Anda di halaman 1dari 39

Makalah Tentang Dzikir dan Doa

dzikir dan doa adalah ibadah yang langsung kepada Allah Swt Atau hablum minallah yang baik
sebagai seorang muslim dan dalam pembahasan mengenai dzikir dan doa akan saya kumpas
tuntas dalam bentuk makalah yang saya beri judul makalah tentang dzikir dan doa dan di bawah
ini adalah penjelasan nya

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. atas semua rahmat, taufiq dan hidayah serta
inayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa adanya halangan yang
melanda. Tak lupa sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW. yang telah
menyelamatkan kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Fiqih. Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai “Urgensitas Dzikir dan Doa dalam Kehidupan Sehari-hari.” Makalah ini saya
beri judul " makalah tentang dzikir dan doa "
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dalam
pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah
ini.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, berdoa dan berdzikir sangat penting untuk diterapkan khususnya
bagi umat Muslim, karena kedua aktivitas tersebut merupakan hubungan antara seorang hamba
dengan Tuhannya, Allah SWT. Namun dalam prakteknya antara dzikir dan doa jarang sekali
diterapkan, walau mungkin ada itu pun hanya sebagian manusia yang selalu menerapkannya.
Kebanyakan orang mengamalkan doa dan dzikir pada saat waktu dan keadaan tertentu. Seperti
halnya berdoa, berdoa hanya dilakukan oleh manusia saat ada kemauan (menginginkan
sesuatu) yang dimana dia berpikir hanya Allah SWT. lah yang bisa membantu merealisasikan
keinginannya itu. Begitupun dengan berdzikir, jarang sekali manusia mengamalkan dzikir dalam
kehidupan sehari-hari, terkadang manusia berdzikir dan mengingat Allah SWT. hanya saat
dalam kesusahan dan tertimpa masalah saja.
Dzikir adalah suatu kegiatan atau cara yang dilakukan oleh seorang hamba dalam mengingat
Allah SWT. Dalam dzikir seorang hamba memuji dan mengagungkan kebesaran Allah SWT.
dengan merasa bahwa kita hanyalah seorang hamba yang lemah tak berdaya dan hanya Allah
SWT. lah yang Maha Kuasa. Maka dari itu, kita seorang hamba-Nya hanyalah bagian kecil dari
kekuasaan-Nya.
Doa adalah suatu cara atau aktivitas seorang hamba dengan Allah SWT. dimana seorang
hamba memohon dan meminta kepada Allah SWT. dengan maksud dalam hati bahwa
keinginannya dapat terkabulkan.
Kita diperbolehkan berdoa hanya kepada Allah SWT. karena sebagaimana kita tahu bahwa Allah
SWT. merupakan satu-satunya Tuhan yang wajib disembah dan hanya satu-satunya tempat bagi
seorang hamba untuk mengadu, mengeluh dan memohon pertolongan. Karena tiada daya dan
upaya selain kekuasaan dan pertolongan Allah SWT.
Maka dari itu penulis akan memberitahukan pentingnya manusia untuk berdzikir dan berdoa
dalam kehidupan sehari-hari. Karena penerapan dzikir dan doa sangat berpengaruh pada
kehidupan manusia.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Dzikir dan Doa?
2. Apa saja macam-macam Dzikir dan Doa?
3. Apa saja manfaat Dzikir dan Doa?
4. Seberapa penting Dzikir dan Doa dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah pengetahuan tentang dzikir dan doa
2. Untuk menambah wawasan tentang pengertian dari dzikir dan doa
3. Untuk mengetahui manfaat dan penerapan dzikir dan doa
4. Untuk mengetahui pentingnya dzikir dan doa dalam kehidupan sehari-hari

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Dzikir dan Doa


1.      Pengertian Dzikir
Dzikir merupakan ibadah yang paling ringan, sekaligus paling besar kedudukannya dan paling
utama di sisi-Nya. Hal ini dikarenakan gerak lidah adalah gerakan yang paling ringan dan paling
mudah dari segenap anggota badan lainnya. Seandainya anggota badan lainnya bergerak
sebanyak lidah bergerak (karena dzikir), niscaya ia akan letih, dan yang demikian itu tidak
mungkin dilakukan. (Ibnul Qayyim Al Jauziyyah, 2014:36)
Dzikir menurut bahasa adalah ingat akan sesuatu atau menyebut akan sesuatu. Dzikir menurut
istilah Ahli Sufi [1]) adalah ingat Asma Allah SWT. dengan sarana apa saja baik secara dhohir
atau dalam bathin. Orang yang senantiasa berdzikir maka akan merasa tentram dan tenang
dalam hidupnya sebagaimana firman Allah SWT. dalam Q.S. Al-Ra'd/13:28 yang berbunyi:

)28( ‫ِين آ َم ُنوا َو َت ْط َمئِنُّ قُلُو ُب ُه ْم ِبذ ِْك ِر هَّللا ِ أَاَل ِبذ ِْك ِر هَّللا ِ َت ْط َمئِنُّ ْالقُلُوبُ ا‬
َ ‫لَّذ‬
 

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.” [2]) (Q.S. Al-Ra’d:28)
2.      Pengertian Doa
Doa adalah ibadah yang paling utama. Barangsiapa yang berdoa maka dia sedang meniti
keselamatan. Ibadah doa sangat berpengaruh pada kehidupan lahir dan batin, dunia dan akhirat.
(Efri Aditia, 2011:3)
Manusia sebagai seorang hamba mesti berdoa karena manusia lemah dan fakir [3]). Orang yang
tengah mengalami kesulitan akan sangat tahu keadaan ini karena ia merasakannya. Tak ada
manusia di dunia yang tak mengalami kesulitan, tak ada manusia yang kebal penyakit. Bahkan
hanya dengan sebuah virus yang tak terlihat pun manusia bisa binasa. (Efri Aditia, 2011:5)
Menurut bahasa doa berasal dari kata da’a [4]) yang artinya memanggil. Sedangkan menurut
istilah syara’ [5]) doa berarti memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau
tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
Manusia dianjurkan untuk tadharu’ [6]) seperti yang dilakukan oleh orang-orang sahih dimana
mereka selalu memanjatkan doa dalam keadaan apapun (tidak hanya berdoa ketika sedang
susah saja). Tadharu’ juga dapat menambah kemantapan jiwa seorang hamba.
Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Q.S. Al-Kahfi/18:28 yang berbunyi:

)28(  ‫اك َع ْن ُه ْم‬hhhh َ ‫ ُد َع ْي َن‬hhhhْ‫ ُه ۖ َواَل َتع‬hhhh‫ون َوجْ َه‬ َ ‫ ُد‬hhhh‫يِّ ي ُِري‬hhhh‫ دَ ا ِة َو ْال َع ِش‬hhhh‫ُون َر َّب ُه ْم ِب ْال َغ‬
َ ‫دع‬hhhh َ ‫ع الَّذ‬hhhh
ْ ‫ِين َي‬ َ ‫ َك َم‬hhhh‫َن ْف َس‬
ً ‫ان أَمْ ُرهُ فُر‬
‫ُطا ُت ِري ُد ِزي َن َة ْال َح َيا ِة‬ َ ‫ال ُّد ْن َيا ۖ َواَل ُتطِ عْ َمنْ أَ ْغ َف ْل َنا َق ْل َب ُه َعنْ ذ ِْك ِر َنا َوا َّت َب َع َه َواهُ َو َك‬
Artinya: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di
pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan janganlah kamu
mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami serta menuruti hawa
nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi : 28).
 

B.     Macam-macam Dzikir dan Doa


1.      Macam-macam Dzikir
Dzikir terbagi menjadi beberapa macam, adapun macam-macam Dzikir adalah sebagai berikut:
a.       Dzikir dengan lidah (lisan)
Dzikir dengan lisan dilakukan dengan mengucapkan kalimat-kalimat dzikir, baik dengan suara
jelas (jahar) atau samar (sir) Kalimat-kalimat dzikir yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
adalah merupakan kalimat thayyibah) antara lain sebagai berikut:

1. َ‫هللاُ ُسبْحاَن‬
2.  ِ ‫ْالحَ مْ ُد هَّلِل‬
3. َ‫هللاُ إِالَّ إِل َه ال‬
4.  ‫اکبر هللا‬
5.  ‫استغفر هللا العظيم‬
6. ِ ‫الَ ه َْو َل َوالَ قُوَّ تَ ِاالَّ ِباهّلل‬

b.      Dzikir dengan fikir


Dzikir dengan fikir dilakukan dengan merenungkan ciptaan Allah SWT. dan merupakan dzikir
yang sangat tinggi nilainya, di samping dapat memantafkan iman, juga dapat memberikan
manfaat bagi kehidupan.

c.       Dzikir dengan perasaan


Dzikir dengan perasaan dilakukan dengan berhuznuzan [10]) kepada Allah SWT. dan
merasakan indahnya rahmat yang telah dikucurkan-Nya kepada kita,sehingga dapat merubah
perasaan negatif menjadi positif. Beberapa contoh dzikir dengan perasaan adalah dengan
merasa dekat dengan Allah SWT., merasa dilindungi Allah SWT., merasa disayangi Allah SWT.,
mendapat karunia dari Allah SWT. Allah SWT. memberikan segala kebaikan, sedangkan yang
buruk diakibatkan oleh kesalahan kita.
d.      Dzikir dengan keyakinan
Dzikir dengan keyakinan adalah mantapnya aqidah tauhid dalam perjalanan hidup, bahwa
segala sesuatu terjadi hanya menurut kehendak Allah SWT. yang disebut dengan Tauhid
Rububiyah [11]), dan adanya keyakinan yang utuh bahwa hanya Allah SWT. lah yang berha
disembah, yang kemudian dikenal dengan Tauhid Uluhiyah [12]).
Orang yang selalu mengamalkan dzikir dengan keyakinan yang sampai ke lubuk hati terdalam
tidak akan terkagum-kagum kepada apapun dan siapapun, kecuali hanya kepada Allah SWT.
godaan terbesar dalam Dzikir ini adalah syirik [13]).
e.       Dzikir dengan perbuatan
Dzikir dengan perbuatan dilakukan dengan sikap taat dan patuh terhadap aturan Allah SWT.,
baik dalam hal aqidah, ibadah maupun mu’amalah [14]). Sehingga segala gerak dan langkah
serta tutur kata memancarkan akhlak Allah SWT. yang penuh rahmah, berbudi luhur dan jauh
dari akhlak tercela (madzmumah) [15]).
2.      Macam-macam Doa
Doa terbagi menjadi beberapa macam, adapun macam-macam Doa adalah sebagai berikut:
a.       Doa untuk kebutuhan sehari-hari, seperti doa makan, doa mau tidur, dan lain lain
b.      Doa untuk meminta keselamatan dunia dan akhirat
c.       Doa untuk orang tua
d.      Dan lain lain.

