Anda di halaman 1dari 5

Nama : Maulana Adji Bagas Samudra

Nim : 2019310375
Kelas :G

KONSEP AKHLAK DAN ADAB BERDO’A

A.Pengertian tentang Akhlak


Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang berarti tabeat,
perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan.  Menurut istilahnya, akhlak ialah sifat yang
tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan
mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan
Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Akhlak secara terminologi
berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk
melakukan suatu perbuatan yang baik.
Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin
menyatakan bahwa akhlak adalah perangai atau tingkah laku yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran
terlebih dahulu.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫ي َوأَ ْق َربِ ُك ْم ِمنِّي َمجْ لِسًا يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة أَحْ َسنُ ُك ْم أَ ْخاَل قًا‬
َّ َ‫إِ َّن ِم ْن أَ ِحبِّ ُك ْم إِل‬
“Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat
duduknya pada hari kiamat denganku yaitu orang-orang yang paling baik akhlaknya.”
(HR. Tirmidzi)

Akhlak bertujuan untuk  menjadikan manusia sebagai makhluk yang lebih tinggi dan
sempurna, dan membedakannya dari makhluk-makhluk yang lainnya. Menjadi suatu hal yang
harus dimiliki oleh manusia agar lebih baik dalam berhubungan baik sesama manusia apalagi
kepada Allah sebagai pencipta.

Juga Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫ق‬ َ ‫ت أِل ُتَ ِّم َم‬


ِ ‫صالِ َح اأْل َ ْخاَل‬ ُ ‫إِنَّ َما بُ ِع ْث‬
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad,
Bukhari

B. Akhlak dalam islam dan Sasaran akhlaq islami


Akhlak merupakan salah satu dari pilar ajaran Islam yang memiliki kedudukan yang
sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses menerapkan aqidah dan
syariah/ibadah. Ibarat pohon, akhlak merupakan buah kesempurnaan dari pohon tersebut
setelah akar dan batangnya kuat.
Jadi, tidak mungkin akhlak ini akan terwujud pada diri seseorang jika dia tidak
memiliki aqidah dan syariah yang baik. Akhir-akhir ini istilah akhlak lebih didominasi istilah
karakter yang sebenarnya memiliki esensi yang sama, yakni sikap dan perilaku seseorang.
Nabi Muhammad saw. dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa
kehadirannya di muka bumi ini membawa misi pokok untuk menyempurnakan akhlak mulia
di tengah-tengah masyarakat.Misi Nabi ini bukan misi yang sederhana, tetapi misi yang
agung yang ternyata untuk merealisasikannya membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni
lebih dari 22 tahun. Nabi melakukannya mulai dengan pembenahan aqidah masyarakat Arab,
kurang lebih 13 tahun, lalu Nabi mengajak untuk menerapkan syariah setelah aqidahnya
mantap.Dengan kedua sarana inilah (aqidah dan syariah), Nabi dapat merealisasikan akhlak
yang mulia di kalangan umat Islam pada waktu itu.
Tujuan dari kajian tentang akhlak ini adalah agar para mahasiswa memiliki
pemahaman yang baik tentang akhlak Islam (moral knowing), ruang lingkupnya, dan pada
akhirnya memiliki komitmen (moral feeling) untuk dapat menerapkan akhlak yang mulia
dalam kehidupan sehari-hari (moral action).
Dengan kajian ini diharapkan dapat memiliki sikap, moral, etika, dan karakter
keagamaan yang baik yang dapat dijadikan bekal untuk mengamalkan ilmu yang ditekuninya
di kehidupannya kelak di tengah masyarakat.Akhlak merupakan manifestasi iman, Islam dan
Ikhsan sebagai refleksi sifat dan jiwa yang secara spontan dan terpola pada diri seseorang
sehingga melahirkan perilaku yang konsisten dan tidak tergantung pada pertimbangan
berdasarkan keinginan tertentu.
Semakin kuat dan mantap keimanan seseorang, semakin taat beribadah maka akan
semakin baik pula akhlaknya. Dengan demikian, akhlak tidak dapat dipisahkan dengan
ibadah dan tidak pula dapat dipisahkan dengan akidah karena kualitas akidah akan sangat
berpengaruh pada kualitas ibadah yang kemudian juga akan sangat berpengaruh pada kualitas
akhlak.
Akidah dalam ajaran Islam merupakan dasar bagi segala tindakan muslim agar tidak
terjerumus kedalam perilaku-perilaku syirik. Syirik disebut sebagai kezaliman karena
perbuatan itu menempatkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang
tidak berhak menerimanya.
Oleh karena itu muslim yang baik akan menjaga segala ryang memiliki akidah yang benar, ia
akan mampu mengimplementasikan tauhid itu dalam bentuk akhlak yang mulia (akhlakul
karimah).
Allah berfirman dalam surat Al-An’am (06) : 82 yang artinya : Orang-orang yang
beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.

Sasaran Akhlak
Dalam Islam, secara garis besar akhlak manusia mencakup tiga sasaran, yaitu terhadap Allah
SWT, terhadap sesama manusia, dan terhadap lingkungannya.
Akhlak terhadap Allah SWT
Menurut Muhammad Quraish Shihab, akhlak manusia terhadap Allah SWT bertitik tolak dari
pengakuan dan kesadarannya bahwa tidak ada tuhan selain Allah SWT yang memiliki segala
sifat terpuji dan sempurna. Dari pengakuan dan kesadaran itu akan lahir tingkah laku dan
sikap sebagai berikut:
 Menyucikan Allah SWT dan memuji-Nya. Ini terlihat antara lain dalam firman Allah
SWT, "... dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya..." (QS.17:44).
 Bertawakal (berserah diri) kepada Allah SWT setelah berbuat atau berusaha lebih dahulu.
Dalam Alquran perintah bertawakal kepada Allah SWT terulang dalam bentuk tunggal
(tawakkal) sebanyak sembilan kali dan dalam bentuk jamak (tawakkalu) sebanyak dua kali.

C. Adab Berdo’a
Berdoa dari sisi bahasa artinya memanggil, memohon, atau meminta. Ketika kita
berdoa, kita sedang memanggil, memohon, dan meminta kepada Allah, Dzat Yang Maha
Agung, Pencipta dan Raja Diraja Seluruh Alam. Disamping itu, berdoa adalah ibadah, bahkan
inti dari ibadah. Oleh karena itu, hendaknya kita memperhatikan adab-adab ketika berdoa.
Diantara adab-adab berdoa adalah sebagai berikut:
1. Ikhlash; totalitas berserah diri hanya kepada Allah.

ِ َ‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ فَلَ َّما نَجَّاهُ ْم إِلَى ْالبَ ِّر فَ ِم ْنهُ ْم ُم ْقت‬
‫ص ٌد‬ ُّ ‫َوإِ َذا َغ ِشيَهُ ْم َموْ ٌج َك‬
ِ ِ‫الظلَ ِل َد َع ُوا هَّللا َ ُم ْخل‬

"Dan apabila mereka digulung ombak yang besar seperti gunung, mereka
menyeru Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Tetapi ketika Allah
menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh
jalan yang lurus..." (QS Luqman: 32)
.
2. Menghadirkan hati dan bersungguh-sungguh dalam berdoa.
"Sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan lengah (dengan
doanya).” (HR. Tirmidzi; dishahihkan oleh Al-Albani)
"Ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan do’a dari hati yang lalai.” (HR.
Ahmad).
3. Berbaik sangka kepada Allah, penuh harap dan yakin akan dikabulkan, namun juga
diiriingi dengan rasa takut dan cemas.
َ‫َويَ ْدعُونَنَا َر َغبًا َو َرهَبًا َو َكانُوا لَنَا خَ ا ِش ِعين‬
“... dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka
adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’: 90)
“Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan.” (HR. Tirmidzi;
dishahihkan oleh Al-Albani)
4. Tidak tergesa-gesa dan tidak bosan untuk terus berdoa.
“Akan dikabulkan (doa) kalian selama tidak tergesa-gesa. Dia mengatakan, ‘Saya
telah berdoa, namun belum saja dikabulkan‘.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Tidak berdoa untuk suatu dosa atau untuk memutus silaturahim.
“Doa para hamba akan senantiasa dikabulkan, selama tidak berdoa yang isinya dosa
atau memutus silaturrahim.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
6. Mengiringi doa dengan ikhtiar (usaha) yang optimal.
Allah tidak akan menurunkan hujan emas dari langit kepada orang yang hanya berdoa
tanpa berusaha. Doa hendaknya diiringi dengan usaha yang optimal. Rasulullah saw berdoa
memohon kemenangan dalam Perang Badar seraya teguh menghadapi orang-orang musyrik
Makkah di medan pertempuran, bukan memohon kemenangan sambil bersembunyi dari
peperangan. Begitu pula, Umar ibn Al-Khathab ketika melihat seorang pemuda yg hanya
berdiam di masjid dan tidak bekerja, berkata mengingatkan, “Tahukah kamu bahwa langit
tidak menurunkan hujan emas dan perak”.

7. Tidak Dibuat Bersajak


Doa yang terbaik adalah doa yang ada dalam Alquran dan sunah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

َ ‫ضرُّ عًا َو ُخ ْفيَةً إِنَّهُ اَل ي ُِحبُّ ْال ُم ْعتَ ِد‬


‫ين‬ َ َ‫ا ْد ُعوا َربَّ ُك ْم ت‬
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-
A’raf: 55)
8. Memulai Doa dengan Memuji Allah dan Bershalawat Kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam.

9. Mencari Waktu yang Mustajab

Di antara waktu yang mustajab adalah hari Arafah, Ramadhan, sore hari Jumat, dan
waktu sahur atau sepertiga malam terakhir.
Nabi Muhannad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda,

‫ينزل هللا تعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل األخير فيقول عز‬
‫ من يستغفرنى فأغفر له‬،‫ من يسألنى فأعطيه‬،‫ من يدعونى فأستجب له‬:‫وجل‬

“Allah turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir.
Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan, siapa yang
meminta, akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan pasti Aku ampuni’.”
(HR. Muslim)

Anda mungkin juga menyukai