Anda di halaman 1dari 13

DZIKIR & DOA

Disusun oleh:

1. Dewi Sarah (2120163)


2. Prastiati Dewi (2120164)
3. Muhammad Murtadlo (2120167)

Dosen Pengampu : IMAM SYAFI’I, M.Pd.

Mata Kuliah : Fiqih Ibadah

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

IAIN PEKALONGAN

2020

ABSTRAK

Pembahasan tentang dzikir dan doa adalah pembahasan yang penting. Istilah
dzikir dalam Al-qur’an sendiri digunakan untuk menunjukkan beberapa arti
diantaranya mengingat, menyebutkan. Dzikir sangat dianjurkan oleh rasul karena
mempunyai banyak manfaat dan hikmah, salah satu hikmahnya ialah dapat
mendekatkan diri kepada Allah sehingga ia akan terhindar dari perbuatan yang tidak
baik, dan akan selalu melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Sedangkan istilah doa didalam Al-qur’an sendiri diantaranya ibadah, seruan,
panggilan, dan permintaan. Doa juga sangat penting dalam kehidupan manusia karena
doa diposisikan sebagai bagian dari sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Dengan demikian bagi mereka yang lebih percaya pada suatu kondisi dapat
memberikan sikap optimis, hati puas, dan rasa ketenangan dalam jiwa. Sehingga
diberikan kekuatan batin dalam menghadapi berbagai masalah.

Kata kunci: dzikir, doa, manfaat, dan al-qur’an.

A. Dzikir
1. Pengertian Dzikir
Arti dzikir dari segi bahasa, dzikir berasal dari kata dzakara, yadzkuru,
dzukr/dzikr yang artinya merupakan perbuatan dengan lisan (menyebut,
menuturkan, mengatakan) dan dengan hati (mengingat dan menyebut).
Kemudian ada yang berpendapat bahwa dzukr (bidlammi) saja, yang dapat
diartikan pekerjaan hati dan lisan, sedang dzkir (bilkasri) dapat diartikan
khusus pekerjaan lisan. Sedangkan dari segi peristilahan, dzikir tidak
terlalu jauh pengertiannya dengan makna-makna lughawinya semula.
Bahkan di dalam kamus modern seperti al-Munawir, alMunjid, dan
sebagainya, sudah pula menggunakan pengertian-pengertian istilah seperti
adz-dzikr dengan arti bertasbih, mengagungkan Allah swt. dan
seterusnya.1

1
Joko S. Kahhar&Gilang Cita Madinah, Berdzikir kepada Allah Kajian Spiritual Masalah
Dzikir dan Majelis Dzikir (Yogyakarta: Sajadah_press, 2007) hlm., 01.
2. Bentuk-Bentuk Dzikir
Ibnu Ata‟, seorang sufi yang menulis al-Hikam (Kata-Kata Hikmah)
membagi dzikir atas tiga bagian:d zikir jali (dzikir jelas, nyata), dzikir
khafi (dzikir samar-samar) dan dzikir haqiqi (dzikir sebenar-benarnya)2
a. Dzikir Jali
Suatu perbuatan mengingat Allah swt. dalam bentuk ucapan
lisan yang mengandung arti pujian, rasa syukur dan doa kepada
Allah swt. yang lebih menampakkan suara yang jelas untuk
menuntun gerak hati. Mula-mula dzikir ini diucapkan secara lisan,
mungkin tanpa dibarengi ingatan hati. Hal ini biasanya dilakukan
orang awam (orang kebanyakan). Hal ini dimaksudkan untuk
mendorong agar hatinya hadir menyertai ucapan lisan itu.
b. Dzikir Khafi
Dzikir yang dilakukan secara khusyuk oleh ingatan hati, baik
disertai dzikir lisan ataupun tidak. Orang yang sudah mampu
melakukan dzikir seperti ini merasa dalam hatinya senantiasa
memiliki hubungan dengan Allah swt. Ia selalu merasakan
kehadiran Allah swt. kapan dan dimana saja. Dalam dunia sufi
terdapat ungkapan bahwa seorang sufi, ketika melihat suatu benda
apa saja, bukan melihat benda itu, tetapi melihat Allah swt.
Artinya, benda itu bukanlah Allah swt., tetapi pandangan hatinya
jauh menembus melampaui pandangan matanya tersebut. ia tidak
hanya melihat benda itu akan tetapi juga menyadari akan adanya
Khalik yang menciptakan benda itu.
c. Dzikir Haqiqi
Dzikir yang dilakukan dengan seluruh jiwa raga, lahiriah dan
batiniah, kapan dan dimana saja, dengan memperketat upaya
memelihara seluruh jiwa raga dari larangan Allah swt. dan
2
Ensiklopedi Islam, jilid 6(Jakarta: PT Ichtiar Baru van Houve,...) hlm., 332.
mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya. Selain itu tiada yang
diingat selain Allah swt. Untuk mencapai tingkatan dzikir haqiqi
ini perlu dijalani latihan mulai dari tingkat dzikir jali dan dzikir
khafi.

