Anda di halaman 1dari 3

Bulan rajab adalah salah satu bulan yang di dalamnya terdapat

suatu peristiwa yang sangat besar bagi ummat Islam. Dimana pada
bulan tersebut Rasulullah SAW di isra’kan dan di mi’rajkan oleh
Allah SWT pada suatu malam di bulan rajab yang memang semata-
mata di
Isra’kan oleh Allah dalam waktu sesingkat-singkatnya untuk
menguji iman para sahabat saat itu dan juga iman kita sekarang.
Bagi orang yang mempunyai iman sempurna maka akan
bertambah imannya, tetapi bagi orang yang imannya rapuh akan
berpaling dan tidak percaya dengan peristiwa itu.
Menurut arti bahasa Isro’ itu berarti perjalanan di malam hari. Akan
tetapi secara syari’iyah isro’ adalah perjalanan malam hari yang dilakukan
oleh Rasulullah saw dari Masjidil Haram (di
Mekkah) menuju ke Baitul Maqdis (di palestina) yang penuh mengandung
rahasia dan keajaiban. Hal
ini telah dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an Al-Isro’ ayat 1 :

‫صا الَّذِيْ ٰب َر ْك َنا َح ْولَ ٗه لِ ُن ِر َي ٗه مِنْ ٰا ٰي ِت َن ۗا ِا َّن ٗه ه َُو‬


َ ‫ُسب ْٰح َن الَّذِيْٓ اَسْ ٰرى ِب َع ْبدِهٖ َل ْياًل م َِّن ْال َمسْ ِج ِد ْال َح َر ِام ِالَى ْال َمسْ ِج ِد ااْل َ ْق‬
‫ال َّس ِم ْي ُع‬

Artinya : “Maha suci Tuhan yang telah memperjalankan hamba-Nya


(yakni Nabi Muhammad) pada
malam hari, dari masjidil Haram sampai masjidil Aqso, yang kami berkati di
sekitarnya,supaya Kami perlihatkan tanda-tanda kebesaran Kami
kepadanya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat”.

Sedangkan Mi’raj menurut arti bahasa yaitu jenjang naik. Akan tetapi
yang dimaksud ialah naiknya Rasulullah saw dari Masjidil Aqso di Baitul
Maqdis, dengan menempuh angkasa luar,
sehingga akhirnya sampai ke suatu tempat yang paling tinggi bernama
Sidratul Muntaha, suatu tempat
yang tidak mungkin di capai oleh manusia dengan kemajuan teknologi
yang bagaimana pun canggihnya kecuali oleh Nabi Muhammad saw.
Disitulah Rasulullah saw menerima langsung dari
Allah SWT tentang solah lima waktu, yang harus dikerjakan olehnya dan
seluruh umatnya.
Hadirin sekalian yang berbahagia.
Tujuan pokok dari di Isro’ Mi’raj kan Nabi Muhammad saw ini adalah
dalam rangka memberi kekuatan batin bagi Nabi Muhammad saw terhadap
musibah atau cobaan serta siksaan yang
datangnya dari para musuh-musuh Islam sejak sepeninggal Abu Thalib,
Abdul Muthalib dan istri tersayangnya Siti Khodijah, dalam
memperjuangkan cita-cita luhur, mengajak seluruh umat manusia
untuk beriman kepada Allah SWT di dalam naungan Islam.
Hadirin sekalian yang berbahagia.
Dengan memperhatikan peristiwa-peristiwa di atas maka di dalam kita
memperingati Is’ra Mi’raj ini, maka yang terpenting bagi kita untuk
mengambil hikmahnya yaitu, kita mempertebal dan
memperkuat keimanan serta ketaqwaan kepada Allah dan kepada Nabi
Muhammad saw. Disamping itu kita harus menjalankan perintah Allah yaitu
solat lima waktu.

Dari situ pula perintah ibadah salat lima waktu bermula. Nabi pun menerima perintah salat
tersebut langsung dari Allah SWT dalam perjalanan Isra Miraj ke langit.

Perintah tersebut berupa, bagi umat Nabi Muhammad diperintahkan untuk beribadah salat
sebanyak 50 kali dalam sehari.

Nabi Muhammad pun menerima perintah tersebut, lalu bersama Jibril turun dari Sidratul
Muntaha. Beliau pun akhirnya turun, lantas berjumpa dengan Nabi Musa.

“Umatmu tidak akan sanggup melakukan itu, kembalilah ke Rabb-Mu dan mintalah
keringanan untuk umatmu,” nasihat Nabi Musa.  

Lantas, Nabi Muhammad pun minta diantar kembali menuju Allah SWT. Malaikat Jibril pun
mengantar beliau kembali dan Nabi Muhammad mengutarakan keinginannya.

Lalu Allah SWT memberikan keringanan lagi kepada umat Nabi Muhammad. Keringanan itu
berupa, salat tidak lagi 50 waktu dalam sehari, melainkan berkurang menjadi 10 waktu salat
dalam sehari.

Nabi Muhammad pun turun lagi, lalu bertemu lagi dnegan Nabi Musa. Nabi Muhammad pun
menceritakan perintah yang ia terima tersebut, berikut keringanan salat untuk umat manusia
jadi 10 kali dalam sehari. 

“Kembalilalah lagi kepada Rabb-Mu dan mintalah keringanan,” nasihat Nabi Musa.

Beliau pun akhirnya kembali lagi ke langit dan itu terjadi beberapa kali. Hingga akhirnya
perintah Allah SW pun mengabulkan permintaan beliau menjadi 5 waktu saja dalam sehari. 

Lima waktu itulah yang kita kenal saat ini menjadi salat Subuh, Zuhur, Asar, Magrib dan
Isya. Inilah salah satu hikmah Isra Miraj, peristiwa yang begitu bersejarah dalam Islam.

Dengan demikian marilah kita pandai-pandai mengambil I’tibar (contoh) yang baik,
yaitu mempertebal keimanan kita dengan mengembalikan semua kejadian yang sehebat
manapun akan mudah terjadi dengan kehendak serta kekuasaan Allah SWT. Adapun sebagai
perwujudan bahwa shalat itu merupakan kewajiban pokok bagi umat islam selaku umat
Muhammad, maka bisa kita perhatikan lewat sabda beliau yang berbunyi :

‫ فمن أقامها فقد أقام الدين ومن تركها فقد هدم الدين‬،‫الصالة عماد الدين‬

“Shalat itu merupakan tiang agama (islam), maka barang siapa yang (telah) mendirikan
shalat, maka dia (termasuk orang) yang telah mendirikan (membangun) agama, dan barang
siapa yang meninggalkan shalat, maka dia (termasuk orang) yang sungguh-sungguh
merobohkan agama (islam)”.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Setelah kita perhatikan isi hadits tersebut, maka kita bisa menyimpulkan bahwa
siapapun orangnya tidak boleh seenaknya meninggalkan kewajiban shalat, karena akibatnya
merugikan diri kita sendiri, yakni akan menjadi orang yang menyesal selama-lamanya
diakhirat kelak jika tidak secepatnya bertaubat (kembali) kepada Allah. Karena dianggap
sebagai orang yang telah merobohkan agama Allah (agama islam). Untuk itu marilah kita
berusaha sebaik mungkin dalam menunaikan kewajiban shalat sehari-hari dengan tulus ikhlas
hanya mengharap keridhoan Allah semata.

Sebelum saya mengakhiri ceramah saya baca doa


marilah kita bersama-sama.
Allahuma barik lana, fi rajaba wa sya’bana, wa baligna romadhona,

Demikian sepatah dua patah kata yang dapat saya sampaikan, bila dalam
seandainya terdapat kekhilafan saya mohon maaf, dan atas perhatiannya saya
ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai