Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH SHALAT

Dosen Pengampu : ABDUL HAFIZ S.Sos.I,.M.Pd.I

Oleh :

LALU ALVIAN FERDIANSYAH (2022B1D059T)

HAYATUS SILMI

NABIL ALAM

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2023/2024
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peranan dzikir dan do’a dalam kehidupan umat beragama Islam sangat penting. Berdzikir dan
berdo’a dimaksudkan sebagai sarana berkomunikasi dengan Allah SWT. Berdzikir tidaklah
sekedar melafalkan wirid-wirid, demikian juga dengan berdo’a tidaklah sekedar
mengaminkan do’a yang dibaca oleh imam. Karena esensi dzikir dan do’a adalah menghayati
apa yang kita ucapkan dan apa yang kita hajati.. Dzikir juga meliputi Do’a dan sembahyang
(shalat) yang merupakan satu pengertian bentuk komunikasi antara manusia dengan
Tuhannya. Dzikir merupakan ibadah verbal ritual, yang tidak terikat dengan waktu, tempat
atau keadaan, dan jika manusia menyibukan diri untuk melakukannya, dzikir menghasilkan
pengetahuan dan penglihatan dalam dirinya, karena dzikir dalam konteks dasarnya masuk
dalam kategori verbal. Ia mencakup semua kata sederhana atau gabungan yang mengandung
nama Tuhan, baik secara eksplisit ataupun implisit.

B. Rumusan Masalah

1.Apa Pengertian Do’a dan Dzikir?

2.Bagaimana Cara Berdo’a dan Dzikir?

3.Bagaimana Waktu Yang Tepat Untuk Berdzikir dan Bedoa?

4.Shalat Jumat

a. Arti sholat jumat

b.keutamaan sholat jumat

5.Sahalat Tathawwu

6.Shalat Jenazah

7.waktu waktu ynag di larang shalat


BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Dzikir Dan Do’a


1)Dzikir

Kata "dzikr" menurut bahasa artinya ingat. Sedangkan dzikir menurut pengertia syariat
adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri kepadaNya. Kita
diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan kekuasaan dan
kebesaranNya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan takabbur.Seperti
firman Allah sbb:

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya." (QS. Al-Ahzab : 41).

Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam keadaan bagaimamanapun,
kecuali ditempat yang tidak sesuai dengan kesucian Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid di
WC.

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran : 191).

A.Bentuk dan Cara berdzikir :

a. Dzikir dengan hati, yaitu dengan cara bertafakur, memikirkan ciptaan Allah sehingga
timbul di dalam fikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Semua yang ada di
alam semesta ini pastilah ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT. Dengan melakukan dzikir
seperti ini, keimanan seseorang kepada Allah SWT akan bertambah.

b. Dzikir dengan lisan (ucapan), yaitu dengan cara mengucapkan lafazh-lafazh yang di
dalammya mengandung asma Allah yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada ummatnya.
Contohnya adalah : mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, sholawat, membaca Al-Qur'an
dan sebagainya.

c. Dzikir dengan perbuatan, yaitu dengan cara melakukan apa yang diperintahkan Allah
dan menjauhi larangan-laranganNya. Yang harus diingat ialah bahwa semua amalan harus
dilandasi dengan niat. Niat melaksanakan amalan-amalan tersebut adalah untuk mendapatkan
keridhoan Allah SWT. Dengan demikian menuntut ilmu, mencari nafkah, bersilaturahmi dan
amalan-amalan lain yang diperintahkan agama termasuk dalam ruang lingkup dzikir dengan
perbuatan.

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(QS. Al-Baqarah : 152).

2)D o’ a

Menurut bahasa "ad-du'aa" artinya memanggil, meminta tolong, atau memohon sesuatu.
Sedangkan doa menurut pengertian syariat adalah memohon sesuatu atau memohon
perlindungan kepada Allah SWT dengan merendahkan diri dan tunduk kepadaNya. Doa
merupakan bagian dari ibadah dan boleh dilakukan setiap waktu dan setiap tempat, karena
Allah SWT selalu bersama hamba-hambaNya.

‫ۚ َوقَا َل َربُّ ُك ُم ا ْدعُونِي َأ ْست َِجبْ لَ ُك ْم‬

"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu."


(QS. Al-Mu'min : 60).

Bagi orang mu'min yang ingin mendapatkan keberhasilan dalam kehidupan ada dua hal yang
harus dilakukan, yaitu berusaha atau kerja keras dan berdoa. Kedua cara tersebut harus
ditempuh, karena di dalam kehidupan ini ada hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh
pemikiran manusia. Oleh karena itu, di dalam memecahkan masalah ini kehidupan kedua cara
ini harus ditempuh secara bersama-sama.

B.Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Berdo’a

a. Memulai berdoa dengan membaca basmalah (karena malakukan perbuatan yang baik
hendaknya dimulai dengan basmalah), hamdalah dan sholawat.

Dari Fadhalah bin Ubaidillah ia berkata : Rasulullah telah bersabda : "Apabila seseorang di
antara kamu berdoa hendaklah memuji kepada Allah dan berterima kasih kepadaNya,
kemudian membaca shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, kemudian berdoa sesuai
keinginannya."

b. Mengangkat kedua tangan ketika berdoa dan mengusapkan kedua tangan pada wajah
setelah selesai.
Dari Umar bin Al-Khatthab ia berkata : Rasulullah SAW apabila berdoa mengangkat kedua
tangannya, dan tidak menurunkan kedua tangan itu sampai beliau mengusapkan kedua tangan
itu pada wajah beliau.

c. Ketika berdoa disertai dengan hati yang khusyu dan meyakini bahwa doa itu pasti
dikabulkan Allah SWT.