3. Manfaat Dzikir
Keutamaan dzikir secara umum banyak sekali menurut Saiful Ghofur
dalam karyanya Rahasia dzikir dan doa, diantaranya ialah:
a. Terlindung dari bahaya godaan setan
Setan tak pernah berhenti untuk menggelincirkan manusia dari
rida Allah. segala bentuk godaan akan diumpamakan kepada
manusia agar lalai dan terlena. Karena itu, dengan berdzikir kita
memohon kepada Allah supaya terlindung dari godaan setan yang
terkutuk.
b. Tidak mudah menyerah dan putus asa
Hidup di dunia tak jarang penuh dengan permasalahan. Adanya
permasalahan ini sejatinya untuk menguji sejauh mana tingkat
keimanan seseorang. Bagi yang tidak kuat menanggung
permasalahan tersebut, acap kali cenderung berputus asa. Padahal,
berputus asa adalah perbuatan yang dilarang oleh Islam.
c. Memberi ketenangan jiwa dan hati
Segala gundah dan resah bersumber dari bagaimana hati
menyikapi kenyataan. Jika hati lemah dan tak kuat menanggung
beban hidup, besar kemungkinan yang muncul adalah suasana
resah dan gelisah. Artinya, tidak tenang. Ketidaktenangan juga bisa
timbul akibat perbuatan dosa. Hati ibarat cermin dan dosa adalah
debu. Semakin sering berbuat dosa, semakin memupuk debu yang
mengotori cermin. Karena itu, untuk meraih ketenangan jiwa dan
hati kita dianjurkan untuk memperbanyak zikir.
d. Mendapatkan cinta dan kasih sayang Allah
Allah memiliki sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Kedua ini
berasal dari suku kata ar-rahmah yang berarti kasih sayang. Kasih
sayang Allah terhadap hamba-Nya begitu luas. Oleh sebab itu,
kasih sayang Allah harus kita raih dengan memperbanyak zikir.
e. Tidak mudah terpengaruh dengan kenikmatan dunia yang
melenakan. Hidup di dunia hanya sementara. Begitu pun segala hal
yang diraih dalam kehidupan dunia. Kenikmatan dunia adalah
fana. Jelas, segala kesenangan dan kenikmatan dunia bisa
melenakan jika tidak disikapi dengan bijaksana. Dengan
kejernihan hati dan senantiasa mengingat Allah melalui dzikir,
kenikmatan dunia itu bisa menjadi perantara untuk meraih
kebahagiaan akhirat.3
f. Dengan zikir, manusia akan dipermudah Allah jalan rezekinya,
g. Dengan berzikir, bisa akan terbuka baginya pintu pintu yang
agung, yaitu pintu pintu pengampunan,
h. Zikir merupakan ibadah yang paling ringan.
i. Dengan memperbanyak zikir bisa menyelamatkan diri dari siksa
api neraka.4
B. Doa
1. Pengertian Doa

Doa berasal dari bahasa Arab yang akar katan Da’aa -Yad’uu - Du’aa-
an yang artinya: panggilan, mengundang, permintaan, permohonan, doa,

3
Samsul Amin Ghofur, Rahasia Zikir dan Doa (Yogjakarta: Darul Hikmah, 2010) hlm., 143-
147.
4
Muqorrobin Misbah, Khasiat dan Faedah Zikir, Wirid dan Do’a, (Pekalongan: CV. Gunung
Mas, 1997), h. 14
dan sebagainya.5 Berdoa artinya menyeru, memanggil, atau memohon
pertolongan kepada Allah SWT atas segala sesuatu yang diinginkan.

Apapun doa secara terminologi adalah sebagai berikut:

a. Anis Masykhur dan Jejen Musfah, dalam bukunya "Doa Ajaran Ilahi"
menyebutkan; doa menurut Al-Thiby adalah melahirkan kehinaan dan
kerendahan diri dalam keadaan tidak berdaya dan tidak berkekuatan
kemudian menyatakan hajat, keperluan, ketundukan kepada Allah
SWT. Dalam pengertian amalan keagamaan, doa dikenal sebagai
upaya memanggil Allah SWT dalam rangka mengajukan permohonan
kepada-Nya.6
b. Menurut Mohammad Saifullah Al-Aziz, dalam bukunya "Risalah
Memahami Ilmu Tasawuf" menyatakan bahwa; Doa adalah suatu
realisasi penghambaan dan merupakan media komunikasi antara
makhluk dengan Khaliknya, serta dicurahkan segala isi hati yang
paling rahasia. Dengan berdoa, manusia merasa bertatap muka dengan
Khaliknya serta memohon petunjuk maupun perlindungan. Jadi, doa
itu pada prinsipnya merupakan kunci dari segala kebutuhan hidup di
dunia maupun di akhirat.7
c. Menurut Dadang Hawari dalam bukunya "Doa dan Zikir sebagai
Pelengkap Terapi Medis" menyatakan; Doa adalah permohonan yang
dimunajatkan kepada Allah SWT. Maksudnya, suatu amalan dalam
bentuk yang diucapkan secara lisan atau dalam hati yang berisi
permohonan kepada Allah SWT. dengan selalu mengingat nama dan
sifat-Nya.8

5
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir: Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka
Progresif, cet. 25, 2002) hlm. 402
6
Masykhur dan Jejen Musfah, Doa Ajaran Ilahi, (Jakarta: Hikmah, 2005), hlm. 3
7
Moh. Saifulloh Al-Aziz S., Risalah Memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya, Terbit Bintang,
1998), hlm. 277
d. Menurut Umar Hasyim, dalam karyanya "Memahami Seluk-baluk
Takdir" menyatakan; Doa adalah memohon kepada Allah SWT agar
tercapai apa yang dimaksudkan dengan perantaraan mengerjakan
segala syarat yang menjadi sebab berhasilnya usaha tersebut. Doa
adalah takdir Tuhan untuk manusia.9
e. Menurut Abdul Azis Dahlan, dalam Ensklopedi Hukum Islam,
menyebutkan; doa ialah permohonan dan permintaan dari seorang
hamba kepada Tuhan dengan menggunakan lafaz yang dikehendaki
dan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan.10

2. Waktu-waktu Mustajab dalam Berdoa


a. Ketika bersujud
b. Antara adzan dan iqamah
c. Ketika turun hujan
d. Ketika selesai mengkhatamkan Al-Qur’an
e. Selepas waktu sholat wajib
f. Hari jumat
g. Sepertiga malam akhir
h. Malam lailatul qadr.11

3. Tujuan berdoa
a. Untuk selalu mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT

8
Dadang Hawari, Doa dan Zikir sebagai Pelengkap Terapi Medis, (Jakarta: Dana Bhakti
Primayasa, 1997), hlm.6
9
Umar Hasyim, Memahami Seluk-baluk Takdir, (Solo: CV.Ramadhani, 1992), hlm. 41
10
Abdul Azis Dahlan (ed.), Ensklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve,
1997), hlm. 276
11
Aulia Fadhil, Do a-Doa Mustajab Orang Tua untuk Anaknya, (Jakarta, Media Pressindo,
2016) hlm.33
b. Memohon perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan yang
terkutuk
c. Memohon keselamatan hidup dalam bimbingan Allah SWT
d. Agar selamat dunia akhirat.

4. Adab atau Tata cara Berdoa


a. Menghadap ke kiblat
b. Sebelum berdoa harus membaca basmalah, istighfar dan hamdalah.
Lalu kemudian diikuti dengan shalawat nabi
c. Dengan mengangkat kedua telapak tangan sebelum berdoa dan
mengusap muka dengan telapak tangan setelah berdoa
d. Melembutkan suara dengan tenang saat berdoa
e. Khusyuk, ikhlas dan serius
f. Berharap agar doanya diterima oleh Allah SWT
g. Berdoa secara berulang-ulang di lain waktu untuk menunjukkan suatu
keseriusan kita agar dikabulkan oleh Allah SWT
h. Setelah berdoa lalu ditutup dengan shalawat nabi.