C.Manfaat Dzikir dan Doa


1.Manfaat Dzikir
Sebagaimana fungsi dari Dzikir itu sendiri yang mana dzikir membuat orang yang membacanya
menjadi tenang, maka dzikir pun memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai berikut:
Dzikir membawa seseorang untuk mendapatkan keberuntungan berupa Surga.
Ahli dzikir akan diumumkan sebagai ahlul karam [16]) oleh Allah SWT. di hari kiamat
Dzikir meninggikan derajat seseorang
Orang yang selalu berdzikir dengan rutin, maka ia akan memperoleh keutamaan di hari kiamat
dengan mengalahkan yang lainnya
Dzikir menyempurnakan pahala jihad [17])
Orang yang selalu (rutin) berdzikir akan mendapat ampunan dan pahala yang besar
Dzikir adalah amalan yang dicintai Allah SWT., maka orang yang ahli dzikir pun akan dicintai
Allah SWT.
Dzikir menolak syaitan dan menghancurkannya
Dzikir membuat hati tenang
Hilangnya duka cita dari hati
Dzikir membuat Allah SWT. menjadi ridho
Dzikir adalah cahaya bagi ahli dzikir baik di dunia, di alam kubur, dan di akhirat kelak
 (Ibnul Qayyim Al Jauziyyah: 2014)
2.Manfaat Doa
Syekh Sayyid Tantawi, Syaikhul [21]) Azhar di Mesir, merangkum tiga manfaat doa dalam tiga
point, yaitu sebagai berikut:
a.       Doa berfungsi untuk menunjukkan keagungan Allah SWT. kepada hamba-hambaNya yang
lemah. Dengan doa seorang hamba menyadari bahwa hanya Allah SWT. lah yang memberi
nikmat, menerima taubat, dan memperkenankan doa-doanya. Doa berfungsi mendorong hamba-
Nya untuk selalu bersyukur. Sebab rasa syukur itu pula mendorong hamba-Nya untuk
bersungguh-sungguh dalam beribadah.
b.      Doa mengajari kita agar merasa malu kepada Allah SWT. sebab manakala ia tahu bahwa
Allah SWT. akan selalu mengabulkan doa-doanya, maka tentu saja ia malu untuk mengingkari
nikmat-nikmatNya.
c.       Doa mengalihkan hiruk-pikuk kehidupan dunia keharibaan tafakur dan kekudusan munajat
[22]) kehadirat Allah SWT., memutuskan syahwat [23]) duniawi yang fana menuju ketenangan
hati dan ketentraman jiwa.
D.    Pentingnya Dzikir dan Doa dalam Kehidupan Sehari-hari
Dzikir dan doa adalah dua kegiatan yang saling berhubungan. Dalam pelapalan doa setelah
sholat diawali dengar dzikir karena seorang hamba sangat dianjurkan untuk selalu berdzikir
memuji Allah SWT. atas keagungan dan kekuasan-Nya namun seorang hamba pun diharuskan
untuk senantiasa berdoa (meminta ampunan, pertolongan hanya kepada Allah SWT.), alangkah
sombongnya orang yang tidak pernah berdoa kepada Allah SWT., seakan-akan dia tidak butuh
Allah SWT. dan bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan Allah SWT.
Sangat mustahil semua yang terjadi dan semua yang ada di langit, bumi serta isinya tidak ada
campur tangan Allah SWT. bagaimana tidak, kehidupan kita di bumi ini sudah diatur dan menjadi
kehendak-Nya namun sesuatu yang bersifat buruk pada kehidupan dan diri kita bisa diubah oleh
tindakan yang baik (perubahan) namun kita juga jangan lupa berdoa agar Allah SWT. senantiasa
meridhoi dan menjadikan berkah atas hidup kita di dunia dan di akhirat kelak.
Penerapan dzikir dan doa dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting, dimana orang yang
ahli dzikir dan doa akan Allah SWT. anugerahkan kehidupan yang baik, nyaman, tentram dan
ada dalam lindungan-Nya. Kepentingan dzikir dan doa adalah dalam kehidupan sehari-hari
dapat mencetak manusia-manusia yang taqwa [24]), memiliki akhlaqul karimah [25]), terhindar
dari perbuatan tercela dan menumbuhkan kasih sayang Allah SWT. kepada hamba-Nya. Nabi
Muhammad SAW. adalah seorang pendoa. Beliau berdoa setiap saat, dalam sendiri, saat
berperang, dan saat damai. Nabi Muhammad SAW. menyebut bahwa doa merupakan inti
ibadah. Ibadah sendiri selamanya adalah media agar hamba dapat dekat dengan-Nya dan
terhubung secara lahir bathin [26]) dengan Tuhannya. (Efri Aditia: 2011)

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
•    Dzikir merupakan cara seorang hamba dalam memuji Allah SWT., ahli dzikir akan merasa
tenang dan tentram hidupnya. Dzikir memiliki banyak sekali manfaat salah satu di antaranya
adalah diberi kenikmatan dan jaminan surga; mendapat pahala yang besar; diampuni dosa-
dosanya; didoakan oleh malaikat.
•    Doa merupakan cara seorang hamba dalam berkomunikasi dengan Allah SWT. doa berisi
tentang permohonan seorang hamba kepada-Nya dengan berharap bahwa Allah SWT.
mengabulkan keinginan (doa) nya. Doa pun memiliki banyak manfaat yaitu menghindarkan kita
dari sikap sombong, angkuh; menjadikan kita seorang hamba yang tidak lupa diri yakni merasa
tidak bisa apa-apa tanpa bantuan dan pertolongan-Nya; menjadikan kita seseorang yang
bersyukur jika memang Allah SWT. mengabulkan doa kita.
•    Dzikir dan doa sangat penting dalam kehidupan karena keduanya saling berkaitan dan
merupakan ibadah yang berfungsi sebagai sarana seorang hamba berkomunikasi dengan sang
khalik agar menjadikan kita menjadi seorang hamba yang bertaqwa dan tidak kufur.
B.     Saran
Untuk mewujudkan budaya dzikir dan doa dalam kehidupan sehari-hari merupakan sesuatu hal
yang tidak mudah, karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya berdikir dan
berdoa setap hari maka diperlukan pengarahan dan pembelajaran praktek budaya dzikir dan
berdoa di masyarakat khususnya setelah sholat fardhu. Selain itu kita pun harus menyadari
bahwa berdzikir dan berdoa sangatlah penting terutama dalam menjaga hubungan antara
hamba dengan Tuhannya, agar budaya berdzikir dan berdoa dapat diterapkan dengan baik
yakni dengan memahami makna dan manfaat dari dzikir dan doa yang sesungguhnya.

http://majalaya.over-blog.com/2016/06/makalah-tentang-dzikir-dan-doa.html
BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Peranan dzikir dan do’a dalam kehidupan umat beragama Islam sangat penting. Berdzikir
dan berdo’a dimaksudkan sebagai sarana berkomunikasi dengan Allah SWT. Berdzikir
tidaklah sekedar melafalkan wirid-wirid, demikian juga dengan berdo’a tidaklah sekedar
mengaminkan do’a yang dibaca oleh imam. Karena esensi dzikir dan do’a adalah menghayati
apa yang kita ucapkan dan apa yang kita hajati.. Dzikir juga meliputi Do’a dan sembahyang
(shalat) yang merupakan satu pengertian bentuk komunikasi antara manusia dengan
Tuhannya. Dzikir merupakan ibadah verbal ritual, yang tidak terikat dengan waktu, tempat
atau keadaan, dan jika manusia menyibukan diri untuk melakukannya, dzikir menghasilkan
pengetahuan dan penglihatan dalam dirinya, karena dzikir dalam konteks dasarnya masuk
dalam kategori verbal. Ia mencakup semua kata sederhana atau gabungan yang mengandung
nama Tuhan, baik secara eksplisit ataupun implisit.
B.Rumusan Masalah
1.Apa Pengertian Do’a dan Dzikir?
2.Bagaimana Cara Berdo’a dan Dzikir?
3.Bagaimana Waktu Yang Tepat Untuk Berdzikir dan Bedoa?

BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Dzikir Dan Do’a
1)Dzikir
Kata "dzikr" menurut bahasa artinya ingat. Sedangkan dzikir menurut pengertia
syariat adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri kepadaNya.
Kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan kekuasaan dan
kebesaranNya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan takabbur.Seperti
firman Allah sbb:
"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya." (QS. Al-Ahzab : 41).
Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam keadaan bagaimamanapun,
kecuali ditempat yang tidak sesuai dengan kesucian Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid di
WC.
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran : 191).
A.Bentuk dan Cara berdzikir :
a. Dzikir dengan hati, yaitu dengan cara bertafakur, memikirkan ciptaan Allah sehingga
timbul di dalam fikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Semua yang ada di
alam semesta ini pastilah ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT. Dengan melakukan dzikir
seperti ini, keimanan seseorang kepada Allah SWT akan bertambah.
b. Dzikir dengan lisan (ucapan), yaitu dengan cara mengucapkan lafazh-lafazh yang di
dalammya mengandung asma Allah yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada ummatnya.
Contohnya adalah : mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, sholawat, membaca Al-Qur'an
dan sebagainya.
c. Dzikir dengan perbuatan, yaitu dengan cara melakukan apa yang diperintahkan Allah
dan menjauhi larangan-laranganNya. Yang harus diingat ialah bahwa semua amalan harus
dilandasi dengan niat. Niat melaksanakan amalan-amalan tersebut adalah untuk mendapatkan
keridhoan Allah SWT. Dengan demikian menuntut ilmu, mencari nafkah, bersilaturahmi dan
amalan-amalan lain yang diperintahkan agama termasuk dalam ruang lingkup dzikir dengan
perbuatan.
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(QS. Al-Baqarah : 152).
2)D o’ a
Menurut bahasa "ad-du'aa" artinya memanggil, meminta tolong, atau memohon
sesuatu. Sedangkan doa menurut pengertian syariat adalah memohon sesuatu atau memohon
perlindungan kepada Allah SWT dengan merendahkan diri dan tunduk kepadaNya. Doa
merupakan bagian dari ibadah dan boleh dilakukan setiap waktu dan setiap tempat, karena
Allah SWT selalu bersama hamba-hambaNya.

‫ال َربُّ ُك ُم ا ْد ُعونِي أَ ْستَ ِجبْ لَ ُك ْم‬


َ َ‫ۚ وق‬
َ
"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu."
(QS. Al-Mu'min : 60).
Bagi orang mu'min yang ingin mendapatkan keberhasilan dalam kehidupan ada dua
hal yang harus dilakukan, yaitu berusaha atau kerja keras dan berdoa. Kedua cara tersebut
harus ditempuh, karena di dalam kehidupan ini ada hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh
pemikiran manusia. Oleh karena itu, di dalam memecahkan masalah ini kehidupan kedua cara
ini harus ditempuh secara bersama-sama.
B.Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Berdo’a
a. Memulai berdoa dengan membaca basmalah (karena malakukan perbuatan yang
baik hendaknya dimulai dengan basmalah), hamdalah dan sholawat.
Dari Fadhalah bin Ubaidillah ia berkata : Rasulullah telah bersabda : "Apabila
seseorang di antara kamu berdoa hendaklah memuji kepada Allah dan berterima kasih
kepadaNya, kemudian membaca shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, kemudian
berdoa sesuai keinginannya."
b. Mengangkat kedua tangan ketika berdoa dan mengusapkan kedua tangan pada
wajah setelah selesai.
Dari Umar bin Al-Khatthab ia berkata : Rasulullah SAW apabila berdoa mengangkat
kedua tangannya, dan tidak menurunkan kedua tangan itu sampai beliau mengusapkan kedua
tangan itu pada wajah beliau.
c. Ketika berdoa disertai dengan hati yang khusyu dan meyakini bahwa doa itu pasti
dikabulkan Allah SWT.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Berdoalah kamu
kepada Allah dan hendaklah kamu meyakini doa itu akan dikabulkan olehNya. Ketahuilah
bahwa Allah SWT tidak memperkenankan doa dari hati yang lalai dan lengah." (HR. At-
Turmudzi).
d. Menggunakan suara yang lemah lembut (tidak perlu dengan suara yang keras)
karena sesungguhnya Allah itu dekat.Allah SWT berfirman sbb:
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS.
Al-Baqarah : 186).
e. Menggunakan lafazh-lafazh doa yang terdapat di dalam Al-Qur'an atau yang
terdapat dalam hadits, namun jika tidak ada lafazh yang sesuai dengan keinginan kita, maka
boleh dengan lafazh yang sesuai dengan keinginan kita.
C.Waktu Yang Baik Untuk Berdoa
a. Waktu tengah malam atau sepertiga malam yang terakhir dan waktu setelah sholat
lima waktu.Dari Abu Umamah ra, ia berkata : Rasulullah SAW ditanya oleh shabat tentang
doa yang lebih didengar oleh Allah SWT. Rasulullah SAW menjawab : "Yaitu pada waktu
tengah malam yang terakhir dan sesudah shalat fardhu." (HR. At-Turmudzi).
Dari Jabir ra. : "Sesungguhnya pada waktu malam ada suatu saat di mana seorang muslim
memohon kebaikan kepada Allah baik yang terkait dengan urusan duniawi maupun ukhrowi
niscaya Allah mengabulkannya dan saat itu ada setiap malam." (HR. Muslim).
b. Pada hari Jum'at.
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya ketika Rasulullah SAW membicarakan hari jum'at beliau
bersabda : "Pada hari itu ada suatusaat apabila seorang muslim yang sedang sholat bertepatan
dengan saat itu kemudian ia memohon kepada Allah, niscaya Allah mengabulkan
permohonannya." Dan beliau memberi isyarat bahwa waktu itu sangat sebentar. (HR. Al-
Bukhori dan Muslim).
c. Waktu antara adzan dan iqomah.
Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Doa diantara adzan dan
iqomah tidak ditolak." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Turmudzi).
d. Waktu seseorang sedang berpusa.
"Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka, uaitu : orang yang berpuasa sampai
iaberbuka, kepala negara yang adil, dan orang-orang yang teraniaya." (HR. At-Turmudzi
dengan sanad yang hasan Do’a mereka diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan
baginya pintu langit dan Allah bertitah, “Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu
(menolongmu) meskipun tidak segera.” (HR. Tirmidzi).
Tiga macam Do’a dikabulkan tanpa diragukan lagi, yaitu Do’a orang yang dizalimi, Do’a
kedua orang tua, dan Do’a seorang musafir (yang berpergian untuk maksud dan tujuan baik).
(HR. Ahmad dan Abu Dawud).

