orang kafir Quraisy terlebih setelah
ditinggal mati oleh paman beliau Abu Thalib dan isteri beliau Khadijah. Dari sini kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa tujuan dari Isra' dan Mi'raj bukanlah bahwa Allah ada di arah
atas, lalu Nabi naik ke atas untuk bertemu dengan-Nya. Karena Allah ada tanpa tempat dan
arah, dan tempat adalah makhluk sedangkan Allah tidak membutuhkan kepada makhluk-Nya.
Allah ta'ala berfirman :

( 97 : ‫فإن هللا غني عن العالمين (سورة آل عمران‬

Maknanya : "Maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak membutuhkan) dari alam semesta".
(Q.S. Ali-Imran : 97)

Allah tidak disifati dengan salah satu sifat makhluk-Nya seperti berada di tempat, arah atas, di
bawahdan lain-lain. Juga perkataan Imam ath-Thahawi :

"Allah tidak diliputi oleh salah satu arah penjuru maupun enam arah penjuru (atas, bawah,
kanan,kiri, depan, belakang), tidak seperti makhluk-Nya yang diliputi oleh enam arah penjuru
tersebut" (lihat al 'Aqidah ath-Thahawiyyah karya al Imam Abu Ja'far ath-Thahawi)

Hal ini merupakan ijma' ulama Islam seluruhnya, maka barang siapa yang berkeyakinan bahwa
Allah bertempat dan berarah di atas atau semua arah maka ia telah jatuh pada kekufuran.

BAB III

Penutup

Bagaimanapun ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan hakikat perjalanan isra'
mi'raj. Allah hanya memberikan ilmu kepada manusia sedikit sekali (QS. Al-Isra: 85). Hanya
dengan iman kita mempercayai bahwa isra' mi'raj benar-benar terjadi dan dilakukan oleh
Rasulullah SAW. Rupanya, begitulah rencana Allah menguji keimanan hamba-hamba-Nya (QS.
Al-Isra:60) dan menyampaikan perintah salat wajib secara langsung kepada Rasulullah SAW.

Makna penting isra' mi'raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan penyampaian
perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai ibadah utama dalam
Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim, baik dia kaya maupun miskin, dia sehat
maupun sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang
mampu secara ekonomi, atau puasa bagi yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat
badannya dan mampu keuangannya.

Salat lima kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela kesibukan aktivitas
kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim. Allah mengingatkan:

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabu:45)
ISRA MI'RAJ

XI MIPA 3
Kelompok:

Anda mungkin juga menyukai