Anda di halaman 1dari 9

ISRA MI'RAJ

1. Pengertian Isra Mi’raj

Isra Miraj adalah salah satu peristiwa penting dalam


ajaran Islam. Lewat kejadian itu, Nabi Muhammad SAW
melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil
Aqsa, kemudian dinaikkan ke langit ketujuh dalam waktu
semalam.Untuk perjalanan sejauh itu dan di zaman yang
belum secanggih sekarang, tentu sangat sulit diterima oleh
akal bagaimana Rasulullah bisa menyelesaikan perjalanan
itu dalam waktu yang singkat. Namun, peristiwa Isra
Miraj tersebut menjadi mukjizat Nabi SAW dan setiap
muslim wajib memercayainya.
Dalam bahasa Arab, Isra Miraj biasanya ditulis
sebagai al-'Isra' wal-Mi'raj (‫)اإلسراء والمعراج‬. Istilah ini
terdiri atas dua kata, yaitu isra' dan mi'raj. Keduanya
sendiri memiliki arti yang berbeda.Kata isra' berasal dari
kata sara yang artinya 'perjalanan malam'. Sementara itu,
mi'raj dalam bahasa Arab berarti 'kendaraan', 'alat untuk
naik', ataupun 'tangga'. Bentuk jamaknya adalah ma'arij
yang berarti 'tempattempat naik'.
2. Sebab Terjadinya Isra Mi'raj

Perintah penting yang harus diterima Nabi langsung


dari Allah tanpa perantaraan malaikat Jibril yakni sholat
fardhu 5 waktu.

3. Peristiwa-Peristiwa Yang Terjadi Selama Isra Mi'raj


Terjadinya peristiwa Isra dan Mi’raj yaitu sebagai bentuk
tasliyah (hiburan) yang Allah SWT berikan kepada kekasihnya
(Nabi Muhammad SAW) karena ditinggal oleh dua orang yang
dicintainya yaitu Khadijah sang istri dan Abu Thalib sang
paman. Peristiwa ini tepatnya terjadi pada tahun ke-11 dari
kenabian (Nabi Muhammad SAW saat itu berumur 51 tahun)
atau biasa disebut dengan ‘amul huzn (tahun kesedihan).
Dalam sebuah malam selepas solat isya’ Rasulullah SAW
beristirahat sejenak sambil berbaring di Masjidil Haram.
Kemudian beliau didatangi malaikat Jibril dan dada beliau di
belah.
“Lalu hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air ZAM ZAM,
kemudian dikembalikan ke tempatnya den memenuhinya
dengan iman dan hikmah”. (HR Bukhari). Setelah itu, di
datangkanlah buraq yang menjadi kendaraan beliau sewaktu
isra. Buraq satu akar kata dengan barq yang artinya kilat.

“Didatangkan kepadaku Buraq-yakni seekor tunggangan


berwarna putih, tinggi, lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek
dari bighal, ia meletakkan langkahnya sejauh pandangannya”.
(HR Muslim).
Setibanya di Masjidil Aqsha, beliau shalat dua rakaat
mengimami ruh para Nabi. Usai shalat dan keluar dari Masjidil
Aqsha, Malaikat Jibril datang membawa dua wadah minuman.
Satu berisi susu dan satu lagi berisi khamar. Rasulullah SAW
pun memilih susu.
“Sungguh engkau telah memilih kesucian”, kata Jibril dalam
lanjutan hadits tersebut. Mi’raj pun dimulai. Rasulullah naik
buraq bersama Jibril hingga tiba di langit pertama. Dalam
lanjutan dari hadits shahih Bukhari dari Malik bin Sha’sha’ah
dijelaskan lanjutannya.‘Lalu aku bawa di atas punggung Buraq
dan Jibril pun berangkat bersamaku hingga aku sampai ke langit
dunia lalu dia meminta dibukakan pintu langit”.

Hingga beliau pun melewati pintu-pintu langit yang dihuni oleh


arwah para Nabi. Di langit ke tujuh, Rasulullah bertemu dengan
Nabi Ibrahim yang sedang menyandarkan punggungnya di
Baitul Makmur. Di mana tempat itu setiap harinya dimasuki
oleh 70.000 malaikat dan mereka tidak kembali lagi sesudahnya.
Kemudian Buraq tersebut pergi bersamaku ke Sidratul Muntaha
yang lebar daun-daunnya seperti telinga gajah dan besar buah-
buahnya seperti tempayan besar.
Tatkala perintah Allah SWT memenuhi Sidratul Muntaha.
Sidratul Muntaha berubah dan tidak ada seorangpun dari
makhluk Allah yang bisa menjelaskan sifat-sifat Sidratul
Muntaha karena keindahannya. Maka Allah memberikan Wahyu
dan mewajibkan kepadaku solat lima puluh kali dalam sehari
semalam. Setelah mendapat tugas salat lima puluh kali dalam
sehari, Rasulullah turun dan bertemu dengan Nabi Musa.
Musa berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu, mintalah
keringanan karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu
melakukan hal itu. Sesungguhnya aku telah menguji Bani Israil
dan aku telah mengetahui bagaimana kenyataan mereka”. “Aku
akan kembali kepada Rabbku”. Lalu aku memohon,”Ya Rabb,
berilah keringanan lima shalat. Lalu aku kembali kepada Musa
‘alaihis salam. Aku berkata kepadanya,”Allah telah memberikan
keringanan lima kali”. Musa mengatakan,”Sesungguhnya
umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu, maka kembalilah
kepada Rabbmu dan minta keringanan”. Aku terus bolak balik
antara Rabbku dengan Mudah hingga Rabbku berfirman:
“Wahai Muhammad sesungguhnya kewajiban shalat itu lima kali
dalam sehari semalam. Setiap shalat mendapat pahala 10 kali
lipat, maka 5 kali shalat sama dengan 50 kali shalat. Barangsiapa
berniat melakukan satu kebaikan yang dia tidak
melaksanakannya maka dicatat untuk ya satu kebaikan. Dan jika
ia melaksanakannya maka dicatat untuk ya sepuluh kebaikan.
Barang siapa berniat melakukan satu kejelekan namun dia tidak
melaksanakannya maka kejelekan tersebut tidak dicatat sama
sekali.Dan jika ia melakukannya, maka dicatat sebagai satu
kejelekan”. Kemudian aku turun hingga bertemu Nabi Musa lalu
aku beritahukan kepadanya. Maka ia mengatakan,”Kembalilah
kepada Rabbmu dan mintalah keringanan lagi”. Aku
menjawab,”Aku telah berulang kali kembali kepada Rabbku
hingga aku merasa malu kepadaNya”.
Dalam perjalanan menuju Sidratul Muntaha Nabi
Muhammad SAW dan Malaikat Jibril singgah di tujuh lapis
langit yaitu:
1. Langit pertama, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Adam
as
2. Langit kedua, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi
Yahya as dan Nabi Ishaq as
3. Langit ketiga, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yusuf
as
4. Langit keempat, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Idris
as
5. Langit kelima Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Harun
as
6. Langit keenam, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Musa
as
7. Langit ketujuh Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi
Ibrahim as
Ketika telah selesai menerima perintah shalat, Nabi
Muhammad SAW kembali menunggangi buraqnya untuk pulang
ke Mekkah diantar dengan Malaikat Jibril.
4. Perintah Allah Yang Dibawa Nabi Untuk Umatnya
•Salat Lima Waktu
Untuk hadiah yang pertama adalah beliau mendapatkan perintah untuk
menjalankan shalat lima waktu. Hal ini terjadi setelah Nabi Muhammad
melakukan negosiasi dengan Allah SWT. Karena sebelumnya Allah
memerintahkan Rasulullah untuk mengerjakan shalat 50 kali dalam
waktu sehari.
Kemudian dalam perjalanan pulang bertemu nabi Musa, Nabi Musa
mengatakan bahwa jumlah 50 itu terlalu sulit bagi mereka orang-orang
yang beriman. Hingga pada akhirnya Nabi Muhammad melakukan
negosiasi dengan Allah. Hasilnya saat ini kita mempunyai kewajiban
untuk melaksanakan salat fardu lima kali dalam sehari sebagai cahaya
mata.
•Dua Ayat Terakhir Sapi Betina
Kemudian, yang kedua adalah mendapatkan dua ayat terakhir dari surat
Al-Baqarah atau yang artinya adalah sapi betina. Dua ayat terakhir ini
juga dikenal sebagai amanah Rasul. Alangkah lebih baiknya jika
penggalan Ayat tersebut dibaca setelah melakukan shalat Isya.
Saat kita membaca ayat tersebut manfaat yang akan kita dapatkan juga
beragam.
Lebih tepatnya adalah akan diberikan kecukupan baik didunia maupun
akhirat. Akan dijauhkan dari godaan setan serta mendapatkan pahala dan
dijauhkan dari hal-hal yang buruk.
•Ampunan Dosa
Terakhir hadiah Nabi Muhammad setelah isra Mi'raj adalah dosadosa
umat Nabi Muhammad yang akan diampuni. Syaratnya adalah, mereka
tidak menyekutukan Allah SWT. Selain itu mereka juga meyakini
adanya surga dan neraka.
5. Hikmah Isra Mi'raj

Memasuki akhir bulan Rajab, umat Islam akan merayakan hari Isra’
Mi’raj. Tepatnya pada tanggal 27 Rajab 1444 Hijriyah yang bertepatan
dengan tanggal 18 Februari 2023. Isra’ Mi’raj mengandung sejumlah
hikmah yang sangat dalam yang dapat kita implementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

Pertama, mengajarkan kita untuk selalu tawadhu atau rendah hati.


Sebagaimana tersebut dalam surat Al-Isra’ ayat satu yang mengisahkan
peristiwa Isra' Mi’raj, kata yang digunakan untuk menyebut Nabi
Muhammad saw adalah ‘abdun’ yang berarti hamba. Ini menunjukkan
hamba yang benar-benar bertakwa kepada Allah mendapat derajat begitu
luhur di sisi-Nya.

Kedua, mengajarkan kita untuk bersikap tangguh. Sebelum peristiwa


Isra' Mi’raj, orang-orang yang Nabi cintai dan mendukung misi
dakwahnya sepenuh hati silih berganti meninggal dunia. Di sisi lain
penindasan kaum Quraisy semakin hebat. Ujian bertubi-tubi yang Allah
berikan ini agar Nabi benarbenar tangguh dalam berdakwah.

Ketiga, kita diajarkan untuk berpendirian teguh dan senantiasa


menyampaikan kebenaran meskipun pahit. Begitu pagi setelah malam
Isra' Mi’raj, Nabi mengabarkan apa yang baru dialaminya ke penduduk
Makkah. Praktis, banyak orang yang tidak percaya dengan kabar ‘tidak
masuk akal’ ini. Hal ini menunjukkan bahwa kebenaran harus tetap
disampaikan, meskipun banyak mendapat penolakan.
Keempat, mengajarkan bahwa kita wajib menerima pendapat, ajaran dan
masukan dari seseorang dengan tidak melihat dari tuamudanya usia,
tinggi rendah pangkat/jabatannya, atau tinggi rendahnya pendidikan
formal. Dalam hal apa yang disampaikan adalah benar dan mengandung
ketauladanan. Saat peristiwa Isra' Mi’raj, Rasulullah SAW menjadi imam
shalat bagi nabi-nabi terdahulu. Ini bukti bahwa mereka tunduk dan
mengikuti risalah Nabi Muhammad SAW.

Kelima, keistimewaan Masjidil Aqsha bagi umat Muslim. Dalam


perjalanan Isra’, masjid yang berada di Palestina itu menjadi tempat
tujuan Nabi, sebelum akhirnya bertolak ke Sidratul Muntaha. Ini
merupakan indikasi betapa mulianya masjid tersebut. Bahkan masjid ini
pernah menjadi kiblat shalat sebelum akhirnya berganti Ka’bah. Pahala
shalat Baitul Maqdis (Masjid al-Aqsha) juga 500 kali lipat dibanding
masjid biasa.

Keenam, mengajarkan untuk mengkonsumsi makanan yang baik lagi


halal. Ketika Nabi Muhammad SAW diberi pilihan antara air susu dan
khamr saat Mi’raj, Nabi lebih memilih susu. Kemudian Malaikat Jibril as
berkata, “Engkau telah diberi hadiah kesucian.” Ini sebagai isyarat
bahwa Islam adalah agama suci (fitrah). [1]

Ketujuh, mengajarkan seorang muslim untuk menjaga sholatnya. Malam


Isra' Mi’raj merupakan waktu disyariatkannya shalat lima waktu secara
langsung, tanpa melalui perantara Malaikat Jibril sebagaimana syariat-
syariat lainnya. Ini menunjukkan betapa sholat memiliki kedudukan
sangat penting bagi umat Islam.
Kedelapan, memantapkan dan menguatkan keyakinan Nabi
Muhammad SAW. Sebelum Mi’raj, Rasulullah hanya mendengar info
terkait surga, neraka, dan hal-hal gaib lainnya melalui wahyu. Ini
namanya ‘ilmul yaqin, Nabi mengimaninya tapi belum melihat langsung.
Ketika Mi’raj, Rasulullah saw melihat langsung dengan mata kepala
beliau sendiri. Ini namanya ‘ainul yaqin. Ketika seseorang sudah sampai
pada ‘ainul yaqin, maka kemantapan atas apa yang diyakininya semakin
kuat

Anda mungkin juga menyukai