Anda di halaman 1dari 3

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Hadirin yang berbahagia, bapak ibu guru dan teman-teman yang saya sayangi,

Pertama-tama marilah kita panjatkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberi kita banyak
sekali nikmat sehingga kita dapat berkumpul di sini. Shalawat dan salam tak lupa kita curahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Bertepatan dengan 27 Rajab, hari ini kita memperingati salah satu peristiwa penting yang dialami
oleh Nabi Muhammad SAW. Maka izinkanlah saya menyampaikan sebuah pidato berjudul
Peristiwa Isra Miraj.

Sebelum kita membicarakan mengenai peristiwa Isra Miraj, ada baiknya kita mengenal terlebih
dahulu arti kata dari Isra Miraj. Istilah Isra Miraj berasal dari bahasa Arab, kata Isra atau Sara
yang artinya perjalanan di malam hari dan Miraj berarti perjalanan Nabi Muhammad SAW dari
Mekah ke Madinah lalu menuju ke Sidratul Muntaha atau langit ketujuh.

Sesuai dengan maknanya, Isra Miraj terdiri dari dua peristiwa yang saling berhubungan. Pada
masa itu, Nabi Muhammad SAW mengalami kesedihan mendalam akibat paman yang selama ini
menjadi pelindungnya yaitu Abu Thalib dan istri tercintanya, Khadijah meninggal dunia.

Oleh sebab itu, Allah SWT kemudian hendak menghibur Nabi agar tak lagi bersedih dengan
menunjukkan bukti keagungan dan kasih sayang kepada para hamba-Nya.

Namun sebetulnya ada tujuan utama lain yang hendak Allah SWT berikan kepada Nabi
Muhammad SAW. Allah SWT kemudian mengutus Malaikat Jibril dan dua malaikat lain untuk
mendatangi Nabi Muhammad SAW.

Perjalanan (Isra) Nabi Muhammad bermula ketika Malaikat Jibril dan kemudian beliau dibawa
menuju sumur zam-zam lalu dibelah dadanya dengan maksud membersihkan hati Nabi
Muhammad SAW seperti ketika beliau masih kecil. Setelah dada Nabi Muhammad SAW
dibelah, Malaikat Jibril kemudian membuang sebagian dari setan yang di hati Nabi sebelum
menutup kembali dada beliau.

Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad SAW lalu melakukan perjalanan malam dari Masjidil
Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsha di Yerussalem. Keduanya menempuh jarak yang
sangat jauh dalam waktu singkat dengan mengendarai Burak. Burak merupakan binatang sejenis
burung yang dapat bergerak dan terbang sangat cepat. Sesampainya di Masjidil Aqsha, Nabi
Muhammad SAW menyempatkan diri untuk menjadi imam dan melakukan shalat malam.

Serangkaian peristiwa yang terjadi selama perjalanan Isra Miraj yang dialami oleh Nabi
Muhammad tertulis dalam beberapa ayat al-qur’an di antaranya ialah surah Al-Isra ayat
1 yang berbunyi:

‫ُس ۡب َٰح َن ٱَّلِذٓي َأۡس َر ٰى ِبَع ۡب ِدِهۦ َلۡي اٗل ِّم َن ٱۡل َم ۡس ِج ِد ٱۡل َح َر اِم ِإَلى ٱۡل َم ۡس ِج ِد ٱَأۡلۡق َص ا ٱَّلِذ ي َٰب َر ۡك َنا َح ۡو َل ۥُه ِلُنِر َي ۥُه ِم ۡن َء اَٰي ِتَن ۚٓا ِإَّن ۥُه ُه َو‬
‫ٱلَّس ِم يُع ٱۡل َبِص يُر‬

Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Setelah singgah, Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril melanjutkan perjalanan (Miraj)
menuju ke langit ketujuh. Selama perjalanannya di setiap tingkatan langit, Nabi
Muhammad SAW bertemu dengan para nabi dan rasul pendahulu.

Saat berada di langit pertama, Nabi bertemu dengan Nabi Adam yang langsung mengenalinya
dan beliau memberi salam dan kemudian Nabi Adam menyambut dan membalas salam serta
mengakui kenabian Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril
melanjutkan perjalanan menuju langit kedua.

Di sana Nabi Muhammad SAW menjumpai Nabi Yahya dan Nabi Isa. Sementara di langit
ketiga, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Yusuf. Di langit keempat ada Nabi Idris
dan langit kelima ada Nabi Harun. Saat di langit keenam, Nabi Muhammad SAW bertemu Nabi
Musa dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh.

Setelah Nabi Muhammad SAW melampaui langit ketujuh, Malaikat Jibril tidak bisa lagi
menemani karena tidak mendapatkan izin dari Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW kemudian menuju Baitul Ma’mur dan menghadap kepada Allah SWT.
Pada saat itulah Allah SWT menurunkan perintah shalat wajib sebanyak 50 kali dalam sehari
untuk umat Islam.

Nabi Muhammad SAW pun kembali namun ketika melewati Nabi Musa, beliau disarankan
untuk meminta keringanan waktu shalat. Nabi Muhammad SAW sampai mondar-mandir
beberapa kali untuk meminta keringanan waktu shalat kepada Allah SWT hingga akhirnya
diputuskan hanya menjadi 5 waktu shalat dalam sehari.

Saat diminta oleh Nabi Musa untuk kembali meminta keringanan, Nabi Muhammad SAW
menolak karena beliau merasa malu kepada Allah SWT dan telah rela menerima perintah
tersebut. Sekembalinya Nabi Muhammad SAW ke Makkah, beliau menceritakan peristiwa Isra
Miraj yang dialaminya kepada para pengikutnya.

Peristiwa Isra Miraj menjadi salah satu tanda kebesaran dari Allah SWT sekaligus menjadikan
Nabi Muhammad SAW sebagai ciptaan-Nya yang paling mulia karena beliau hanya satu-satunya
makhluk langit yang bisa melakukan perjalanan dari Makkah hingga ke Sidratul Muntaha untuk
bertemu Allah SWT secara langsung.

Maka dari itu mari tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT agar selalu
mendapatkan berkah dan perlindungan-Nya.

Semoga peringatan Isra Miraj kali ini bisa menjadi refleksi kita bersama untuk lebih
mendekatkan diri kepada Allah dan mengejar kesempurnaan iman dan Islam.

Teman-teman dan bapak/ibu guru yang saya hormati, mungkin hanya itu yang bisa saya
sampaikan. Saya mohon maaf apabila ada salah-salah kata dan perbuatan.

Saya akhiri, wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh.

................

Assalammualaikum Wr. Wb.

Bismillahuirrohmaanirrohiim

Alhamdulillahir obbil’alamiin wabihii nasta’inu ‘ala umuuriddunya waddin.


Wassholaatu wassalaamu ‘ala asyrofil anbiyaa’I walmursaliin wa ‘ala aalihi wa
ashaabihi rosulillahi ajma’in. amma ba’du.
Hadirin yang berbahagia, baik guru dan teman-teman yang saya sayangi..

Pertama-tama mari panjatkan puji dan syukur kepada kehadiratan Allah SWT,
atas karunia-Nya lah kita semua yang ada di sini bisa berkumpul di tempat yang
mulia ini dalam rangka untuk memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Salawat dan salam kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan semoga
senantiasa tercurahkan kepada kita umat muslim di dunia.

Bertepatan dengan 27 Rajab yakni momen spesial untuk umat muslim yakni Isra
Miraj.Berdirinya saya di sini untuk membawakan sebuah pidato bertema:
Peristiwa Isra Miraj.

Sebelum masuk ke dalam inti, terlebih dahulu akan dijelaskan terkait pengertian
Isra.

Isra merupakan perjalanan Rasululloh SAW dari Madjidil Haram ke Masjidil


Aqsho. Sedangkan Miraj yakni diangkatnya Rasullulloh SAW dari Masjidil Aqsho
oleh Allah ke langit ketujuh yakni Sidrotul Muntaha.

Teman-teman dan guru yang berbahagia..

Ada yang tahu, apa yang dihasilkan dari peristiwa Isra Miraj itu? Ya, peristiwa
penting itu memerintahkan umat muslim untuk menunaikan shalat lima waktu,
seperti yang kita lakukan saat ini.

Mulanya, sholat itu bukanlah lima waktu, melainkan 50 waktu. Bayangkan, jika
benar shalat dilakukan sebanyak 50 waktu? Bagaimana beratnya umat Islam bisa
menunaikannya dalam waktu sehari semalam.

Namun dengan kebijakan dari Allah SWT, makan shalat wajib diputuskan hanya
lima waktu dalam sehar semalam. Walaupun hanya lima waktu dalam sehari, tapi
masih banyak juga umat muslim atau saudara-saudara kita yang malas untuk
beribadah bahkan tak ingin shalat.

Peristiwa Isra Miraj ini adalah salah satu tanda kebesaran Allah SWT. Maka dari
itu, mari untuk tingkatkan iman dan ibadah kita kepada Allah SWT. Semoga
peringatan Isra Miraj ini menjadikan umat-umatnya senantiasa untuk mendirikan
shalat.

Teman-teman dan guru semua yang saya hormati, mungkin itu saja yang bisa
saya sampaikan. Saya memohon maaf apabila ada kesalahan dan kepada Allah
saya mohon ampun.

Saya akhiri Wassalamu’alaikum Wr Wb.

..................

Anda mungkin juga menyukai