Oleh :
HAYATUS SILMI
NABIL ALAM
2023/2024
BAB 1
PENDAHULUAN
Peranan dzikir dan do’a dalam kehidupan umat beragama Islam sangat penting. Berdzikir dan
berdo’a dimaksudkan sebagai sarana berkomunikasi dengan Allah SWT. Berdzikir tidaklah
sekedar melafalkan wirid-wirid, demikian juga dengan berdo’a tidaklah sekedar
mengaminkan do’a yang dibaca oleh imam. Karena esensi dzikir dan do’a adalah menghayati
apa yang kita ucapkan dan apa yang kita hajati.. Dzikir juga meliputi Do’a dan sembahyang
(shalat) yang merupakan satu pengertian bentuk komunikasi antara manusia dengan
Tuhannya. Dzikir merupakan ibadah verbal ritual, yang tidak terikat dengan waktu, tempat
atau keadaan, dan jika manusia menyibukan diri untuk melakukannya, dzikir menghasilkan
pengetahuan dan penglihatan dalam dirinya, karena dzikir dalam konteks dasarnya masuk
dalam kategori verbal. Ia mencakup semua kata sederhana atau gabungan yang mengandung
nama Tuhan, baik secara eksplisit ataupun implisit.
B. Rumusan Masalah
4.Shalat Jumat
5.Sahalat Tathawwu
6.Shalat Jenazah
PEMBAHASAN
Kata "dzikr" menurut bahasa artinya ingat. Sedangkan dzikir menurut pengertia syariat
adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri kepadaNya. Kita
diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan kekuasaan dan
kebesaranNya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan takabbur.Seperti
firman Allah sbb:
"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya." (QS. Al-Ahzab : 41).
Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam keadaan bagaimamanapun,
kecuali ditempat yang tidak sesuai dengan kesucian Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid di
WC.
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran : 191).
a. Dzikir dengan hati, yaitu dengan cara bertafakur, memikirkan ciptaan Allah sehingga
timbul di dalam fikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Semua yang ada di
alam semesta ini pastilah ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT. Dengan melakukan dzikir
seperti ini, keimanan seseorang kepada Allah SWT akan bertambah.
b. Dzikir dengan lisan (ucapan), yaitu dengan cara mengucapkan lafazh-lafazh yang di
dalammya mengandung asma Allah yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada ummatnya.
Contohnya adalah : mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, sholawat, membaca Al-Qur'an
dan sebagainya.
c. Dzikir dengan perbuatan, yaitu dengan cara melakukan apa yang diperintahkan Allah
dan menjauhi larangan-laranganNya. Yang harus diingat ialah bahwa semua amalan harus
dilandasi dengan niat. Niat melaksanakan amalan-amalan tersebut adalah untuk mendapatkan
keridhoan Allah SWT. Dengan demikian menuntut ilmu, mencari nafkah, bersilaturahmi dan
amalan-amalan lain yang diperintahkan agama termasuk dalam ruang lingkup dzikir dengan
perbuatan.
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(QS. Al-Baqarah : 152).
2)D o’ a
Menurut bahasa "ad-du'aa" artinya memanggil, meminta tolong, atau memohon sesuatu.
Sedangkan doa menurut pengertian syariat adalah memohon sesuatu atau memohon
perlindungan kepada Allah SWT dengan merendahkan diri dan tunduk kepadaNya. Doa
merupakan bagian dari ibadah dan boleh dilakukan setiap waktu dan setiap tempat, karena
Allah SWT selalu bersama hamba-hambaNya.
Bagi orang mu'min yang ingin mendapatkan keberhasilan dalam kehidupan ada dua hal yang
harus dilakukan, yaitu berusaha atau kerja keras dan berdoa. Kedua cara tersebut harus
ditempuh, karena di dalam kehidupan ini ada hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh
pemikiran manusia. Oleh karena itu, di dalam memecahkan masalah ini kehidupan kedua cara
ini harus ditempuh secara bersama-sama.
a. Memulai berdoa dengan membaca basmalah (karena malakukan perbuatan yang baik
hendaknya dimulai dengan basmalah), hamdalah dan sholawat.