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Berdoalah kamu kepada
Allah dan hendaklah kamu meyakini doa itu akan dikabulkan olehNya. Ketahuilah bahwa
Allah SWT tidak memperkenankan doa dari hati yang lalai dan lengah." (HR. At-Turmudzi).

d. Menggunakan suara yang lemah lembut (tidak perlu dengan suara yang keras) karena
sesungguhnya Allah itu dekat.Allah SWT berfirman sbb:

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),


bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS.
Al-Baqarah : 186).

e. Menggunakan lafazh-lafazh doa yang terdapat di dalam Al-Qur'an atau yang terdapat
dalam hadits, namun jika tidak ada lafazh yang sesuai dengan keinginan kita, maka boleh
dengan lafazh yang sesuai dengan keinginan kita.

C.Waktu Yang Baik Untuk Berdoa

a. Waktu tengah malam atau sepertiga malam yang terakhir dan waktu setelah sholat lima
waktu.Dari Abu Umamah ra, ia berkata : Rasulullah SAW ditanya oleh shabat tentang doa
yang lebih didengar oleh Allah SWT. Rasulullah SAW menjawab : "Yaitu pada waktu tengah
malam yang terakhir dan sesudah shalat fardhu." (HR. At-Turmudzi).

Dari Jabir ra. : "Sesungguhnya pada waktu malam ada suatu saat di mana seorang muslim
memohon kebaikan kepada Allah baik yang terkait dengan urusan duniawi maupun ukhrowi
niscaya Allah mengabulkannya dan saat itu ada setiap malam." (HR. Muslim).

b. Pada hari Jum'at.

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya ketika Rasulullah SAW membicarakan hari jum'at beliau
bersabda : "Pada hari itu ada suatusaat apabila seorang muslim yang sedang sholat bertepatan
dengan saat itu kemudian ia memohon kepada Allah, niscaya Allah mengabulkan
permohonannya." Dan beliau memberi isyarat bahwa waktu itu sangat sebentar. (HR. Al-
Bukhori dan Muslim).

c. Waktu antara adzan dan iqomah.

Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Doa diantara adzan dan
iqomah tidak ditolak." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Turmudzi).

d. Waktu seseorang sedang berpusa.

"Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka, uaitu : orang yang berpuasa sampai
iaberbuka, kepala negara yang adil, dan orang-orang yang teraniaya." (HR. At-Turmudzi
dengan sanad yang hasan Do’a mereka diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan
baginya pintu langit dan Allah bertitah, “Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu
(menolongmu) meskipun tidak segera.” (HR. Tirmidzi).

Tiga macam Do’a dikabulkan tanpa diragukan lagi, yaitu Do’a orang yang dizalimi, Do’a
kedua orang tua, dan Do’a seorang musafir (yang berpergian untuk maksud dan tujuan baik).
(HR. Ahmad dan Abu Dawud).

D. Beberapa Manfaat Dzikir Dan Berdo’a

1. Menghilangkan segala kerisauan dan kegelisahan serta mendatangkan


kegembiraan dan kesenangan.

2. Mendatangkan wibawa dan ketenangan bagi pelaku-nya

3. Mengilhamkan kebenaran dan sikap istiqomah dalam setiap urusan

4. Mendatangkan sesuatu yang paling mulia dan paling agung yang dengan itu kalbu
manusia menjadi hidup seperti hidupnya tanaman karena hujan.

5. Dzikir juga menjadi penyebab turunnya sakinah (ketenangan), penyebab adanya


naungan para malaikat, penyebab turunnya mereka atas seorang hamba, serta penyebab
datangnya limpahan rahmat, dan itulah nikmat yang paling besar bagi seorang hamba.

6. Menghalangi lisan seorang hamba melakukan ghibah, berkata dusta, dan melakukan
perbuatan buruk lainnya.

7. Orang yang berdzikir akan membuat teman duduknya tentram dan bahagia.
8. Orang yang berdzikir akan diteguhkan kalbunya, dikuatkan tekadnya, dijauhkan dari
kesedihan, dari kesalahan, dari setan dan tentaranya. Selain itu kalbunya akan didekatkan
pada akhirat dan dijauhkan dari dunia.

9. Apabila kelalaian merupakan penyakit, dzikir merupakan obat baginya. Ada ungkapan:
Jika kami sakit, kami berobat dengan dzikir.

10. Memudahkan pelaksanaan amal saleh, mempermudah urusan yang pelik, membuka pintu
yang terkunci, serta meringankan kesulitan.

11. Memberi rasa aman kepada mereka yang takut sekaligus menjauhkan bencana.

12. Dzikir menghilangkan rasa dahaga disaat kematian tiba sekaligus memberi rasa aman
dari segala kecemasan.

E. Bacaan Dzikir Setelah Sholat Sesuai Putusan Tarjih Muhammadiyah


SHALAT JUMAT

Allah telah menganugerahkan bermacam-macam keistimewaan dan keutamaan kepada umat


ini. Diantara keistimewaan itu adalah hari Jum’at, setelah kaum Yahudi dan Nasrani
dipalingkan darinya. Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Hari ini dinamakan Jum’at, karena
artinya merupakan turunan dari kata al-jam’u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam
berkumpul pada hari itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas. Allah l
memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin berkumpul untuk melaksanakan ibadah
kepada-Nya. Allah l berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (QS.
62:9)

Maksudnya, pergilah untuk melaksanakan shalat Jum’at dengan penuh ketenangan,


konsentrasi dan sepenuh hasrat, bukan berjalan dengan cepat-cepat, karena berjalan dengan
cepat untuk shalat itu dilarang. Al-Hasan Al-Bashri berkata: Demi Allah, sungguh
maksudnya bukanlah berjalan kaki dengan cepat, karena hal itu jelas terlarang. Tapi yang
diperintahkan adalah berjalan dengan penuh kekhusyukan dan sepenuh hasrat dalam hati.
(Lihat Tafsir Ibnu Katsir : 4/385-386).

Sedangkan Shalat Jum’at sendiri yaitu ibadah shalat yang dikerjakan di hari jum’at dua rakaat
secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah. Shalah Jum’at memiliki hukum wajib
‘ain bagi setiap muslim laki-laki / pria dewasa beragama islam, merdeka sudah mukallaf,
sehat badan serta muqaim (bukan dalam keadaan mussafir) dan menetap di dalam negeri atau
tempat tertentu.. Ini berdasarkan hadits Rasulallah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬: “ Shalat Jum’at itu wajib
bagi atas setiap muslim, dilaksanakan secara berjama’ah kecuali empat golongan, yaitu
hamba sahaya, perempuan, anak kecil, dan orang sakit.” (HR. Abu Daud, Dan Al Hakim)

Sabda Rasulallah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬: “sesungguhnya hari Jum’at penghulu semua hari dan
paling agung disisi Allah, ia lebih agung di sisi Allah dari hari Raya Idul Adha dan Idul
Fitri. Dalam hari Jum’at trdapat lima keutamaan : pada hari itu Allah menciptakan Adam,
padahari itu Allah menurunkan adam ke bumi, pada hari itu allah mewafatkan adam, pada
hari itu ada satu saat yang tidaklah seorang hamba meminta kepada Allah sesuatu
melainkan dia pasti memberikannya selama tidak meminta suatu yang haram, dan pada hari
itu akan terjadi kiamat. Tidaklah malaikat yang dekat (kepada Allah), langit, bumi, angin,
gunung, dan lautan, melainkan mereka semua merindukan hari Jum’at.” (HR. Ibnu Majah)

B. Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui keutamaan hari jum’at

2. Untuk mengetahui syarat syah dan syarat wajib melaksanakan shalat jum’at

3. Untuk mengetahui ketentuan shalat jum’at

4. Untuk mengetahui hikmah shalat jum’at

5. Untuk mengetahui sunat-sunat dalam shalat jum’at

6. Untuk mengetahui hukum shalat jum’at bagi musyafir

C. Tujuan Penulisan

1. Agar mahasiawa dapat mengetahui pengertian shalat jum’at

2. Agar mahasiswa dapat memahami syarat syah dan syarat wajib shalat jum’at

3. Agar mahasiswa tau tata cara shalat jum’at

B. KEUTAMAAN HARI JUM’AT

a. Pengertian hari jum’at

Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Hari ini dinamakan Jum’at, karena artinya merupakan
turunan dari kata al-jam’u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam berkumpul pada hari
itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas. Allah l memerintahkan hamba-hamba-
Nya yang mukmin berkumpul untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya. Allah l
berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada
hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.
Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (QS. 62:9) Maksudnya,
pergilah untuk melaksanakan shalat Jum’at dengan penuh ketenangan, konsentrasi dan
sepenuh hasrat, bukan berjalan dengan cepat-cepat, karena berjalan dengan cepat untuk shalat
itu dilarang. Al-Hasan Al-Bashri berkata: Demi Allah, sungguh maksudnya bukanlah berjalan
kaki dengan cepat, karena hal itu jelas terlarang. Tapi yang diperintahkan adalah berjalan
dengan penuh kekhusyukan dan sepenuh hasrat dalam hati. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir : 4/385-
386).

b. Adapun keutamaan hari jum’at

1. Hari Terbaik

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabada: “Hari terbaik dimana pada hari itu
matahari terbit adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surga serta
dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at

2. Terdapat Waktu Mustajab untuk Berdo’a.

Abu Hurairah z berkata Rasulullah y bersabda: ” Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat
waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu
kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah
mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu (H. Muttafaqun
Alaih)

3. Sedekah pada hari itu lebih utama dibanding sedekah pada hari-hari lainnya.

Ibnu Qayyim berkata: “Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari
lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya”. Hadits dari
Ka’ab z menjelaskan: “Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari-hari selainnya”.
(Mauquf Shahih)

4. Hari tatkala Allah SWT menampakkan diri kepada hamba-Nya yang beriman di Surga.

Sahabat Anas bin Malik z dalam mengomentari ayat: “Dan Kami memiliki pertambahannya”
(QS.50:35) mengatakan: “Allah menampakkan diri kepada mereka setiap hari Jum’at”.

5. Hari besar yang berulang setiap pekan.

Ibnu Abbas z berkata : Rasulullah S.A.W bersabda: “Hari ini adalah hari besar yang Allah
tetapkan bagi ummat Islam, maka siapa yang hendak menghadiri shalat Jum’at hendaklah
mandi terlebih dahulu ……”. (HR. Ibnu Majah)

6. Hari dihapuskannya dosa-dosa

Salman Al Farisi z berkata : Rasulullah S.A.W bersabda: “Siapa yang mandi pada hari
Jum’at, bersuci sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu
berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi diantara dua orang untuk
dilewatinya, kemudian shalat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya
diampuni dosa-dosanya di antara dua Jum’at”. (HR. Bukhari).

7. Orang yang berjalan untuk shalat Jum’at akan mendapat pahala untuk tiap langkahnya,
setara dengan pahala ibadah satu tahun shalat dan puasa.

Aus bin Aus r.a berkata: Rasulullah S.A.W bersabda: “Siapa yang mandi pada hari Jum’at,
kemudian bersegera berangkat menuju masjid, dan menempati shaf terdepan kemudian dia
diam, maka setiap langkah yang dia ayunkan mendapat pahala puasa dan shalat selama satu
tahun, dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah”. (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan,
dinyatakan shahih oleh IbnuHuzaimah).

8. Wafat pada malam hari Jum’at atau siangnya adalah tanda husnul khatimah, yaitu
dibebaskan dari fitnah (azab) kubur.

Diriwayatkan oleh Ibnu Amru , bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:”Setiap muslim yang mati
pada siang hari Jum’at atau malamnya, niscaya Allah akan menyelamatkannya dari fitnah
kubur”. (HR. Ahmad dan Tirmizi, dinilai shahih oleh Al-Bani).

. Shalat Jum’at

1. Pengertian Shalat Jum’at

Shalat Jum’at adalah ibadah shalat yang dikerjakan di hari jum’at dua rakaat secara
berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah. Shalah Jum’at memiliki hukum wajib ‘ain bagi
setiap muslim laki-laki / pria dewasa beragama islam, merdeka sudah mukallaf, sehat badan
serta muqaim (bukan dalam keadaan mussafir) dan menetap di dalam negeri atau tempat
tertentu.. Ini berdasarkan hadits Rasulallah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬: ” Shalat Jum’at itu wajib bagi
atas setiap muslim, dilaksanakan secara berjama’ah kecuali empat golongan, yaitu hamba
sahaya, perempuan, anak kecil, dan orang sakit.” (HR. Abu Daud, Dan Al Hakim)

Dalil Al-qur’an Surah Al-Jum’ah ayat 9 : ” Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru
untuk menunaikan shalat pada hari jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.”

Sabda Rasulallah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬: “sesungguhnya hari Jum’at penghulu semua hari dan
paling agung disisi Allah, ia lebih agung di sisi Allah dari hari Raya Idul Adha dan Idul
Fitri. Dalam hari Jum’at trdapat lima keutamaan : pada hari itu Allah menciptakan Adam,
padahari itu Allah menurunkan adam ke bumi, pada hari itu allah mewafatkan adam, pada
hari itu ada satu saat yang tidaklah seorang hamba meminta kepada Allah sesuatu
melainkan dia pasti memberikannya selama tidak meminta suatu yang haram, dan pada hari
itu akan terjadi kiamat. Tidaklah malaikat yang dekat (kepada Allah), langit, bumi, angin,
gunung, dan lautan, melainkan mereka semua merindukan hari Jum’at.” (HR. Ibnu Majah)

1. Perintah Untuk Mengerjakan Shalat Jum’at

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa yang mandi, kemudian
datang ke (masjid untuk) shalat jum’at, lalu shalat (intidzar) semampunya, kemudian
memperhatikan (imam) hingga selesai dari khutbahnya, kemudian shalat bersamanya,
niscaya diampuni dosa-dosanya yang terjadi antara Jum’at itu dengan Jum’at berikutnya
ditambah dengan tiga hari.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 6062 dan Muslim II: 587
no: 857).

Darinya (Abu Hurairah) r.a. dan Nabi saw. bersabda, “Shalat lima waktu, shalat jum’at ke
jum’at berikutnya dan puasa Ramadhan ke ramadhan berikutnya adalah menghapus (dosa-
dosa) keduanya, bila dosa-dosa besar dijauhi.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no : 3875,
Muslim 1: 209 no: 16 dan 233, Tirmidzi I: 138 no: 214.

2. Ancaman Keras Agar Tidak Melalaikannya

Dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah r.a. bahwa keduanya pernah mendengar Rasulullah saw.
bersabda sedang beliau bersandar pada tongkat di atas mimbarnya, “Hendaklah orang-orang
itu benar-benar berhenti dan meninggalkan shalat Jum’at, atau Allah benar-benar menutup
rapat hati mereka, kemudian mereka benar-benar akan menjadi orang-orang yang
lalai.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir hal 142 not 5 no: 548, Muslim II: 591 no: 865,
Nasa’i III: 88)

Dari Abdullah r.a. Nabi saw. bersabda kepada suatu kaum yang meninggalkan shalat
jum’at, “Sungguh aku benar-benar hendak menyuruh seseorang menjadi imam untuk orang-
orang, kemudian aku akan membakar (rumah) orang-orang yang meninggalkan shalat
Jum’at.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 5142 dan Muslim I: 452 no: 652).

Dari Abul Ja’d adh-Dhamri r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang
meninggalkan shalat jum’at tiga kali karena mengabaikannya, niscaya Allah menutup
hatinya.” (Hasan Shahih: Shahih Abu Daud no: 923, Abu Daud III: 377 no: 1039, Tirmidzi
II: 5 no: 498, Nasa’i III: 88 dan Ibnu Majah I:357no: 1125)
Dari Usamah bin Zaid r.a. dari Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa yang meninggalkan tiga
kali shalat Jum’at tanpa udzur (alasan), niscaya dia tercatat dalam golongan orang-orang
munafik.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 6144 dan Thabrani dalam al-Kabir I: 170
no: 422).

3. Waktu Shalat Jum’at

a. Waktu shalat jum’at yang paling utama adalah: setelahtergelincirnya matahari hingga
akhir waktu shalat dzuhur,dan boleh dilakukan sebelum tergelincir matahari.

b. Yang lebih baik antara adzan pertama untuk shalat jum’at dan adzan kedua ada
tenggang waktu yang cukup bagi umat islam terutama yang jauh, orang yang tidur dan lalai
untuk bersiap-siap untuk shalat dengan melaksanakan adab-adabnya, dan sunnah-sunnahnya.

Waktu pelaksanaan shalat Jum’at adalah waktu shalat dzuhur, namun boleh juga
dilaksanakan sebelumnya. Dari Anas bin Malik r.a., bahwa Nabi SAW biasa shalat jum’at
ketika matahari tergelincir (bergeser ke arah barat). (Shahih: Shahih Abu Daud no: 960,
Fathul Bari II: 386 no: 904, ‘Aunul Ma’bud III: 427 no: 1071, Tirmidzi II: 7 no: 501).

Dari Jabir bin Abdullah r.a. bahwa ia pernah ditanya, “Kapan Rasulullah saw. mengerjakan
shalat jum’at? Jawabnya, “Adalah beliau shalat (jum’at) kemudian kami pergi ke onta-onta
kami, lalu kami mengistirahatkannya ketika matahari tergelincir ke barat.” (Shahih: Irwa-ul
Ghalil no: 597 dan Muslim II: 588 no: 29 dan 858).

4. Khutbah Jum’at

Khutbah Jum’at, hukumnya wajib, karena Rasulullah selalu mengerjakannya dan tidak
pernah meninggalkannya. Di samping itu, Rasulullah bersabda, “Shalatlah kamu
sebagaimana kamu melihat saya shalat!’ (Shahih: Irwa-ul Ghalil no: 262 dan Fathul Bari II:
111 no: 631). Dua khotbah itu sebagai pengganti dua rokaat yang ada pada sholat dhuhur.

2. Syarat Sah Melaksanakan Shalat Jumat

1. Shalat jumat diadakan di tempat yang memang diperuntukkan untuk shalat jumat.
Tidak perlu mengadakan pelaksanaan shalat jum’at di tempat sementara seperti tanah
kosong, ladang, kebun, dll.

2. Minimal jumlah jamaah peserta shalat jum’at adalah 40 orang


3. Shalat Jum’at dilaksanakan pada waktu shalat dzuhur dan setelah dua khutbah dari
khatib

3. Syarat Wajib Shalat Jum’at

1. Islam

2. Laki-laki

3. Merdeka (Bukan Hamba Sahya)

4. Baligh (Cukup Umur)

5. Aqil (Berakal)

6. Sehat (Tidak Sakit)

7. Muqim (Penduduk Tetap) bukan seorang musafir

4. Ketentuan shalat Jum’at

Shalat jumat memiliki isi kegiatan sebagai berikut :

1. Mengucapkan hamdalah

2. Mengucapkan shalawat Rasulullah SAW

3. Mengucapkan dua kalimat syahadat

4. Memberikan nasihat kepada para jamaah

5. Membaca ayat-ayat suci Al-quran

6. Membaca doa

5. Hikmah Shalat Jum’at

1. Simbol persatuan sesama Umat Islam dengan berkumpul bersama, beribadah bersama
dengan barisan shaf yang rapat dan rapi

2. Untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar sesama manusia. Semua sama
antara yang miskin, kaya, tua, muda, pintar, bodoh, dan lain sebagainya

3. Menurut hadits, doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT akan dikabulkan

4. Sebagai syiar Islam


6. Sunat-Sunat Shalat Jumat

1. Mandi sebelum datang ke tempat pelaksanaan shalat jum’at

2. Memakai pakaian yang baik (diutamakan putih) dan berhias dengan rapi seperti bersisir,
mencukur kumis dan memotong kuku

3. Memakai pengaharum / pewangi (non alkohol)

4. Menyegerakan datang ke tempat shalat jumat

5. Memperbanyak do’a dan shalawat Nabi

6. Membaca Al-Quran dan dzikir sebelum khutbah jum’at dimulai


SHOLAT TATHAWWU

Pengertian Shalat Tathawwu (Sholat Sunnah) dan Keutamaannya


Sholat Tathawwu' secara bahasa artinya naafilah yakni segala kelebihan yang baik. Jadi
sholat tathawwu' adalah perbuatan yang dilakukan sukarela oleh seseorang muslim atas
kemauan sendiri yang bukan merupakan kewajiban baginya. Adapun dalil yang
meneranggkan hal tersebut sebagaimana firman Allah : ‫ب‬ َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬
َ‫ت فَ َم ْن َكانَ ِم ْن ُك ْم َم ِريضًا َأوْ َعلَى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِم ْن َأي ٍَّام ُأخ ََر َو َعلَى الَّ ِذين‬ ٍ ‫) َأيَّا ًما َم ْعدُودَا‬183( َ‫َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
َ‫ين فَ َم ْن تَطَ َّو َع خَ ْيرًا فَه َُو َخ ْي ٌر لَهُ َوَأ ْن تَصُو ُموا َخ ْي ٌر لَ ُك ْم ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
ٍ ‫يُ ِطيقُونَهُ فِ ْديَةٌ طَ َعا ُم ِم ْس ِك‬

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.
Maka jika di antara kalian ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan
kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa
lebih baik bagi kalianjikakalianmengetahui.KeutamaansholatTathawwu'
Sholat Tathawwu' memiliki banyak keutamaan yang besar diantaranya adalah sebagai
berikut :

1. Sholat Tathawwu' dapat menyempurnakan sholat wajib dan menutupi kekurangannya.


Berdasar hadits Tamim ad-Dhari, "Yang pertama kali dihisab dari diri seorang hamba
pada hari kiamat adalah sholatnya. Bila sholatnya sempurna maka akan dituliskan
pahalanya dengan sempurna, apabila dia belum menyempurnakannya, maka Allah
akan berfirman kepada malaikat ,"Lihatlah apakah kalian mendapatkan hambaKu itu
melakukan Sholat Tathawwu' untuk menyempurnakan sholat wajibnya, demikian juga
dengan zakatnya, kemudian baru amal perbuatan lain dihisab sesuai dengan ukuran
itu".

2. Sholat Tathawwu' dapat mengangkat derajat seseorang dan menghapus kesalahannya.


Hal ini berdasar hadit tsauban mantan budak Rasulullah, dari Nabi saw beliau
bersabda,"Hendaknya engkau banyak-banyak bersujud (sholat). Sesungguhnya
tidaklah sengkau bersujud kepada Allah sekali saja, melainkan Allah akan
mengangkat satu derajat dan Allah akan menghapuskan dirimu satu kesalahan".
3. Memperbanyak sholat sunat merupakan sebesar-besar masuknya seseorang kedalam
surga untuk menemani Rasulullah , berdasarkan hadits Rabi'ah bin Ka'ab al-Aslami
SHALAT JENAZAH

A. Hukum Sholat Jenazah

Sholat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah sholat yang dilakukan umat
Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan sholat
jenazah ini adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum muslimin telah
melaksanakan pengurusan jenazah orang muslim yanng meninggal dunia, maka tidak
ada lagi kewajiban kaum muslim yang lainya untuk melaksanakan pengurusan
jenazah tersebut.

B. Syarat dan Rukun Sholat Jenazah

a. Syarat-syarat sholat yang juga menjadi syarat sholat Jenazah, seperti


menutup aurat suci badan dan pakaian menghadap ke kiblat.
b. Dilakukan sesudah jenasah dimandikan dan dikafani.
c. Letak jenazah itu diletakan disebelah kiblat orang yang menyolatkan, kecuali
kalau shalat itu dilaksanakan diatas kubur atau sholat gaib

C. Rukun dan Tata Cara Sholat Jenazah

Sholat jenazah tidak disertai dengan rukuk dan sujud tidak dengan azan dan
qomat. Setelah berdiri sebagaiman mestinya, mengiklaskan niat yang dibacakan
didalam hati semata-mata karena mencari keridhaan Allah SWT. Adapun rukun shalat
jenazah adalah sebagai berikut :

1) Niat

Adapun niat shalat jenazah adalah sebagai berikut :

“Ushali ‘ala haadzal mayyiti arba’a takbiraatin fardhal kifaayati ma’muuman


lillaahi ta’aalaa”. (untuk mayit laki-laki).

Yang artinya “saya tunaikan shalat atas jenazah (laki-laki) ini dengan 4 takbir,
sebagai fardhu kifayah secara ma’muman karena Allah ta’aala.”

Sedangkan niat untuk mayit perempuan adalah sebagai berikut :


Ushali ‘ala haadzihil mayyitati arba’a takbiratin fardhal kifaayati ma’muuman
lillaahi ta’aalaa.

Yang artinya “saya tunaikan shalat atas jenazah (perempuan) ini dengan 4 takbir,
sebagaimana fardu kifayah secara ma’muman karena Alloh ta’aalaa”.

2) Takbir 4 kali dengan takbiratul ihram.


3) Membaca Al-Fatihah sesudah Takbiratul ihram
4) Membaca salawat atas Nabi SAW . Sesudah takbir kedua.

Bacaan setelah takbir kedua adalah sebagai berikut : “Allaahumma shali ‘alaa
(sayyidinaa) Muhammad Wa ‘alaa aali (sayyidinaa) Muhammad, kamaa
shallaita ‘alaa (sayyidinaa) Ibraahiim wa ‘alaa aali (sayyidinaa) Ibraahiim, wa
baarik ‘alaa (sayyidina) Muhammad wa aali (sayyidinaa) Muhammad, kamaa
baarakta ‘alaa (sayyidinaa) Ibraahim wa ‘alaa aali (sayyidina) Ibraahim, fil
‘aalamiina innaka haamiidum majiid”.

Yang artinya, “Ya Allah limpahkanlah rahmat atas (junjungan kami nabi)
Muhammad beserta keluarga, sebagaimana engkau telah limpahkan rahmat atas
(junjungan kami nai) Ibrahiim dan keluarganya. Limpahkanlah berkah atas
(junjungan kami nabi) Muhammad beserta keluarganya, sebagaimana telah
engkau limpahkan atas (junjungan kami nabi) Ibrahiim dan keluarganya.
Diseluruk alam semesta engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia”.

5) Mendo’akan mayat setelah takbir ketiga .

Bacaan yang diucapkan setelah melakukan takbir ketiga adalah sebagai berikut:
“Allaahaumamaghfir lahuu (haa), warhamhuu (haa), wa’a fihii (haa), wa’ fu
‘anhuu (haa), wa akrim nuzulahuu (haa) wa wassi’ madkhalahu (haa),
waghsilhuu (haa) bil maa-i wa tsalji wal baradi, wa naqqihi (haa) minal
khathaayaa kamaa yunaqqaats tsaubul abyadhu minad danasi wa abdilhuu (haa)
daaran khairan min daarihii (haa) wa ahlan khairan mi ahlihii (haa) wa zaujan
khairan min zaujihii (haa) wa qihii (haa) fitnatal qabri wa ‘adzaaban naar.”

Yang arinya, “Ya Allah, ampunilah dia berikanlah rahmat dan kesejahteraan dan
maafkanlah kesalahanya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat
masuknya (kuburanya), bersihkanlah ia dengan air,es, dan embun. Bersihkanlah
ia dari dosa sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Gantilah
perumahannya dengan perumahan yang lebih baik dari perumahannya (di dunia)
dan( demikian juga)keluarga dan pasanganya diganti dengan yang lebih baik
dengan keluarga dan pasangannya (didunia), peliharalah dia dari siksa kubur dan
adzab api neraka”.

6) Takbir keempat

Bacaan yang dilakukan setelah takbir ke empat adalah sebagai berikut :


“Allaahummaa laa tahrimnaa ajrahuu (haa) wa laa taftinnaa ba’dahuu (haa)
waghfir lanaa wa lahuu (haa), wa li ihwaaniinal ladziina sabaquuna bil iimaani
wa laa taj’al fi quluubinaa ghillallil ladziina aamanuu rabbana innaka raufur
rahim.”

Yang artinya, “Ya Allah, janganlah engkau menghalang halangi kepada kami
akan pahala (mayat ini) dan jangan sampai ada fitnah sepeninggalanya dan
berikanlah pengampunan kepada kami dan kepadanya pula, kepada para saudara
kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah engkau
membiarkan kedengkiaan dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman,
ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun Lagi Maha Penyayang”.

