Anda di halaman 1dari 8

KHUTBAH JUM’AT

JUM’AT, 20 Jumadil Akhir 1441 H

OLEH
IKHWAN SOLEMAN, S.Pd.I,.M.Pd

KIAT MENGGAPAI KESUKSESAN ALA NABI IBRAHIM ALAIHI


SALAM
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Hari ini sampai kita, kepada hari yang dimuliakan oleh Allah
SWT yang disebut sebagai sayyidul ayyam ( induk dari segala
hari), Allah SWT masih memberikan kita umur panjang sampai saat
ini. Bukan hanya umur yang panjang, Allah juga telah memberikan
nikmat sehat serta nikmat istiqamah didalam hati kita. Sehigga
dengan nikmat-nikmat tersebut, ringan kita melangkahkan kaki
menyambut seruan adzan, datang memenuhi panggilan Allah,
menunaikan sholat fardhu jum’at pada hari yang mulia ini.

Untuk itu kita bersyukur pada Allah SWT. Bersyukur dengan


ucapan, mari kita memperbanyak mengucapkan hamdAllah
(alhamdulillahirabil alamin). Bersyukur dengan perbuatan, mari kita
senantiasa istiqamah melaksanankan segala perintah Allah SWT
dan menjauhi segala larangan-larangannya.

Selanjutnya, sholawat dan salam mari kita bacakan untuk


nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan dengan memperbanyak
shalawat, dalam kehidupan kita diberikan istiqamah dan di akhir
hayat kita ditutup dengan husnul khatimah, dan ketika menghadap
Allah SWT kita mendapatkan syafaatnya. Insya Allah, amin. Amin
ya rabbal alamin.

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Sholat Jum’at rahimakumullah!

Merupakan suatu keharusan bagi kita manusia yang sadar akan


kelemahan-kelemahan yang kita miliki, untuk selalu dan senantiasa
menjadikan diri kita sebagai hamba yang senantiasa menyandarkan
rasa kesyukuran kita, puncak rasa terima kasih kita kepada Allah

2
swt, Zat yang hingga detik ini telah membuktikan dengan segala
kelebihan.

Karunia yang dia curahkan kepada kita, bahwa dialah Zat yang
paling penyayang, paling pengasih, tidak ada yang menandingi rasa
kasih sayang dan kasihnya.. tidak ada yang menyamai bentuk
anugerah yang diberikannya kepada kita yang hadir disini, dimana
Allah masih menanamkan keimanan, keislaman dan ketaqwaan
dalam sanubari kita. juga Allah masih menyandingkan raga kita
dengan kesehatan dan kemampuan, yang itu semua merupakan
jalan lebar bagi kita menjadi orang-orang sukses sesuai dengan
tolak ukur Allah swt.

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Sholat Jum’at rahimakumullah!

Keniscayaan rasa syukur, tak pelak lagi menjadi sebuah keharusan,


maka juga, penting bagi kita untuk mencari cara mengungkapkan
rasa syukur kita terhadap nikmat-nikmat yang Allah beri tersebut..
ungkapan rasa syukur yang memang dikehendaki Allah atas semua
hambanya yang mencicipi setetes rahmatnya di dunia ini.

Jika seorang anak, yang dibiayai oleh orang tuanya untuk belajar,
maka ungkapan rasa terima kasih yang paling bijak adalah belajar
dengan sebaik-baiknya dan menunjukkan keberhasilan dalam
belajar, jika seorang atlit, dibiayai untuk berlatih, maka ungkapan
rasa terima kasih yang paling baik adalah menunjukkan prestasi
gemilang pada cabang atlit yang digeluti, maka jika Allah
memberikan kenikmatan kepada kita, ungkapan rasa syukur yang
paling puncak adalah menjadi hamba yang berhasil di mata Allah
swt. lalu bagaimana tolak ukur keberhasilan Allah atas
hambanya..??

3
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Sholat Jum’at rahimakumullah!