Dari Fadhalah bin Ubaidillah ia berkata : Rasulullah telah bersabda : "Apabila seseorang di
antara kamu berdoa hendaklah memuji kepada Allah dan berterima kasih kepadaNya,
kemudian membaca shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, kemudian berdoa sesuai
keinginannya."
b. Mengangkat kedua tangan ketika berdoa dan mengusapkan kedua tangan pada wajah
setelah selesai.
Dari Umar bin Al-Khatthab ia berkata : Rasulullah SAW apabila berdoa mengangkat kedua
tangannya, dan tidak menurunkan kedua tangan itu sampai beliau mengusapkan kedua tangan
itu pada wajah beliau.
c. Ketika berdoa disertai dengan hati yang khusyu dan meyakini bahwa doa itu pasti
dikabulkan Allah SWT.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Berdoalah kamu kepada
Allah dan hendaklah kamu meyakini doa itu akan dikabulkan olehNya. Ketahuilah bahwa
Allah SWT tidak memperkenankan doa dari hati yang lalai dan lengah." (HR. At-Turmudzi).
d. Menggunakan suara yang lemah lembut (tidak perlu dengan suara yang keras) karena
sesungguhnya Allah itu dekat.Allah SWT berfirman sbb:
e. Menggunakan lafazh-lafazh doa yang terdapat di dalam Al-Qur'an atau yang terdapat
dalam hadits, namun jika tidak ada lafazh yang sesuai dengan keinginan kita, maka boleh
dengan lafazh yang sesuai dengan keinginan kita.
a. Waktu tengah malam atau sepertiga malam yang terakhir dan waktu setelah sholat lima
waktu.Dari Abu Umamah ra, ia berkata : Rasulullah SAW ditanya oleh shabat tentang doa
yang lebih didengar oleh Allah SWT. Rasulullah SAW menjawab : "Yaitu pada waktu tengah
malam yang terakhir dan sesudah shalat fardhu." (HR. At-Turmudzi).
Dari Jabir ra. : "Sesungguhnya pada waktu malam ada suatu saat di mana seorang muslim
memohon kebaikan kepada Allah baik yang terkait dengan urusan duniawi maupun ukhrowi
niscaya Allah mengabulkannya dan saat itu ada setiap malam." (HR. Muslim).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya ketika Rasulullah SAW membicarakan hari jum'at beliau
bersabda : "Pada hari itu ada suatusaat apabila seorang muslim yang sedang sholat bertepatan
dengan saat itu kemudian ia memohon kepada Allah, niscaya Allah mengabulkan
permohonannya." Dan beliau memberi isyarat bahwa waktu itu sangat sebentar. (HR. Al-
Bukhori dan Muslim).
Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Doa diantara adzan dan
iqomah tidak ditolak." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Turmudzi).
"Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka, uaitu : orang yang berpuasa sampai
iaberbuka, kepala negara yang adil, dan orang-orang yang teraniaya." (HR. At-Turmudzi
dengan sanad yang hasan Do’a mereka diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan
baginya pintu langit dan Allah bertitah, “Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu
(menolongmu) meskipun tidak segera.” (HR. Tirmidzi).
Tiga macam Do’a dikabulkan tanpa diragukan lagi, yaitu Do’a orang yang dizalimi, Do’a
kedua orang tua, dan Do’a seorang musafir (yang berpergian untuk maksud dan tujuan baik).
(HR. Ahmad dan Abu Dawud).
4. Mendatangkan sesuatu yang paling mulia dan paling agung yang dengan itu kalbu
manusia menjadi hidup seperti hidupnya tanaman karena hujan.
6. Menghalangi lisan seorang hamba melakukan ghibah, berkata dusta, dan melakukan
perbuatan buruk lainnya.
7. Orang yang berdzikir akan membuat teman duduknya tentram dan bahagia.
8. Orang yang berdzikir akan diteguhkan kalbunya, dikuatkan tekadnya, dijauhkan dari
kesedihan, dari kesalahan, dari setan dan tentaranya. Selain itu kalbunya akan didekatkan
pada akhirat dan dijauhkan dari dunia.