D.    Beberapa Manfaat Dzikir Dan Berdo’a

1.            Menghilangkan segala kerisauan dan kegelisahan serta mendatangkan     kegembiraan dan
kesenangan.
2.      Mendatangkan wibawa dan ketenangan bagi pelaku-nya
3.      Mengilhamkan kebenaran dan sikap istiqomah dalam setiap urusan
4.      Mendatangkan sesuatu yang paling mulia dan paling agung yang dengan itu kalbu manusia
menjadi hidup seperti hidupnya tanaman karena hujan.
5.      Dzikir juga menjadi penyebab turunnya sakinah (ketenangan), penyebab adanya naungan 
para malaikat, penyebab turunnya mereka atas seorang  hamba, serta penyebab datangnya
limpahan rahmat, dan itulah nikmat yang paling besar bagi seorang hamba.
6.      Menghalangi lisan seorang hamba melakukan ghibah, berkata dusta, dan melakukan
perbuatan buruk lainnya.
7.      Orang yang berdzikir akan membuat teman duduknya tentram dan bahagia.
8.      Orang yang berdzikir akan diteguhkan kalbunya, dikuatkan tekadnya, dijauhkan dari
kesedihan, dari kesalahan, dari setan dan tentaranya. Selain itu kalbunya akan didekatkan
pada akhirat dan dijauhkan dari dunia.
9.      Apabila kelalaian merupakan penyakit, dzikir merupakan obat baginya. Ada ungkapan: Jika
kami sakit, kami berobat dengan dzikir.
10.  Memudahkan pelaksanaan amal saleh, mempermudah urusan yang pelik, membuka pintu
yang terkunci, serta meringankan kesulitan.
11.  Memberi rasa aman kepada mereka yang takut sekaligus menjauhkan bencana.
12.  Dzikir menghilangkan rasa dahaga disaat kematian tiba sekaligus memberi rasa aman dari
segala kecemasan.

BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Do’a adalah
otaknya (sumsum/intinya) ibadah. (HR. Tirmidzi) selain itu
Do’a adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi.
(HR. Abu Ya’la). Pengembalian diri seseorang hanyalah kepada Sang Pencipta Allah SWT
dengan melakukan ibadah,karena do’a termasuk ibadah maka dapat dipanjatkan tatkala tidak
dalam menghadapi permasalahan yang rumit.
Sedangkan dzikir adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan
diri kepadaNya. Kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat
akan kekuasaan dan kebesaranNya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan
takabbur
DAFTAR PUSTAKA

a.       Teungku Hasbi Ash-Shiddieqiy, Pedoman Dzikir Dan Doa, (Jakarta: Bulan Bintang,  Cet ke-
llX, 1990).
http://santikaiis0909.blogspot.com/2016/01/makalah-tentang-dzikir-dan-doa.html
      Pengertian Dzikir

ْ َ‫ ي‬،‫ر‬..َ
Secara etimologi, perkataan dzikir berakar pada kata ‫ ًرا‬..‫ ِذ ْك‬،‫ذ ُك ُر‬.. َ ‫ َذك‬artinya mengingat,
memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti dan ingatan. Di dalam
Ensiklopedi Islam menjelaskan bahwa istilah dzikir memiliki multi interpretasi, di antara pengertian-
pengertian dzikir adalah menyebut, menuturkan, mengingat, menjaga, atau mengerti perbuatan
baik.1[1] Dalam kehidupan manusia unsur ”ingat” ini sangat dominan adanya, karena merupakan
salah satu fungsi intelektual. Menurut pengertian psikologi, dzikir (ingatan) sebagai suatu ”daya jiwa
kita yang dapat menerima, menyimpan dan memproduksi kembali pengertian atau tanggapan-
tanggapan kita.”2[2]

Sedangkan dzikir dalam arti menyebut Nama Allah yang diamalkan secara rutin, biasanya
disebut wirid atau aurad. Dan amalan ini termasuk ibadah murni (mahdhah), yaitu ibadah yang
langsung berhubungan dengan Allah SWT. Sebagai ibadah Mahdhah maka dzikir jenis ini terikat
dengan norma-norma ibadah langsung kepada Allah, yaitu harus ma’tsur (ada contoh atau perintah
dari Rasulullah Saw).

Secara terminologi definisi dzikir banyak sekali. Ensiklopedi Nasional Indonesia menjelaskan
dzikir adalah ingat kepada Allah dengan menghayati kehadiran-Nya, ke-Maha Sucian-Nya, ke-Maha
ke-Terpujian-Nya dan ke-Maha Besaran-Nya. Dzikir merupakan sikap batin yang bisa diungkapkan
melalui ucapan Tahlil (La Ilaha illa Allah, Artinya, Tiada Tuhan Selain Allah), Tasbih (Subhana Allah,
Artinya Maha Suci Allah), Tahmid (Alhamdulillah, Artinya Segala Puji Bagi Allah), dan Takbir (Allahu
Akbar, Artinya Allah Maha Besar).

Dalam Shorter Ensiklopedi of Islam, disebutkan, Dhikr in the mind (bi’l kalb) mean
remembrance and with tongue (bi’l Lisan) mentioning relating then, as ardegious technical term
(pronoun dzikr) the glorifying of Allah with certain fixed phases repeated in a ritual order, either
alone or in the mind, with peculiar breathings and physical movement. Maksudnya, dzikir dalam hati
(bi al-qolb) dan dengan lisan (bi al-lisan) adalah penyebut, dimana keduanya berhubungan, sebagai
cara yang khusus, penyembahan kepada Allah dengan bentuk tertentu yang pasti, diajarkan dalam
suatu perintah agama, bisa keras bisa dalam hati, dengan pernafasan khusus dan gerakan jasmani.3
[3]

1[1] In’ammuzahiddin Masyhudi, Nurul Wahyu A, Berdzikir dan Sehat ala Ustad Haryono, Semarang:
Syifa Press, 2006, hlm. 7

2[2] M. Afif Anshori, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa Solusi Tasawuf Atas Manusia Modern,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hlm, 16

3[3] In’amuzzahidin Masyhudi, Nurul Wahyu, Op. cit, hlm, 7- 8


Sedangkan menurut Aboe Bakar Atjeh, dalam bukunya Pengantar Ilmu Tarekat Uraian
Tentang Mistik. Dzikir adalah ucapan yang dilakukan dengan lidah, atau mengingat Allah dengan
hati, dengan ucapan atau ingatan yang mensucikan Allah dengan memuji dengan puji-pujian dan
sanjungan-sanjungan dengan sifat yang sempurna, sifat yang menunjukkan kebesaran dan
kemurnian.4[4]

Dzikir sebagai fungsi intelektual, ingatan kita akan apa yang telah dipelajari, informasi dan
pengalaman sebelumnya, memungkinkan kita untuk memecahkan problem-problem baru yang kita
hadapi, juga sangat membantu kita dalam melangkah maju untuk memperoleh informasi dan
menerima realitas baru. Namun dalam pengertian disini, pengertian yang dimaksud adalah ”Dzikir
Allah”, atau mengingat Allah.5[5]

Dzikir dalam pengertian mengingat Allah sebaiknya di lakukan setiap saat, baik secara lisan
maupun dalam hati. Artinya kegiatan apapun yang dilakukan oleh seorang muslim sebaiknya jangan
sampai melupakan Allah SWT. Dimanapun seorang muslim berada, sebaiknya selalu ingat kepada
Allah SWT sehingga akan menimbulkan cinta beramal saleh kepada Allah SWT, serta malu berbuat
dosa dan maksiat kepadanya.

Bagi seorang sufi, Syaikh Abu ‘Ali al-Daqaq, dzikir merupakan tiang penopang yang sangat kuat
atas jalan menuju Allah SWT, ia adalah landasan tarekat (Thariqah) itu sendiri. Dan tidak seorangpun
dapat mencapai Allah SWT, kecuali terus menerus berdzikir kepada Allah. 6[6]

Teungku Hasbie Ash Shiddiqie dalam bukunya Pedoman Dzikir dan Doa, menjelaskan, dzikir
adalah menyebut Allah dengan membaca tasbih (subhanallah), membaca tahlil (la ilaha illallahu),
membaca tahmid (alhamdulillahi), membaca taqdis (quddusun), membaca takbir (allahuakbar),
membaca hauqolah (la hawla wala quwwata illa billahi), membaca hasbalah (hasbiyallahu),
membaca basmalah (bismillahirrahmanirrahim), membaca al-qur’an al majid dan membaca doa-doa
yang ma’tsur, yaitu doa yang diterima dari Nabi Saw. 7[7]

Dari pengertian di atas, masih banyak lagi pengertian dzikir yang dikemukakan oleh para
pakar. Namun, pengertian yang menjadi kajian dalam pembahasan ini adalah sebagaimana yang
dijelaskan oleh hadits-hadits Nabi tentang dzikir yang mencakup do’a, mengucapkan asma al-husna,
4[4] Aboe Bakar Atjeh, Pengantar Ilmu Tarekat Uraian tentang Mistik, Cet ke-IIIX,
Ramadhani, Solo, 1996, hlm, 276

5[5] M. Afif Anshori, loc.cit.

6[6] In’amuzzahidin Masyhudi, Nurul Wahyu, Loc Cit.

7[7] Teungku Hasbi Ash-Shiddieqiy, Pedoman Dzikir Dan Doa, Bulan Bintang, Jakarta, Cet ke-
llX, 1990, hlm, 36
membaca al-Qur’an, tasbih (mensucikan Allah), tahmid (memuji Allah), takbir (mengagungkan Allah),
tahlil (meng-Esakan Allah), istighfar (memohon ampunan kepada Allah), hawqolah (mengakui
kelemahan diri).

Dari sekian formulasi dzikir yang ada tersebutlah dzikir Musabba’at al-‘Asyr dan dzikir inilah
yang akan menjadi pokok kajian dalam pembahasan skripsi ini. Dimana dzikir tersebut mulai
dipraktekkan dan dikembangkan oleh Majlis Dzikir al-Khidiriyyah di Dusun Cipedang Bunder
Mekarjati, dibawah pimpinan ustadz Musthofa Bisri, karena beliaulah yang mendapat ijazah dari
gurunya yaitu ustadz Lutfan Ibnu Badari, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Badri yang beralamat di
Jl. Curah Keris Grati Pasuruan sekitar tahun 2000 yang lampau.

2.      Macam-macam dzikir

Secara umum dzikir dibagi menjadi dua macam, yaitu dzikir dengan hati dan dzikir dengan
lisan. Masing-masing dari keduanya terbagi pada dua arti, yaitu:

1)      Dzikir dari arti ingat dari yang tadinya lupa

2)      Dzikir dalam arti kekal ingatannya

Sedangkan yang dimaksud dengan dzikir lisan dan hati adalah sebagai berikut:

1)            Dzikir dengan lisan berarti menyebut Nama Allah, berulang-ulang kali, sifat-sifat-Nya berulang-ulang
kali pula atau pujian-pujian kepada-Nya. Untuk dapat kekal dan senantiasa melakukannya,
hendaknya dibiasakan atau dilaksanakan berkali-kali atau berulang-ulang kali.

2)            Dzikir kepada Allah dengan hati, ialah menghadirkan kebesaran dan keagungan Allah di dalam diri
dan jiwanya sendiri sehingga mendarah daging.

Kerjasama antara lisan (lidah) dan qalb (hati) dalam hal dzikir ini sangatlah baik, sebab
bilamana seseorang telah mengamalkan dan melakukan dengan disiplin, dengan sendirinya akan
meningkat menjadi dzikir a’dha’a, artinya seluruh badannya akan terpelihara dari berbuat maksiat
kepada Allah. Bagi seorang yang hatinya telah bening dan jernih akan dapat mengontrol anggota
badannya untuk tetap disiplin, ucapannya akan sesuai dengan perbuatannya, lahiriyahnya akan
sesuai dengan batiniyyahnya.8[8]

Imam Nawawi berkata, “zikir dilakukan dengan lisan dan hati secara bersama-sama. Kalau
hanya salah satu saja yang berdzikir, maka dzikir hati lebih utama. Seseorang tidak boleh
meninggalkan dzikir lisan hanya karena takut riya. Berdzikirlah dengan keduanya dan niatkan hanya

8[8] .Moh Saefullah al-Aziz, Risalah Memahami Ilmu Tasawwuf, Terbit Terang, Surabaya,
1978, hlm, 193-194
mencari ridha Allah semata. Suatu hari saya mengunjungi Al-Fadhil untuk menanyakan orang yang
meninggalkan amal perbuatan karena takut riya dihadapan manusia. Beliau menjawab, ”kalau
seseorang menyempatkan diri memperhatikan tanggapan orang lain padanya, berhati-hati atas
persangkaan jelek mereka, maka pintu-pintu kebaikan tidak terbuka lebar untuknya. Ia telah
menghilangkan bagian agama yang sangat vital. Ini bukan jalan yang ditempuh orang-orang bijak”. 9
[9]

Hal ini dengan simpel dan sederhana di sampaikan syaikh Ibnu Athaillah ra. Beliau berkata :
”janganlah engkau tinggalkan dzikir semata-mata karena tidak adanya kehadiran hatimu bersama
Allah di dalamnya. Sebab kelalaian hatimu (kepada Allah) tanpa adanya dzikir adalah lebih
berbahaya daripada kelalaian hatimu di dalam dzikir. Barangkali Allah akan mengangkatmu dari
dzikir yang lalai menuju dzikir dengan sadar, dari dzikir yang sadar menuju dzikir yang hadir, dari
dzikir yang hadir kepada dzikir dengan hilangnya selain dzikir yang di-dzikiri.” Dan yang demikian itu
sekali-kali tidak sukar bagi Allah”. QS:14/20.10[10]

Menurut ahli tashawwuf, dzikir itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1)      Dzikir lisan atau disebut juga dzikir nafi isbat, yaitu ucapan La Ilaaha Illallah. Pada kalimat ini
terdapat hal yang menafikan yang lain dari Allah dan mengisbatkan Allah.

