RADIONUKLIDA
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
MAHMUDAH (1601011320012)
NOFIA ANIDA HIDAYAT (1601011320015)
ULFA TRIFANI (1601011320025)
YUNI ELMAYA SANTI (1601011320027)
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ‘Radiofarmasi’ yang berjudul “Radionuklida”.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian tentang
radionuklida dan radioaktivitas, serta sifat-sifat radionuklida. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga
Allah senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1 Pengertian Radioaktifitas.........................................................................3
2.2 Pengertian Radionuklida...........................................................................4
2.3 Sifat Radionuklida.....................................................................................5
2.4 Bahaya dan Dampak Penggunaan Radionuklida.......................................6
BAB III....................................................................................................................8
PEMBAHASAN......................................................................................................8
BAB IV..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian radioaktifitas dan radionuklida.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat Radionuklida.
1
3. Untuk mengetahui Radioaktifitas.
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pemahaman mengenai
radioaktif, radionuklida dan sifat-sifatnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Karena belum mengenal hakekatnya, sinar ini dinamai sinar X. Ternyata
sinar X adalah suatu radiasi elektromagnetik yang timbul karena benturan
berkecepatan tinggi (yaitu sinar katode dengan suatu materi (anode).
Sekarang sinar X disebut juga sinar rontgen dan digunakan untuk rongent
yaitu untuk mengetahui keadaan organ tubuh bagian dalam.
4
2.2 Pengertian Radionuklida
Peran radionuklida sebagai pencari jejak tidak terlepas dari sifat-sifat khas
yang dimilikinya. Sifat-sifat tersebut adalah:
1. Radionuklida memancarkan radiasi manapun dia berada dan mudah
dideteksi. Radionuklida ibarat lampu yangtidak pernah padam senantiasa
memancarkan cahayanya.Radionuklida dalam jumlah sedikit sekali pun
dapatdengan mudah diketahui keberadaannya. Dengan teknologi
pendeteksian radiasi saat ini, radionuklida dalam kisaran pikogram (satu
per satu trilyun gram) pun dapat dikenali dengan mudah. Sebagai
ilustrasi, jika radionuklida dalam bentuk carrier free (murni tidak
mengandung isotop lain) sebanyak 0,1 gram saja dibagi rata ke seluruh
5
penduduk bumi yang jumlahnya lebih dari 5 milyar, jumlah yang
diterima oleh masing-masing orang dapat diukur secara tepat.
2. Laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan
fungsi jumlah atom radionuklida yang ada, tidak dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan baik temperatur, tekanan, pH dan sebagainya.
Penurunan radioaktivitas ditentukan oleh waktu paruh, waktu yang
diperlukan agar intensitas radiasi menjadi setengahnya. Waktu paruh ini
merupakan bilangan khas untuk tiap-tiap radionuklida. Misalnya karbon-
14 memiliki waktu paruh 5.730 tahun, sehingga radioaktivitasnya
berkurang menjadi separuhnya setelah 5.730 tahun berlalu. Seluruh
radionuklida yang telah berhasil ditemukan telah diketahui pula waktu
paruhnya. Waktu paruh radionuklida bervariasi dari kisaran milidetik
sampai ribuan tahun. Waktu paruh ini merupakan faktor penting dalam
pemilihan jenis radionuklida yang tepat untuk keperluan tertentu.
3. Intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau senyawa
yang disusunnya. Hal ini dikarenakan pada reaksi kimia atau ikatan kimia
yang berperan adalah elektron, utamanya elektron pada kulit atom
terluar, sedangkan peluruhan radionuklida merupakan hasil dari
perubahan pada inti atom.
4. Radionuklida memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan isotop
lain sehingga sifat kimia yang dimiliki radionuklida sama dengan isotop-
isotop lain dari unsur yang sama. Radionuklida karbon-14, misalnya,
memiliki karakteristik kimia yang sama dengan karbon-12.
5. Radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma, memiliki daya
tembus yang besar. Lempengan logam setebal beberapa sentimeter pun
dapat ditembus oleh radiasi gamma, utamanya gamma dengan energi
tinggi. Sifat ini mempermudah dalam pendeteksian.
6
radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir
yang tidak dapat digunakan lagi. yang paling berbahaya dari pencemaran
radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang
sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-
partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar
lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR penyebab kanker tulang dan
131J.
BAB III
PEMBAHASAN
7
pertanian adalah 15P32, 7N15, dan 27Co60. Bila tidak ditangani dengan hati-hati,
radionuklida dapat berbalik menjadi sangat berbahaya akibat dari radiasinya, yaitu
dapat memperpendek umur, terjadinya mutasi gen, dan berbagai penyakit lainnya,
atau dapat menjadi senjata yang amat berbahaya bagi kehidupan manusia.
Menurut jurnal penelitian dari Hutama, P. B. P., dkk. Penggunaan
radionuklida dalam pengembangan energi terbarukan sangat marak dilakukan
akhir-akhir ini. Penggunaan tersebut tidak terlepas dari resiko kecelakaan yang
dapat terjadi. Kecelakaan Fukushima pada tahun 2011 silam merupakan salah satu
contohnya, dan menyumbangkan sejumlah radionuklida antropogenik ke
lingkungan laut salah satunya ialah 137Cs. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sebaran konsentrasi 137Cs di perairan Selat Panaitan – Selatan Garut
yang mungkin terbawa dari sumber (Fukushima) oleh pola arus global.
Pengambilan sampel dilakukan pada bulan September dengan kapal riset Baruna
Jaya IV BPPT. Sampel selanjutnya dipreparasi dan dianalisis di Laboratorium
Bidang Radioekologi Kelautan BATAN pada bulan Oktober 2012 – Desember
2012. Metode penelitian ini bersifat deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan
metode sampling purposive sedangkan analisis konsentrasi 137Cs menggunakan
metode dari IAEA – MEL (International Atomic Energy Agency’s Marine
Environmental Laboratories). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran
konsentrasi 137Cs di perairan Selat Panaitan – Selatan Garut terdeteksi relatif
sama antar stasiun penelitian yakni 0,14 – 0,30 mBq/L. Nilai tersebut sangatlah
kecil bila dibandingkan penelitian sebelumnya di daerah dekat sumber. Hal ini
dapat terjadi karena adanya pola arus global yang membawa lepasan 137Cs dari
sumber hingga perairan Indonesia.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapatnya konsentrasi 137Cs di perairan
Selat Panaitan – Selatan Garut dengan kisaran 0,14 – 0,30 mBq/L yang
menunjukkan pola arus global mampu mentranspor 137Cs dari sumber
(Fukushima) ke perarain Indonesia, khususnya daerah penelitian. Arus yang
berada di Samudera Pasifik masuk ke perairan Indonesia melalui sistem
ARLINDO. Nilai konsentrasi terendah dan tertinggi terjadi karena perbedaan
jarak stasiun penelitian dengan ARLINDO.
8
BAB IV
PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
10