5. Orang-orang yang Doanya mustajab


a. Setiap orang muslim yang berdoa untuk saudaranya yang sesama
muslim dari kejauhan
b. Doa orang yang terdzalimi atau teraniaya
c. Doa seorang musafir
d. Doa orang tua untuk anaknya
e. Doa anak yang sholeh untuk kedua orang tuanya
f. Doa orang yang sedang berpuasa sampai berbuka
g. Doa seorang pemimpin yang adil
h. Doa orang yang mudhtharr (yang sedang dalam kesulitan, terhimpit,
terdesak)
i. Orang yang sedang dalam keadaan suci (berwudhu, insya allah
termasuk dalam keadaan junub dan berhalangan sekalipun dan berzikir
kepada Allah) ketika tidur
j. Doa orang yg terbangun ditengah malam.12

6. Hukum berdoa

Sehubungan dengan hukum berdoa, maka berdoa memiliki aspek


hukum yang dapat ditinjau dari tingkat kepentingannya. Maka, tidak
semuanya berdoa itu hukumnya wajib. Karena, secara definitif, berdoa adalah
ibadah dan ungkapan kebutuhan bagi setiap manusia. Dengan demikian,
hukum berdoa dapat dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain:

1) Hukum Wajib.
Doa yang di artikan ibadah yang wajib seperti shalat-shalat yang
fardhu, dan doa memohon ampunan dari dosa bagi orang yang
melakukannya dan lainlain, maka wajiblah hukumnya. Sebagaimana
perintah berdoa. Sebagaimana perintah berdoa. Berdasarkan pedoman dari
al-Qur`an surat al-Mukmin ayat 60, yang berbunyi:
ْ ‫ۚ وقَا َل َربُّ ُك ُم ٱ ْدعُونِ ٓى َأ‬
‫ستَ ِج ْب لَ ُك ْم‬ َ
Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya
akan Kuperkenankan bagimu." (QS. Al-Mukmin [40]: 60)
2) Hukum Haram
Sedangkan doa yang tidak ada keterangan dalam al-Qur`an dan hadis,
juga termasuk doa-doa yang dilarang dalam Islam, seperti doa meminta
kejelekan, meminta bala, doa yang diminta kepada selain Allah dan
sebagainya. Maka, doa semacam itu hukumnya haram. berdasarkan firman
Allah dalam surat Yunus ayat 11, yang berbunyi:

12
Nurhasanah Namin S.Ag, Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab Untuk Berdoa,
(Jakarta: Niaga Swadaya, 2014), hlm. 5
َ ‫اس ٱل َّشرَّ ٱسْ تِعْ َجالَهُم ِب ْٱل َخي ِْر لَقُضِ َى ِإلَي ِْه ْم َأ َجلُ ُه ْم ۖ َف َن َذ ُر ٱلَّذ‬
‫ِين اَل‬ ِ ‫َولَ ْو ي َُعجِّ ُل ٱهَّلل ُ لِل َّن‬
‫ُون‬ ُ ‫ُون لِ َقٓا َء َنا فِى‬
َ ‫ط ْغ ٰ َين ِِه ْم َيعْ َمه‬ َ ‫َيرْ ج‬

Artinya: "Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi


manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan,
pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami biarkan orang-orang yang
tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bergelimangan di dalam
kesesatan mereka".(QS. Yunus[10] : 11)
3) Hukum Sunah
Berdoa hukumnya sunah (mustahab), ini menurut ahli fikih (fuqaha),
ahli hadis (muhaditsin), jumhur ulama (kebanyakan ulama), baik mereka
dari golongan salaf (ulama terdahulu), dan khalaf (ulama mutaakhirin). 13
Doa yang dimaksud adalah doa yang mengiringi aktifitas biasa, seperti
doa setelah shalat, doa minta hujan, doa kepada orang yang jauh, doa
murah rizki dan lain-lain yang tidak termasuk dalam ibadah wajib.
Sedangkan angkat tangan dalam berdoa termasuk sunah juga. Berdasarkan
pernyataan Imam Ibn Taimiah yang mengatakan; banyak hadis yang
menerangkan bahawa Nabi saw mengangkat tangannya ketika berdoa
sedangkan menyapu tangan kewajah setelah berdoa, menurut Imam
Nawawi tidak memiliki landasan hukumnya.14
4) Hukum Mubah (boleh berdoa dan boleh ditinggalkannya)
Doa yang bersifat tahniah di ucapkan seseorang kepada orang lain yang
berprestasi, baik dalam pekerjaan maupun yang lain, atau doa-doa sanjungan dan
sebagainya yang tidak berlebihan.

