Anda di halaman 1dari 3

Love My Self

Insecure? Siapa sih yang ga pernah denger kata ini, sangat ngetren dengan balasan,
“insecure? Lebih baik bersyukur”. Siapa yang pernah merasakan insecure? Mungkin ada ya,
mungkin juga banyak. Namun sayangnya, insecure ini diatasnamakan terhadap wajah, harta,
dan hal hal yang menyangkut duniawi. Bukankah dalam Al-Qur’an juga sudah disebutkan,
bahwa Allah menciptakan manusia dengan sebaik baiknya bentuk. Bukankah dalam Al-
Qur’an juga sudah disebutkan, bahwa rezeki tiap orang sudah diatur sebaik baiknya.
Bukankah kita juga tau, bahwa kehidupan dunia sekarang bukanlah kehidupan yang
sebenarnya, adalagi kehidupan kekal yaitu kehidupan setelah kematian. Jadi masih ingin
insecure?
Insecure bukan hal yang buruk lho, tapi hanya untuk beberapa hal, seperti iman, sholat,
sedekah, bukannya lebih baik kita insecure terhadap hal hal tersebut? Insecure lah terhadap
orang orang yang sendalnya tak pernah absen di masjid. Insecure lah terhadap orang yang
walau hartanya hanya sebesar biji jagung, ia belah biji jagung itu dan ia sedekahkan kepada
yang membutuhkan. Indahnya melihat orang orang itu, ia hanya percaya kepada Allah atas
apa yang terjadi kepadanya di dunia dan di akhirat, dan ia tetap menjalankan ketentuan Allah
walau dalam keadaan yang sulit.
Jadi, jangan lupa untuk love yourself, love myself. Kita harus ingat tentang makna
kehidupan kita di dunia ini. Menyiapkan bekal sebanyak banyaknya untuk kehidupan
selanjutnya. Gini deh, daripada kita semua sibuk dengan pemikiran insecure, kenapa kita
ngga grow up dengan kemampuan kita sendiri. Ga harus glow up lho, tapi grow up. Bisa
dengan memperbaiki akhlak kita, memperbaiki iman kita, dan banyak hal lagi. Ingat lho
ikhwah fillah, hidup kita saat ini adalah kehidupan yang sementara. Akan ada kehidupan
abadi yang akan menanti kita. Jadi, kapan kita berubah jadi lebih baiknya kalua ngga
sekarang?
1. Akhlak Mulia
Banyak hal tidak masuk akal sehat terjadi di sekitar kita. Tidak hanya sekali, tetapi
sering kali berulang. Nurani kita ditantang untuk menjelaskan. Pernah mendengar kasus
seorang anak yang kabur dari rumah bermodalkan hasil menjual motor ayahnya?
Bagaimana adab anak tersebut terhadap orang tuanya? Bukankah sangat miris, anak anak
jaman sekarang mulai terkikis akhlaknya,
Akhlak mulia menjadi penciri kesempurnaan iman. Nabi Muhammad saw.
bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus
akhlaknya.” (HR Tirmidzi, Riyadlu Al-Shalihin:278). Hadis lain menegaskan jika misi
utama Rasulullah diutus adalah menyempurnakan akhlak yang mulia.
Menurut Al-Ghazali, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang tercermin
dalam tindakan tanpa pemikiran dan pertimbangan. Tindakan yang muncul bersifat
otomatis karena sudah terbiasakan, baik itu akhlak mulia atau tercela (al-akhlaq al-
madzmumah). Pembiasaan inilah yang memerlukan konsistensi.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al Ahzab ayat 21 yang artinya:
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang
banyak mengingat Allah." (QS. Al Ahzab: 21)
Berikut beberapa contoh sifat Rasulullah yang bisa kita teladani
1) Yakin dan Tawakal
Yakin dan tawakal adalah akhlak Rasulullah SAW yang patut dicontoh setiap
umat Islam dalam menjalankan segala urusan. Baik urusan agama maupun urusan
dunia. Bahkan, Allah SWT telah memerintahkan umat manusia untuk bertawakal
kepada-Nya.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al Ahzab ayat 21 yang artinya :
"Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi
nikmat oleh Allah, "Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu
memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada
Allah, jika kamu orang-orang beriman." (QS. Al Maidah: 23)
Dalam sebuah hadits yang berasal dari Umar bin Khaththab ra. Rasulullah SAW
bersabda, "Sungguh, seandainya kalian bertawakallah kepada Allah sebenar-benar
tawakal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka
berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan
kenyang." (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

2) Jujur
Nabi Muhammad SAW memiliki sifat shidiq (jujur). Kejujuran beliau sudah
diasah sejak kecil, saat ikut berdagang bersama pamannya, Abu Thalib. Kejujuran
adalah salah satu bukti keimanan seseorang. Kejujuran akan mengantarkan hidup
menuju ketenangan. Dalam sebuah hadits yang berasal dari Abu Muhammad Al-
Hasan bin Ali bin Abi Thalib meriwayatkan, "Aku menghafalkan sabda Rasulullah
SAW, "Tinggalkanlah apa yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu.
Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta
menggelisahkannya." (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)
3) Amanah
Amanah adalah akhlak Rasulullah SAW yang paling menonjol. Beliau dikenal
sebagai sosok yang jujur dan amanah (terpercaya), baik sebelum diutus menjadi rasul
maupun setelahnya. Hal itulah yang menjadikan masyarakat Arab memilih beliau
untuk menjaga barang titipan mereka.
Sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan amanah sebagai sifat yang melekat
pada setiap nabi. Dalam surat Al-An'am ayat 90 Dia berfirman:
ٰۤ ُ
‫ول ِٕٕىِ[كَ الَّ ِذ ْينَ هَدَى هّٰللا ُ فَبِه ُٰدىهُ ُم ا ْقتَ ِد ۗ ْه‬ ‫ا‬
Artinya: "Mereka itulah (para nabi) yang telah diberi petunjuk oleh Allah,
maka ikutilah petunjuk mereka." (QS. Al-An'am: 90)
Merujuk pada ayat di atas, Allah SWT telah memerintahkan kepada seluruh
manusia untuk mengikuti jejak para nabi. Untuk itu, sebagai umat Islam, sudah
sepatutnya bersungguh-sungguh dalam menunaikan amanah yang telah dititipkan
Allah dan mengikhlaskan niat karena Allah semata.

4) Murah Senyum dan Selalu Ceria


Rasulullah SAW adalah sosok yang murah senyum dan selalu ceria. Beliau juga
selalu mengeluarkan perkataan yang baik. Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa
perkataan yang baik akan menaikkan derajat di surga.
Rasulullah SAW bersabda: "Dan yang termasuk mengangkat derajat adalah
perkataan yang baik, menyebarkan salam, memberi makanan, sholat malam saat
manusia dalam keadaan tidur." (HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Allamah Al-
Albani dalam Shahih Al-Jami')
Orang yang memiliki senyuman hangat, berkata baik, dan selalu ceria adalah
orang yang akan selalu dirindukan dan sangat dicintai. Adapun, buah dari bermuka
ceria adalah menumbuhkan kecintaan terhadap sesama kaum muslimin,
menumbuhkan kenyamanan saat bertemu sesama muslim, mendapat ridha dari Allah
SWT, dan mengikuti Rasulullah SAW. Ikhwah fillah, meneladani akhlak Rasulullah
SAW merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada beliau. Akhlak terpuji adalah
cara paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai