0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut merangkum peristiwa Isra' Mi'raj yang dialami Nabi Muhammad SAW, dimana beliau melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa kemudian ke Sidratul Muntaha. Di sana, Nabi menerima wahyu salat lima waktu sehari tetapi kemudian dimudahkan menjadi lima waktu setelah berdiskusi dengan Nabi Musa. Hanya Abu Bakar yang mempercayai peristiwa tersebut.
Dokumen tersebut merangkum peristiwa Isra' Mi'raj yang dialami Nabi Muhammad SAW, dimana beliau melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa kemudian ke Sidratul Muntaha. Di sana, Nabi menerima wahyu salat lima waktu sehari tetapi kemudian dimudahkan menjadi lima waktu setelah berdiskusi dengan Nabi Musa. Hanya Abu Bakar yang mempercayai peristiwa tersebut.
Dokumen tersebut merangkum peristiwa Isra' Mi'raj yang dialami Nabi Muhammad SAW, dimana beliau melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa kemudian ke Sidratul Muntaha. Di sana, Nabi menerima wahyu salat lima waktu sehari tetapi kemudian dimudahkan menjadi lima waktu setelah berdiskusi dengan Nabi Musa. Hanya Abu Bakar yang mempercayai peristiwa tersebut.
Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah SDN 2 Kalikuning, yang kami hormati Bapak/Ibu Guru dan teman-teman yang kami banggakan. Pertama-pertama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya karena sampai saat ini kita masih dalam keadaan sehat wal’afiat. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan pidato yang bertema Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dengan judul wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW dalam Isra’ Mi’raj. Isra’ Mi’raj merupakan serangkaian peristiwa spiritual yang dialami oleh, Nabi Muhammad SAW dan menjadi satu dari mukjizat beliau. Secara etimologi atau arti kata Isra’ berarti berjalan atau perjalanan sedangkan Mi’raj artinya naik. Kemudian secara istilah Isra’ Mi’raj diartikan sebagai perjalanan Rosulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa pada malam hari kemudian ke Sidratul Muntaha untuk menarima wahyu salat lima waktu. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al Isra ayat 1 yang berbunyi : Sub-hanallazi asra bi’abdihi lailam minal-masjidil-harami ilal-masjidil-aqsallazi barakna haulahu linuriyahu min ayatina, innahu huwas-sami’ul-basir. Artinya : Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagai dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnnya dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Hadirin yang dimuliakan Allah. Dalam peristiwa tersebut, Nabi Muhammad sampai ke langit ketujuh dan bertemu Allah di Sidratul Muntaha. Disana, beliau menerima wahyu salat sebanyak 50 waktu dalam sehari Nabi pun menyanggupinya. Saat kembali, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa, Nabi Musa kemudian mengingatkan Nabi Muhammad untuk meminta keringanan kepada Allah karena Umat Nabi Muhammad tak akan sanggup menjalankan salat fardhu sebanyak itu. Nabi Muhammad setuju dengan pendapat Nabi Musa. Lalu, beliau kembali menghadap Allah dan meminta keringanan. Setelah mendapat keringanan, beliau bertemu Nabi Musa dan disarankan untuk meminta keringanan lagi, karena jumlahnya dianggap masih memberatkan. Beliaupun kembali menghadap Allah dan meminta keringanan lagi. Permintaan itu beliau lakukan beberapa kali. Setiap kali beliau meminta keringanan, Allah mengurangi lima waktu. Akhirnya setelah sampai pada bilangan terakhir, yakni lima waktu, Nabi malu untuk kembali menghadap Allah SWT untuk meminta keringanan. Beliau khawatir jika hal itu dilakukan, niscaya Allah akan mengurangi lima waktu tersebut. Hadirin yang dimuliakan Allah. Ketika Nabi bercerita ihwal peristiwa tersebut kepada penduduk Quraisy Makkah, tidak hanya kafir quraisy yang mempercayainya, orang-orang yang sebelumnya telah memeluk islam pun banyak yang tidak percaya dengan peristiwa tersebut. Alasannya karena jarak tempuh mekkah ke Baitul Maqdis yangseharusnya ditempuh dalam waktu sebulan, tetapi pada masa itu hanya di tempuh Nabi selama satu malam. Mereka tetap tidak percaya walaupun Nabi mampu menyebutkan ciri-ciri Baitul Maqdis. Hanya Abu Bakar yang tidak ragu sedikitpun dengan kejadian yang dialami Nabi dialah orang pertama yang meyakini dan membenarkan peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad. Demikian apa yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih atas perhatiannya.