Kesuksesan dan keberhasilan, selain menjadi ungkapan rasa syukur


yang paling baik, juga menjadi dambaan tiap manusia dipersada
bumi ini, terkhusus bagi kita orang-orang beriman, bahkan untuk
itu, kita tak bosan-bosannya memanjatkan do’a kepada Allah:

َ ‫سنَةً َوقِنَا َع َذ‬


‫اب النَّا ِر‬ َ ‫سنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح‬
َ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح‬

Tinggal sekarang, kita menemukan alur keberhasilan yang


ditetapkan oleh Allah swt, alur keberhasilan tersebut, tentunya
dapat kita temukan dan simpulkan pada pola hidup dan tingkah laku
manusia yang dimata Allah dianggap mencapai derajat sukses..

Siapakah manusia yang dalam pandangan Allah dianggap sukses


itu?

Dialah nabi Ibrahim Alaihissalam, manusia yang dalam hidupnya


telah melewati berbagai ujian yang Allah berikan dengan nilai
sempurna, hal itu jelas terpampang dengan berbagai derajat dan
titel emas yang disandangnya antara lain:

Pertama, Allah menjadikannya kekasih:

ً‫َوات ََّخ َذ هَّللا ُ إِ ْب َرا ِهي َم َخلِيال‬

“Dan Allah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih”

Kedua, Allah menjadikannya pemimpin bagi seluruh manusia

ِ ‫قَا َل إِنِّي َجا ِعلُكَ لِلنَّا‬


‫س إِما ًما‬

4
“Berkata (Allah): sungguh aku menjadikan mu pemimpin bagi
manusia” (Q.S. Al-Baqarah, 124)

Ketiga, Allah menyatakan langsung bahwa Ibrahim sukses di dunia,


dan di akhirat Ibrahim termasuk orang yang shaleh

ِ ‫سنَةً َوإِنَّهُ فِي‬


َّ ‫اآلخ َر ِة لَ ِمنَ ال‬
َ‫صالِ ِحين‬ َ ‫َوآتَ ْينَاهُ فِي ا ْل ُّد ْنيَا َح‬

“Dan telah kami berikan padanya (Ibrahim) kebaikan


(kesuksesan/keberhasilan) di dunia, dan di akhirat dia sungguh
termasuk orang saleh” (Q.s. an – Nahl, ayat 122)

bahkan dalam sebuah hadits qudsi dinyatakan:

‫صالِ ِحيْنَ ما ال َعيْنٌ َرأتْ وال أُ ُذنٌ سمعتْ وال خطر على قلب بش ٍر‬
َّ ‫أَ ْع َددْتُ لِ ِعبادي ال‬

“Aku persiapkan untuk hambaku yang saleh, karunia yang tidak


pernah di lihat oleh mata, tidak pernah di dengar oleh telinga dan
tidak pernah terhayalkan oleh manusia” (H.R. al – Bukhari)

Salah satu bukti yang juga menguatkan bahwa Ibrahim adalah


sosok manusia yang sukses adalah perintah Allah kepada nabi
Muhammad untuk mengikuti millah Ibrahim:

ْ ‫ثُ َّم أَ ْو َح ْينَا إِلَيْكَ أَ ِن اتَّبِ ْع ِملَّةَ إِ ْب َرا ِهي َم َحنِيفًا َو َما َكانَ ِمنَ ا ْل ُم‬
َ‫ش ِر ِكين‬

“Kemudian kami wahyukan padamu (Muhammad) hendaklah engkau


mengikuti millah Ibrahim yang lurus, dan dia tidaklah termasuk
orang-orang musyrik” (Q.s. an – Nahl, 123)

Dengan menganalisis pola hidup nabi Ibrahim, maka kita dengan


sendirinya bisa merumuskan kiat-kiat sukses yang wajib kita jalani
dan perjuangkan, diantaranya:

5
Pertama, Lulus ujian dengan baik..

Hal ini merupakan sebuah keniscayaan bagi orang yang ingin maju,
begitu pula dengan kehidupan nabi Ibrahim yang mulai di isi dengan
berbagai ujian semenjak ia di asingkan dari raja namrud di dalam
gua, kemudian pencariannya terhadap tuhan yang hakiki,
penentangannya terhadap kaumnya yang menyembah berhala, di
masukkannya nabi Ibrahim kedalam api, diperintahnya untuk
membangun ka’bah, hingga ujian dimana dia harus menyembelih
ismail, anaknya yang begitu ia cintai dan ia harapkan akan
meneruskan dakwahnya..