Dzikir nafi isbat ini dapat juga disebut dzikir yang nyata karena ia diucapkan dengan lisan secara
nyata, baik dzikir bersama-sama maupun dzikir sendirian.

2)      Dzikir qalbu atau hati, disebut juga dzikir: Asal dan kebesaran, ucapannya Allah, Allah. Dzikir qalb ini
dapat juga disebut dzikir ismu dzat karena ia langsung berdzikir dengan menyebut nama Dzat.

3)      Dzikir sir atau rahasia, disebut juga dzikir isyarat dan nafas, yaitu berbunyi : Hu, Hu. Dzikir ini adalah
makanan utama sir (rahasia). Oleh karena itu ia bersifat rahasia, maka tidaklah sanggup lidah
menguraikannya, tidak ada kata-kata yang dapat melukiskannya. 11[11]

3.      Keutamaan dan manfaat dzikir

Seandainya tidak ayat al-Qur’an atau hadits Nabi yang menerangkan tentang dzikrullah, maka
dzikir yang hakiki kepada Yang Maha Pemberi nikmat ini tetaplah sangat penting. Sebab, kita adalah
hamba-Nya, maka kita harus selalu mengingat-Nya jangan sampai melalaikan-Nya. Dialah Yang Maha

9[9] Abdul Halim Mahmud, Terapi Dengan Dzikir Mengusir Kegelisahan & Merengkuh
Ketenangan Jiwa, Misykat (PT. Mizan Publika), Jakarta, 2004, hlm, 78-79.

10[10] Muh Luthfi Ghozali, Percikan Samudra Hikam, jilid 1, ABSHOR, Semarang, 2006, hlm,
183-184

11[11] Moh Saefullah al-Aziz, Op.cit, hlm, 194 -195


Pemberi yang telah memberi nikmat dan kebaikan yang tidak terhitung banyaknya tanpa batas
waktu. Karena itu, berdzikir kepada Allah dan mensyukuri karunia-Nya merupakan sesuatu yang
fitrah bagi seorang hamba, sebagaimana disebutkan dalam syair:

Tuhan yang telah berkorban di dunia ini


Mulialah orang-orang yang selalu mengingat-Nya setiap saat 12[12]

Suatu ketika, Rasulullah Saw bersabda :

‫ارتعوا‬ee‫ة ف‬ee‫اض الجن‬ee‫ إذمررتم بري‬:‫عن انس رض هللا عنه ان رسول هللا صلعم قال‬
)‫ حلق الذكر (أخر جه أحمد والترمذي‬:‫قالوا ومارياض الحنة قال‬
“Apabila kalian melewati taman surga (Riyadl al-Jannah), maka senanglah kalian, kemudian para
sahabat bertanya : apakah taman surga itu ya Rasulullah?. Nabi menjawab : lingkaran dzikir (majlis
dzikir).

Sesungguhnya Allah mempunyai kendaraan malaikat yang selalu mencari majlis dzikir ketika
malaikat itu mendatangi mereka, maka malaikat ini kan mengitari mereka dan memberi rahmat.

Dalam sebuah riwayat Shahih Muslim juga dikatakan, bahwa rasulullah Saw bersabda ;

‫يتهم‬ee‫ة وغش‬ee‫ذكرون هللا إال حفتهم المالئك‬ee‫وم ي‬ee‫د ق‬ee‫ ال يقع‬:‫ال‬ee‫لعم ق‬ee‫و ل هللا ص‬ee‫رس‬
‫الرحمة ونزلت عليهم السكينة وذكرهم هللا فيمن عنده (أخرجه ابن أبى شيبة واحمد‬
)‫ومسلم والترمذى وابن ماجه‬
“Tidak ada suatu kaum yang duduk dan berdzikir kepada Allah Swt, kecuali malaikat mengelilingi
mereka dan memberi rahmat dan menurunkan ketenangan kepada mereka, serta Allah Swt, akan
menyebut mereka termasuk dalam orang-orang yang ada di sisi Allah Swt.13[13]

Dzikir juga menumbuh-suburkan rahmat Allah, dan menghapus dosa-dosa kecil. Keterangan ini
kita dapati dalam QS. al-Ahzab : 33: 43. Dalam ayat tersebut, Allah menegaskan akan melimpahkan
rahmatnya kepada orang-orang yang berdzikir, dan malaikat juga memohon kepada-Nya, supaya
dosa-dosa orang yang berdzikir diampuni dan dikeluarkan dari kehidupan gelap (tanpa cahaya),
kepada kehidupan yang penuh cahaya (nur) Nya.

Penegasan Allah tersebut menunjukkan, adanya perlakuan khusus Allah SWT dan para
malaikat kepada orang-orang yang banyak berdzikir. Perlakuan khusus tersebut, diberikan oleh Allah
dan para malaikat, sebagai suatu petunjuk bahwa kegiatan dzikrullah, merupakan suatu ibadah wajib

12[12].Maulana Moh. Zakariyya al-Kandahlawi, Fadhilah Amal, Yogyakarta: Ash-Shaaf, 2003,


hlm, 357

13[13] In’amuzzahidin Masyhudi, Nurul Wahyu, Op.cit, hlm, 17


yang memiliki kekhususan tersendiri, dibandingkan dengan ibadah-ibadah yang lain, dan karenanya
kepada pelaksanaan ibadah tersebut, akan diberikan berbagai keutamaan. 14[14]

a.       Fadhilah (keutamaan) Dzikir

Di dalam al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menyuruh kita untuk berdzikir kepada Allah
atau menganjurkan orang supaya berdzikir dan menyatakan tentang keutamaan berdzikir kepada
Allah. Demikian pula dengan hadits-hadits Nabi Saw, atsar sahabat dan Tabi’in tentang keutamaan
berdzikir kepada Allah.15[15]

Diantaranya adalah firman Allah QS. al-Ahzab: 41-42:


        

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama Allah), dzikir yang sebanyak-
banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang”.

Dalam QS. ar-Ra’d: 28 Allah juga berfirman:


          

Artinya: ”orang-orang yang beriman hatinya menjadi tentram karena mengingat Allah, ketahuilah hanya
dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” 16[16]

Dzikrullah adalah amalan yang sangat tinggi nilainya dan sangat mulia dalam pandangan Allah.
Dzikrullah juga menjadi pembeda antara orang yang dikasihi oleh Allah dan orang yang dibenci-Nya.
Sebagaimana dikisahkan bahwa : “Nabi Musa As, bertanya : “Ya Allah bagaimana cara mengetahui
perbedaan antara kekasih-Mu dengan kebencian-Mu?. Jawab Allah : ” Hai Musa bagi kekasih-Ku ada
dua tanda bukti, yaitu:

1)      Mudah berdzikir kepada-Ku, sehingga akupun dzikir kepadanya di alam malakut langit – bumi.

2)      Terpelihara dari segala yang haram dan kemarahan-Ku, sehingga ia selamat dari siksa dan marah-Ku.

Demikian pula bagi kebencian-Ku ada tanda bukti, yaitu:

1)      mudah lupa dzikir kepada-Ku

14[14] M. Amin, Aziz, Tirmidzi Abdul Majid, Analisa Zikir dan Doa, Jakarta, Pinbuk Press,
2004, hlm. 19-21.

15[15] Moh. Saefullah, al-‘Aziz, Op.cit, hlm. 180

16[16] Departemen Agama, Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-Qur’an, PT. Tanjung Mas
Inti, Semarang, 1992, hlm, 674 dan 373.
2)      Mudah menuruti nafsu, sehingga terjerumus kedalam kancah kemungkaran dan haram, akhirnya
mereka disiksa.

Syaikh al-Faqih Abul Laits as-Samarqandi dalam kuliahnya mengatakan: “Dzikir kepada Allah
adalah amal ibadah yang paling unggul, setiap ibadah di tentukan kapasitasnya (kadarnya) dan
waktunya, bahkan terkadang ada yang dilarang jika tidak menepati waktunya atau melebihi
ketentuan yang berlaku, tetapi dzikir kepada Allah, tiada ketentuan batas waktunya dan berapa
jumlahnya.17[17] Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 41.

Betapa mulianya bila seorang mampu selalu mengingat Allah dalam dzikirnya. Orang yang
berdzikir akan diingat Allah , bahkan dalam diri Allah itu sendiri, sebagaimana yang disebutkan dalam
hadits qudsi, bahwa Rasulullah Saw bersabda, Allah berfirman,

‫ انا عند‬:‫ يقول هللا تعالى‬:‫ قال رسو ل هللا صلعم‬:‫عن ابى هريرة رضى هللا عنه قال‬
‫ وان‬.‫ى‬ee‫ه فى نفس‬ee‫ه ذكرت‬ee‫رنى فى نفس‬ee‫إن ذك‬ee‫ ف‬.‫رنى‬ee‫ه إذاذك‬ee‫ا مع‬ee‫ظن عبدي بن وان‬
.‫ا‬ee‫ه ذراع‬ee‫ وان تقرب إلى شبرا تقربت إلي‬.‫ذكرنى فى مالء ذكرته فىمالء خير منهم‬
‫د‬ee‫ة (رواه أحم‬ee‫ه هرول‬ee‫وان تقرب إلى ذراعا تقربت إليه باعا وإن اتا نى يمشى اتيت‬
)‫والبخارى ومسلم والترمذي‬
“Aku (Allah) bersama prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan bersama jika mengingat-Ku ,kalau ia
mengingat-Ku dalam jiwanya, maka Aku akan ingat dia dalam diri-Ku.” (HR. Syaikhani dan Tirmidzi
dari Abi Hurairah)18[18].

Dzikir adalah cara mengingat Allah yang sebaik-baiknya. Allah akan ingat kepada orang yang
ingat kepada-Nya, mengingat Allah dalam keadaan apa saja, saat berdiri, duduk, berjalan dan lain-
lain. Apabila kita mengingat Allah ditengah kerumunan orang ramai, maka Allah akan mengingat kita
di dalam kerumunan yang lebih baik dari mereka.

Sebuah hadits menyebutkan bahwa tanda-tanda mencintai Allah Swt adalah mencintai
dzikirullah, Abu Darda ra. Berkata, “Barang siapa lidahnya senantiasa basah karena dzikir kepada
Allah, ia akan masuk syurga dengan tersenyum”. Dari Abu Darda Rasulullah Saw bersabda,”

‫ير‬ee‫بئكم بخ‬ee‫ اال ان‬: ‫لعم‬ee‫و ل هللا ص‬ee‫ال رس‬ee‫ ق‬:‫ال‬ee‫ه ق‬ee‫ى هللا عن‬ee‫ذرداء رض‬ee‫عن ابى ال‬
‫ذهب‬ee‫اق ال‬ee‫ير لكم من إنف‬ee‫اتكم وخ‬ee‫افى درج‬ee‫دمليككم وار فعه‬ee‫ا عن‬ee‫الكم وازكاه‬ee‫اعم‬
‫والورق وخير لكم من ان تلقوا عدوكم فتضربوا اعنا قهم ويضربوا اعناقكم ؟ قالوا‬
)‫ ذكر هللا (أخرجه أحمد والترمذى وابن ماجه‬: ‫ قال‬.‫ بلى‬:

17[17] Moh. Saefullah, al-‘Aziz, Op. cit, hlm. 186-187

18[18] Ibid., hlm. 184


“Maukah kamu aku beritahu tentang amal yang baik, paling mulia dan paling suci disisi Allah, dan
paling tinggi derajatnya, lebih berharga dari menginfakkan emas dan perak, dan bila bertemu
musuh maka kalian akan memenggal lehernya,” para sahabat bertanya, “apa itu ya Rasulullah?”,
dzikir kepada Allah.” (Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)19[19]

Setiap muslim tentu mengetahui, betapa utamanya berdzikir itu dan betapa besar
manfaatnya, dzikir merupakan pekerjaan yang mulia dan sangat bermanfaat, sebagai sarana untuk
mendekatkan diri pada Allah Ta’ala. Para ulama dan shalihin (orang-orang yang saleh) telah
menguatkan keutamaan dzikir ini, dengan menyatakan, seorang yang dapat memadukan antara
Tafakur hatinya tentang siksa, nikmat, dan kesempurnaan kekuasaan Allah, dengan sikap hati-hati
(wara’) dari mendekati sesuatu yang haram dan syubhat serta menerima ketentuan-ketentuan-Nya,
dan dzikir kepada Allah, maka sesungguhnya ia mendekati tindakan para wali, para shiddikin, dan
Muqarrabin (orang-orang yang dekat dengan Allah).

Imam al-Qusyairi menyatakan, dzikir adalah tanda kekuasaan dan cahaya keterpautan, bukti
kehendak dan tanda baik suatu permulaan sekaligus sebagai tanda kesucian keberakhiran. Dan tidak
ada suatu keutamaan lain, setelah dzikir.

Segala tindakan dan sikap terpuji adalah kembali kepada dzikir. Karna sumbernya adalah
dzikir. Dan suatu aktivitas yang didahului dengan dzikir termasuk perkara yang paling besar. Allah
berfirman,

          


   
Artinya: “sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, dan sesungguhnya
mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya daripada ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Ankabut [29] : 45)20[20].

Para ulama menafsirkan ”dan sesungguhnya dzikir itu lebih besar” dengan beberapa
interpretasi sebagai berikut :

Pertama, sesungguhnya dzikir kepada Allah lebih besar dari segala sesuatu, dzikir adalah taat
yang paling utama. Arti taat disini adalah menegakkan dzikir kepada-Nya, sedang dzikir adalah
ketaatan dan daya ketaatan itu sendiri. Kedua, sesungguhnya jika kamu sekalian, kaum muslimin,
ingat kepada-Nya, maka Allahpun akan ingat kepadamu, sedangkan dzikir Allah kepadamu lebih
besar daripada dzikir kamu kepada-Nya. Ketiga, sesungguhnya dzikir kepada Allah adalah lebih besar
daripada tetapnya Fakhsya dan kemungkaran. Bahkan jika dzikir dibaca secara sempurna, ia akan
dapat menghilangkan segala kesalahan dan maksyiat. Ke-empat, sesungguhnya amal saleh, bila ingin

19[19] Maulana Moh. Zakariyya al-Kandahlawi, Op cit, hlm, 374

20[20] Departemen Agama, Op cit, hlm, 635


diterima oleh Allah, harus diakhiri dengan dzikir, jika tidak diakhiri dengan dzikir dan pujian maka
amal itu akan sia-sia belaka.

Dengan demikian, manakala seseorang berdzikir kepada Allah, dengan tasbih, tahlil, takbir
atau berdzikir dalam keadaan sholat, berdo’a, membaca al-Qur’an atau dalam segala aktivitas
hidupnya, maka Allah juga akan ingat kepadanya dengan dzikir yang lebih besar daripada dzikir yang
mereka lakukan kepada Allah. Allah pun akan membanggakan itu kepada para malaikat, maka
turunlah hidayah rahmat, dan maghfirah kepada sang dzakir. Ia akan diberi keistimewaan sepanjang
hidupnya dan menjadi orang pilihan hingga pada hari kiamat.

Menurut Ibnul Qayyim, bahwa dzikir adalah ibadah paling mudah, namun paling agung dan
utama, karena gerakan lisan adalah gerakan anggota tubuh yang paling ringan dan mudah. Selain itu,
dzikrullah merupakan amal yang paling dapat menyelamatkan manusia dari siksa Allah .
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, yang diriwayatkan Ibn Abi Syaybah dan Thabrani dengan isnad
hasan:

‫ ماعمل ادمي عمال انجى له من عذاب‬:‫ قال رسول هللا صلعم‬:‫عن معاذبن جبل قال‬
)‫القبر من ذكر هللا (أخرجه أحمد‬
“Tidak ada amal yang dapat dilakukan oleh anak adam (manusia) untuk menyelamatkannya dari
siksa kubur, kecuali berdzikir kepada Allah.”

Dan dengan dzikir pula, hati dapat menjadi mengkilap, menjadi bersih dari segala kotoran.

‫ ذكرهللا‬e‫إن لكل شيئ صفا لة وان صفالة القلوب‬


“Sesungguhnya bagi tiap-tiap segala sesuatu ada pengkilap (sikat/pembersihnya). Dan
sesungguhnya pengkilap/pembersih kalbu adalah dzikrullah...”

Hati manusia dapat berkarat- kata Ibnul Qayyim-karena dua hal, yaitu : lalai dan dosa. Dan
cara membersihkannya pun dengan dua hal pula, yakni : dengan istighfar dan dzikir.21[21]

b.      Manfaat Dzikir

Ibn ’Atha’illah as-Sakandari, guru ketiga dari tarekat as-Sadziliyyah (w. 709 H/1350 M)
menyebutkan ada 63 manfaat dzikir. Berikut kami kutip manfaat dzikir yang berhubungan dengan
kesehatan mental :

1)      Menghilangkan segala kerisauan dan kegelisahan serta mendatangkan kegembiraan dan
kesenangan.

2)      Mendatangkan wibawa dan ketenangan bagi pelaku-nya

21[21] In’ammuzahiddin Masyhudi, Nurul Wahyu A, op.cit, hlm; 17-21


3)      Mengilhamkan kebenaran dan sikap istiqomah dalam setiap urusan

4)      Mendatangkan sesuatu yang paling mulia dan paling agung yang dengan itu kalbu manusia menjadi
hidup seperti hidupnya tanaman karena hujan. Dzikir adalah makanan rohani sebagaimana nutrisi
bagi tubuh manusia, dzikir juga merupakan perangkat yang membuat kalbu bersih dari karat yang
berupa lalai dan mengikuti hawa nafsu.

5)      Dzikir juga menjadi penyebab turunnya sakinah (ketenangan), penyebab adanya naungan para
malaikat, penyebab turunnya mereka atas seorang hamba, serta penyebab datangnya limpahan
rahmat, dan itulah nikmat yang paling besar bagi seorang hamba.

6)      Menghalangi lisan seorang hamba melakukan ghibah, berkata dusta, dan melakukan perbuatan
buruk lainnya.

7)      Orang yang berdzikir akan membuat teman duduknya tentram dan bahagia.

8)      Orang yang berdzikir akan diteguhkan kalbunya, dikuatkan tekadnya, dijauhkan dari kesedihan, dari
kesalahan, dari setan dan tentaranya. Selain itu kalbunya akan didekatkan pada akhirat dan
dijauhkan dari dunia.

9)      Apabila kelalaian merupakan penyakit, dzikir merupakan obat baginya. Ada ungkapan: Jika kami
sakit, kami berobat dengan dzikir. Namun kadangkala kami lalai, hingga iapun kambuh lagi.

10)  Memudahkan pelaksanaan amal saleh, mempermudah urusan yang pelik, membuka pintu yang
terkunci, serta meringankan kesulitan.

11)  Memberi rasa aman kepada mereka yang takut sekaligus menjauhkan bencana.

12)  Dzikir menghilangkan rasa dahaga disaat kematian tiba sekaligus memberi rasa aman dari segala
kecemasan.22[22]

Dzikir merupakan salah satu bentuk ibadah mahluk kepada Allah SWT, dengan cara
mengingat-Nya melalui ucapan (pujian /doa) dan perbuatan (shalat / amal saleh). Salah satu manfaat
dzikir kata Habib Huda (habib sekedar nama) seorang ahli metafisik (claivouryant) adalah untuk
menarik energi positif23[23] / energi dzikir yang bertebaran di udara agar energi dzikir dapat masuk

22[22] Ibid., hlm. 22-26.

23[23] Energi Positif adalah salah satu energi alam yang bersifat dingin karena dipengaruhi
oleh suhu dingin atmosfir. Sedangkan Energi Alam (dibawah atmosfir) merupakan bagian dari udara.
Energi Alam berwujud butiran-butiran / partikel-partikel udara yang sangat halus dan tidak nampak
oleh mata telanjang. Energi Alam berasal dari hasil reaksi pembakaran sari makanan pada tumbuhan
yaitu oksigen. Ada dua jenis Energi Alam, yaitu Energi Alam Positif (Energi Positif), sebagaimana telah
dijelaskan diatas, dan Energi Alam Negatif (Energi Negatif), yaitu Energi Alam yang bersifat panas
dan tersirkulasi ke seluruh bagian tubuh pelaku dzikir (dzakir). Manfaat utama energi dzikir pada
tubuh adalah sebagai pendingin (AC) guna menjaga keseimbangan suhu tubuh, agar tercipta
“suasana kejiwaan yang tenang, damai dan terkendali, bermoral (ber ahlakul karimah)”. Kondisi
kejiwaan / psikis yang demikian akan menentukan “kwalitas ruh” mahluk, dimana ruh adalah
penentu pertanggung-jawaban mahluk dihadapan Allah SWT.

Salah satu manfaat paham ilmu agama adalah untuk mendapatkan energi dzikir dari udara
dengan tingkat kepadatan molekul energi yang terpadat / terbesar. Salah satu manfaat beriman
( yakin dan percaya) adalah untuk memadatkan Energi Dzikir yang kedalam tubuh. Salah satu
manfaat taqwa (bersedia menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya) adalah
untuk mengikat Energi Dzikir agar tidak mudah hilang / menguap.

Lebih lanjut Habib mengatakan bahwa bacaan dzikir merupakan kunci pintu masuknya energi
dzikir kedalam tubuh. Salah satu manfaat ikhlas adalah untuk memperlancar jalan masuknya energi
dzikir kedalam tubuh (pelumas). Salah satu manfaat sabar adalah untuk memperbesar daya
tampung tubuh pelaku dzikir terhadap energi dzikir yang masuk. Salah satu manfaat khusyuk
(konsentrasi) adalah untuk mempercepat proses masuknya energi dzikir kedalam tubuh (pemompa).
Salah satu manfaat taubat adalah untuk mengeluarkan energi negatif dan energi kotor dari dalam
tubuh pelaku dzikir. Hal-hal tersebut di atas terjadi dengan sendirinya (otomatis), jadi dimohon agar
jangan “meniatkan” berdzikir untuk mendapatkan energi dzikir.

Energi dzikir yang besar pada diri pelaku dzikir akan membentuk medan magnet positif /
daya tarik positif, yang bermanfaat untuk menarik mahluk Allah yang lainnya untuk berpikiran positif
dan berbuat positif terhadap Si pelaku dzikir (dzakir) tersebut. Jadi, jika ibadah / dzikir kita sudah
benar menurut Allah (al-Qur’an) dan Rasul-Nya (sunnah) maka nasib / keadaan hidup kita di dunia
sekarang maupun di akhirat nanti akan selalu bahagia. 24[24]

4.      Dzikir dan Tarekat

Salah satu bagian terpenting dalam tarekat, yang hampir selalu kelihatan dikerjakan, ialah
dzikir (wiridan). Dalam dunia tarekat mengingat Allah (dzikir) itu dibantu dengan bermacam-macam
ucapan, yang menyebut Asma Allah atau sifat-Nya, atau kata-kata yang mengingatkan mereka
kepada Allah.

karena dipengaruhi oleh suhu panas uap bumi dan suhu panas dari sinar matahari. Satu Energi
Positif sebanding dengan satu Energi Negatif. Keduanya saling tarik dan saling mengalahkan.

24[24] Habib Huda, Wacana Waroeng Psikologi, Candi Penataran Selatan 8B Kalipancur,
Semarang, 2004.
Pada keyakinan golongan-golongan tarekat tiap-tiap manusia tidak terlepas dari empat
perkara. Pertama manusia itu kedatangan nikmat, kedua kedatangan bala, ketiga berbuat ta’at dan
ke-empat berbuat dosa. Selama manusia itu mempunyai nafsu yang turun naik, pastilah ia
mengerjakan salah satu pekerjaan dari empat macam tersebut, maka dengan alasan – alasan itulah
golongan tarekat mempertahankan dzikir, tidak saja dzikir dengan mengingat Allah dalam hati tetapi
menyebut Allah senantiasa kala dengan lidahnya untuk melatih segala anggotanya, maka selalulah
dzikir itu diucapkan dan mengingat Allah itu dikekalkan untuk memperoleh pengaruhnya. 25[25]
(memperoleh energi dzikir).

