Anda di halaman 1dari 10

Peristiwa Isra Miraj, Kisah Lengkap,

Hikmah dan Ibrahnya


Oleh
Muchlisin BK
-

33

ilustrasi (islami.co)
Isra Miraj merupakan peristiwa maha dahsyat yang Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam alami. Sebelumnya, tak ada satu pun
manusia yang mengalaminya. Menempuh perjalanan superkilat lalu
naik ke langit hingga sidratul muntaha.

Banyak peristiwa yang Rasulullah alami sewaktu isra miraj sejak


pemberangkatan hingga kembali. Apa saja peristiwa itu, bagaimana
kisahnya dan apa saja hikmah serta ibrahnya? Berikut ini
pembahasan lengkapnya.

Daftar Isi
 Arti Isra’ Mir’aj
 Tanggal Terjadinya Isra Miraj
 Isra Miraj sebagai Tasliyah
 Kisah Lengkap Isra Miraj
 Ibrah dan Hikmah Isra’ Mi’raj

Arti Isra’ Mir’aj


Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, isra (
‫ )اسرى‬atau sara (‫ )سرى‬artinya adalah perjalanan di malam hari.
Secara istilah, isra’ adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke
Masjidil Aqsa di Palestina.

ِ ‫ان الَّ ِذي َأ ْس َرى بِ َع ْب ِد ِه لَ ْياًل ِم َن ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َمس‬
‫ْج ِد‬ َ ‫ُسب َْح‬
ِ َ‫ار ْكنَا َح ْولَهُ لِنُ ِريَهُ ِم ْن َآيَاتِنَا ِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِمي ُع ْالب‬
‫صي ُر‬ َ َ‫صى الَّ ِذي ب‬ َ ‫اَأْل ْق‬
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada
suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah
Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Isra‘: 1)

Mi’raj secara bahasa artinya adalah naik. Secara istilah adalah


naiknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke sidratul muntaha.
Dalam Al Qur’an, mi’raj ini terisyaratkan dalam surat An Najm.

‫ ِإ ْذ‬. ‫ ِع ْن َدهَا َجنَّةُ ْال َمْأ َوى‬. ‫ ِع ْن َد ِس ْد َر ِة ْال ُم ْنتَهَى‬. ‫َولَقَ ْد َرَآهُ نَ ْزلَةً ُأ ْخ َرى‬
‫ لَقَ ْد َرَأى ِم ْن‬. ‫ط َغى‬ َ ‫ص ُر َو َما‬ َ َ‫ َما َزا َغ ْالب‬. ‫يَ ْغ َشى ال ِّس ْد َرةَ َما يَ ْغ َشى‬
‫ت َربِّ ِه ْال ُك ْب َرى‬
ِ ‫َآيَا‬
Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam
rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil
Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad
melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang
meliputinya. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang
dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia
telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang
paling besar. (QS. An-Najm: 13-18)
Ketika menafsirkan ayat ini, Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan
bahwa sidratul muntaha adalah tempat tertinggi di langit yang
menjadi batas ujung pengetahuan dan amal aktifitas para makhluk.
Tidak seorang makhluk pun mengetahui apa yang ada di
belakangnya.

“Tempat ini diserupakan dengan as sidrah yang artinya pohon nabk


karena mereka berkumpul di bawah teteduhannya. Di dekat sidratul
muntaha ada surga Al Ma’wa yakni tempat tinggal arwah orang-
orang mukmin yang bertaqwa,” terang Syaikh Wahbah Az Zuhaili.

Tanggal Terjadinya Isra Miraj


Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri dalam Sirah Nabawiyah-
nya, Ar Rahiqul Makhtum, menjelaskan enam pendapat kapan
terjadinya Isra miraj.

1. Peristiwa Isra’ terjadi pada tahun ketika Rasulullah mendapatkan


wahyu pertama. Ini merupakan pendapat Ath Thabari.

2. Isra miraj terjadi lima tahun setelah Rasulullah menjadi Nabi. Di


antara yang berpendapat seperti ini adalah Imam An Nawawi dan Al
Qurthubi.

3. Isra miraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun 10 kenabian.


Allamah Al Manshurfuri memilih pendapat ini.

4. Peristiwa ini terjadi 16 bulan sebelum hijrah, tepatnya pada


bulan Ramadhan tahun 12 kenabian.

5. Peristiwa ini terjadi 1 tahun 2 bulan sebelum hijrah, tepatnya


pada bulan Muharram tahun 13 kenabian.

6. Terjadi 1 tahun sebelum hijrah, tepatnya pada bulan Rabiul Awal


tahun 13 kenabian.

Prof. Dr. Muhammad Sameh Said dalam buku Sirah Nabawiyah-


nya, Muhammad Sang Yatim, menjelaskan bahwa peristiwa isra
miraj terjadi pada malam 27 Rajab, namun para ulama berbeda
pendapat mengenai tahunnya.
Sedangkan Prof. Dr. Muhammad Ali Ash Shalabi dalam buku Sirah
Nabawiyah-nya menegaskan bahwa isra miraj terjadi satu tahun
sebelum hijrah ke Madinah.

Isra Miraj sebagai Tasliyah


Isra miraj merupakan tasliyah (hiburan) dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang tengah
berduka hingga tahun itu terkenal sebagai amul huzn (tahun duka
cita).

Mengapa beliau berduka? Ada beberapa sebab. Pertama, istri beliau


Khadijah radhiyallahu ‘anha wafat pada bulan Ramadhan tahun 10
kenabian.

Khadijah adalah istri pertama Rasulullah yang sangat beliau cintai.


Sejak Rasulullah mendapat wahyu, Khadijah adalah orang pertama
yang mendukung beliau. Ketika kembali dari gua hira’ dalam
kondisi demam, Rasulullah minta kepada Khadijah “zammilunii..
zammilinuii..” Selimuti aku… selimuti aku. Lalu Khadijah
menyelimuti beliau, menenangkan beliau, memotivasi dan
membangkitkan optimisme bahwa yang datang kepada beliau
adalah kebaikan.

Khadijah merupakan orang yang pertama beriman dan mendukung


dakwah beliau. Saat Rasulullah membutuhkan dana untuk
dakwahnya entah memerdekakan budak, membantu fakir miskin
atau keperluan lainnya, Khadijah yang mensupport beliau dengan
hartanya. Khadijah pula yang memberi beliau keturunan termasuk
Fatimah. Khadijah pula yang dengan kedudukan mulianya
melindungi Rasulullah.

Maka wafatnya Khadijah merupakan duka tersendiri bagi


Rasulullah. Bagaimana mungkin kehilangan pendamping hidup
sejati dan pendukung dakwah hakiki bukan sebuah duka?

Tak berselang lama setelah Khadijah wafat, paman beliau Abu


Thalib juga wafat. Meskipun tidak mau masuk Islam, Abu Thalib
adalah pembela sejati Rasulullah. Beliau yang senantiasa pasang
badan saat orang-orang kafir Quraisy menyakiti Rasulullah atau
hendak mencelakakannya.
Sepeninggal Khadijah dan Abu Thalib, posisi Rasulullah semakin
terjepit. Intimidasi kafir Quraisy semakin menjadi-jadi. Dakwah di
Makkah serasa tidak lagi memiliki celah untuk bergerak.

Namun Rasulullah tak mau berdiam diri. Dakwah di Makkah sangat


terbatas akibat intimidasi yang kian menjadi, beliau pun berupaya
dakwah ke luar Makkah. Beliau pergi ke Thaif dengan harapan
masyarakat di sana menerima dakwahnya. Namun apa yang
terjadi? Penduduk Thaif justru mengusir Rasulullah dan melempari
dengan batu hingga kaki beliau berdarah.

Setelah mengalami amul huzn inilah, Allah Subhanahu wa Ta’ala


meng-isra’-kan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah
memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Mulai dari perjalanan
yang super kilat ke Baitul Maqdis, mengimami para Nabi di sana,
lantas naik ke sidratul muntaha, bertemu dengan Allah Subhanahu
wa Ta’ala dan mendapat perintah shalat lima waktu. Juga
diperlihatkan surga dan neraka. Semua rangkaian peristiwa itu
merupakan tasliyah bagi beliau.

Baca juga: Sholawat Nabi

Kisah Lengkap Isra Miraj


Usai shalat isya’ dan beristirahat sejenak, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam yang saat itu berbaring di Masjidil Haram didatangi
malaikat Jibril. Dada beliau dibelah.

“Lalu hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air zamzam kemudian


dikembalikan ke tempatnya dan memenuhinya dengan iman dan
hikmah,” sabda beliau dalam riwayat Imam Bukhari dari Malik bin
Sha’sha’ah.

Setelah itu didatangkanlah buraq yang nantinya menjadi kendaraan


beliau sewaktu isra. Buraq satu akar kata dengan barq yang artinya
kilat.

“Didatangkan kepadaku Buraq –yakni seekor tunggangan berwarna


putih, tinggi, lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari bighal,
ia meletakkan langkahnya sejauh pandangannya,” sabda Rasulullah
dalam riwayat Imam Muslim dari Anas bin Malik.
Setiba di Masjidil Aqsa, beliau shalat dua rakaat, mengimami ruh
para Nabi. Usai shalat dan keluar dari Masjid Al Aqsa, Malaikat Jibril
datang membawa dua wadah minuman. Satu berisi susu dan satu
lagi khamar. Rasulullah pun memilih susu. “Sungguh engkau telah
memilih kesucian,” kata Jibril dalam lanjutan hadits tersebut.