7) Berdiri jika mampu


8) Memberi salam
9) Do’a sesudah sholat jenazah

Allahaummaghfir lahuu (haa), warhamhuu (haa), wa’afihii (haa), wa’fu anhuu


(haa), wa akrim nuzulahuu (haa) wa wassi’ madkhalahuu (haa), waghsilhuu
(haa) bil maa-i wa tsalji wal baradi, wa naqqihii (haa) minal khathaayaa kamaa
yunaqqaats tsaubul abyadhu minad danasi wa abdilhuu (haa) daaraan khairan
min daarihii (haa) wa ahlan khairan min ahlihii (haa) wa zaujan khairan min
zaujihii (haa) wa adkhilhul (hal) jannata wa ‘a’idhuu (haa) mi ‘adzaabil qabri
wa fitnatihii (haa) wa min ‘adzaabin naar. Allaahummaghfir lihayyinaa wa
mayyitinaa wa syaahidinaa waghaa-ibinaa wa shaghiirina wa kabiirina wa
dzakarinaa wa untsaanaa. Allaahumma man ahyaitahuu (haa) minnaa fa ahyihii
(haa) ‘alal islaami wa man tawaffaitahuu minnaa fatawaffahuu (haa) ‘alal
iimaan. Allahumma la tahrimnaa ajrahuu (haa) wa laa tudhillanaa ba’dahuu
(haa) birahmatika ya arhamaraahimiin. Wal hamdulillaahi rabbil ‘aalamiin.
Yang artinya, Ya Alloh, ampunilah dia, berilah rahmat dan kesejahteraan, dan
maafkanlah kesalahanya, hormatilah kedatangannya dan luaskanlah tempat
masuknya (kuburannya), bersihkanlah ia dengan air,es, dan embun. Bersihkanlah
ia dari dosa sebagaiiman kain puih dibersihkan dari kotoran. Gantilah
perumahannya dengan perumahan yang lebih baik dari perumahannya (di
dunia)dan (demikian juga) keluarga dan pasangannya diganti dengan yang lebih
baik dari keluarga dan pasangannya (di dunia), masukkanlah ia ke surga,
lindungilah dia dari siksa kubur dan fitnahnya serta lindungilah adzab api neraka.
Ya Allah, ampunilah kami orang-orang yang mih hidup, yang mati, yang
menyaksikan, yang gaib yang kecil, yang besar, yang laki-laki dan yang
perempuan. Ya Allah kepada orang yang telah Engkau menghidupkannya dari
kami, maka hidupkanlah (masukanlah) dia atas golongan Islam dan (Ya Allah)
Kepada orang yang telah Engkau mematikannya dari kami, maka matikanlah dia
dengan membawa iman. Ya Allah, janganlah Engkau menghalangi kami akan
pahala (mayit ini) dan janganlah Engkau sesatkan kami sepeninggalannya dengan
rahmatMu wahai dzat yang Maha Pengasih. Segala puji bagi Allah yang
menguasai seluruh alam.
WAKTU WAKTU YANG DI LARANG SHALAT

Waktu-Waktu Dilarangnya Shalat

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu anhu, ia berkata:

ْ ‫ ِح ْينَ ت‬:‫صلِّ َي فِ ْي ِه َّن َأوْ َأ ْن نَ ْقبَ َر فِ ْي ِه َّن َموْ تَانَـا‬


‫َطلُ‘ ُع‬ َ ُ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَ ْنهَانَا َأ ْن ن‬
َ ِ‫ت َكانَ َرسُوْ ُل هللا‬ ٍ ‫ث َساعَا‬ُ َ‫ثَال‬
‫ب‬ِ ْ‫الش‘ ْمسُ لِ ْل ُغ‘ رُو‬
َّ َ‫َض‘يَّف‬ َ ‫ َو ِح ْينَ ت‬، ُ‫الش‘ ْمس‬ َّ ‫ْ‘ل‬ َ ‫ َو ِح ْيـنَ يَقُوْ ُم قَاِئ ُم الظَّ ِهيْ‘ َر ِة َحتَّـى تَ ِمي‬،‫از َغةً َحتَّى تَرْ تَفِ َع‬
ِ َ‫ال َّش ْمسُ ب‬
َ ‫حتَّى تَ ْغر‬.
‫ُب‬ َ

“Tiga waktu yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami shalat
atau mengubur orang-orang mati kami pada saat itu: ketika matahari terbit hingga
naik, ketika pertengahan siang hingga matahari tergelincir, ketika matahari
condong ke barat hingga tenggelam.”[1]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan alasan dilarangnya shalat


dalam waktu-waktu ini melalui perkataan beliau kepada ‘Amr bin ‘Abasah:
“Kerjakanlah shalat Shubuh. Kemudian hentikanlah shalat hingga matahari terbit
dan naik. Karena sesungguhnya ketika terbit, matahari berada di antara dua
tanduk syaitan. Pada waktu itu orang-orang kafir sujud kepada matahari. Setelah
itu shalatlah, karena sesungguhnya shalat tersebut disaksikan dan dihadiri.
Hingga bayangan naik setinggi tombak. Kemudian hentikanlah shalat. Karena
waktu itu Jahannam bergolak. Jika bayangan telah condong ke barat, maka
shalatlah, karena sesungguhnya shalat itu dihadiri dan disaksikan. Hingga engkau
shalat ‘Ashar. Kemudian hentikanlah shalat hingga matahari terbenam. Karena
sesungguhnya ia terbenam di antara dua tanduk syaitan. Dan ketika itu orang-
orang kafir sujud kepada matahari.”[2]

O. Dikecualikan dari Larangan Ini Waktu dan Tempat Tertentu

Adapun waktu, adalah ketika matahari berada tepat di atas pada hari Jum’at:

Dalilnya adalah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :


‫ ثُ َّم يَ ْخـ ُر ُج‬،‫ب بَ ْيتِ‘ ِه‬ ِ ‫الَ يَ ْغتَ ِس ُل َر ُج ٌل يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة فَتَطَهَّ َر َمـا ا ْستَطَا َع ِم ْن طُه ٍْر َويُ‘ َدهِّنُ ِم ْن ُد ْه ٍن َأوْ يَ ُمسُّ ِم ْن ِط ْي‬
‫ َم‘‘ا بَ ْينَ‘هُ َوبَ ْينَ ْال ُج ُم َع‘ ِة‬،ُ‫ ِإالَّ ُغفِ‘ َر لَ‘ه‬،‫ت ِإ َذا تَ َكلَّ َم ْاِإل َم‘‘ا ُم‬ ِ ‫ ثُ َّم يُ ْن‬،ُ‫ب لَ‘ه‬
ْ ‘‫ص‬ َ ‫‘ ثُ َّم ي‬،‫ق بَ ْينَ ْاثنَ ْي ِن‬
َ ِ‫ُص‘لِّى َم‘‘ا ُكت‬ ُ ِّ‫فَالَ يُفَ‘‘ر‬
‫اُأل ْخ َرى‬.ْ

“Tidaklah seseorang mandi pada hari Jum’at, lantas bersuci sebaik-baiknya,


mengenakan minyak rambut, atau mengenakan minyak wangi rumahnya.
Kemudian keluar dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu shalat sunnah
semampunya. Setelah itu ia diam ketika imam berkhutbah, melainkan akan
diampuni dosa-dosanya antara Jum’at yang satu dengan Jum’at yang lain.