Dzikir memegang peranan penting dalam proses ”Penyucian Jiwa” (tazkiyyat al-nafs)26[26].
Akan tetapi kenapa harus dzikir?. Dalam islam, mengucapkan lafadz dzikir yang identik dengan
syahadat atau tahlil, merupakan legitimasi, bahwa orang tersebut rela menjadi muslim, sekaligus
mukmin, pengucapan ini bukan hanya sekedar dimulut saja, melainkan di resap dalam sanubari
dengan meyakini bahwa ”tiada Tuhan selain Allah”

Salah satu cara untuk menjaga konstanitas / keajegan atau bahkan menambah keimanannya
itu, menurut kalangan sufi, adalah dengan melanggengkan dzikir (mulazamatu fii al-dzikr), atau
terus-menerus menghindarkan diri dari segala sesuatu yang dapat membawa lupa kepada Allah,”
mukhalafat fii al-dzikir”. Sebagaimana Nabi Saw bersabda:

ِ َّ‫ بِ َك ْث َر ِة الَإِلَهَ اِال‬:‫ْف نُ َج ِّد ُد اِ ْي َما نَنَا قِي َْل يَا َرس ُْو ُل هللاِ؟ قَا َل‬
.‫هللا‬ َ ‫ َكي‬:‫َج ِّد ُد ْوا إِ ْي َمانَ ُك ْم قَالُ ْوا‬
”Perbaharuilah iman kamu sekalian, sahabat bertanya: dengan apa memperbaharuhi keimanan
kami, Ya Rasulullah? Berkata Nabi ”Dengan memperbanyak (dzikir )”La ilaha Illa Allah ”(al-hadits)

Pengaruh yang ditimbulkan dari berdzikir secara konstan ini, akan mampu mengontrol
perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-sehari,. Seseorang yang melupakan dzikir atau lupa
kepada Allah, kadang-kadang tanpa sadar dapat saja berbuat maksiat. Namun manakala ingat
kepada Tuhan kemudian mengucapkan dzikir, kesadaran akan dirinya sebagai hamba Tuhan akan
segera muncul kembali.27[27]

25[25] Aboe Bakar Atjeh, op.cit, hlm, 278-279

26[26] Mensucikan jiwa adalah tujuan utama yang ingin dicapai agama diatas dunia ini.
Kesucian jiwa merupakan kesempurnaan manusia dan keluhuran rohani, maka, hanya dengan jiwa
yang suci yang akan mampu menghantarkan pada martabat manusia sempurna.(Abdul Halim
Mahmud, 2004).

27[27] M. Afif Anshori, Op.cit, hlm. 32-33


Fungsi dzikir sebagai alat Tazkiyyah al-Nafs (penyucian jiwa) dalam rangka mengembalikan
Potensi Ruhaniyah pada diri manusia yang terhalang atau hilang akibat dari sifat-sifat tercela,
dikarenakan selalu mengikuti kehendak nafsu. Al-Ghazali menyebut sifat-sifat tercela yang dimaksud
meliputi: hasad (iri hati): haqaq (dengki atau benci); su’dzan (buruk sangka): kibir (sombong): ’ujub
(merasa sempurna diri dari orang lain); riya’ (memamerkan kelebihan): suma’ (mencari-cari nama
atau kemasyhuran): bukhl (kikir); hubb al-maal (materialistis); takabbur (membanggakan diri):
ghadhab (pemarah); ghibah (pengumpat); namimah (bicara di belakang orang/jawa: ngrasani);
kidzib (pendusta); khianat (ingkar janji). Sifat-sifat semacam itulah yang sebenarnya mendominasi
pemikiran dan tingkah laku seseorang, yang muaranya melakukan berbagai penyimpangan!. 28[28]

Dzikir merupakan aktivitas religius penting bagi para sufi, untuk mengembangkan diri agar
berada sedekat mungkin dengan Allah Swt. Dalam tasawuf (baca: tarekat) tahapan-tahapan
(maqamat) para penempuh jalan sufi (salik) harus melewati maqam dzikir untuk mencapai
ma’rifatullah29[29].

Read more: Dzikir ~ Kumpulan Makalah & Artikel https://makalah-


ibnu.blogspot.com/2011/05/dzikir.html#ixzz5n3RmkGkT
Under Creative Commons License: Attribution Share Alike

https://makalah-ibnu.blogspot.com/2011/05/dzikir.html#axzz5n3RH0FLb

28[28] Ibid., hlm. 34-35

29[29] In’amuzzahiddin Masyhudi, Nurul Wahyu Arvitasari, Op.cit., hlm. 11


Pengertian Zikir
    Kata zikir berasal dari kata “zakaro" >> "yazkuru" >> "zikran", artinya; mengingat,
menyebut, menuturkan atau merenungi. Sedangkan menurut istilah adalah mengingat Allah
Swt., dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan cara menyebut semua
sifat-sifat keagungan-Nya atau kemulian-Nya, seperti membaca tasbih, tahmid, takbir dan
tahlil. Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an:

ِ ‫فَ ْاذ ُكرُونِي أَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوا لِي َواَل تَ ْكفُر‬


‫ُون‬
Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan
janganlah kamu ingkar kepada-Ku. (Qs. Al-Baqarah 2:152)

‫ين آ َمنُوا ْاذ ُكرُوا هَّللا َ ِذ ْكرًا َكثِيرًا‬


َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya)
sebanyak-banyaknya, (Qs. Al-Ahzab 33:41)

Diriwayatkan dari Abu Darda' ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:


Artinya: "Maukah kamu aku tunjukan amalan yang terbaik dan paling suci disisi Rabbmu,
yang paling mengangkat derajatmu. Lebih baik bagimu daripada menginfakkan emas dan
perak dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuhmu lantas kamu memenggal
leher mereka atau mereka memnggal lehermu?" Para sahabat yang hadir menjawab; "Tentu
saja wahai Rasulullah!" Beliau bersabda: "Zikir kepada Allah yang Tinggi." (HR. Tirmidzi
dan Ibnu Majah)

Pengertian Doa 
    Doa menurut bahasa adalah memanggil atau memohon sesuatu, sedangkan menurut istilah
adalah permohonan sesuatu yang disampaikan manusia sebagai makhluk kepada Allah Swt
sebagai Sang Pencipta dengan merendahkan diri dan tunduk kepada-Nya, baik untuk
kepentingan hidup di dunia maupun di akherat.

‫اع إِ َذا‬ ُ َ َ‫أَل‬e ‫َوإِ َذا َس‬


ِ ‫ َّد‬e ‫ َوةَ ال‬e‫ريبٌ ۖ أ ِجيبُ َد ْع‬e ِ eَ‫إِنِّي ق‬e َ‫ا ِدي َعنِّي ف‬eeَ‫ك ِعب‬
‫ون‬َ ‫ان ۖ فَ ْليَ ْستَ ِجيبُوا ِلي َو ْلي ُْؤ ِمنُوا ِبي لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ُش ُد‬
ِ ‫َد َع‬
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka
sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa
kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar
mereka memperoleh kebenaran. (Qs. Al-Baqarah 2:186)

Bagi seorang mukmin yang ingin berhasil dalam kehidupan ini, ada dua cara yang harus
ditempuhnya yaitu: berusaha dan berdoa kepada Allah. Kedua hal ini harus ditempuh, karena
di dalam kehidupan ini ada hal-hal yang dapat dijangkau oleh pemikiran manusia, tetapi ada
pula yang tidak dijangkaunya. Oleh karena itu kedua cara ini harus ditempuh secara bersama-
sama.

Tata Cara Zikir dan Berdoa


    Mengucap zikir pada dasarnya tidak dibatasi jumlah bilangan. Demikian pula mengenai
lafal, waktu, cara dan tempat melaksanakannya. Akan tetapi, zikir seyogyanya dilakukan di
tempat-tempat yang suci dilandasi dengan niat yang ikhlas, di samping sikap kusyu dan
tawadhu, Allah Swt berfirman:

ْ eَ‫ر ِم َن ْالق‬e
‫و ِل‬e ِ e‫ون ْال َج ْه‬
َ ‫ضرُّ ًعا َو ِخيفَةً َو ُد‬ َ َ‫ك ت‬ َ َّ‫َو ْاذ ُكر َّرب‬
َ ‫ك فِي نَ ْف ِس‬
َ ِ‫ال َواَل تَ ُكن ِّم َن ْال َغافِل‬
‫ين‬ َ ‫ِب ْال ُغ ُد ِّو َواآْل‬
ِ ‫ص‬
Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang
yang lengah. (Qs. Al-A'raf  7:205)

Firman Allah Swt. di atas memuat tata cara (adab) berzikir, antara lain :
1. Zikir hendaknya dilakukan dengan sikap tadarru' (merasa dirinya hina dan papa di hadapan
Allah Swt). Dengan demikian orang yang berzikir harus memperlihatkan sikap tawadhu'
kepada-Nya.
2. Zikir dilakukan dengan rasa takut kepada Allah Swt. Takut kepada keagungan dan
kemuliaan Allah Swt.
3. Zikir dilakukan dengan suara yang lembut,pelan dan kusyuk.

Cara berzikir ada tiga macam, yaitu:


1. Zikir dengan hati
    Zikir dengan hati ialah dengan cara bertafakur memikirkan ciptaan Allah Swt, sehingga
timbul di dalam pikiran kita bahwa Allah Swt. adalah Dzat yang Maha Kuasa. Semua yang
ada di dalam alam semesta ini pastilah ada yang menciptakan dan mengaturnya, yaitu Allah
Swt.
2. Zikir dengan perbuatan
    Yaitu dengan melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Semua itu mesti
diawali dengan niat untuk mendapatkan ridha Allah Swt. Jadi, menuntut ilmu, bersilaturahmi,
mencari nafkah, dan amalan-amalan lainnya yang diperintahkan oleh agama adalah termasuk
dalam lingkup zikir dengan perbuatan
3. Zikir dengan ucapan
    Zikir dengan ucapan yaitu dengan cara menyebut asma Allah atau dengan mengucapkan
kalimat-kalimat WD\\LEDK. Sehingga setiap kali menyebut-Nya akan semakin bertambah
keimanan kita kepada Allah Swt.
Contoh kalimat toyibah:

Adab Berdoa
1. Menghadap kiblat.
2. Memperhatikan saat yang tepat untuk berdoa, seperti di tengah malam dan sehabis shalat
fardhu.
3. Mengangkat kedua tangan setentang kedua bahu.
4. Memulai dengan istighfar, memuji Allah, dan membaca shalawat.
5. Harus ada sikap tawadhu' (rendah hati) dan Tadarru' (rendah diri) dan rasa takut.
6. Hendaklah disertai dengan hati yang khusyu’ dan meyakini bahwa doanya akan dikabulkan
oleh Allah Swt.

َ ‫) َوالَّ ِذ‬2(‫ُون‬
‫ين‬ ِ ‫اَل تِ ِه ْم َخ‬e ‫ص‬
َ ‫ع‬e ‫اش‬ َ ‫ين هُ ْم فِي‬ َ eُ‫قَ ْد أَ ْفلَ َح ْال ُم ْؤ ِمن‬
َ ‫) الَّ ِذ‬1(‫ون‬e
 )3(‫ُون‬
َ ‫ْرض‬ ِ ‫هُ ْم َع ِن اللَّ ْغ ِو ُمع‬
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya,
dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, (Qs. Al-
Mu'minun 23:3)

7. Menyederhanakan suara, antara bisik-bisik dengan suara keras. Firman Allah :

‫ َما ُء‬e‫هُ اأْل َ ْس‬eَ‫ ْد ُعوا فَل‬eَ‫ا َّما ت‬eeًّ‫رَّحْ ٰ َم َن ۖ أَي‬e‫وا ال‬ee‫وا هَّللا َ أَ ِو ا ْد ُع‬ee‫ل ا ْد ُع‬eِ eُ‫ق‬
‫ك‬ َ eِ‫غ بَي َْن ٰ َذل‬e ْ ِ‫اف‬ee‫ك َواَل تُ َخ‬
ِ eَ‫ا َوا ْبت‬eeَ‫ت بِه‬ َ ِ‫رْ ب‬eeَ‫ْال ُح ْسنَ ٰى ۚ َواَل تَجْ ه‬
َ ِ‫اَل ت‬e‫ص‬
‫َسبِياًل‬
Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana
saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asm±‘ul ¦usn±)
dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam shalat dan janganlah (pula)
merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu.” (Qs. Al-Isra 17:110)

8. Tidak berdoa untuk keburukan atau memutus tali silaturahim.


9. Tidak terburu-buru, maka doanya tidak akan dikabulkan.
10. Berdoa tidak boleh setulus hati dan berkata kepada Allah
11. Memilih kalimat-kalimat yang luas maknanya, tidak tertuju kepada kepentingan yang
sesaat dan ruang lingkupnya sempit. Misalnya: perkataan pangkat, jabatan, lulus ujian diganti
kebaikan dunia. Perkataan uang, materi tertentu diganti dengan rezeki yang luas. Perkataan
badan langsing, kurus, kuat, dan lain-lain diganti dengan kesehatan. Perkataan pintar, ilmu
tinggi diganti dengan ilmu yang manfaat. Perkataan anak yang bergelar tinggi diganti dengan
anak yang saleh
12. Jangan mendoakan diri, keluarga, anak, harta, pelayan dengan doa yang buruk Isi doanya
dimulai dari mendoakan diri sendiri dulu, baru untuk yang lain
13. Menyapu muka dengan kedua telapak tangan setelah selesai berdoa.

http://walpaperhd99.blogspot.com/2017/04/pengertian-tata-cara-zikir-dan-doa-adab.html
1. Dipermudah dalam mendapatkan rezeki

Selain ibadah 5 waktu yang harus kita lakukan, berdzikir juga bisa mempermudah kita
dalam mendapat rezeki. Sebagaima firman Allah QS Al-Jumu'ah ayat 10:

"Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi, dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung."

Sepenggalan ayat tadi menjelaskan bahwa, jika kamu hendak berdzikir setelah shalat
fardhu atau sunnah, dan dilakukan dengan istiqomah insyallah Allah akan

2. Mengatasi problem psikologi

Untuk mengurangi stress, Allah telah memerintahkan kita untuk mengingatnya melalui
dzikir. Karena dengan berdzikir hati kita akan tentram.Bila hati kita sedang gundah, ada
problem dengan pemerjaan dikantor, atau melakukn sesuatu dengan hasil yang tidak kita
harapkan.

Perintah Allah tersebut dalam QS Ar-Rad ayat 28 dijelaskan:


 "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram."

Di sinilah pentingnya berdzikir agar manusia mengetahui dan mengenal jati dirinya dan
Tuhannya. Sebagaimana kita ketahui, dzikir pada prinsipnya adalah memusatkan pikiran dan
perasaan kepada Allah Swt, dengan cara menyebut nama-Nya secara berulang-ulang.

3. Menjauhkan dari siksa api neraka

Sebuah watak manusia ingta kepada Allah ketika susah dan melupakan-Nya ketika dalam
keadaan senang. Dengan berdzikir membuat manusia ingat kepada Allah.

Karena itu, manusia akan slalu ingat dengan apa yang telah Allah larang, sehingga kita tidak
akan melakukan dosa tersebut. Hal ini menjadi ujian untuk setiap orang yang berusa agar
tidak melakukan dosa baik itu kecil ataupun besar.

Dengan mengingat Allah kita tidak akan terjerumus dari api neraka tempat yang paling hina.

4. Terhindar dari gangguan jin

iblis ataupun Jin yang dilaknat oleh Allah tidak menyukai orang-orang yang beriman kepada
Allah. Dengan sesering mungkin kita berdzikir iman kita semakin bertambah kepada Allah,
jin ataupun setan akan enggan untuk mendekati kita.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Imran ayat 176:

"Sesungguhnya mereka adalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman


setianya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika
kamu orang-orang beriman."

5. Kebahagiaan setelah kematian

ketika seorang muslim meninggal dunia, maka harta, istri, anak, dan kekuasaan akan
meninggalkannya. Tidak ada lagi ang akan tinggal bersamanya selain amal dan ibadah. Saat
itulah, amalan dzikir akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi dirinya setelah kematian
menjemput.

Imam Ghazali memberikan ilustrasi menarik akan hal ini.

“Ada orang bertanya, ‘Ia sudah lenyap, lalu bagaimana perbuatan dzikir kepada Allah masih
tetap kekal bersamanya?”

Imam Ghazali pun menjelaskan:

“Sebenarnya ia tidak benar-benar lenyap, yang juga melenyapkan amalan dzikir. Ia hanya
lenyap dari dunia dan alam syahadah, bukan dari alam malakut."

https://www.idntimes.com/life/inspiration/risan-riskanda/5-manfaat-berdzikir-c1c2/full
1. Dijadikan sebagi pemimpin (khalifah), dengan dibekali kekuatan secara jasmani dan ruhani
serta memperoleh kemenangan dari Allah. Al-Quran mengatakan, “Apakah kamu (tidak
percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari tuhanmu yang dibawa oleh
seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Ingatlah di waktu Allah
menjadikan kamu sebagai khalifah (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan
Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka
ingatlah nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-A’raf [7]: 69).

Mereka yang beriman dan yakin kepada Allah serta banyak melakukan dzikir, akan mampu
meneguhkan hati dan menguatkan tekad ketika menghadapi masalah serta berhadapan dengan
musuh. Tidak ada ketakutan, kecemasan, kekhawatiran, kesedihan, dan kegentaran di hati
mereka karena dzikir telah memenuhi hati dan jiwa. Keteguhan hati dan kekuatan tekad
bersamaan dengan pertolongan (ma’unah) dari Allah ini, pada akhirnya akan mengantarkan
mereka memperoleh kemenangan. Dikatakan, “Hai orang-orang yang beriman, apabila
kamu memerangi pasukan (musuh) maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah
sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Anfal[8]: 45)

2. Dibukakan baginya kesadaran insaniyah (emosional positif) dan kesadaran ilahiyyah


(kesadaran ruhani/spiritual) sehingga dapat melihat kesalahan-kesalahan masa lalu yang telah
diperbuat selama ini. Kesadaran terhadap kelemahan, kekurangan, dan bahkan kesalahan
yang diperoleh dengan berdzikir, akan mengantarkan seseorang untuk terus berjuang dalam
upaya memperbaiki diri pada masa-masa selanjutnya. Disebutkan dalam Al-Quran,
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, bila mereka ditimpa waswas dari setan, mereka
ingat kepada Allah maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS.Al-
A’raf [7]: 201).

Baca juga: 

Dzikir Ini Paling Baik Dibaca Waktu Shubuh dan Sore

3. Akan memperoleh ketenangan dan ketenteraman baik fisik maupun mental. Allah
berfirman, “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang
serupa (mutu ayatnya) lagi berulang-ulang. Gemetar karenanya kulit orang-orang yang
takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat
Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki  siapa yang dikehendakni-Nya.
Dan siapa yang disesatkan oleh Allah, niscaya taka da baginya seorang pemimpin pun.”
(QS. Az-Zumar [39]:23).

4. Memiliki hati yang lembut karena ingat selalu kepada-Nya. Sensitivitas dan kelembutan ini
terlihat sebab mereka mudah  mengangis karena haru, baik karena mendengarkan taushiyah
yang menyentuh, lantunan ayat suci Al-Qur’an ataupun melihat berbagai kesedihan dan
penderitaan orang lain. Di samping itu, dzikir akan mengantarkan seseorang kepada
keyakinan dan keimanan yang lebih kokoh dan meningkat ketika diperdengarkan ayat-ayat-
Nya. Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal.”
(QS. Al-Anfal[8]: 2)

5. Akan mendapatkan pertolongan (ma’unah) dan perlindungan Allah dari kejahatan orang-
orang yang ingin mengganggunya. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman,
ingatlah kamu  akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum
bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat) maka Allah
menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah
sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakal.” (QS. Al-Maidah [5]: 11)

6. Akan membawa seseorang pada ampunan (maghfirah) dan ganjaran yang besar dari Allah.
Allah berfirman, “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan
perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki
dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan
yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang
banyak mengingat Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang
besar.” (QS. Al-Ahzab [33]: 35).

7. Penjagaan, perlindungan, dan pemeliharaan dari Allah sehingga hati seorang pedzikir tidak
dilalaikan dalam aktivitas duniawi yang temporer seperti usaha dan perniagaan. Mereka tetap
melaksanakan berbagai aktivitas ibadah dalam bentuk kewajiban, seperti shalat dan puasa. Di
samping itu, hatinya merasa takut akan hari pembalasan. Al-Quran mengatakan, “(Mereka
adalah) laki-laki (kelompok) yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan jual beli, (dan
senantiasa tetap dalam) mengingat Allah, mendirikan sholat serta membayar zakat. Mereka
takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (QS. An-
Nur [24]: 37)

Semua hal di atas akan diberikan kepada orang-orang yang selalu berdzikir kepada Allah,
mengingat kebesaran, kemuliaan, dan nikmat-Nya yang sangat besar. Dampak dari dzikir itu
akan terlihat pada sikap dan perilaku kesehariannya, baik dari wajah, lisan maupun anggota
tubuh lainnya. (Idah Mahmuda).

https://harakahislamiyah.com/hikmah/tujuh-manfaat-berdzikir-menurut-al-quran

1. Keteguhan Hati

Manfaat dzikir adalah membuat hati kuat, menghasilkan keyakinan/ keteguhan hati. Hal ini
dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an berikut :

َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا لَقِيتُ ْم فِئَةً فَ ْاثبُتُوا َو ْاذ ُكرُوا هَّللا َ َكثِيرًا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬

“Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh
hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung,” (QS.
Al-Anfal : 45).

2. Allah Ta’ala Akan Mengingat Kita

Manfaat lainnya adalah Allah Ta’ala senantiasa mengingat kita seperti dijelaskan pada ayat
Al-Quran berikut :

‫فَ ْاذ ُكرُونِي أَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوا لِي َواَل تَ ْكفُرُو ِن‬

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku,” (QS. Al-Baqarah : 152).
Allah Ta’ala berjanji jika kita ingat kepada-Nya, maka Dia akan ingat kepada kita. Saat kita
dalam ketakutan, kesedihan, kesulitan, terkena musibah dengan berdzikir maka Allah Ta’ala
pasti memberikan ketenangan, mengangkat kesedihan, membebaskan kesulitan dan
memberikan pertolongan saat musibah.

3. Mengusir dan Mencegah Tipu Daya Setan

Dzikir memiliki manfaat sebagai pencegah tipu daya setan, muraqabah atau ingat kepada
Allah Ta’ala dijelaskan dalam Al-Quran dalam ayat sebagai berikut :

ِ ‫ف ِمنَ ال َّش ْيطَا ِن تَ َذ َّكرُوا فَإ ِ َذا هُ ْم ُم ْب‬


َ‫صرُون‬ َ ‫إِ َّن الَّ ِذينَ اتَّقَوْ ا إِ َذا َم َّسهُ ْم‬
ٌ ِ‫طائ‬

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan,
mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya,”
(QS. Al-A’raf : 201).

4. Ketenangan Jiwa

Allah Ta’ala memberikan jaminan/garansi bahwa hanya dengan mengingat Allah Ta’ala hati
menjadi tentram dan tenang.

ْ ‫َط َمئِ ُّن قُلُوبُهُ ْم بِ ِذ ْك ِر هَّللا ِ ۗ أَاَل بِ ِذ ْك ِر هَّللا ِ ت‬


ُ‫َط َمئِ ُّن ْالقُلُوب‬ ْ ‫الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوت‬

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram,” (QS. Ar-Ra’d :
28).

5. Ampunan Allah Ta’ala

Dengan mengingat Allah/ menyebut nama Allah, Allah memberikan mereka ampunan dan
pahala, seperti tersebut dalam ayat Al-Quran berikut :

‫ت‬
ِ ‫ت َوالصَّابِ ِرينَ َوالصَّابِ َرا‬ِ ‫ت َوالصَّا ِدقِينَ َوالصَّا ِدقَا‬ ِ ‫ت َو ْالقَانِتِينَ َو ْالقَانِتَا‬ ِ ‫ت َو ْال ُم ْؤ ِمنِينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا‬
ِ ‫إِ َّن ْال ُم ْسلِ ِمينَ َو ْال ُم ْسلِ َما‬
‫هَّللا‬ َّ
َ َ‫ت َوالذا ِك ِرين‬ َ ْ
ِ ‫ُوجهُ ْم َوال َحافِظا‬ ُ ْ
َ ‫ت َوال َحافِ ِظينَ فر‬ ِ ‫ت َوالصَّائِ ِمينَ َوالصَّائِ َما‬ َ
ِ ‫ص ِّدقا‬ ْ
َ َ‫َص ِّدقِينَ َوال ُمت‬ َ ‫ت َوال ُمت‬ْ ِ ‫َاش َعا‬ِ ‫َو ْالخَا ِش ِعينَ َو ْالخ‬
‫ت أَ َع َّد هَّللا ُ لَهُ ْم َم ْغفِ َرةً َوأجْ رًا َع ِظي ًما‬
َ ِ ‫َكثِيرًا َوال َّذا ِك َرا‬

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang
mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan
yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-
laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan
perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak
menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang
besar,” (QS. Al-Ahzab : 35). []

 https://www.islampos.com/31266-31266/
Pertama: Do’a adalah ibadah dan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫ال ُّدعَا ُء هُ َو ْال ِعبَا َدة‬

“Do’a adalah ibadah.” (HR. Abu Daud no. 1479, At Tirmidzi no. 2969, Ibnu Majah no. 3828
dan Ahmad 4/267; dari An Nu’man bin Basyir)

Kedua: Do’a adalah sebab untuk mencegah bala’ bencana.