Seluruh rangkaian ujian itu Ibrahim jalani dengan sabar dan penuh
perjuangan.. maka begitu pula tiap manusia dengan segala ujian
yang berbeda di hidup mereka yang juga berbeda-beda.. maka jika
kita ingin sukses, nilai kesabaran dan pengorbanan harus kita
tanam dalam diri kita sedari dini.

Kedua, Memiliki iman dan aqidah yang murni

Ini bisa di lihat dari penolakan nabi Ibrahim atas tawaran malaikat
untuk menolong Ibrahim ketika hendak di bakar, dengan
menyatakan bahwa dirinya hanya menggantungkan hidup dan
matinya pada Allah swt, dengan begitu Allah sendiri yang berfirman
dalam (Q.s. al – anbiya, ayat 69), menyuruh agar api yang panas
berubah menjadi dingin dan menyelamatkan Ibrahim:

‫سال ًما َعلَى إِ ْب َرا ِهي َم‬


َ ‫يَا نَا ُر ُكونِي بَ ْردًا َو‬

“Wahai api, jadilah dingin dan menyelamatkan Ibrahim”

Karena hanya dengan iman dan aqidah yang murni, bisa menjadikan
tiap amal kita bernilai ibadah di mata Allah swt, dan dengan dasar

6
keimanan, maka orientasi seseorang untuk selalu berbuat baik akan
terus ada hingga dirinya kembali kedalam tanah, sebab tujuannya
semata-mata karena ridho Allah dan Ridho Allah tidak akan pernah
nyata kita dapatkan hingga kita kembali ke hariba’anNya.

Dan juga hanya dengan iman dan aqidah yang murnilah yang bisa
memadamkan api-api namrud, api-api yang di era sekarang telah
memiliki berbagai macam bentuk godaan dan kemaksiatan yang
kapan saja bisa membakar diri kita.

Ketiga, Memiliki ketaatan yang spontan dan keberislaman yang


menyeluruh

Hal ini bisa kita lihat sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-
Baqarah, ayat 131:

ْ َ‫إِ ْذ قَا َل لَهُ َربُّهُ أ‬


ْ َ‫سلِ ْم قَا َل أ‬
َ‫سلَ ْمتُ لِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِمين‬

“Dan tatkala tuhannya berkata islamlah engkau! Dia (Ibrahim)


menjawab, aku berislam kepada tuhan seluruh alam”

Kepatuhan dan keberislaman yang taat menjadi tanda bahwa


keyakinan kita akan keadilan Allah atas kebaikan diri kita tidak
perlu di ragukan lagi, dan itu tentunya menajdi modal besar kita
untuk meraih kesuksesan yang Allah ujikan dalam tiap perintahnya
kepada semua hambanya.

Keempat, kesiapan pengorabanan

Hal ini pun telah di contohkan oleh nabi Ibrahim dengan pasrahnya
ia untuk mengorbankan ismail yang begitu ia cintai.. dan ia yakin
bahwa Allah adalah zat yang mengharamkan kezhaliman atas
dirinya dan juga atas hambanya,, maka begitu pula dengan kita..

7
Jika kita hendak menjadikan diri kita hamba yang sukses maka kita
harus rela mengorbankan ismail-ismail kita yang bias kita maknai
dengan berbagai macam tafsiran, mulai dari hal-hal yang besar
seperti kecintaan kita yang terlalu buat istri dan anak kita.
Pekerjaan kita, harta kita, teman-teman kita dan segala hal yang
bisa menomor dua kan Allah di hati kita…

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Sholat Jum’at rahimakumullah!

Maka di hari jum’at ini, mari kita tekadkan dalam hati kita, rasa
sadar berislam dan jiwa yang siap berkorban untuk masuk dalam
ranah perjuangan menjadi hamba yang berhasil dengan mengikuti
pola hidup dan kiat sukses ala nabi Ibrahim, sebagai bentuk syukur
dan perwujudan kita menjadi ahsanu taqwim.

Anda mungkin juga menyukai