9. Apabila kelalaian merupakan penyakit, dzikir merupakan obat baginya. Ada ungkapan:
Jika kami sakit, kami berobat dengan dzikir.
10. Memudahkan pelaksanaan amal saleh, mempermudah urusan yang pelik, membuka pintu
yang terkunci, serta meringankan kesulitan.
11. Memberi rasa aman kepada mereka yang takut sekaligus menjauhkan bencana.
12. Dzikir menghilangkan rasa dahaga disaat kematian tiba sekaligus memberi rasa aman
dari segala kecemasan.
Sedangkan Shalat Jum’at sendiri yaitu ibadah shalat yang dikerjakan di hari jum’at dua rakaat
secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah. Shalah Jum’at memiliki hukum wajib
‘ain bagi setiap muslim laki-laki / pria dewasa beragama islam, merdeka sudah mukallaf,
sehat badan serta muqaim (bukan dalam keadaan mussafir) dan menetap di dalam negeri atau
tempat tertentu.. Ini berdasarkan hadits Rasulallah صلى هللا عليه وسلم: “ Shalat Jum’at itu wajib
bagi atas setiap muslim, dilaksanakan secara berjama’ah kecuali empat golongan, yaitu
hamba sahaya, perempuan, anak kecil, dan orang sakit.” (HR. Abu Daud, Dan Al Hakim)
Sabda Rasulallah صلى هللا عليه وسلم: “sesungguhnya hari Jum’at penghulu semua hari dan
paling agung disisi Allah, ia lebih agung di sisi Allah dari hari Raya Idul Adha dan Idul
Fitri. Dalam hari Jum’at trdapat lima keutamaan : pada hari itu Allah menciptakan Adam,
padahari itu Allah menurunkan adam ke bumi, pada hari itu allah mewafatkan adam, pada
hari itu ada satu saat yang tidaklah seorang hamba meminta kepada Allah sesuatu
melainkan dia pasti memberikannya selama tidak meminta suatu yang haram, dan pada hari
itu akan terjadi kiamat. Tidaklah malaikat yang dekat (kepada Allah), langit, bumi, angin,
gunung, dan lautan, melainkan mereka semua merindukan hari Jum’at.” (HR. Ibnu Majah)
B. Rumusan Masalah
2. Untuk mengetahui syarat syah dan syarat wajib melaksanakan shalat jum’at
C. Tujuan Penulisan
2. Agar mahasiswa dapat memahami syarat syah dan syarat wajib shalat jum’at
Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Hari ini dinamakan Jum’at, karena artinya merupakan
turunan dari kata al-jam’u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam berkumpul pada hari
itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas. Allah l memerintahkan hamba-hamba-
Nya yang mukmin berkumpul untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya. Allah l
berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada
hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.
Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (QS. 62:9) Maksudnya,
pergilah untuk melaksanakan shalat Jum’at dengan penuh ketenangan, konsentrasi dan
sepenuh hasrat, bukan berjalan dengan cepat-cepat, karena berjalan dengan cepat untuk shalat
itu dilarang. Al-Hasan Al-Bashri berkata: Demi Allah, sungguh maksudnya bukanlah berjalan
kaki dengan cepat, karena hal itu jelas terlarang. Tapi yang diperintahkan adalah berjalan
dengan penuh kekhusyukan dan sepenuh hasrat dalam hati. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir : 4/385-
386).
1. Hari Terbaik
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabada: “Hari terbaik dimana pada hari itu
matahari terbit adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surga serta
dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at
Abu Hurairah z berkata Rasulullah y bersabda: ” Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat
waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu
kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah
mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu (H. Muttafaqun
Alaih)
3. Sedekah pada hari itu lebih utama dibanding sedekah pada hari-hari lainnya.
Ibnu Qayyim berkata: “Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari
lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya”. Hadits dari
Ka’ab z menjelaskan: “Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari-hari selainnya”.