Mi’raj pun dimulai. Rasulullah naik buraq bersama Jibril hingga tiba
di langit pertama. Mari kita simak kisah beliau dalam hadits yang
panjang, lanjutan dari hadits Shahih Bukhari dari Malik bin
Sha’sha’ah di atas.

“Lalu aku dibawa di atas punggung Buraq dan Jibril pun berangkat
bersamaku hingga aku sampai ke langit dunia lalu dia meminta
dibukakan pintu langit.
Dia ditanya, “Siapakah ini?”
Ia menjawab, “Jibril.”
Jibril ditanya lagi, “Siapakah yang bersamamu?”
Jibril menjawab, “Muhammad.”
“Apakah dia telah diutus?”
“Dia telah diutus.”
Kami pun dibukakan pintu, lalu aku bertemu Nabi Adam ‘alaihis
salam. Ia menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit kedua. Maka


Jibril minta dibukakan pintu.
“Siapakah ini?”
“Jibril”
“Siapakah yang bersamamu?”
“Muhammad.”
“Apakah dia telah diutus kepadaNya?”
“Dia telah diutus kepadaNya.”
Kami pun dibukakan pintu, lalu aku bertemu dengan dua orang
sepupuku yaitu Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria
‘alaihimussalam. Maka keduanya menyambutku dan mendoakan
kebaikan untukku.

Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit ketiga. Maka


Jibril minta dibukakan pintu.
“Siapakah ini?”
“Jibril”
“Siapakah yang bersamamu?”
“Muhammad.”
“Apakah dia telah diutus kepadaNya?”
“Dia telah diutus kepadaNya.”
Kami pun dibukakan pintu, lalu aku bertemu Nabi Yusuf yang telah
dianugerahi setengah dari ketampanan manusia sejagat. Maka
Yusuf menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit keempat.


Maka Jibril minta dibukakan pintu.
“Siapakah ini?”
“Jibril”
“Siapakah yang bersamamu?”
“Muhammad.”
“Apakah dia telah diutus kepadaNya?”
“Dia telah diutus kepadaNya.”
Kami pun dibukakan pintu, lalu aku bertemu Nabi Idris
‘alaihissalam. Ia menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Allah telah berfirman untuknya, “dan kami telah mengangkatnya ke
tempat yang tinggi.”

Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit kelima.


Maka Jibril minta dibukakan pintu.
“Siapakah ini?”
“Jibril”
“Siapakah yang bersamamu?”
“Muhammad.”
“Apakah dia telah diutus kepadaNya?”
“Dia telah diutus kepadaNya.”
Kami pun dibukakan pintu, lalu aku bertemu Nabi Harun. Dia
menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit keenam.


Maka Jibril minta dibukakan pintu.
“Siapakah ini?”
“Jibril”
“Siapakah yang bersamamu?”
“Muhammad.”
“Apakah dia telah diutus kepadaNya?”
“Dia telah diutus kepadaNya.”
Kami pun dibukakan pintu, lalu aku bertemu Nabi Musa lalu dia
menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit ketujuh.


Maka Jibril minta dibukakan pintu.
“Siapakah ini?”
“Jibril”
“Siapakah yang bersamamu?”
“Muhammad.”
“Apakah dia telah diutus kepadaNya?”
“Dia telah diutus kepadaNya.”
Kami pun dibukakan pintu, lalu aku bertemu dengan Nabi Ibrahim
‘alaihissalam yang sedang menyandarkan punggungnya di Baitul
makmur. Setiap harinya, 70.000 malaikat masuk ke sana dan
mereka tidak kembali lagi sesudahnya.

Kemudian Buraq tersebut pergi bersamaku ke sidratul muntaha


yang lebar daun-daunnya seperti telinga gajah dan besar buah-
buahnya seperti tempayan besar. Tatkala perintah Allah memenuhi
sidratul muntaha, sidratul muntaha berubah dan tidak ada
seorangpun dari makhluk Allah yang bisa menjelaskan sifat-sifat
Sidratul Muntaha karena keindahannya. Maka Allah memberiku
wahyu dan mewajibkan kepadaku sholat 50 kali dalam sehari
semalam.

Kemudian aku turun dan bertemu Musa lalu ia bertanya, “Apa yang
Rabbmu wajibkan terhadap umatmu?”
Aku menjawab, “Sholat 50 kali.”
Musa berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu, mintalah keringanan
karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal
itu. Sesungguhnya aku telah menguji Bani Israel dan aku telah
mengetahui bagaimana kenyataan mereka.”
“Aku akan kembali kepada Rabbku.”

Lalu aku memohon, “Ya Rabb, berilah keringanan kepada umatku.”