Beliau menganjurkan shalat sunnah semampunya dan tidak melarang kecuali


setelah keluarnya imam. Oleh sebab itu, banyak ulama terdahulu, di antaranya
‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu, yang kemudian diikuti oleh al-Imam
Ahmad bin Hanbal, mengatakan bahwa keluarnya imam menghentikan shalat,
dan khutbahnya menghentikan perkataan. Mereka menjadikan keluarnya imam
sebagai penghalang shalat, bukan pertengahan siang.

Adapun pengecualian tempat adalah, Makkah -semoga Allah menambah


kemuliaan dan keagungannya-. Karena Allah Ta’ala telah melebihkannya dengan
kemuliaan dan keagungan. Shalat di sana tidak ada yang dimakruhkan pada
waktu-waktu tadi.

Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Bani ‘Abdi


Manaf, janganlah kalian menghalangi siapa pun yang melakukan thawaf dan
shalat di Baitullah ini kapan saja. Baik malam maupun siang hari.”[4]

Shalat yang dilarang pada waktu-waktu tersebut adalah shalat sunnah murni yang
tidak ada sebabnya. Pada waktu-waktu ini diperbolehkan untuk mengqadha
shalat-shalat yang terlewatkan, baik wajib maupun sunnah.

Baca Juga Dimakruhkan, Diperbolehkan Dan Yang Membatalkan Shalat

Dalilnya adalah berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

‫ك‬ َ ‫صالَةً فَ ْلي‬


َ ِ‫ُصلِّ ِإ َذا َذ َك َرهَا الَ َكفَّ َرةَ لَهَا ِإالَّ ذل‬ َ ‫ َم ْن نَ ِس َى‬.

“Barangsiapa lupa terhadap suatu shalat, maka hendaklah ia shalat ketika ingat.
Tidak ada kaffarat baginya kecuali (shalat) itu.
Shalat setelah selesai wudhu’ juga boleh untuk dilakukan kapan saja.

Dalilnya adalah berdasarkan hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, di mana


Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata pada Bilal ketika Shubuh, “Wahai
Bilal, beritahulah aku amalan yang paling engkau harapkan (pahalanya) yang
engkau kerjakan dalam Islam. Karena sesungguhnya aku mendengar suara kedua
sandalmu berada di depanku dalam Surga.” Bilal menjawab, “Tidaklah aku
melakukan suatu amalan yang paling kuharapkan (pahalanya). Hanya saja,
tidaklah aku bersuci, baik saat petang maupun siang, melainkan aku shalat sunnah
dengannya.

Diperbolehkan juga shalat Tahiyyatul Masjid.

Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

َ ُ‫ِإ َذا َد َخ َل َأ َح ُد ُك ُم ْال َم ْس ِج َد فَالَ يَجْ لِسْ َحتَّى ي‬.


‫صلِّ َي َر ْك َعتَي ِْن‬

“Jika salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah duduk hingga
shalat dua raka’at.“[7]

P. Dilarang Shalat Sunnah setelah Fajar Terbit dan Sebelum Shalat Shubuh.

Dari Yasar bekas budak Ibnu ‘Umar, dia berkata, “Ibnu ‘Umar melihatku sedang
shalat setelah fajar terbit. Lalu dia berkata, ‘Wahai Yasar, sesungguhnya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menemui kami ketika kami
sedang melakukan shalat ini. Kemudian beliau bersabda, ‘Hendaklah orang yang
hadir di antara kalian memberitahu yang tidak hadir. Janganlah kalian shalat
setelah fajar kecuali dua raka’at.

Q. Dilarang Shalat Sunnah setelah Iqamat

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda:

َ‫صالَةَ ِإالَّ ْال َم ْكتُوْ بَة‬


َ َ‫صالَةُ فَال‬ ِ ‫ِإ َذا ُأقِ ْي َم‬.
َّ ‫ت ال‬

“Jika iqamat shalat sudah dikumandangkan, maka tidak ada shalat selain shalat
waji
BAB III

KESIMPULAN DAN PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Do’a adalah otaknya
(sumsum/intinya) ibadah. (HR. Tirmidzi) selain itu
Do’a adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi.
(HR. Abu Ya’la). Pengembalian diri seseorang hanyalah kepada Sang Pencipta Allah SWT
dengan melakukan ibadah,karena do’a termasuk ibadah maka dapat dipanjatkan tatkala tidak
dalam menghadapi permasalahan yang rumit.

Sedangkan dzikir adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri
kepadaNya. Kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan
kekuasaan dan kebesaranNya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan
takabbur

Dari hasil pembahasan diatas dapat kmi simpulkan bahwa Shalat Jum’at adalah ibadah shalat
yang dikerjakan di hari jum’at dua rakaat secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah.
Shalah Jum’at memiliki hukum wajib ‘ain bagi setiap muslim laki-laki / pria dewasa
beragama islam, merdeka sudah mukallaf, sehat badan serta muqaim (bukan dalam keadaan
mussafir) dan menetap di dalam negeri atau tempat tertentu dan shalat jum’at juga memiliki
syarat-syarat wajib dan syarat syah nya yang harus dilaksanakan, supaya shalat jumat nya
menjadi sempurna.

Anda mungkin juga menyukai