(Mauquf Shahih)
4. Hari tatkala Allah SWT menampakkan diri kepada hamba-Nya yang beriman di Surga.
Sahabat Anas bin Malik z dalam mengomentari ayat: “Dan Kami memiliki pertambahannya”
(QS.50:35) mengatakan: “Allah menampakkan diri kepada mereka setiap hari Jum’at”.
Ibnu Abbas z berkata : Rasulullah S.A.W bersabda: “Hari ini adalah hari besar yang Allah
tetapkan bagi ummat Islam, maka siapa yang hendak menghadiri shalat Jum’at hendaklah
mandi terlebih dahulu ……”. (HR. Ibnu Majah)
Salman Al Farisi z berkata : Rasulullah S.A.W bersabda: “Siapa yang mandi pada hari
Jum’at, bersuci sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu
berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi diantara dua orang untuk
dilewatinya, kemudian shalat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya
diampuni dosa-dosanya di antara dua Jum’at”. (HR. Bukhari).
7. Orang yang berjalan untuk shalat Jum’at akan mendapat pahala untuk tiap langkahnya,
setara dengan pahala ibadah satu tahun shalat dan puasa.
Aus bin Aus r.a berkata: Rasulullah S.A.W bersabda: “Siapa yang mandi pada hari Jum’at,
kemudian bersegera berangkat menuju masjid, dan menempati shaf terdepan kemudian dia
diam, maka setiap langkah yang dia ayunkan mendapat pahala puasa dan shalat selama satu
tahun, dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah”. (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan,
dinyatakan shahih oleh IbnuHuzaimah).
8. Wafat pada malam hari Jum’at atau siangnya adalah tanda husnul khatimah, yaitu
dibebaskan dari fitnah (azab) kubur.
Diriwayatkan oleh Ibnu Amru , bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:”Setiap muslim yang mati
pada siang hari Jum’at atau malamnya, niscaya Allah akan menyelamatkannya dari fitnah
kubur”. (HR. Ahmad dan Tirmizi, dinilai shahih oleh Al-Bani).
. Shalat Jum’at
Shalat Jum’at adalah ibadah shalat yang dikerjakan di hari jum’at dua rakaat secara
berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah. Shalah Jum’at memiliki hukum wajib ‘ain bagi
setiap muslim laki-laki / pria dewasa beragama islam, merdeka sudah mukallaf, sehat badan
serta muqaim (bukan dalam keadaan mussafir) dan menetap di dalam negeri atau tempat
tertentu.. Ini berdasarkan hadits Rasulallah صلى هللا عليه وسلم: ” Shalat Jum’at itu wajib bagi
atas setiap muslim, dilaksanakan secara berjama’ah kecuali empat golongan, yaitu hamba
sahaya, perempuan, anak kecil, dan orang sakit.” (HR. Abu Daud, Dan Al Hakim)
Dalil Al-qur’an Surah Al-Jum’ah ayat 9 : ” Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru
untuk menunaikan shalat pada hari jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.”
Sabda Rasulallah صلى هللا عليه وسلم: “sesungguhnya hari Jum’at penghulu semua hari dan
paling agung disisi Allah, ia lebih agung di sisi Allah dari hari Raya Idul Adha dan Idul
Fitri. Dalam hari Jum’at trdapat lima keutamaan : pada hari itu Allah menciptakan Adam,
padahari itu Allah menurunkan adam ke bumi, pada hari itu allah mewafatkan adam, pada
hari itu ada satu saat yang tidaklah seorang hamba meminta kepada Allah sesuatu
melainkan dia pasti memberikannya selama tidak meminta suatu yang haram, dan pada hari
itu akan terjadi kiamat. Tidaklah malaikat yang dekat (kepada Allah), langit, bumi, angin,
gunung, dan lautan, melainkan mereka semua merindukan hari Jum’at.” (HR. Ibnu Majah)
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa yang mandi, kemudian
datang ke (masjid untuk) shalat jum’at, lalu shalat (intidzar) semampunya, kemudian
memperhatikan (imam) hingga selesai dari khutbahnya, kemudian shalat bersamanya,
niscaya diampuni dosa-dosanya yang terjadi antara Jum’at itu dengan Jum’at berikutnya
ditambah dengan tiga hari.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 6062 dan Muslim II: 587
no: 857).