Aku diberi keringanan lima sholat. Lalu aku kembali kepada Musa
‘alaihis salam.
Aku berkata kepadanya, “Allah telah memberikan keringanan lima
kali.”
Musa mengatakan, “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu
melakukan hal itu, maka kembalilah kepada Rabbmu dan minta
keringanan.”

Aku terus bolak-balik antara Rabbku dengan Musa hingga Rabbku


berfirman, “Wahai Muhammad sesungguhnya kewajiban sholat itu
lima kali dalam sehari semalam. Setiap sholat mendapat pahala 10
kali lipat, maka 5 kali sholat sama dengan 50 kali sholat.
Barangsiapa berniat melakukan satu kebaikan yang dia tidak
melaksanakannya maka dicatat untuknya satu kebaikan. Dan jika ia
melaksanakannya, maka dicatat untuknya sepuluh kebaikan.
Barangsiapa berniat melakukan satu kejelekan namun dia tidak
melaksanakannya maka kejelekan tersebut tidak dicatat sama
sekali. Dan jika ia melakukannya, maka dicatat sebagai satu
kejelekan.”

Kemudian aku turun hingga bertemu Musa lalu aku beritahukan


kepadanya. Maka ia mengatakan, “Kembalilah kepada Rabbmu dan
mintalah keringanan lagi.”
Aku menjawab, “Aku telah berulang kali kembali kepada Rabbku
hingga aku merasa malu kepadaNya.”

Ibrah dan Hikmah Isra’ Mi’raj


1. Setelah cobaan datang silih berganti, bahkan Rasulullah
mengalami tahun duka cita, Allah memberinya tasliyah (hiburan)
dengan isra miraj ini.

2. Rasulullah memilih susu untuk beliau minum sebelum mi’raj lalu


Jibril memujinya. Ini menguatkan bahwa Islam adalah agama fitrah
dan kesucian.

3. Shalat Rasulullah bersama para Nabi di Baitul Maqdis


menunjukkan kedudukan beliau sebagai pemimpin para Nabi.

4. Sesungguhnya Masjid Al Aqsha memiliki kaitan erat dengan


Masjidil Haram. Masjid Al Aqsha merupakan tempat isra’ Rasulullah
dan kiblat pertama umat Islam. Karenanya umat Islam harus
mencintai Masjid Al Aqsha dan mempertahankannya dari segala
upaya penjajah Yahudi yang hendak mencaplok dan
merobohkannya.

5. Urgensi shalat dan kedudukannya yang agung. Jika perintah lain


cukup dengan wahyu melalui Malaikat Jibril, perintah shalat
langsung Allah turunkan kepada Rasulullah tanpa perantara Jibril.
Shalat ini pula yang menjadi inti tasliyah (hiburan) bagi hambaNya.

6. Rasulullah hendak mencapai fase baru yakni hijrah dan


mendirikan negara Islam di Madinah. Maka Allah memurnikan
barisan dakwah dengan isra miraj. Orang-orang yang tidak kuat
aqidahnya dan mudah goyang keyakinannya, mereka murtad
setelah mendengar tentang isra miraj. Adapun yang imannya kuat,
mereka justru semakin kuat imannya.
7. Keberanian Rasulullah sangat tinggi dalam berdakwah dengan
menyampaikan isra miraj kepada mereka. Meskipun mereka tidak
akan percaya bahkan mencemooh dan mengolok-olok, Rasulullah
tetap menyampaikan. Beliau bahkan memberikan bukti-bukti
empiris kepada kafir Quraisy meskipun mereka justru menuduh
beliau sebagai tukang sihir.

Baca: Empat Bukti Isra’ Mi’raj yang Bikin Kafir Quraisy Kelabakan

8. Keimanan umat yang paling sempurna adalah imannya Abu


Bakar. Ketika orang-orang kafir Quraisy mengabarkan bahwa
Muhammad mengatakan telah isra miraj, beliau langsung
mempercayainya. “Jika yang mengatakan Rasulullah, aku percaya,”
demikian logika keimanan Abu Bakar sehingga beliau mendapat
gelar Ash Shiddiq.

9. Rasulullah menyampaikan bahaya penyakit masyarakat yang


beliau lihat. Beliau melihat bagaimana siksa untuk orang yang
suka ghibah, orang yang berzina, orang yang makan harta anak
yatim, dan lain-lain.

10. Para sahabat menjadi perhatian terhadap Masjid Al Aqsha yang


saat itu berada dalam kekuasaan Romawi. Kelak di masa
kekhalifahan Umar bin Khattab, Masjid Al Aqsha bisa dibebaskan.

Demikian pembahasan isra miraj mulai dari pengertian, amul huzn,


kisah lengkap hingga hikmah dan ibrahnya. Semoga
bermanfaat. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin
BK/BersamaDakwah]

Anda mungkin juga menyukai