Anda di halaman 1dari 3

DONGEN ISRA MI’RAJ 

Isra atau sara ‘‫ ’سرى‬artinya adalah perjalanan di malam hari. Secara istilah, isra’ adalah perjalanan
Rasulullah SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina.
Peristiwa ini disebutkan oleh Allah SWT di dalam Alquran:

‫ير‬
ُ ‫ص‬ِ ‫ُس ۡب ٰحَ نَ ٱلَّ ِذ ٓي َأ ۡس رَ ٰى ِب عَ ۡب ِد هِۦ لَ ۡي اٗل ِّم نَ ۡٱل َم ۡس ِج ِد ۡٱل حَ رَ ِام ِإ لَ ى ۡٱل َم ۡس ِج ِد ٱَأۡل ۡق صَ ا ٱلَّ ِذ ي ٰ َب رَ ۡك َن ا حَ ۡو لَ ُه ۥ ل ُِن ِر َي ُه ۥ ِم ۡن َء ٰ َاي ت َِن ۚٓا ِإ َّن ُه ۥ ُه َو ٱل َّس ِم ي ُع ۡٱل َب‬

Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Isra’:1)

Miraj secara bahasa artinya naik. Secara istilah adalah naiknya Rasulullah SAW ke sidratul
muntaha. Dalam Al Qur’an, mi’raj ini disinggung dalam surat An Najm.

١٧ ‫اغ ۡٱل َب صَ ُر َو َم ا َط غَ ٰى‬َ ‫ َم ا َز‬١٦ ‫ ِإ ۡذ َي ۡغ َش ى ٱل ِّس ۡد رَ َة َم ا َي ۡغ َش ٰى‬١٥ ‫ عِ ندَ َه ا جَ َّن ُة ۡٱل َم ۡأ َو ٰ ٓى‬١٤ ‫ عِ ندَ سِ ۡد رَ ِة ۡٱل ُم َنت َه ٰى‬١٣ ‫َو لَ َق ۡد رَ َء اهُ َن ۡز َل ًة ُأ ۡخ رَ ٰى‬
ٓ ُ ۡ ِ ‫لَ َق ۡد رَ َأ ٰى ِم ۡن َء َاي‬
١٨ ‫ت رَ ِّب ِه ٱل ك ۡب رَ ٰى‬ ٰ

“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang
lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril)
ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.

Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula)
melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya
yang paling besar.” (QS An-Najm: 13-18)

Dalam sebuah malam selepas shalat isya’ Rasulullah SAW beristirahat sejenak sambil berbaring di
Masjidil Haram. Kemudian beliau didatangi malaikat Jibril dan dada beliau dibelah.

“Lalu hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air zam zam, kemudian dikembalikan ke tempatnya dan
memenuhinya dengan iman dan hikmah.” (HR Bukhari)

Setelah itu, didatangkanlah buraq yang menjadi kendaraan beliau sewaktu isra. Buraq satu akar
kata dengan barq yang artinya kilat.

“Didatangkan kepadaku Buraq –yakni seekor tunggangan berwarna putih, tinggi, lebih tinggi dari
keledai dan lebih pendek dari bighal, ia meletakkan langkahnya sejauh pandangannya,” (HR
Muslim)

Setibanya di Masjidil Aqsa, beliau shalat dua rakaat mengimami ruh para Nabi. Usai shalat dan
keluar dari Masjid Al Aqsa, Malaikat Jibril datang membawa dua wadah minuman. Satu berisi susu
dan satu lagi khamar.

Rasulullah SAW pun memilih susu. “Sungguh engkau telah memilih kesucian,” kata Jibril dalam
lanjutan hadits tersebut. Mi’raj pun dimulai. Rasulullah naik buraq bersama Jibril hingga tiba di
langit pertama. Dalam lanjutan dari hadits Shahih Bukhari dari Malik bin Sha’sha’ah dijelaskan
lanjutannya.

“Lalu aku dibawa di atas punggung Buraq dan Jibril pun berangkat bersamaku hingga aku sampai
ke langit dunia lalu dia meminta dibukakan pintu langit.”
Hingga beliau pun melewat pintu-pintu langi yang dihuni oleh arwah para Nabi. Di langit ke tujuh,
Rasulullah bertemu dengan Nabi Ibrahim yang sedang menyandarkan punggungnya di Baitul
makmur. Di mana tempat itu setiap harinya dimasuki oleh 70.000 malaikat dan mereka tidak
kembali lagi sesudahnya.

“Kemudian Buraq tersebut pergi bersamaku ke sidratul muntaha yang lebar daun-daunnya seperti
telinga gajah dan besar buah-buahnya seperti tempayan besar. Tatkala perintah Allah memenuhi
sidratul muntaha,

Sidratul muntaha berubah dan tidak ada seorangpun dari makhluk Allah yang bisa menjelaskan
sifat-sifat Sidratul Muntaha karena keindahannya. Maka Allah memberiku wahyu dan mewajibkan
kepadaku sholat 50 kali dalam sehari semalam.

Setelah mendapat tugas shalat 50 kali dalam sehari, Rasulullah turun dan bertemu dengan Nabi
Musa.

“Apa yang diwajibkan Rabbmu terhadap umatmu?” tanya Nabi Musa. Aku menjawab, “Sholat 50
kali.”

Musa berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu, mintalah keringanan karena sesungguhnya umatmu
tidak akan mampu melakukan hal itu. Sesungguhnya aku telah menguji Bani Israil dan aku telah
mengetahui bagaimana kenyataan mereka.”

“Aku akan kembali kepada Rabbku.”

Lalu aku memohon, “Ya Rabb, berilah keringanan kepada umatku.” Aku diberi keringanan lima
sholat. Lalu aku kembali kepada Musa ‘alaihis salam. Aku berkata kepadanya, “Allah telah
memberikan keringanan lima kali.”

Musa mengatakan, “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu, maka
kembalilah kepada Rabbmu dan minta keringanan.” Aku terus bolak-balik antara Rabbku dengan
Musa hingga Rabbku berfirman:

“Wahai Muhammad sesungguhnya kewajiban sholat itu lima kali dalam sehari semalam. Setiap
sholat mendapat pahala 10 kali lipat, maka 5 kali sholat sama dengan 50 kali sholat. Barangsiapa
berniat melakukan satu kebaikan yang dia tidak melaksanakannya maka dicatat untuknya satu
kebaikan.

Dan jika ia melaksanakannya, maka dicatat untuknya sepuluh kebaikan. Barangsiapa berniat
melakukan satu kejelekan namun dia tidak melaksanakannya maka kejelekan tersebut tidak dicatat
sama sekali. Dan jika ia melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejelekan.”

Kemudian aku turun hingga bertemu Nabi Musa lalu aku beritahukan kepadanya. Maka ia
mengatakan, “Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan lagi.” Aku menjawab, “Aku
telah berulang kali kembali kepada Rabbku hingga aku merasa malu kepadaNya.”

Dirangkum dari beberapa sumber, ada beberapa hal yang perlu diketahui di dalam peristiwa Isra
Miraj tersebut. Di antaranya:

1. Nabi Muhammad SAW Naik ke Atas Langit dengan Ruh dan Badannya

Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah SWT hingga ke atas langit dengan badan dan
ruhnya. Dan badan beliau masih tetap dalam bentuk aslinya, tidak berubah menjadi cahaya.
2. Pemahaman Kewajiban Sholat

Perayaan Isra Miraj maknanya adalah mengagungkan dan menghidupkan Sunnah Nabi
Muhammad SAW, karena perayaan Isra Miraj akan selalu mengangkat tema kisah Isra Miraj Nabi,
dengan pembahasan panjang lebar dan ditekankan pada pemahaman kewajiban sholat.

3. Nabi Muhammad SAW Melihat Allah SWT dengan Mata Hatinya

Ketika Nabi Muhammad SAW dimi’rajkan oleh Allah SWT, disebutkan bahwa beliau berbicara
langsung dengan Allah SWT. Namun menurut jumhur ulama bahwa Nabi Muhammad SAW saat itu
tidak melihat dengan mata kepala beliau, akan tetapi melihat Allah SWT dengan mata hatinya.

4. Allah SWT Tidak Butuh Tempat

Nabi Muhammad SAW  berbicara dengan Allah SWT di atas Mustawa. Namun jangan berangan-
angan bahwa Allah SWT ada di atas langit. Maka yang perlu diketahui bahwa atas mustawa bukan
tempat Allah SWT, melainkan tempat Nabi Muhammad SAW.

5. Nabi Muhammad SAW Bertemu Para Nabi dan Rasul

Nabi Muhammad SAW dalam keadaan hidup bertemu dengan para Nabi dan Rasul yang telah
meninggal dunia dan berbincang. Itu adalah mukjizat dan yang dipahami para ulama bahwa orang
yang hidup saat ini bisa saja bertemu dengan Nabi Muhammad SAW sebagai karomah yang
diberikan oleh Allah SWT.

Meski peristiwa Isra Mi’raj ini mungkin tidak terpikir oleh nalar manusia biasa, wajib diimani oleh
kaum muslimin.

Anda mungkin juga menyukai