Darinya (Abu Hurairah) r.a. dan Nabi saw. bersabda, “Shalat lima waktu, shalat jum’at ke
jum’at berikutnya dan puasa Ramadhan ke ramadhan berikutnya adalah menghapus (dosa-
dosa) keduanya, bila dosa-dosa besar dijauhi.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no : 3875,
Muslim 1: 209 no: 16 dan 233, Tirmidzi I: 138 no: 214.
Dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah r.a. bahwa keduanya pernah mendengar Rasulullah saw.
bersabda sedang beliau bersandar pada tongkat di atas mimbarnya, “Hendaklah orang-orang
itu benar-benar berhenti dan meninggalkan shalat Jum’at, atau Allah benar-benar menutup
rapat hati mereka, kemudian mereka benar-benar akan menjadi orang-orang yang
lalai.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir hal 142 not 5 no: 548, Muslim II: 591 no: 865,
Nasa’i III: 88)
Dari Abdullah r.a. Nabi saw. bersabda kepada suatu kaum yang meninggalkan shalat
jum’at, “Sungguh aku benar-benar hendak menyuruh seseorang menjadi imam untuk orang-
orang, kemudian aku akan membakar (rumah) orang-orang yang meninggalkan shalat
Jum’at.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 5142 dan Muslim I: 452 no: 652).
Dari Abul Ja’d adh-Dhamri r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang
meninggalkan shalat jum’at tiga kali karena mengabaikannya, niscaya Allah menutup
hatinya.” (Hasan Shahih: Shahih Abu Daud no: 923, Abu Daud III: 377 no: 1039, Tirmidzi
II: 5 no: 498, Nasa’i III: 88 dan Ibnu Majah I:357no: 1125)
Dari Usamah bin Zaid r.a. dari Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa yang meninggalkan tiga
kali shalat Jum’at tanpa udzur (alasan), niscaya dia tercatat dalam golongan orang-orang
munafik.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 6144 dan Thabrani dalam al-Kabir I: 170
no: 422).
a. Waktu shalat jum’at yang paling utama adalah: setelahtergelincirnya matahari hingga
akhir waktu shalat dzuhur,dan boleh dilakukan sebelum tergelincir matahari.
b. Yang lebih baik antara adzan pertama untuk shalat jum’at dan adzan kedua ada
tenggang waktu yang cukup bagi umat islam terutama yang jauh, orang yang tidur dan lalai
untuk bersiap-siap untuk shalat dengan melaksanakan adab-adabnya, dan sunnah-sunnahnya.
Waktu pelaksanaan shalat Jum’at adalah waktu shalat dzuhur, namun boleh juga
dilaksanakan sebelumnya. Dari Anas bin Malik r.a., bahwa Nabi SAW biasa shalat jum’at
ketika matahari tergelincir (bergeser ke arah barat). (Shahih: Shahih Abu Daud no: 960,
Fathul Bari II: 386 no: 904, ‘Aunul Ma’bud III: 427 no: 1071, Tirmidzi II: 7 no: 501).
Dari Jabir bin Abdullah r.a. bahwa ia pernah ditanya, “Kapan Rasulullah saw. mengerjakan
shalat jum’at? Jawabnya, “Adalah beliau shalat (jum’at) kemudian kami pergi ke onta-onta
kami, lalu kami mengistirahatkannya ketika matahari tergelincir ke barat.” (Shahih: Irwa-ul
Ghalil no: 597 dan Muslim II: 588 no: 29 dan 858).
4. Khutbah Jum’at
Khutbah Jum’at, hukumnya wajib, karena Rasulullah selalu mengerjakannya dan tidak
pernah meninggalkannya. Di samping itu, Rasulullah bersabda, “Shalatlah kamu
sebagaimana kamu melihat saya shalat!’ (Shahih: Irwa-ul Ghalil no: 262 dan Fathul Bari II:
111 no: 631). Dua khotbah itu sebagai pengganti dua rokaat yang ada pada sholat dhuhur.
1. Shalat jumat diadakan di tempat yang memang diperuntukkan untuk shalat jumat.
Tidak perlu mengadakan pelaksanaan shalat jum’at di tempat sementara seperti tanah
kosong, ladang, kebun, dll.
1. Islam
2. Laki-laki
5. Aqil (Berakal)
1. Mengucapkan hamdalah
6. Membaca doa
1. Simbol persatuan sesama Umat Islam dengan berkumpul bersama, beribadah bersama
dengan barisan shaf yang rapat dan rapi
2. Untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar sesama manusia. Semua sama
antara yang miskin, kaya, tua, muda, pintar, bodoh, dan lain sebagainya
3. Menurut hadits, doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT akan dikabulkan
2. Memakai pakaian yang baik (diutamakan putih) dan berhias dengan rapi seperti bersisir,
mencukur kumis dan memotong kuku
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.
Maka jika di antara kalian ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan
kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa
lebih baik bagi kalianjikakalianmengetahui.KeutamaansholatTathawwu'
Sholat Tathawwu' memiliki banyak keutamaan yang besar diantaranya adalah sebagai
berikut :
Sholat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah sholat yang dilakukan umat
Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan sholat
jenazah ini adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum muslimin telah
melaksanakan pengurusan jenazah orang muslim yanng meninggal dunia, maka tidak
ada lagi kewajiban kaum muslim yang lainya untuk melaksanakan pengurusan
jenazah tersebut.
Sholat jenazah tidak disertai dengan rukuk dan sujud tidak dengan azan dan
qomat. Setelah berdiri sebagaiman mestinya, mengiklaskan niat yang dibacakan
didalam hati semata-mata karena mencari keridhaan Allah SWT. Adapun rukun shalat
jenazah adalah sebagai berikut :
1) Niat
Yang artinya “saya tunaikan shalat atas jenazah (laki-laki) ini dengan 4 takbir,
sebagai fardhu kifayah secara ma’muman karena Allah ta’aala.”
Yang artinya “saya tunaikan shalat atas jenazah (perempuan) ini dengan 4 takbir,
sebagaimana fardu kifayah secara ma’muman karena Alloh ta’aalaa”.
Bacaan setelah takbir kedua adalah sebagai berikut : “Allaahumma shali ‘alaa
(sayyidinaa) Muhammad Wa ‘alaa aali (sayyidinaa) Muhammad, kamaa
shallaita ‘alaa (sayyidinaa) Ibraahiim wa ‘alaa aali (sayyidinaa) Ibraahiim, wa
baarik ‘alaa (sayyidina) Muhammad wa aali (sayyidinaa) Muhammad, kamaa
baarakta ‘alaa (sayyidinaa) Ibraahim wa ‘alaa aali (sayyidina) Ibraahim, fil
‘aalamiina innaka haamiidum majiid”.
Yang artinya, “Ya Allah limpahkanlah rahmat atas (junjungan kami nabi)
Muhammad beserta keluarga, sebagaimana engkau telah limpahkan rahmat atas
(junjungan kami nai) Ibrahiim dan keluarganya. Limpahkanlah berkah atas
(junjungan kami nabi) Muhammad beserta keluarganya, sebagaimana telah
engkau limpahkan atas (junjungan kami nabi) Ibrahiim dan keluarganya.
Diseluruk alam semesta engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia”.
Bacaan yang diucapkan setelah melakukan takbir ketiga adalah sebagai berikut:
“Allaahaumamaghfir lahuu (haa), warhamhuu (haa), wa’a fihii (haa), wa’ fu
‘anhuu (haa), wa akrim nuzulahuu (haa) wa wassi’ madkhalahu (haa),
waghsilhuu (haa) bil maa-i wa tsalji wal baradi, wa naqqihi (haa) minal
khathaayaa kamaa yunaqqaats tsaubul abyadhu minad danasi wa abdilhuu (haa)
daaran khairan min daarihii (haa) wa ahlan khairan mi ahlihii (haa) wa zaujan
khairan min zaujihii (haa) wa qihii (haa) fitnatal qabri wa ‘adzaaban naar.”