Ketiga: Do’a itu amat bermanfaat dengan izin Allah. Manfaat do’a ada dalam tiga keadaan
sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut,

« ُ‫ث إِ َّما أَ ْن تُ َع َّج َل لَه‬


ٍ َ‫ْس فِيهَا إِ ْث ٌم َوالَ قَ ِطي َعةُ َر ِح ٍم إِالَّ أَ ْعطَاهُ هَّللا ُ بِهَا إِحْ دَى ثَال‬
َ ‫ما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم يَ ْدعُو بِ َد ْع َو ٍة لَي‬
‫هَّللا‬ ْ ُْ َ
ُ « ‫ قَا َل‬.ُ‫ قَالُوا إِذاً نُ ْكثِر‬.» ‫ْن يَصْ ِرفَ َع ْنهُ ِمنَ السُّو ِء ِمثلَهَا‬eُ ‫اآلخ َر ِة َوإِ َّما أ‬ ِ ‫َد ْع َوتُهُ َوإِ َّما أَ ْن يَ َّد ِخ َرهَا لَهُ فِى‬
‫» أَ ْكثَ ُر‬
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa
dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga
hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di
akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para
sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan
do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa’id. Syaikh Syu’aib Al Arnauth
mengatakan bahwa sanadnya jayyid)

Keempat:  Do’a adalah sebab kuat dan semakin mendapatkan pertolongan menghadapi
musuh.

Kelima: Do’a merupakan bukti benarnya iman dan pengenalan seseorang pada Allah baik
dalam rububiyah, uluhiyah maupun nama dan sifat-Nya. Do’a seorang manusia kepada
Rabbnya menunjukkan bahwa ia yakini Allah itu ada dan Allah itu Maha Ghoni (Maha
Mencukupi), Maha Melihat, Maha Mulia, Maha Pengasih, Maha Mampu, Rabb yang berhak
diibadahi semata tidak pada selainnya.

Keenam: Do’a menunjukkan bukti benarnya tawakkal seseorang kepada Allah Ta’ala.
Karena seorang yang berdo’a ketika berdo’a, ia berarti meminta tolong pada Allah. Ia pun
berarti menyerahkan urusannya kepada Allah semata tidak pada selain-Nya.

Ketujuh: Do’a adalah sebagai peredam murka Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

َ ‫َم ْن لَ ْم يَسْأ َ ِل هَّللا َ يَ ْغ‬


‫ضبْ َعلَ ْي ِه‬

“Barangsiapa yang tidak meminta pada Allah, maka Allah akan murka padanya.” (HR.
Tirmidzi no. 3373. Syaikh Al Albani mengatakan  bahwa hadits ini hasan)

https://rumaysho.com/1324-7-manfaat-doa.html

1. Doa Bisa Mengubah Takdir

Kekuatan doa itu sangat luar biasa dan tidak boleh diremehkan. Bahkan dikatakan dalam
hadist shahih bahwa keutamaan berdoa dalam islam dapat mengubah takdir. Jadi semisal
Anda telah menghadapi suatu perkara yang tampaknya tak mungkin dirubah, cobalah berdoa.
Mintalah apa yang Anda inginkan. InsyaAllah dikabulkan.

Dijelaskan dari Tsauban RA, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada
yang dapat mencegah takdir, kecuali doa. Tidak ada yang dapat menambah umur, kecuali
kebaikan. Dan seseorang benar-benar akan dihalangi dari rezeki, disebabkan oleh dosa
yang diperbuatnya.” (HR. Al-Hakim).

2. Diberikan Kekuatan Menghadapi Musuh

Ketika Anda hendak bertemu dengan seseorang yang punya kekuasaan atau musuh, lalu
Anda merasa takut. Cobalah berdoa. Doa bisa memberikan kekuatan pada hati Anda agar
lebih berani. Dan insyaAllah Anda akan diberikan bantuan pertolongan oleh Allah Ta’ala.
3. Doa adalah Bentuk Ibadah

Ibadah itu sangatlah luas. Tidak sebatas pada sholat wajib, mengaji atau puasa. Salah satu
bentuk ibadah yang lain adalah doa. Aktivitas berdoa di sela-sela adzan, sehabis sholat atau
kapanpun itu bisa mendatangkan pahala.

 Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Do’a adalah ibadah.” (HR. Abu
Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

4. Menghindari Diri dari Kejelekan

Diriwayatkan dari Abu Sa’id: “Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah
selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan
Allah akan beri padanya tiga hal: Allah akan segera mengabulkan do’anya, Allah akan
menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan Allah akan menghindarkan darinya kejelekan
yang semisal.”

Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan
do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad).

5. Menghindari Murka Allah

Seperti yang telah dijelaskan diatas, seseorang yang jarang atau bahkan enggan berdoa maka
menunjukkan bahwa dia adalah orang yang sombong. Seolah-olah tidak membutuhkan
bantuan dari Allah Ta’ala. Tentunya perbuatan tersebut akan mendatang murka Allah dan
juga membuat hidup semakin berantakan.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meminta
pada Allah, maka Allah akan murka padanya.” (HR. Tirmidzi). 

6. Memperoleh Rahmat dari Allah

Berdoa juga mendatangkan rahmat dari Allah Ta’ala. Seseorang yang selalu berdoa dan
senantiasa mengingat Tuhan maka kehidupannya akan terasa lebih mudah. Sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Quran:

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya
dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf : 55-56)

7. Memberikan Manfaat Bagi Kehidupan

“Barangsiapa dibukakan pintu doa untuknya, berarti telah dibukakan pula untuknya segala
pintu rahmat. Dan tidak dimohonkan kepaia Allah, yang lebih disukai-Nya selain daripada
dimohonkan ‘afiyah. Doa itu memberi manfaat terhadap yang telah diturunkan dan yang
belum diturunkan. Dan tak ada yang dapat menangkis ketetapan Tuhan, kecuali Doa. Sebab
itu berdoa kamu sekalian.” (HR. Al-Tirmidzî).
8. Dikabulkan Keinginannya

Apabila Anda punya keinginan tertentu yang terpendam , maka selain berusaha Anda juga
harus berdoa. Doa dapat mengabulkan harapan serta menjauhkan diri dari kejahatan.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadist shahih:

“Tiap Muslim di muka bumi yang memohonkan suatu permohonan kepada Allah, pastilah
permohonannya itu dikabulkan Allah, atau dijauhkan Allah daripadanya sesuatu kejahatan,
selama ia mendoakan sesuatu yang tidak membawa kepada dosa atau memutuskan kasih
sayang.” (HR Al-Thirmidzi).

9. Mendekatkan Diri pada Allah

Selain membantu tercapainya harapan, doa juga bisa mendekatkan diri pada Allah Ta’ala.
Doa berarti berkomunikasi pada Allah. Semakin Anda sering berdoa maka semakin dekat
Anda pada Allah Azza wa Jalla.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah),


bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS.
Al-Baqarah: 186).

10. Mempermudah Segala Urusan

Manusia diwajibkan untuk berikhtiar untuk menghadapi segala masalah atau perkara di
kehidupan. Selain itu juga dibarengi sabar serta ikhlas. Hal lain yang tak kalah penting adalah
berdoa. Sudah seharusnya doa dan usaha berjalan seiringan.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran yang artinya: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu“. (QS. Al-Mu’min: 60)

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa
kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia)
sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah
kamu mengingati(Nya).” (QS. An-Namal : 62)

11. Menghilangkan Duka Cita dan Kesulitan

Ketika Anda merasa hidup begitu sulit, sempit dan sumpek. Maka jangan ragu untuk
membaca doa untuk menghadapi ujian seraya mengadahkan tangan keatas meminta kepada
Rabb Semesta Alam, Allah Azza wa Jalla. Percayalah, bahwa tidak ada doa yang sia-sia.
Jangan malas berdoa sebab doa bisa merubah kesulitan menjadi kemudahan, sekaligus
menghilangkan duka cita. Masih ingat dengan kisah Nabi Yunus a.s yang ditelan oleh ikan
paus? Satu hal yang membuat Nabi Yunus a.s lantas dapat keluar dari perut ikan yakni
dikarenakan beliau senantiasa berdoa dan berdzikir kepada Allah Ta’ala.

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia
menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang
sangat gelap, ‘Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau.
Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim’. Maka Kami kabulkan doanya dan Kami
selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang
beriman.”  (QS. Al-Anbiya: 87-88).

12. Mententramkan Jiwa

Banyak orang yang menyikapi setiap permasalahan hidup dengan cara salah. Mereka pergi ke
diskotik, minum alkohol, merokok, berpacaran, berzina dan sebagainya dengan tujuan untuk
mendapatkan ketenangan. Sungguh, semua perbuatan itu justru menyesatkan dan bikin hati
semakin gelap. Apabila Anda ingin memperoleh jiwa yang tentram dan untuk  cara agar hati
tenang dalam Islam maka berdoalah kepada Allah Ta’ala. Jagalah sholat. Senantiasa berdizkir
serta perbanyak membaca Al-Quran.

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikanmerekadan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.
At-Taubah: 103).

13. Mendatangkan Pahala

Doa memiliki banyak bentuk. Doa tidak hanya berarti memohon apa yang diinginkan.
Berdzikir pun juga termasuk berdoa. Dan hal itu menjadi amalan yang sangat baik, amalan
yang mendatangkan pahala dan paling suci. Dijelaskan dalam hadist shahih:

Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku ceritakan


kepada kalian tentang amal perbuatan yang paling baik buat kalian, paling suci (berharga)
disisi kalian, dan paling banyak mengangkat derajat (pahala) kalian dan lebih baik bagi
kalian daripada meng-infakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada
perang menghadapi musuh kalian, lalu kalian memukul leher mereka dan mereka memukul
leher kalian. Mereka menjawab: Tentu saja kami mau. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: Ber-Dzikir kepada Allah Ta’ala (HR. Tirmidzi)

14. Diampuni Dosa-Dosa

Di dunia ini tidak ada manusia yang luput dari dosa. Sebagaimana manusia biasa yang punya
nafsu tentunya khilaf dan salah sulit untuk dihindari. Namun demikian, perbuatan dosa ini
tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Sudah seharusnya bila punya dosa maka Anda harus
segera bertaubat dan berdoa memohon ampunan kepada Allah Ta’ala sehingga dosa-dosa
tersebut diampuni.

“Hai anak Adam, sesungguhnya selama kamu berdoa kepada-Ku dan kamu mengharapkan
kepada-Ku, Aku ampuni kamu bagaimanapun keadaanmu sebelumnya, Aku tidak perduli.
Hai anak Adam, sekiranya dosa-dosamu mencapai awan dilangit, kemudian kamu minta
ampun kepada-Ku, Aku ampuni kamu dan Aku tidak perduli. Hai anak Adam, sekiranya
kamu mendatangi Aku dengan membawa kesalahan-kesalahan yang hampir memenuhi bumi,
kalau kamu bertemu Aku nanti dan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu, pasti Aku
mendatangi kamu dengan membawa ampunan yang hampir memenuhi bumi pula.” (HR.
Tirmidzi)

15. Diangkat Derajatnya di Sisi Allah


Sesungguhnya Allah berfirman dalam hadits Qudsi: “Barangsiapa berdo’a (memohon)
kepada-Ku di waktu dia senang (bahagia) maka Aku akan mengabulkan do’anya di waktu
dia dalam kesulitan, dan barangsiapa memohon maka Aku kabulkan dan barangsiapa
rendah diri kepada-Ku maka aku angkat derajatnya, dan barangsiapa mohon kepada-Ku
dengan rendah diri maka Aku merahmatinya dan barangsiapa mohon pengampunanKu maka
Aku ampuni dosa-dosanya.”

16. Meninggal Dalam Keadaan Fitrah

Setiap muslim diwajibkan membaca doa sebelum tidur. Membaca doa sebelum tidur bisa
mendatangkan banyak manfaat, salah satunya bila meninggal maka akan meninggal dalam
keadaan fitrah. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist:

“Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti kamu hendak
melakukan sholat. Kemudian berbaringlah di atas bagian tubuh yang kanan. Lalu
ucapkanlah:  Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepadaMu, aku menyerahkan urusanku
kepadaMu, aku menyandarkan punggungku kepadaMu, karena senang dan takut. Tidak ada
tempat perlindungan dan penyelamatan dariMu kecuali kepadaMu. Aku beriman kepada
kitab yang telah Engkau turunkan, dan Nabi yang telah Engkau utus. Apabila kamu
meninggal dunia, maka kamu meninggal dalam keadaan fitrah. Dan jadikanlah ia ucapan
terakhirmu.” (HR.Bukhari).

17. Dicintai oleh Allah

Allah Ta’ala mencintai hamba-hambaNya yang senantiasa berdoa. Sebab berdoa sama halnya
Anda berbicara dengan Allah Ta’ala, Anda percaya akan adanya Allah dan Anda terus
mengingatNya. Perbuatan demikian membuat Anda dicintai oleh Allah Ta’ala.

https://dalamislam.com/info-islami/manfaat-doa-dalam-islam

Anda mungkin juga menyukai