7. Manfaat Berdoa

13
Ahmadi Isa, Doa-doa Pilihan (Lengkap dan Mustajab Bersumber dari Al-Qur'an dan As-
Sunah) , (Jakarta : Hikmah, 2006), hlm. 2
14
Syukriadi Sambas, Quantum Doa Agar Doa tidak Terhijab dan Mudah Dikabulkan oleh
Allah, (Jakarta: Hikmah, 2003), hlm. 47
a. Memperkuat hubungan seorang hamba dengan Tuhannya
b. Membuka pintu-pintu kebaikan dan menutup pintu-pintu keburukan
c. Menenangkan hati dan memurnikan jiwa
d. Mengajarkan seorang hamba untuk selalu bersabar terhadap musibah
yang menimpanya
e. Seorang hamba dapat belajar bersyukur atas nikmat yang dilimpahkan
kepadanya
f. Seorang hamba dapat merasakan banyaknya karunia allah dan
pentingnya memohon kasih sayang-Nya.15

SIMPULAN

Dzikir adalah suatu hal atau kegiatan untuk mengingat Allah. Dzikir sendiri
ada 3 macam dzikir jali, dzikir khafi, dan dzikir haqiqi. Banyak manfaat dari dzikir
untuk kehidupan manusia diantaranya terhindar dari godaan setan, terhindar dari api
neraka, memperlancar rezekinya, dan memberikan ketenangan hati dan jiwa. Selain
dzikir yang tak kalah penting juga ada doa. Sedangkan doa adalah kegiatan yang
bertujuan untuk meminta sesuatu yang baik itu kemudahan untuk melakukan sesuatu
atau yang lainnya kepada Allah SWT. Dan sebaiknya ketika berdoa harus khusyuk,
dan bersungguh-sungguh agar doanya dikabulkan oleh Allah SWT dan dilakukan
pada waktu-waktu yang dipercaya mustajab ketika berdoa seperti pada saat turun
hujan, sepertiga malam, antara adzan dan iqamah, dll. Hukum berdoa sendiri adalah
wajib, haram, sunah dan mubah. Adapun manfaat berdoa yaitu memperkuat
hubungan seorang hamba dengan Tuhannya, membuka pintu-pintu kebaikan dan
menutup pintu-pintu keburukan, menenangkan hati dan memurnikan jiwa,
mengajarkan seorang hamba untuk selalu bersabar dalam musibah yang menimpanya,
seorang hamba dapat belajar bersyukur atas nikmat yang dilimpahkan kepadanya, dan
15
Syaikh Bakar Abdul Hafizh Al-Khulaifat, Tafsir dan Makna Doa-Doa dalam Al-Quran,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2016), hlm. 8
seorang hamba dapat merasakan banyaknya karunia allah dan pentingnya memohon
kasih sayang-Nya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Khulaifat , Syaikh Bakar Abdul Hafizh. 2016. Tafsir dan Makna Doa-Doa dalam
Al-Quran. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2016.

Dahlan, Abdul Azis. 1997. Ensklopedi Hukum Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Baru van
Hoeve.

Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Houve.

Fadhli, Aulia. 2016. Doa-Doa Mustajab Orang Tua untuk Anaknya. Jakarta: Media
Pressindo.

Ghofur, Samsul Amin. 2010. Rahasia Zikir dan Doa. Yogyakarta: Darul Hikmah.

Hasyim, Umar, 1992. Memahami Seluk-Beluk Takdir. Solo: CV.Ramadhani.

Hawari, Dadang. 1997. Doa dan Zikir sebagai Pelengkap Terapi Medis. Jakarta: Dana
Bhakti Primayasa.

Isa, Ahmadi. 2006. Doa-doa Pilihan (Lengkap dan Mustajab Bersumber dari Al-
Qur'an dan As-Sunah). Jakarta : Hikmah.

Kahhar, Joko S. 2007. Berdzikir kepada Allah Kajian Spiritual Masalah Dzikir dan
Majelis Dzikir. Yogyakarta: Sajadah Press.

Masykhur dan Jejen Musfah. 2005. Doa Ajaran Ilahi. Jakarta: Hikmah.

Misbah, Muqorrobin. 1997. Khasiat dan Faedah Zikir, Wirid dan Do’a. Pekalongan:
CV. Gunung Mas.
Munawir, Ahmad Warson, Al-Munawir. 2002. Kamus Arab-Indonesia. Surabaya:
Pustaka Progresif.

Namin, Nurhasanah. 2014. Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab Untuk Berdoa.


Jakarta: Niaga Swadaya.

S, Moh. Saifulloh Al-Aziz. 1998. Risalah Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: Terbit
Bintang.

Sambas, Syukriadi. 2003. Quantum Doa Agar Doa tidak Terhijab dan Mudah
Dikabulkan oleh Allah. Jakarta: Hikmah.

Anda mungkin juga menyukai