Yang arinya, “Ya Allah, ampunilah dia berikanlah rahmat dan kesejahteraan dan
maafkanlah kesalahanya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat
masuknya (kuburanya), bersihkanlah ia dengan air,es, dan embun. Bersihkanlah
ia dari dosa sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Gantilah
perumahannya dengan perumahan yang lebih baik dari perumahannya (di dunia)
dan( demikian juga)keluarga dan pasanganya diganti dengan yang lebih baik
dengan keluarga dan pasangannya (didunia), peliharalah dia dari siksa kubur dan
adzab api neraka”.
6) Takbir keempat
Yang artinya, “Ya Allah, janganlah engkau menghalang halangi kepada kami
akan pahala (mayat ini) dan jangan sampai ada fitnah sepeninggalanya dan
berikanlah pengampunan kepada kami dan kepadanya pula, kepada para saudara
kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah engkau
membiarkan kedengkiaan dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman,
ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun Lagi Maha Penyayang”.
“Tiga waktu yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami shalat
atau mengubur orang-orang mati kami pada saat itu: ketika matahari terbit hingga
naik, ketika pertengahan siang hingga matahari tergelincir, ketika matahari
condong ke barat hingga tenggelam.”[1]
Adapun waktu, adalah ketika matahari berada tepat di atas pada hari Jum’at:
Shalat yang dilarang pada waktu-waktu tersebut adalah shalat sunnah murni yang
tidak ada sebabnya. Pada waktu-waktu ini diperbolehkan untuk mengqadha
shalat-shalat yang terlewatkan, baik wajib maupun sunnah.
“Barangsiapa lupa terhadap suatu shalat, maka hendaklah ia shalat ketika ingat.
Tidak ada kaffarat baginya kecuali (shalat) itu.
Shalat setelah selesai wudhu’ juga boleh untuk dilakukan kapan saja.
“Jika salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah duduk hingga
shalat dua raka’at.“[7]
P. Dilarang Shalat Sunnah setelah Fajar Terbit dan Sebelum Shalat Shubuh.
Dari Yasar bekas budak Ibnu ‘Umar, dia berkata, “Ibnu ‘Umar melihatku sedang
shalat setelah fajar terbit. Lalu dia berkata, ‘Wahai Yasar, sesungguhnya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menemui kami ketika kami
sedang melakukan shalat ini. Kemudian beliau bersabda, ‘Hendaklah orang yang
hadir di antara kalian memberitahu yang tidak hadir. Janganlah kalian shalat
setelah fajar kecuali dua raka’at.
“Jika iqamat shalat sudah dikumandangkan, maka tidak ada shalat selain shalat
waji
BAB III
A.Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Do’a adalah otaknya
(sumsum/intinya) ibadah. (HR. Tirmidzi) selain itu
Do’a adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi.
(HR. Abu Ya’la). Pengembalian diri seseorang hanyalah kepada Sang Pencipta Allah SWT
dengan melakukan ibadah,karena do’a termasuk ibadah maka dapat dipanjatkan tatkala tidak
dalam menghadapi permasalahan yang rumit.
Sedangkan dzikir adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri
kepadaNya. Kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan
kekuasaan dan kebesaranNya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan
takabbur
Dari hasil pembahasan diatas dapat kmi simpulkan bahwa Shalat Jum’at adalah ibadah shalat
yang dikerjakan di hari jum’at dua rakaat secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah.
Shalah Jum’at memiliki hukum wajib ‘ain bagi setiap muslim laki-laki / pria dewasa
beragama islam, merdeka sudah mukallaf, sehat badan serta muqaim (bukan dalam keadaan
mussafir) dan menetap di dalam negeri atau tempat tertentu dan shalat jum’at juga memiliki
syarat-syarat wajib dan syarat syah nya yang harus dilaksanakan, supaya shalat jumat nya
menjadi sempurna.