Ma’asyiral muslimin, hadirin jama’ah shalat Idul Adha, yang sama-sama mengharapkan
ridha Allah Swt. Tidak ada kata yang paling layak kita ucapkan hari ini, tidak ada pujian
yang patut kita sanjungkan, tidak ada keagungan yang paling afdhal untuk kita
ucapkan, kecuali ucapan “Alhamdulillahirabbi alamiin”.
Segala puji bagi Allah swt yg telah mempertemukan kita kembali dengan hari raya Idul
Adha. Allah masih memberikan kita kesempatan untuk hidup pada hari yang mulia ini,
sehingga kita dapat menikmati berbagai karunia-Nya. Semua ini patut kita nikmati,
semua ini wajib kita syukuri, baik itu dengan hati yang lapang, lisan yang bertahmiid,
maupun amal perbuatan yang shalih. Sebab ukuran keimanan seseorang itu bukan hanya
dinilai dari hatinya, tetapi perlu juga diikrarkan lewat lisan dan ditunjukkan melalui
amalan-amalan kebajikan. (Al-iimanu huwa attashdiiqu bil qalbi, wal ikraru bil lisan, wal
amalu bil arkaan).
Kemudian, shalawat dan salam mudah-mudahan tetap tercurah limpahkan keapda
manusia teladan, kepada seorang nabi yang sangat kita rindukan, seorang rasul yang
sangat kita harapkan syafaatnya di hari kiamat nanti, yaitu baginda rasul kita, Rasulullah
Muhammad Saw. Karena beliaulah yang menjadi teladan kita, menjadi figure kita, baik
dalam menjalankan perintah-perintah Allah swt, maupun dalam bermuamalah dengan
sesama manusia. Sebab, dengan ajaran yang dibawanya, kita dapat membedakan mana
perbuatan2 yang haq dan mana perbuatan yang bathil, yaitu ajaran agama Islam.
Selanjutnya, pada kesempatan yang mulia ini, khatib berwasiat kepada diri pribadi dan
juga mengajak jama’ah sekalian untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Dengan terus senantaiasa berusaha sekuat tenaga kita
untuk melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan2nya. Karena bekal
taqwa inilah yang nanti akan kita bawa ketika kita dipanggil untuk menghadap Allah Swt.
Allahuakbar2 Allahuakbar walillahilhamd….
فقالوا يا،ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى هللا من هذه األيام العشر يعني عشر ذي الحجة
ا
إال رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع، وال الجهاد في سبيل هللا: رسول هللا وال الجهاد في سبيل هللا ؟ فقال
)969 من ذلك بش يء ( رواه البخاري
Kata Nabi: tidak ada satu haripun yang di dalamnya amal shalih dikerjakan di hari itu,
nilainya lebih tinggi di sisi Allah dan naik statusnya menjadi ‘lebih dicintai oleh Allah’,
hari itu adalah 10 hari pertama di bulan dzulhijjah. Para sahabat pun bertanya, “Yaa
Rasulallah, apakah jihad fii sabilillah tak mampu menyaingi itu?” Rasulullah menjawab
“bahkan jihad fii sabilillah pun tak mampu mengungguli keutamaan 10 hari pertama di
bulan dzulhijjah, kecuali seorang pejuang yang berjuang dengan jiwa dan hartanya dan
kembali tanpa membawa suatu apapun”
Hadirin yang dirahmati oleh Allah, dan hari ini, menurut perhitungan Majelis Tarjih
PP Muhammadiyah adalah puncak atau garis finish dari 10 hari pertama itu, hari
yang disebut dengan Idul adha atau disebut juga dengan sebutan lain yaitu Idul Qurban.
Dalam bahasa Arab, ( )عيدberarti kembali. Kembali ke asal mula, Isim makan atau
tempatnya disebut dengan ()معاد, isim zaman atau waktunya disebut dengan ()ميعاد.
Suatu saat kita pasti akan kembali kepada Sang Pencipta; Allah Swt,
َ ُّ آن َل َر
َ ض َع َل ْي َك ْال ُق ْر
َ إن َّال ِذ ي َف َر
ۚ اد َك ِإ ل ٰى َم َع ٍاد َّ ). “Sungguh yang telah menfardlukan
kepada engkau (Muhammad). sampaikan (Viralkan) kepada seluruh umatmu, yang telah
memfardlukan seluruh ketentuan umatmu dalam al-qur’an itu, kelak pasti akan
mewafatkanmu dan mengembalikan engkau ke tempat kembali”. ( )معادtempat kembali.