Anda di halaman 1dari 3

DONGENG ISRA´ MI´RAJ

Peristiwa Isra’ Mi’raj ini diambil dari dua buah kata yaitu Isra’ yang berarti “perjalanan
malam” dan Mi’raj yang berarti “naik ke langit”. Perjalanan malam yang dimaksud
adalah perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Dari peristiwa Isra’ Mi’raj inilah
umat Islam di seluruh dunia mengenal yang namanya sholat dan diwajibkan untuk
melakukan sholat tersebut.
Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada tahun 621 Masehi, tepatnya pada tanggal 27 Rajab (3
tahun sebelum hijrah). Nabi Muhammad SAW waktu itu sudah berumur 51 tahun dan
peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi saat tengah malam hingga subuh waktu Mekah. Peristiwa ini
terjadi karena Nabi Muhammad SAW yang sedang dalam keadaan berduka karena dua
orang yang dia cintai yaitu Khadijah sang istri serta Abu Thalib sang paman meninggal
dunia. Saat itu beliau mengalami duka yang sangat dalam sehingga untuk menghibur
Nabi Muhammad SAW, Allah SWT mengajak Nabi Muhammad SAW ke suatu perjalanan
hingga sampai ke langit untuk bertemu dengan-Nya.
Saat itu Allah SWT mengutus Malaikat Jibril a.s. untuk pergi ke syurga dan mengambil
Buraq. Kemudian Malaikat jibril a.s diutus untuk pergi ke tempat Nabi Muhammad SAW.
Saat itu hari sudah malam dan pada waktu Malaikat Jibril a.s. datang ke hadapan Nabi
Muhammad SAW, beliau tengah tertidur. Nabi Muhammad tiba-tiba terbangun dari
tidurnya karena mendengar suara dan saat beliau terbangun di hadapannya sudah berdiri
tiga orang laki-laki yang rupanya adalah Malaikat Jibril dan Malaikat Mika’il, serta
seorang Malaikat lain.
Nabi Muhammad, dalam kisahnya diceritakan bahwa di setiap langit, Rasulullah bertemu
dengan Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad hingga sampai ke Langit ketujuh. Disana
nabi bertemu dengan Nabi Musa a.s.
Selain itu, dalam setiap perjalanannya, beliau diperlihatkan pemandangan dan peristiwa
yang penuh makna, bahkan hingga diperlihatkan Surga dan Neraka. Ketika Rasulullah
bertanya kepada Malaikat Jibril, Jibril pun menjelaskan semua pertanyaan Rasulullah
hingga sampailah Nabi Muhammad menuju ke khadirat Allah S.W.T yang kemudian
disebut Sidratul Muntaha.
Shalat 5 Waktu.
Rasulullah ketika menghadap Allah tidak ditemani oleh Malaikat Jibril. Di Sidratul
muntaha, Alloh memerintahkan kepada Nabi untuk menyampaikan kepada umatnya agar
melaksanakan shalat 50 waktu dalam sehari semalam.
Kemudian Nabi Muhammad SAW kembali dan sesampainya di langit ketujuh beliau
bertemu dengan nabi Musa A.S.
"Wahai Muhammad. Apa yang Engkau bawa dari Tuhanmu ?" Nabi Musa bertanya.
"Menjalankan Shalat 50 waktu dalam sehari semalam" jawab Nabi Muhammad.
"Kembalilah Engkau pada Tuhanmu dan Mintalah keringanan" kata Nabi Musa.
Nabi Muhammad kemudian kembali kehadapan Allah dan meminta keringanan. Allah
pun memberi keringankan lima waktu sehingga tinggal 45 waktu shalat yang harus
dijalankan.
Nabi Pulang dan kemudian bertemu lagi dengan Nabi Musa.
"Apakah yang dikatakan Tuhanmu,?" tanya Nabi Musa.
"Allah telah memberikan keringanan untukku dan umatku yaitu Shalat 45 waktu," jawab
Muhammad.
"Kembalilah Engkau pada Tuhanmu dan Mintalah keringanan" kata Nabi Musa.
Dalam kisah ini, digambarkan bahwa Nabi Muhammad SAW mondar-mandir
menghadap Allah untuk meminta keringanan shalat dalam sehari, yang akhirnya shalat
menjadi lima waktu.
"Bagaimana? Apakah Tuhanmu memberi keringanan,?" tanya Nabi Musa.
"ya………." jawab Muhammad.
"Berapa?" Tanya nabi Musa
"Tinggal lima waktu" jawab Nabi
"Kembalilah Engkau pada Tuhanmu dan mintalah keringanan lagi. Sungguh umatmu
tidak akan kuat," perintah Nabi Musa kepada Muhammad.
Tapi, apa jawaban Nabi. "Wahai Nabi Musa. Saya malu pada Tuhan, Saya rela dan
biarkanlah Saya ikhlas dan Ridho tentang apa yang diberikan Allah kepada Saya".
Jadi, akhirnya Nabi pun pulang dan membawa perintah untuk melaksanakan lima waktu
Shalat dalam sehari semalam yaitu, yang sekarang dikenal sebagai shalat Zuhur , Asar,
Maghrib, Isya dan Subuh.
Sebenarnya perjalanan Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra' Mi'raj adalah untuk
menyadarkan kaum kafir Qurais agar percaya bahwa ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad itu benar.
Namun, tanggapan kaum Qurais "Kami tidak percaya tentang apa yang Muhammad
ceritakan pada kami . Karena jarak Antara Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sangat jauh
dan tidak mungkin sampai dalam semalam " Mereka (kaum Qurais) menganggap bahwa
cerita Nabi Muhammad itu bohong.
Peristiwa nyata perjalanan malam Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad dijelaskan dalam Alquran
Surat Al Isra ayat 1
“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (baca: Muhammad) pada
suatu malam dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aksa yang Kami berkahi sekelilingnya
supaya Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya, Dia adalah Maha Mendengar dan Maha Melihat.”
Ada banyak makna dan hikmah yang bisa dipetik dari kisah perjalanan Isra Miraj.
Pertama, tentu munculnya kewajiban shalat bagi setiap pemeluk agama Islam atau umat
Muslim. Selain itu, Nabi Muhammad Saw diberikan gambaran surga dan neraka sebagai
balasan bagi setiap perbuatan manusia yang hidup di dunia. Orang yang baik, surga
adalah balasannya.

Anda mungkin juga menyukai